2 on analysis result was known that majority of ischemic stroke patients have
woman gender 56,2, have an age 56 – 65 years old 37,5 with the mean of repeated attack stroke patients neurological deficit 11,813 more large than the
mean of first attack stroke patients neurological deficit 7,063. Based on the Mann Whitney test analysis result was obtained significance value p value equal
to 0,010 0,05. This matter can be interpreted that there was difference of neurological deficit between first attack and repeated attacks ischemic stroke.
Keyword : neurological deficit, first attack ischemic stroke, repeated attacks
ischemic stroke.
1. PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab kematian kedua tertinggi dan penyebab utama kecacatan di dunia. Sekitar 85 kejadian stroke merupakan stroke
iskemik Badrul, et al., 2007. Penyakit serebrovaskuler merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada usia lanjut. Dengan serangannya yang
akutstroke dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat
Lamsudin, 2000.
Prevalensi stroke Nasional sebesar 0.8. Stroke juga menjadi penyebab kematian paling tinggi yaitu mencapai 15.9 pada kelompok umur 45 sampai
54 tahun dan pada kelompok umur 55 sampai 64 tahun meningkat menjadi 26.8 Riset kesehatan, 2007.
Prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 8,3 per mil menjadi 12,1 per mil. Pada tahun 2013 jumlah penderita stroke di Indonesia berdasarkan
diagnosis tenanga kesehatan Naskes diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang 70, sedangkan berdasarkan diagnosis Naskesgejala sebanyak 2.137.941
orang 12,1 Riskesdas,2013. Prevalensi stroke iskemik di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013
sebanyak 171.035 orang 7.1 per mil Setyopranoto, et al., 2011 prevalensi stroke hemoragik di tahun 2007 sebesar 0.04. Angka ini relatif sama
dibandingkan angka dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 sebesar 0.004. Kasus tertinggi tahun 2007 adalah di Kabupaten Semarang 0.20, sedangkan
prevalensi stroke non hemorhagik pada tahun 2007 sebesar 0.11.Sedikit
3 menurun bila dibandingkan prevalensi tahun 2006 sebesar 0.11. Prevalensi
yang tertinggi adalah di kota Salatiga sebesar 1,02 Dinkes Jateng. Sebagian besar stroke ± 80 merupakan stroke iskemik sedangkan pada
stroke hemorhagik ± 20 dan rata-rata sekitar 10 sampai 30 kasus per 100.000 penduduk Trusen et al., 2003. Stroke perdarahan lebih jarang terjadi
jika dibandingkan dengan iskemik 15 versus 85 di dalam sebagian besar penelitian barat, tetapi jika berhubungan dengan prognosis yang secara
signifikan lebih buruk stroke hemorhagik Gofir, 2009. Stroke suatu penyakit yang terjadi penurunan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak, ini terjadi secara cepat. Gejala utama ini menimbulkan gejala defisit neurologi sangat mendadak yang
didahului dengan gejala prodromal dan tanda sesuai dengan darah otak yang terganggu Dinkes jateng dan Mansioer, 2000.
Stroke berulang merupakan penyebab penting kesakitan dan kematian Modrego, et al., 2000. Cenderung terjadi pada fase awal setelah serangan
pertama dan dapat menyebabkan kecacatan dan angka kematian yang tinggi sebanyak 1.2 sampai 9 Moroney, et al., 1998. Stroke berulang sering
mengakibatkan status fungsional yang lebih buruk dari pada stroke pertama. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan oleh Lyden, et al., 2004,
Legge, et al., 2006, Schellinger, et al., 2010dan Hedna, et al 2013. Pengukuran tingkat defisit neurologis dengan menggunakan NIHSS National
Institutes of Health Stroke Scale. Yang banyak digunakan sebagai instrumen standar untuk mengevaluasi keparahan defisit neurologis pasien Soertidewi
dan Misbach, 2011; Boone at al, 2012. NIHSS mempunyai keunggulan karena meliput penilaian beberapa aspek neurologis, yaitu: kesadaran,
motorik, sensorik dan fungsi luhur. Lebih mudah serta lebih cepat untuk dilakukan baik oleh neurolog
maupun non neurologi dan dapat memprediksi outcome pasien baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Saat ini merupakan instrumen yang
sah digunakan di seluruh dunia untuk menilai derajat keparahan outcome pada stroke Napitupulu, 2011.
4
2. METODE PENELITIAN