Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman padi memiliki daun yang berbentuk lanset sempit memanjang dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Pada buku bagian atas ujung dari pelepah daun menunjukkan percabangan dimana batang yang pendek adalah lidah daun ligule, dan bagian yang terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun auricle Siregar, 1981. Bunga padi secara keseluruhan adalah malai. Tiap unit bunga pada malai disebut spikelet yang terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik, dan benang sari Manurung dan Ismunadji, 1988. Siklus hidup tanaman padi memerlukan waktu 3 sampai 6 bulan, yang keseluruhannya terdiri dari dua stadia pertumbuhan, yakni vegetatif dan generatif. Stadia generatif selanjutnya terdiri dari dua yakni pra-berbunga dan pasca berbunga Manurung dan Ismunadji, 1988. Fase vegetatif dimulai dari berkecambah sampai inisiasi primordia malai. Selama fase pertumbuhan vegetatif anakan bertambah dengan cepat, tanaman bertambah tinggi dan daun tumbuh secara regular. Pertambahan jumlah anakan yang cepat sampai tercapai jumlah anakan yang maksimal disebut pertumbuhan anakan aktif. Stadia atau pada saat anakan maksimal tercapai pada saat bersamaan, sebelum atau sesudah inisiasi primordia malai. Fase dari anakan maksimal sampai inisiasi malai disebut pertumbuhan vegetatif lambat. Selanjutnya sebagian dari jumlah anakan maksimal yang terbentuk akan mati atau tidak dapat menghasilkan malai, anakan tersebut dinamakan anakan yang tidak efektif, sebaliknya anakan yang menghasilkan malai disebut anakan produktif. Stadia reproduktif dimulai dari inisiasi primordia malai sampai berbunga yang ditandai dengan memanjangnya ruas teratas bada batang, berkurangnya jumlah anakan, munculnya daun bendera, bunting dan pembungaan. Selanjutnya dijelaskan inisiasi primordia malai umumnya dimulai 30 hari sebelum berbunga, dengan lama pembungaan sekitar 10 sampai 14 hari Manurung dan Ismunadji, 1988. Fase pemasakan dimulai dari stadia antesis sampai masak panen, yang terdiri dari masak susu masak bertepung, menguning dan masak panen. Periode pemasakan ini memerlukan waktu kira-kira 30 hari dan ditandai dengan penuaan daun. Menurut Manurung dan Ismunadji 1988 untuk suatu kultivar berumur 120 hari di daerah tropik, maka fase vegetatif memerlukan waktu sekitar 60 hari, fase reproduktif 30 hari dan fase pemasakan 30 hari.

B. Teknologi Budidaya Padi SRI

Teknologi budidaya padi metode SRI merupakan usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah lingkungan Anonim, 2007. SRI menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi semua jenis beras baik lokal maupun hibrida. Dalam SRI lahan ditandai sebelum penanaman untuk memastikan pengaturan jarak dan baris yang sesuai, dan mengharuskan penyiangan untuk hasil yang lebih berkembang Anonim, 2006. SRI System of Rice Intensification yang pertama ditemukan di Madagascar antara tahun 1983-1984. Di dalam SRI diterapkan cara-cara yang berbeda dalam pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi yang memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran, dibandingkan dengan teknik budidaya cara konvensional. Dalam SRI semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhan mereka Anonim, 2007. Prinsip-prinsip budidaya padi hemat air metode SRI: a Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai, b Tanam bibit satu lubang satu dengan jarak tanam 30x30, 35x 35 cm atau lebih jarang lagi, c Pindah tanam harus segera mungkin kurang dari 30 menit dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal, d Pemberian air maksimal 2 cm macakmacak dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah irigasi berselang terputus, e Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari, f Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik kompos atau pupuk hijau walaupun hal ini bukan keharusan. Anonim, 2006.

C. Hama Keong Mas

Keong mas satu famili dengan keong lokal, yaitu keong gondang Pila ampullaceae. Famili Ampullariidae yang merupakan siput air tawar. Siput ini berbentuk bundar atau setengah bundar. Rumah siput berujung pada menara pendek dengan 4-5 putaran kanal yang dangkal. Pada mulut rumah siput terdapat penutup mulut yang disebut operculum yang kaku. Keluarga siput Ampullaridae berukuran besar, rumah siput bisa mencapai 100 mm Harry, 1990. Keong mas diklasifikasikan ke dalam filum Molluska, dengan kelas Gastropoda, ordo Mesagostropoda, famili Ampullaridae, genus Pomacea, dan