KONSTRUKSI SKALA HUMOR REMAJA BERDASARKAN VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGTHS (VIA-IS)

KONSTRUKSI SKALA HUMOR REMAJA BERDASARKAN VIRTUES
IN ACTION-INVENTORY OF STRENGTHS (VIA-IS)

SKRIPSI

Oleh :
Roselina Dwi Hormansyah
201210230311011

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

KONSTRUKSI SKALA HUMOR REMAJA BERDASARKAN VIRTUES
IN ACTION-INVENTORY OF STRENGTHS (VIA-IS)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi


Oleh :
Roselina Dwi Hormansyah
201210230311011

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

i

LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Skripsi

:Konstruksi Skala Humor Remaja Berdasarkan Virtues in
Action Inventory of Strengths (VIA-IS)

2. Nama Peserta

: Roselina Dwi Hormansyah


3. NIM

: 201210230311011

4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 18 Mei 2016 – 31 Mei 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 04 Agustus 2016
Dewan Penguji
Ketua Penguji


: Dr. Latipun, M. Kes

(

)

Anggota penguji

: 1. Ari Firmanto, S. Psi. M.Si

(

)

2. Dr. Diah Karmiyati, M.Si

(

)


3. Yuni Nurhamida, M.Si

(

)

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Dr. Latipun, M.Kes

Ari Firmanto,S.Psi. M.Si

Malang,

Agustus 2016

Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


Dra. Tri Dayakisni, M.Si

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Roselina Dwi Hormansyah

NIM

: 201210230311011

Fakultas / Jurusan

: Psikologi / Psikologi


Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul :
KonstruksiSkala Humor RemajaBerdasarkanVirtues In Action-Inventory Of Strengths (ViaIs).
1. Bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan
yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dan penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas
Royalti, apabila digunakan sebagai sumber pustaka

Malang,

Agustus 2016

Mengetahui
Ketua Program Studi

Yuni Nurhamida, S,Psi. M. Si


Yang menyatakan

Roselina Dwi Hormansyah

iii

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnyapeneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konstruksi Skala Humor
Remaja BerdasarkanVirtues In Action-Inventory Of Strengths (Via-Is)”.
Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan mengenai Pengembangan
Instrumen, Validitas dan Reliabilitas dan HumorRemaja. Selama proses penyusunan
skripsiini,penulis mendapat banyak bantuan, inspirasi dan motivasidari berbagai pihak, yaitu :
1. Bapak Dr. Latipun M.Kes dan Bapak Ari Firmanto S.Psi, M. Psi selaku pembimbing yang
selalu memberi arahan.
2. Ibu Diana Savitri M.Psi, selaku Dosen Wali kelas Psikologi A angkatan 2012.
3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Psikologi, Asisten Laboratorium Psikologi dan Staf Tata
Usaha Psikologiterimakasihbantuan dan bimbingannya selama ini.
4. Abah saya Antung Hormansyah dan Mama saya Rusnah sebagai motivator yang

takpernahlelahuntukselalu memberikan dukungan berupa doa, materi, nasehat dan kasih
sayang yang berlimpah.
5. Kepada sekolah SMAN 2 Tanjung terimakasih telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian dan Dinas Pendidikan Tanjung yang mempermudah alur perizinan penelitian
kami.
6. Buat Adik-adikku Nadya dan Dendy, Kakakku Indra juga semua keluarga terimakasih
untuk doa dan dukungannya.
7. Sahabat seperjuangan Psikologi Abangga punya sahabat seperti kalian, jaga terus
kekompakan dan silaturahmi kita.
8. Teman seperjuangan (Anis, Lisa, Wyni, Midah, Ka Winda, Ka Ami, Ka Mira, Ka Ida,Ka
Tuti, Ka Danti) seluruh keluarga PMKS, QPCC, Teman-teman Trainer & Co.Trainer dan
KM2 terimakasih atas waktunya selama ini.
9. Temen-temanku Marini, Hana, Ity, Ruel, Syifa, Akmal, Ovi, Umi, Nay, Desy, De Cindy,
dink Tyas, Dani, Uda, Rani, Rohmat dan Olly, Sophi, Nida, Imul, Sulchan juga Ardi
terimakasihataswaktudanpembelajarannya, tetapjadi yang terbaik.
10. Teman bimbingan Pak Latipun sekaligus Pak Ari, Ayu, Rena, Bimo, Elle, Ayya, Shinta,
Mumut, Ipin, Ity, Rini, Hana dan Nina makasih banyak atas semangatnya dan sukses
selalu.

iv


11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan, oleh
karenaitu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 28 Agustus 2016

Peneliti

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan …………......................................................................................... i
Surat Pernyataan ..........................................................................................………….... ii
Kata Pengantar …........................................................................................………........ iii

Daftar Isi ….................................................................................................………….... v
Daftar Tabel ……………………………………………............................………........ vi
Daftar Gambar ……………………………………………........................………........ vii
Daftar Lampiran ……………………………………………... ................... ………….... viii
ABSTRAK ……………………………………………..............................………….... ix
PENDAHULUAN ……………………………………………... ............... ………........ 1
Pengertian Karakter Humor ........................................................... ………….... 3
Efek positif yang ditimbulkan oleh humor ....................................………….... 4
Humor dengan perilaku Positif Lain ...............................................………….... 5
METODE PENELITIAN …………………………………………............ ………….... 6
Rancangan penelitian .....................................................................…………....
Subjek Penelitian ........................................................................... …………....
Instrumen Penelitian ...................................................................... ………........
Prosedur dan Analisa Data Penelitian ............................................…………....

6
6
6
7


HASIL PENELITIAN .......…………………………………………... ...... .………….... 9
Deskripsi Subjek ............................................................................ .………….... 9
Penentuan Validitas isi ................................................................... .………….... 10
Konsistensi Internal ....................................................................... .………….... 11
Penentuan Validitas Konstruk ....................................................... .………….... 11
Penentuan Validitas Berdasarkan Kriteria ..................................... .………….... 13
DISKUSI .......…………………………………………... ........................... .………….... 13
SIMPULAN DAN IMPLIKASI ………...…………………………….…....................... 14
REFERENSI ...…………………………………………... ......................... ..…………... 16
LAMPIRAN ..…………………………………………................................…………... 18

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi Usia Subjek ..........…………………………………...... ….…….... 10
Tabel 2. Instrumen HU-IN (Humor Instrument)……………………….......................... 10
Tabel 3. Instrumen HU-IN .............................................................................................. 11
Tabel 4. Exploratory Factor Analysis (EFA) ….……………….…….…...................... 12

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Penyusunan Instrumen .. ………………….…………….….................. 7

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Validitas dan Reliabilitas ....……………………………………................. 18
Lampiran 2 Entry data ............................……………………………………... …......... 24
Lampiran 3 Analisa Faktor .........................…………………………………................. 34
Blue Print ........................……………….…………………................……………........ 39

ix

KONSTRUKSI SKALA HUMOR REMAJA BERDASARKAN VIRTUES IN
ACTION-INVENTORY OF STRENGTHS (VIA-IS)
Roselina Dwi Hormansyah
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Roselina2004@gmail.com
Humor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting bagi individu untuk berinteraksi dengan
lingkungan, menjalin persahabatan dan persaudaraan. Pengembangan dan validasi instrumen
perlu dilakukan untuk mengidentifikasi humor dalam diri individu. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan dan melakukan validasi instrumen dalam mengukur humor
pada remaja menggunakan instrumen dari Virtues in Action-Inventory of Strength (VIA-IS).
Penyebaran Instrumen dilakukan kepada 300 remaja dengan menggunakan teknik sampling
kuota pada siswa SMAN 2 Tanjung Kalimantan Selatan. Dari pengujian tersebut terdapat 13
item yang lolos dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,805. Melalui hasil uji validitas konstrak
didapatkan nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) analisis faktor
eksploratory sebesar 0,877 dengan tingkat signifikan (sig) sebesar 0,000. Pada hasil uji
validitas konkuren didapatkan nilai korelasi antara Instrumen Virtues in Action-Inventory of
Strength (VIA-IS) dan Humor Instrumen (HU-IN) yaitu 0,609 yang memiliki tingkat
signifikansi pada 0,01.
Katakunci : Pengembangan, Validasi, Karakter humor, remaja
Humor in daily life is very important for individuals to interact with the environment,
friendship and brotherhood. Development and validation of the instrument needs to be done
to identify the humor within the individual. The aims of this research is to develop and
validate an instrument to measure the humor on teenagers using the instrument of Virtues in
Action - Inventory of Strengths (VIA-IS). Deployment of the instruments conducted 300
teenagers using a quota sampling technique at SMAN 2 Tanjung South Kalimantan. From
these tests, there were 13 items that qualify with Cronbach's Alpha score is 0.805. Through
the result of construct validity test obtained the score Kaiser-Mayer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy (KMO) exploratory factor analysis is 0.877 with a significant (sig) level
is 0.000. In the result of the concurrent validity test obtained the correlation score between
Virtues in Action - Inventory of Strengths (VIA-IS) and Humor instrument (HU-IN) is 0.609
which has significant in the level of 0.01.
Keywords: Development, Validation, Humor Character, Teenager.

1

Banyaknya kegiatan yang dilakukan remaja seperti sekolah, Organisasi, ekstrakulikuler, dan
les tentunya menjadi kegiatan yang sangat padat. Hal tersebut jika menjadi tekanan maka
stres tidak dapat dihindari dan pasti dilalui pada masa remaja. Seperti kondisi sulit
menyesuaikan diri, mudah mengalami konflik, merasa bingung, tidak menentu dan cemas,
baik pada lingkungan fisik maupun sosial dapat mengakibatkan titik jenuh pada diri remaja
sehingga perlu dorongan dan keseimbangan melalui sesuatu yang menyenangkan
Kesibukan dalam berbagai aktifitas dan rutinitas tidak lah dapat dihindari remaja sebagai
seorang anak berbakti pada orangtua yang mampu berfikir dan menjalankan tanggung jawab
atas keputusannya. Remaja akanmenilai subjektif terhadap dimensi kehidupan, seperti
lingkungan sekitar, kondisi fisik, ikatan sosial, dan kondisi psikologis yang jika dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan kualitas hidup. Menurut Sadli (2010), kegiatan yang
melibatkan seluruh anggota badan baik itu fisik ataupun psikologis membuat seseorang akan
mudah merasa jenuh terhadap kegiatan-kegiatan tersebut sehingga dibutuhkan humor sebagai
hiburan atau dorongan.
Tak sedikit dari remaja berusaha membuktikan dengan prestasi yang membanggakan.
Sehingga selain mengalami kebingungan terhadap masalah tersebut remaja juga berusaha
menemukan kemampuan positif dalam dirinya seperti pengambilan keputusan, tanggung
jawab, berinteraksi baik dengan orang sekitarnya serta mencoba untuk memahami oranglain
dan menangani keinginan oranglain meskipun bertentangan dengan keinginannya.
Kemampuan seseorang dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah kehidupan tentunya
berbeda-beda. Pada faktanya humor juga menunjukan hubungan yang signifikan dari
kekuatan karakter dalam kepercayaan diri dan efikasi diri yang tentu dapat membantu remaja
dalam pencapaian kualitas diri (Linley dan Herrington, 2006). Seorang remaja yang mampu
membangkitkan cita rasa humor yang ada dalam dirinya dapat membantunya mencari banyak
teman dan membuat orang-orang disekitarnya tertawa. Menurut Darmansyah (2011) melalui
humor seseorang akan menunjukan kemampuan, sifat, sikap, meliputi inteligensi, kesadaran
diri, kreativitas, kebebasan, tanggung jawab dan merupakan kualitas yang dimiliki individu
sehingga akan mempengaruhi tingkat kebermaknaan hidupnya. Sebuah candaan juga
merupakan cara yang baik untuk memulai suatu topik dan dapat menghilangkan permusuhan,
memberikan kesenangan (fun) dan kebahagiaan (happiness) baik untuk pembuat humor dan
untuk pendengar humor. Sehingga kesenangan tidak hanya dirasakan sendiri melainkan juga
dapat dirasakan dan dibagikan kepada oranglain.
Setiap orang tentu memiliki karakter yang berbeda-beda. Kemampuan yang ada dalam diri
akan sangat membantu jika terus dikembangkan. Pada masa remaja humor akan memudahkan
untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sebagai bentuk penerimaan diri dalam
lingkup dan pergaulan sosial. Menurut Fitriani dan Hidayah(2012)humor dengan fungsinya
yang sangat penting dalam diri seseorang merupakan suatu bentuk kekuatan untuk
membebaskan diri dari banyak rintangan dan pembatasan dalam kehidupan sehari-hari.
Humor dapat melepas individu dari berbagai tuntutan yang dialami dan dapat
membebaskannya dari perasaan infioritas sehingga seseorang tidak akan mudah tertekan
dengan banyaknya tuntutan hidup tersebut.
Humor tidak hanya meliputi kebutuhan untuk tertawa, tetapi lebih pada bagaimana seseorang
menunjukan bahwa dirinya terlihat menjadi sesuatu yang berbeda dari biasanya, dan
membuat tertawa menjadi kebiasaan dalam rutinitas sehari-hari,maka orang yang memiliki
citarasa humor akan menganggap kesedihan bukan suatu beban dan mengungkapkannya
dengan cara menggembirakan. Sehingga hal-hal yang mungkin dianggap orang lain adalah

2

kesedihan ataupun menjadi stressor akan direspon berbeda oleh seseorang yang memiliki
citarasa humor.
Humor manjadi salah satu topik penting dalam psikologi positif, dalam penelitian di luar
negeri banyak yang berkaitan dengan humor yang ditemukan bahwa humor memiliki
hubungan dengan fisiologis dan psikologi well-being (Liu, 2012). Jika instrumen mengenai
humor ini dikembangkan maka dapat bermanfaat khususnya dibidang psikologi dan untuk
remaja. sejauh mana humor mampu mendorong dan membangkitkan semangat remaja untuk
mencapai kualitas diri dengan menggali potensi yang ada dalam diri mereka dan
mengembangkan kemampuan yang telah ada. Wardani (2012) menjelaskan bahwa remaja
selayaknya memiliki makna hidup dan perjuangan yang tinggi, selalu optimis, penuh
semangat, memiliki tujuan hidup, memiliki aktivitas positif, fleksibel, bermental kuat dan
mampu berbagi kebahagiaan serta cinta kasih dengan orang lain.
Di Indonesia sendiri belum banyak instrumen mengenai humor meskipun telah banyak
penelitian yang menggali humor secara ilmiah, namun jika dilihat perkembangan negara lain
cukup banyak instrumen yang telah digunakan serta penelitian yang dilakukan terhadap
humor, bagaimana penggunaannya serta pengaruhnya baik terhadap diri sendiri, sosial dan
dalam pembelajaran. Menurut Darmansyah (2011) penggunaan humor yang mempangaruhi
diri akan membantu menyehatkan jasmani. Kesehatan jasmani tentu akan membantu remaja
untuk melakukan aktivitas dan rutinitasnya.
Alat ukur terhadap humor ini telah ada dan banyak dibuat oleh ilmuan luar negeri namun
masih menggunakan bahasa dan budaya mereka maka belum tentu valid jika digunakan di
indonesia, sehingga perlu adanya pengembangan instrumen dan penelitian yang disesuaikan
dengan penggunaan bahasa dan budaya di indonesia. Pentingnya pengembangan instrumen
yang telah di rancang akan dapat membantu penilaian terhadap berfungsinya instrumen
humor. Pengembangan instrumen yang telah ada akan mampu mengungkap hal yang
diinginkan melalui uji validitas dan reliabilitas.
Hasil pengembangan instrumen yang telah dirancang dan dibuat hendaknya dapat digunakan
dan dilakukan dalam upaya praktik psikologi terutama untuk remaja. Dalam bidang sosial
juga pendidikan mampu mengetahui bagaimana remaja dapat berinteraksi dengan baik
kepada orang-orang sekitarnya, mampu membangkitkan kepercayaan diri dan menghindari
permusahan melalui humor, serta menjadi sumber masukan dan bahan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan instrumen baru yaitu Humor Instrument(HU-IN) dan melakukan validasi
instrumen dalam mengukur humor pada remaja menggunakan instrumen pembanding yaitu
instrumen mengenai humor dari Virtues in Action-Inventory of Strength(VIA-IS).
Instrumen yang digunakan merupakan instrumen pengembangan yang akan dilakukan uji
coba dan menggunakan instrumenyang telah ada sebagai pembanding, yaitu Instrumen humor
berdasarkan Virtues in Action-Inventory of Strengths (VIA-IS)oleh Seligman dan Peterson
(2004), yang menggunakan bahasa inggrisdan kemudian diterjemahkan menggunakan bahasa
Indonesia.Termasuk dalam Instrumen VIA-IS mengenai kekuatan karakter terdapat 240 item
mewakili 24 aspekyang mengukur karakter pada orang dewasa dan didalamnya terdiri atas10
item yang mewakili karakter humor. Kemudian instrumen pengembangan ini dilakukan
dengan uji validitas dan reliabilitas sehingga diharapkan nantinya akan berguna untuk
mengukur humor dalam diri seseorang. Adapun kelemahan pada instrumen VIA-IS adalah
mengenai susunan 240 item yang letaknya tidak sistematis berdasarkan dengan karakternya
masing-masing, sehingga kesulitannya terdapat pada saat melakukan penilaian.

3

Instrumen pembanding dalam penelitian ini adalah instrumen Virtues in Action-Inventory of
Strenght (VIA-IS) mengenai humor. Adapun beberapa instrumen adaptasi terdahulu yang
sering digunakan dalam penelitian terhadap humor yaitu skala Humor Styles Questionnaire
(HSQ), yang terdiri dari 32 item dengan mengukur empat fungsi dari humor yaitu selfenhanching, aggressive, affiliative, dan self-defeating melalui pernyataan setuju dan tidak
setuju dengan rentang 1-7. alpha coefficients dari 0,77-0,81 dan construct validity: correlates
0,22-0,33. Selanjutnya dalam penelitian Hasanat dan Subandi (1998) mengukur kepekaan
humor dengan membuat skala yang berisi gambar humor berdasarkan teori The Conformist
Sense yaitu tingkat apresiasi terhadap materi-materi humor, yang kemudian dilakukan
pembakuan terhadap skala ini menjadi Skala Kepekaan Humor. Selain itu ada beberapa
instrumen penelitian terdahulu yang juga mengukur humor seperti Situational Humor
Response Questionnaire (SHRQ) dengan 21 item yang mengukur frekuensi seseorang
tersenyum dan tertawa dalam keadaan waspada dengan alpha coefficients dari 0,70-0,85 dan
construct validity: correlates 0,30-0,62 dan Instrumen Humorous Behavior Q-Sort Deck
dengan 100 pernyataan memiliki alpha coefficients dari 0,61-0,71 dan construct validity:
various correlations with scale of the California Psychological Inventory (CPI), MayersBriggs Type Indicator (MBTI), Big Five Inventory (BFI), (Seligman dan Peterson, 2004).
Pengembangan instrumen barudirancang dan dibuat dengan acuan kepada kajian ilmiah yang
berdasarkan VIA-IS dan sebagian merupakan hasil pengembangan baru. Instrumen mengenai
humor telah banyak dibuat dan digunakan di luar negeri sehingga peneliti tertarik untuk
mengembangkannya di Indonesia dengan bahasa yang telah disesuaikan melalui subjek
pilihan yaitu remaja.
Pengertian Karakter Humor
Humor merupakan kata yang berasal dari umor yaitu you-moors berarti cairan-mengalir
(Hartanti, 2008). Hal ini menyatakan bahwa humor dapat mencairkan suasana yang beku oleh
seseorang yang menciptakan humor dengan kemampuannya. Sehingga humor mengalir
begitu saja dan mampu menghasilkan sikap yang menyenangkan, ramah-tamah, baik hati dan
sopan santun (Kartono, 2011). Adapun tujuan seseorang melakukan humor adalah untuk
berkomunikasi dengan baik pada orang sekitarnya, baik untuk memulai suatu percakapan
ataupun untuk mengurangi ketegangan.
Humor merupakan kesenian atau kreatifitas yang membuat orang lain tertawa juga terhibur.
Humor sebagai sesuatu yang menghibur berupa hal jenaka, lucu dan juga dapat berupa
omong kosong, sindiran, ejekan, ataupun kata-kata ironi dalam pengungkapannya yang
membutuhkan kognitif-afektif dari situasi apakah pendengar humor merasa simpati dan
terhibur dengan apa yang diungkapkan (Seligman dan Peterson, 2004).
Karakter humor seseorang akan ditunjukan melalui sikap yang memperlihatkan perbedaannya
dengan orang lain yang menandakan kualitas diri. Sikap merupakan sesuatu yang umum
namun juga asli terbentuk melalui pengaturan didalam hidupnya oleh lingkungan. Sehingga
seseorang dengan karakter humor yang dikembangkan dalam dirinya akan memiliki banyak
kemampuan seperti yang dijelaskan oleh (Hughes, 2008) bahwa seseorang yang memiliki
kepekaan humor merupakan kemampuan setiap orang yang telah ada dalam diri mengetahui
bagaimana cara mempersepsikan, mengekspresikan dan menikmati humor.
Dengan adanya karakter humor dalam diri remaja, hal tersebut mampu menciptakan
persahabatan, kekeluargaan yang harmonis dan tentu diharapkan oleh setiap orang, baik oleh
keluarga, teman, dan tetangga sehingga mampu saling menjalin kehidupan dengan baik.

4

Seseorang jika memiliki kepekaan humor yang tinggi, akan lebih ceria, lebih termotivasi dan
memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi (Zulkarnain dan Novliadi, 2009). Terdapat
beberapa aspek humor yang meliputi: (1) Aspek kognitif yaitu melibatkan persepsi
inkongruenitas atau paradoks dalam konteks “bermain-main” atau bercanda. Humor
merupakan pengenalan terhadap candaan yang mampu dinikmati, merupakan kreasi dari
seseorang yang tidak sama dengan orang lain. (2) Aspek emosional yaitu berupa kesenangan
dan kebahagiaan.Kebanyakan orang menyukai seseorang yang humoris, mereka menganggap
hal tersebut adalah hiburan, keceriaan, kebahagiaan dan merupakan sesuatu yang menarik. (3)
Aspek perilaku, yaitu tertawa yang melibatkan pola pernapasan-suara-perilaku tertentu yang
berhubungan dengan faktor psikofisiologis. Humor adalah sifat dari sesuatu atau suatu
kondisi yang kompleks yang dapat menimbulkan keinginan untuk tertawa. Namun, juga
bukan semata-mata hanya membuat diri dan oranglain tertawa dengan hal yang berupa
lelucon ataupun hal konyol, namun humor merupakan suatu cara untuk melihat dunia,
bagaimana seseorang bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungannya. (4) Aspek sosial yaitu
merupakan komunikasi interpersonal dan ketertarikan. Seseorang dengan karakter humor
yang menghargai humor dan penyuka humor akan mampu menghadapi masalah sosial karena
mereka memiliki hubungan interpersonal yang hangat dan penuh semangat (Febriana, 2014).
Tentunya dalam hal ini remaja memiliki kemampuan dalam mengungkapkan humor dengan
membaca kondisi sekitarnya dan pengenalan humor juga dapat dilihat disetiap budaya yang
berbeda
Karakter humor seseorang dapat digunakan untuk mengatasi krisis dalam hidup, yakni
sebagai perlindungan terhadap perubahan dan ketidaktentuan oleh karena itu humor akan
menghasilkan emosi ketika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan dan reaksi
emosi itu membawa kesenangan atau kebahagiaan (Jones, 2010). Humor juga dapat
digunakan menjadi suatu teknik untuk mengurangi kecemasan dan stres yang memberikan
efek langsung pada kualitas hidup dan kesehatan mental yang berasal dari mood positif
seseorang karena saat seseorang tertawa dia akan melibatkan ekspresi wajah, badan serta
intonasi pada cara bicara.
Dapat disimpulkan humor merupakan suatu kreativitas atau kemampuan bereaksi dan
berinteraksi dengan suatu candaan yang menyenangkan. Melalui humor seseorang dapat
memulai percakapan sehingga akan mengalir dengan sendirinya, yang mampu membuat
suasana menegangkan menjadi suasana penuh tawa. Sehingga kesedihan dan kesulitan yang
dialami dapat berkurang. Karakter humor yang dikembangkan dapat meningkatkan kualitas
diri melalui kemampuan percaya diri, ramah, dan sopan santun.
Efek positif yang ditimbulkan oleh humor
Humor yang menghasilkan tawa dapat muncul saat kita memiliki kedekatan fisik dengan
oranglain, orientasi saat berhadapan, saling menatap bahkan pengaruh kesamaan budaya.
Seorang remaja tentu ingin memiliki teman dan sahabat yang banyak disekelilingnya, maka
karakter humor jika dikembangkan akan sangat membantu. Ada beberapa hal yang dianggap
seseorang dapat dikatakan sebagai candaan namun juga dapat dikatakan tidak normal pada
situasi tertentu. Adanya persoalan-persoalan yang sensitif pada sosial akan memacu
kemunikasi dan konflik sehingga humor akan menetralisir dengan baik.
Humor memiliki efek yang terbagi menjadi empat, yaitu efek Psikologis (Psychological
effects) yaitu humor memiliki kapasitas dalam memasuki mood seseorang dan membantu
untuk mengurangi suatu masalah juga memiliki kontribusi mengurangi penyakit mental
(Colom, G. G., Cristina, T. A. C. T., Osuna, J. Z., 2011). Seseorang yang memiliki kebiasaan

5

menggunakan humor akan jarang mendapat pengalaman terhadap gejala depresi, kecemasan
dan sikap negatif serta membantu meningkatkan kepercayaan diri juga lebih bersikap
positif.Efek Fisiologis (Physiological effects) yaitu seseorang dengan humor akan terus
tertawa sehingga merasa senang dan bahagia, mereka akan lebih optimis untuk menjalani
hidup dan dapat melakukan aktifitas dengan menggunakan seluruh kemampuan fisiknya. efek
pada produktif (Effects on productivity) Yaitu kenyamanan sangat dibutuhkan saat seseorang
ingin menciptakan humor yaitu berupa motivasi internal melalui suatu aktivitas lucu. Setiap
orang akan merespon berbeda terhadap stres sehingga memungkinkan untuk menampilkan
emosi negatif yang dapat berujung pada distres. Humor akan menghasilkan emosi positif
seperti empati, cinta. Harapan, persepsi positif, memiliki alternatif penyelesaian masalah,
santai dan bahagia. Efek Interpersonal (Interpersonal effects) Yaitu humor dapat membantu
seseorang untuk mengikat individu atau kelompok yang disukai namun juga dapat
menjauhkan seseorang dari individu atau kelompok tersebut. Bagaimana kita tertawa, dimana
dan dengan siapa atau cara kita melihat oranglain tertawa. Sehingga kita akan mengetahui
bagaimana tanggapan orang sekitar kita mengenai humor yang kita buat. Maka kita dapat
melihat secara rinci, bahwa humor memberikan respon emosi yang positif dan diketahui
menjadi salah satu indikator pada kesehatan mental yang dapat diasumsikan bahwa seorang
remaja yang memiliki kepekaan terhadap humor dengan baik dapat terhindar dari dtekanan
sebab remaja tersebut mampu mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih sehat.
Hasanat dan Subandi (1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa kemampuan untuk
melihat humor adalah salah satu upaya untuk dapat mengatasi krisis dalam hidup,
perlindungan terhadap perubahan dan ketidaktentuan serta rasa tidak berdaya. Humor dapat
menghasilkan gairah baru terhadap kehidupan, perasaan yang selalu senang dan selera humor
yang cukup mampu meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan dan mempertahankan
hubungan baik dalam sosial.
Remaja dengan segala keinginannya untuk hidup optimis, penuh gairah, mempunyai tujuan
hidup tertentu, punya aktivitas positif, fleksibel, bermental kuat, dan mampu berbagi cinta
kasih akan menemukan karakter humor dalam dirinya yang mampu membantu hidupnya
menjadi lebih bermakna, untuk diri sendiri ataupun untuk lingkungan (Wardani, 2012).
Sehingga humor menjadi salah satu karakter seseorang yang mampu mendorong untuk
mencapai hal tersebut.
Humor dengan Perilaku Positif lain
Seseorang yang memiliki rasa humor berarti memiliki kecerdasan emosional (EQ) karena
humor termasuk salah satu ketrampilan sosial yang paling penting, dan merupakan bakat
yang tidak dimiliki semua orang dan dapat membantu dalam interaksi sosial serta
memudahkan dalam mengatasi berbagai masalah (Darmasyah, 2010). Seseorang yang
memiliki rasa humor tinggi terlihat lebih termotivasi, lebih ceria, dan percaya diri,
berpengaruh pada hubungan sosial juga dapat meningkatkan kesehatan.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa tersenyum dan tertawa selama satu menit sama dengan
45 menit olahraga yang mengeluarkan keringat. Bahkan jika dilakukan selama 20 detik
efeknya sama seperti 3 menit mendayung atau jogging pada kerja jantung. Sekitar 80 otot
digunakan ketika kita tertawa. Getaran yang dihasilkan membuat jantung berdegup lebih
kencang, tekanan darah naik dan tingkat oksigen dalam darah yang dihasilkan naik
bersamaan dengan akselerasi pernafasan (Rini, 2009).
Seseorang yang memiliki rasa humor mencirikan kepribadian yang menarik, mudah
berkomunikasi, bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain dan dapat memainkan

6

peranan penting yang istimewa dalam perkembangan sosial seseorang. Seseorang yang
humoris (memiliki rasa humor tinggi) akan membuat orang lain merasa nyaman dan mampu
mengemas kemarahan dengan bahasa humor yang cerdas sehingga mampu memasuki dunia
orang lain serta mampu menerima keadaan dengan segala situasi (Darmasyah, 2010).
Sebelumnya terdapat banyak penelitian yang menghubungkan variabel humor dengan
variabel lain yang memiliki pengaruh positif, seperti: “Pengaruh sense of humor terhadap
kualitas hidup pada lansia pensiunan di kota malang” oleh Handini hardianti yang
menjelaskan bahwa hasil dari penelitian ini adalah, Variabel sense of humormemiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas hidup, artinya bahwa semakin tinggi sense
of humor seseorang akan meningkatkan kualitas hidupnya. Usia tidak memiliki hubungan
yang signifikan dengan skor sense of humor, artinya bahwa meskipun usia lanjut sense of
humor-nya belum tentu menurun. Sedangkan pada kualitas hidup, sifatnya sangat subjektif,
tergantung dari perspektif lansia tersebut dalam memandang hidupnya. Dari data demografis
yang diteliti, tingkat pendidikan dan jenis pensiunan non-PNS yang menunjukkan adanya
perbedaan kualitas hidup. Sedangkan padasense of humor tidak ditemukan adanya perbedaan
berdasarkan data demografis.
Adapun contoh lain yaitu “Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of Humor) dengan
Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Akhir (Mahasiswa), ditemukan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara sense ofhumor dengan kebermaknaan hidup pada remaja
akhir (mahasiswa). Semakin tinggi sense ofhumor maka akan semakin tinggi tingkat
kebermaknaan hidup, demikian pula sebaliknya. Hal inimenyatakanbahwa hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini diterima(Wardani, 2012).

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, untuk melakukan
pengembangan dan untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas serta kualitas dari item.
Kemudian instrumen Virtues in Action-Inventory of Strength (VIA-IS) sebagai instrumen
pembanding yang berfokus pada topik humor.
Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 2 Tanjung Kalimantan Selatan dengan jumlah 300 remaja
dan Try Out dilaksanakan di Kota Malang dengan jumlah 30 remaja. Subjek penelitian
berusia 14-18 tahun.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik kuota sampling yaitu teknik menentukan
sampel melalui populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu atau pilihan, hingga jumlah kuota
yang diinginkan. Dari hal tersebut maka sampel harus memenuhi seberapa banyak kuota yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2012). Oleh karena itu subjek penelitian yang dipilih sebagai
responden adalah, remaja berjumlah 300 orang yang berusia 14 tahun sampai 18 tahun.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen, yang pertama adalah VIA-IS terdiri dari 10item
mengenai humor yang merupakan instrumen pembanding dan telah diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia. Kemudian dilakukan pengembangan instrumen baru yang diberi nama

7

Humor Instrumen (HU-IN) dengan jumlah 13 item. Instrumen ini dibuat dengan
menggunakan skala likert yakni dengan pilihan, Sangat setuju, Setuju, Tidak setuju,
Sangat tidak setuju. Pernyataan tersebut akan memperoleh nilai sebagai berikut, untuk
pernyataan item yang favorable maka pada pernyataan sangat setuju bernilai 4, setuju bernilai
3, tidak setuju bernilai 2 dan sangat tidak setuju bernilai 1. Berlaku sebaliknya untuk
pernyataan unfavorable dengan rentang 0-17 kategori rendah, rentang 18-35 kategori sedang
dan rentang 36-52 kategori tinggi. Sehingga semakin tinggi nilai yang didapat dalam
penjumlahan setiap item maka dapat diketahui humor yang dimiliki tinggi, dan semakin
rendah nilai penjumlahan setiap item maka rendah pula humor yang dimiliki.

Prosedur dan Analisa Data Penelitian
Dalam melakukan pengembangan terhadap suatu alat ukur khususnya alat ukur psikologi.
Selain dikembangkan, sebuah alat ukur akan dilakukan pengujian validitas atau validasi.
Dengan tujuan nantinya alat ukur tersebut akan mampu mengukur apa yang seharusnya ingin
diukur (Azwar, 2013). Berdasarkan hasil tersebut akan diperoleh kesimpulan gugur atau
tidaknya sebuah item. Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menguji keefektifan suatu instrumen (Sugiyono, 2012).
Menyusun
Konsep

Menentukan
model
instrumen

Menyusun
Pernyataan

Penilaian
Panelis

Penyebaran
Instrumen

Validasi
Instrumen

Uji Coba
Instrumen

Perbaikan
Instrumen

Pengolahan
Data

Hasil Akhir

Gambar 1. Alur Penyusunan Instrumen
Ada beberapa langkah yang dilaksanakan yaitu persiapan dengan mengetahui permasalahan
yang dilanjutkan dengan menyusun konsep kemudian menentukan model instrumen. Tahap
selanjutnya manyusun pernyataan atau item yang kemudian dilakukan penilaian oleh panelis
sehingga beberapa item yang ditemukan tidak sesuai dapat dilakukan perbaikan. Tahap uji
coba yang dilanjutkan dengan melakukan validasi akan mereduksi item yang tidak valid dan
dilanjutkan dengan penyebaran instrumen, pengolahan data dan pemaparan hasil.
Selain pengujian validitas, nilai reliabilitas juga diperhatikan. Reliabilitas ditentukan pada
konsistensi pengukuran, yakni bagaimana skor tes ataupun hasil penilaian yang lain tetap dari
satu pengukuran kepengukuran lain. Hasil penelitian yang konsisten dan sempurna tidak
mungkin dapat diperoleh pada saat penelitian, akan ada banyak faktor yang mempengaruhi

8

hasil tersebut (Azwar, 2013). Suatu penilaian jika dilakukan pada individu ataupun kelompok
yang sama dua kali secara berurutan maka beberapa variasi skor dapat terjadi karena faktor
memori sesaat, perhatian usaha kelelahan, ketegangan emosional, tebak-tebakan dan
sejenisnya. Sebaliknya jika dilaksanakan dalam kurun waktu yang lama antara tes pertama
dan kedua variasi skor dapat disebabkan oleh pengaruh pengalaman belajar, perubahan
kesehatan, lupa atau hal lainnya atau tipe penilaian yang dilakukan berbeda (Azwar, 2013).
Selanjutnya adalah menentukan model skala. Skala yang digunakan peneliti adalah skala
berjenis Likert yang didalamnya terdapat empat pilihan yaitu : sangat setuju, setuju, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Untuk item yang favorable jika subjek menjawab sangat setuju
maka nilainya 4, setuju nilainya 3, tidak setuju nilainya 2 dan sangat tidak setuju nilainya 1.
Sedangkan untuk Unfavorable adalah sebaliknya yaitu sangat setuju nilainya 1, setuju
nilainya 2, tidak setuju nilainya 3 dan sangat tidak setuju nilainya 4. Alasan peneliti memilih
jenis likert adalah karena instrumen yang dibuat ini mampu mengukur sikap dan pendapat
seseorang melalui pilihan dari yang sangat positif hingga sangat negatif yang kemudian dapat
di analisis kuantitatif dengan memberi skor pada pilihan jawaban. Hal ini dijelaskan dalam
(Sugiyono, 2012) Skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok terhadap fenomena sosial, yang telah ditetapkan dan disebut
sebagai variabel penelitian.
Kemudian melalui literatur yang didalamnya terdapat pengertian teori maka dibentuklah
keterangan sebagai berikut, terdapat empat faktor atau aspek yang didalamnya terdiri dari
jumlah item yang berbeda-beda, pada faktor pertama terdapat dua item favorable dan dua
item unfavorable. Pada aspek kedua terdapat delapan item favorable dan enam item
unfavorable, aspek ketiga terdapat lima item favorable dan satu item unfavorable dan pada
aspek keempat terdapat lima item favorable. Dimana jumlah keseluruhan item favorable
adalah 20 dan 9 item unfavorable.
Selanjutnya pengambilan data tahap satu atau disebut juga Try Out dengan melakukan uji
keterbacaan item. Pengujian yang pertama menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu
item yang telah dibuat dibaca oleh Panelis atau disebut juga dengan menggunakan peserta
melalui diskusi panel, yang dilanjutkan dengan revisi atau perbaikan berdasarkan saran dan
hasil diskusi. Kemudian dilakukan metode penelitian kuantitatif dengan uji Internal
Consistency yaitu untuk melakukan seleksi terhadap item atau disebut juga dengan reduksi
itemmelalui penyebaran instrumen pada 30 subjek remaja yang diisi secara lengkap.
Instrumen yang baik harus merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang
valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal atau rasional
(teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, maka kreterianya ada dalam instrumen itu
berdasarkan teori yang relevan (Sugiyono, 2012).
Kemudian pada tahap selanjutnya adalah uji Content Validity yaitu untuk merakit kembali
pernyataan yang telah direduksi untuk sebaran item, Yang dilanjutkan dengan penelitian
terhadap 300 subjek melalui uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui seberapa besar instrumen
memiliki konsestensi dalam penyebarannya. Setelah dilakukan uji reliabilitas maka
dilanjutkan dengan uji Analisa Faktor menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA)
yaitu untuk menguji seberapa besar kekuatan item mampu membentuk faktor.
Selanjutnyamelakukan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) yaitu untuk menguji
kekuatan faktor dalam mengukur variabel, menguji kesesuaian dengan hasil Try Out dan
menguji kesesuaian dengan konsep yang telah dirancang peneliti. Pengujian CFA pertama
menggunakan Principal Component(PCA) yaitu dengan menggunakan asumsi data

9

sebenarnya, yang dilanjutkan pengujian kedua menggunakan Maximum Likelihood(MLA)
yaitu untuk menguji kemungkinan item yang telah dibuat berada pada faktor tertentu.
Kemudian mengukur variabel data yang dianalisa dengan melakukan komposit atau
penjumlahan pada tiap item sesuai jawaban subjek.
Analisa ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) data
tahap awal dilakukan dengan menguji Internal Consistency yaitu bagaimana item dapat
memiliki kemampuan dalam membedakan jawaban objek kemudian bertujuan menyeleksi
atau mereduksi item dengan parameter daya pembeda dapat diterima jika ≥ 0,3. Pada tahap
ini setelah dilakukan analisis maka item yang lolos hingga tahap akhir ada 13 butir, hal ini
dapat dilihat dari nilai Corrected Item Total Correlation ≥ 0,3 maka item lolos dengan
Cronbach’s alpha ≥ 0.7 yang menyatakan bahwa item memiliki reliabilitas tinggi.
Selanjutnya analisis tahap 2 dengan teknik analisa faktor jenis Exploratory Factor Analysis
(EFA), dengan melihat nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMOMSA) yang mampu menjadi kesesuaian analisis faktor dengan nilai ≥ 0,5. Selanjutnya
melihat nilai dari Anti-Image Correlation untuk mengetahui seberapa besar item mampu
membentuk faktor dengan nilai ≥ 0,5. Kemudian dilihat pada Component Matrix untuk
mengetahui banyaknya faktor yang terbentuk serta melihat item mana saja yang mampu
membentuk faktor. Dilanjutkan dengan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis
terakhir yaitu menggunakan Concurrent Validity yaitu untuk melihat korelasi antara
Instrumen pengembangan dan Instrumen pembanding Virtues in Action-Inventory of Strength
(VIA-IS).

HASIL PENELITIAN
Dalam pengembangan item dilakukan berdasarkan konsep atau pengertian humor oleh
Seligman dan Peterson (2004). Pengujian menggunakan tiga kategori uji validitas, yang
pertama content validity yaitu menyusun item yang dilanjutkan dengan melakukan
konsestensi internal (internal consistency), kedua melakukan validitas konstrak (construct
validity) menggunakan analisa faktor yaitu uji Exploratory Factor Analysis (EFA) dan
Confirmatory Factor Analysis (CFA) yaitu seberapa besar item mampu membentuk variabel.
Tahap terakhir yaitu validitas berdasarkan kriteria (Criterion-Related Validity) menggunakan
jenis validitas konkuren.
Instrumen yang dikembangkan diberi nama Humor Instrument (HU-IN). Instrumen ini terdiri
dari 29 item yang kemudian setelah dilakukan try out pada pengujian pertama menghasilkan
16 item yang valid dengan nilai 0,232-0,667. Kemudian dilakukan lagi hingga semua item
valid yang menghasilkan 13 item dengan nilai Corrected Item-Total Corelation berkisar dari
0,334-0,680 dan nilai Cronbach’s Alfa 0,865. Pengembangan Instrumen menganai humor ini
ini dapat mengetahui bahwa humor merupakan salah satu kekuatan karakter yang ada dalam
diri setiap orang dan untuk instrumen ini khususnya pada remaja.
Deskripsi Subjek
Responden dalam penelitian ini berjumlah 300 remaja, Siswa siswi SMAN 2 Tanjung yang
berada pada daerah Tanjung kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan selatan. Hasil

10

penelitian mengenai konstruksi skala humor remaja dalam virtues in action-inventory
strenght (VIA-IS) dengan usia 14-18 tahun dan jumlah subjek diketahui bahwa jenis kelamin
perempuan sebanyak 144 dan laki-laki sebanyak 156 sehingga jumlah keseluruhan adalah
300 subjek.

Tabel 1. Deskripsi Subjek
Karakteristik
Jumlah
Usia
49
14-15
251
16-18
Jenis Kelamin
156
Laki-laki
144
Perempuan
Berdasarkan tabel satu, dapat diketahui dari 300 responden, 49 remaja yang berusia 14-15
tahun dan 251 remaja responden usia 16-18 tahun.
Penentuan Validitas Isi (Content Validity)
Uji Validitas isi dengan membentuk pernyataan menggunakan kajian teoritik, yaitu
berdasarkan teori humor, definisi dan juga melihat dari aspek-aspek yang ada dan
dikembangkan melalui instrumen VIA-IS. Humor Instrumen (HU-IN)melalui pengembangan
dibentuk 29 item yang akan digunakan pada saat uji coba.
Tabel 2. Instrumen HU-IN (Humor Instrument)
No

Pernyataan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Teman-teman saya mengatakan kalau candaan saya tidak menghibur
Gaya saya sudah menjadi bahan tawaan
Saya tidak bisa berfikir untuk membuat cerita yang lucu
Saya menghindari hal lucu yang ada disekitar
Saya merasa tidak nyaman dengan candaan orang lain
Saya dikenal karena selera bercanda saya
Saya tidak membiarkan suasana menyedihkan menghilangkan candaan saya
Saya suka menonton dan mendengarkan acara komedi
Agar orang lain dapat terbuka terhadap saya, saya memulainya dengan candaan
Saya tidak suka sesuatu yang lucu
Saya menghargai orang yang mengeluarkan candaan
Hal lucu membantu saya mengatasi kesulitan
Saya menjadi percaya diri saat mengeluarkan candaan
Orang-orang mendekati saya saat saya melontarkan sesuatu yang lucu
Saya memikirkan hal lucu untuk menghibur saya

11

16
Saat saya bercanda, saya tidak di kritisi
17
Saya memperhatikan situasi saat ingin mengeluarkan candaan
18
Cara saya mendapatkan teman baru adalah memulainya dengan candaan
19
Saat menegangkan di dalam kelas saya seringkali mengeluarkan candaan
20
Saat ingin mengeluarkan candaan saya memperhatikan sekitar saya
21
Kemampuan saya adalah membuat cerita lucu
22
Saya percaya diri membuat oranglain tertawa
23
Saya dapat mengatasi ketegangan dengan hal lucu
24
Saya membuat hal lucu jika ada teman saya yang sedang marah
25
Saya dijauhi saat mengatakan candaan mengenai diri/keadaan teman saya
26
Saya menjauh saat orang lain bercerita hal lucu
27
Candaan saya tidak menyinggung ataupun menyakiti
28
Saya membuat hal lucu untuk menggoda orang lain
29
Saya menirukan sesuatu sebagai bahan candaan
Konsistensi Internal (Internal Consestency)
Uji Validitas isi dengan membentuk pernyataan yang kemudian dilakukan pengujian validitas
dan reliabilitas. Berdasarkan pengujianTry Outtersebut maka terdapat beberapa item yang
kemudian di reduksi :
Tabel 3. Instrumen HU-IN
No
Item 1
Item 2

Pernyataan

Saya tidak bisa berfikir untuk membuat cerita yang lucu
Agar orang lain dapat terbuka terhadap saya, saya memulainya dengan
candaan
Item 3 Saya menghargai orang yang mengeluarkan candaan
Item 4 Saya menjadi percaya diri saat mengeluarkan candaan
Item 5 Saya memikirkan hal lucu untuk menghibur saya
Item 6 Saya memperhatikan situasi saat ingin mengeluarkan candaan
Item 7 Cara saya mendapatkan teman baru adalah memulainya dengan
candaan
Item 8 Saat menegangkan di dalam kelas saya seringkali mengeluarkan
candaan
Item 9 Saat ingin mengeluarkan candaan saya memperhatikan sekitar saya
Item 10 Kemampuan saya adalah membuat cerita lucu
Item 11 Saya percaya diri membuat oranglain tertawa
Item 12 Saya dapat mengatasi ketegangan dengan hal lucu
Item 13 Saya membuat hal lucu untuk menggoda orang lain
I-T : Corrected Item-Total Correlation

I-T
0,501
0,578
0,644
0,583
0,554
0,313
0,653
0,557
0,406
0,633
0,418
0,640
0,506

Dari hasil data pengujian Try Out, setelah dilakukan reduksi terdapat 13 item yaitu item 3,
9,11,13,15,17,18,19,20,21,22,23 dan item 28 dengan perolehan nilai Corrected Item-Total
Correlation berada pada 0,313-0,653dengan indeks ≥ 0,3 dan diperoleh reliabilitas dari 13
item dengan nilai Cronbach's Alpha 0,865 pada indeks ≥ 0,5. Sehingga dinyatakan memiliki
nilai reliabilitas yang tinggi.Pada Instrumen VIA-IS dari 10 item terdapat satu item yang
nilainya ≤ 0,3 yaitu item 3, dengan nilai Cronbach's Alpha 0,830.

12

Hasil pengujian data saat penelitian ditemukan bahwa pada HU-IN terdapat satu item yang
nilainya ≤ 0,3 yaitu item 1, dengan nilai Cronbach's Alpha 0,805, sedangkan untuk Instrumen
VIA-IS pada penelitian diketahui semua item berada pada indeks ≥ 0,3.
Penentuan Validitas Konstruk (Construct Validity)
Pada uji validitas konstrak menggunakan analisis faktor eksploratori (EFA), diperoleh nilai
KMO-MSA (Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) sebesar 0,877 dengan
signifikansi 0,000, Berada ≥ 0,5 yang berarti memiliki kesesuaian analisa faktor yang baik.
Pada tabeltotal variance explainedterdapat 13 butir item yang dimasukkan kedalam analisis
faktor. Nilai Bartlett’s test of Sphericity sebesar 865,321dengan nilai derajat kebebasan (df)
78 dan nilai signifikan 0,000.

Tabel 4. Exploratory Factor Analysis (EFA)
Pernyataan
Item 2

Agar orang lain dapat terbuka
terhadap
saya,
saya
memulainya dengan candaan
Item3
Saya menghargai orang yang
mengeluarkan candaan
Item4
Saya menjadi percaya diri saat
mengeluarkan candaan
Item5
Saya memikirkan hal lucu
untuk menghibur saya
Item6
Saya memperhatikan situasi
saat ingin mengeluarkan
candaan
Item7
Cara saya mendapatkan teman
baru adalah memulainya
dengan candaan
Item 8 Saat menegangkan di dalam
kelas
saya
seringkali
mengeluarkan candaan
Item9
Saat ingin mengeluarkan
candaan saya memperhatikan
sekitar saya
Item 11 Saya percaya diri membuat
oranglain tertawa
Item 12 Saya
dapat
mengatasi
ketegangan dengan hal lucu
Item 13 Saya membuat hal lucu untuk
menggoda orang lain

AntiImage
Matrices
0,887 a

Factor
Loadings
0,609

0,868 a

0,629

0,892 a

0,599

0,908 a

0,569

0,867 a

0,657

a

0,657

0,880 a

0,521

0,879 a

0,617

0,881a

0,683

0,899 a

0,626

0,897 a

0,509

0,877

Komponen/faktor

Faktor 1 :
Kemampuan
dalam
mengeluarkan dan
menanggapi
humor

13

Item 1

Saya tidak bisa berfikir untuk
membuat cerita yang lucu
Item 10 Kemampuan saya adalah
membuat cerita lucu

0,556 a

0.664

0,799 a

0,614

Faktor 2:
Kemampuan
dalam membuat
humor

Catatan : (a) Measure of Sampling Adequacy (MSA)
Dilihat dari tabelempatbahwaterdapat dua faktoryang terbentuk, sehingga ditentukan kembali
pada faktor pertama adalah“Kemampuan dalam mengeluarkan dan menanggapi humor” yang
didalamnya merupakan11 item favorable, pada faktor kedua“Kemampuan dalam membuat
humor ” terdapat 1 item favorable dan 1 item unfavorable . Hal ini bertolak belakang dengan
faktor yang ditetapkan yaitu empat faktor. Sehingga diketahui bahwa item-item pada HU-IN
mengerucut dengan membentuk dua faktor. Dengan nilai Anti-Image berada pada 0,5560,908 dan nilai Factor Loading berada pada 0,509-0,683.
Dalam tahap terakhir pengujian CFA adalah penilaian bagaimana sumbangan faktor dalam
mendukung suatu variabel. Berdasarkan konstruksi pada uji Exploratory Factor
Analysismelalui extraksi metode Maximum LikelihoodPada faktor satu menghasilkan nilai
0,547 dan pada faktor dua dengan nilai 0,547 sehingga kedua faktor ini memiliki kontribusi
nilai yang sama dalam mendukung variabel humor.
Penentuan Validitas Berdasarkan Kriteria (Criterion-Related Validity)
Pada tahap terakhir yaitu dilakukan uji validitas berdasarkan kriteria (Criterion-Related
Validity) menggunakan jenis validitas konkuren (Concurent Validity) dengan menggunakan
uji korelasi product momen (product moment pearson), yaitu untuk melihat seberapa besar
hubungan instrumen pembanding dengan instrumen pengembangan.
Diketahui perolehan nilai Pearson Corelation sebesar 0,609 yang menyatakan bahwa antara
instrumen HU-IN dan VIA-IS memiliki korelasi yang kuatdan memilikinilai signifikan dua
arah antara VIA-IS dan HU-IN yaitu 0,000 (Sig (2-tailed < 0,01). Sehingga hubungan antara
VIA-IS dengan HU-IN adalah kuat karena m