26
sistem kepercayaan maupun konsolidasi baik horison maupun vertikal agar tetap memegang kekuasaan. Mengingat kemampuan yang dimilikinya sangat terbatas
para penguasa akan senantiasa mencari orang-orang yang dinilainya dapat membantu dan mendukung dalam menjalankan kekuasaan.
B. Kerangka berpikir
Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim dan maju dalam perdagangan serta memiliki pelabuhan yang strategis yaitu pelabuhan Sombaopu.
Kerajaan Gowa mengalami kejayaan pada masa kerajaan Gowake XV, yang bernama I Manuntungi Daeng Matolla Karaeng Ujung dan bergelar Sultan
Muhammad Said atau Sultan Malikkussaid 1639-1653. Pada masa pemerintahaannya, kerajaan Gowa besar pengaruhnya dan mampu menguasai
daerah sekitar serta giat mengadakan kerjasama baik dengan kerajaan sekitar atau dengan kerajaan luar negeri seperti hubungan dengan raja Kostilia di Spanyol,
Gubernur Spanyol di Manila, Raja muda Portugis di Goa India, dsb. Dengan banyaknya kerjasama, pelabuhan Sombaopu menjadi ramai karena merupakan
jalur ekspor rempah-rempah ke Eropa, sehingga pelabuhan ini menarik bangsa Konflik
Kekuasaan
Kerajaan Gowa
Kerajaan Bone
Intervensi dari VOC
Jatuhnya Benteng Ujung Pandang
27
asing untuk menguasainya. Selain itu pelabuhan ini dianggap sebagai jalur untuk menguasai Indonesia Timur.
Pada masa raja-raja sebelum Malikussaid, kerajaan Gowa juga sangat berpengaruh di kerajaan-kerajaan sekitar. Banyak kerajaan yang tunduk pada
kerajaan Gowa termasuk kerajaan Bone. Pada awalnya kedua kerajaan tersebut bersahabat, kerajaan Gowa sampai mengadakan perjanjian dengan kerajaan Bone.
Kedua kerajaan itu mengadakan perjanjian dengan intinya bila kedua kerajaan tersebut mendapat ancaman dari luar, maka keduanya saling membantu dan jika
salah satu dari kerajaan tersebut mengingkari perjanjian, maka akan mendapat kutukan. Dalam pertumbuhan keduanya Bone dan Gowa nampak gejala yang
merupakan bibit pertentangan, dikarenakan keduanya berusaha untuk mempertahankan dan memperbesar wilayahnya. Salah satu yang menjadi daerah
sengketa kedua kerajaan tersebut adalah wilayah Cenrana yang merupakan pelabuhan strategis untuk perdagangan. Pada mulanya Cenrana ini milik Luwu,
kemudian Bone berhasil mendesak Luwu. Kemudian Gowa menaklukkan Luwu, meminta haknya atas Cenrana. Sebelum masalah ini muncul, keduanya juga
pernah berselisih saat Gowa menganjurkan Bone untuk memeluk Islam, tapi Bone menolak karena masih mempertahankan ajaran animisme nenek moyangnya.
Ketika VOC tiba, pertikaian antara Bone dan Gowa semakin genting. Pada posisi ini VOC memanfaatkan situasi dengan membantu Kerajaan Bone
untuk mengalahkan kerajaan Gowa sebab Belanda VOC ingin menguasai pelabuhan dan benteng-benteng pertahanan kerajaan Gowa. Dengan bantuan
VOC, kerajaan Bone yang dipimpin Arung Palakka berhasil mengalahkan Gowa dengan ditandai perjanjian yang merugikan Kerajaan Gowa dan lebih
menguntungkan Belanda VOC. Dalam perjanjian tersebut, Belanda bisa menguasai sumber daya dan simbol kejayaan Gowa dengan menduduki pelabuhan
penting kerajaan Gowa yaitu pelabuhan Sombaopu sebagai pusat perdagangan rempah-rempah sekaligus sebagai bandar transito. Selain itu VOC juga meminta
wilayah sekitar kerajaan guna kepentingannya dan mengambil alih benteng- benteng pertahanan kerajaan Gowa.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar dilakukan di Perpustakaan, sebab penelitian yang berjudul “ Jatuhnya Benteng Ujung Pandang,
Makassar Pada Belanda VOC” dilakukan dengan teknik pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai berikut:
1. Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret 3.
Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta
5. Perpustakaan Universitas Gajah Mada Yogyakarta
6. Perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Unit Perpustakaan
Provinsi Sulawesi Selatan 2.
Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejak
mulai disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tersebut
diantaranya adalah mengumpulkan sumber, melakukan kritik untuk menyelidiki keabsahan sumber, menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta
yang diperoleh dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian.