Berat Kering Total BKT. Setelah 12 minggu, tanaman dipanen dan Panjang Akar. Panjang akar diukur mulai dari pangkal akar hingga ujung

6 HASIL Karakteristik Media Tailing Pasca Tambang Emas Karakterisasi tailing sebagai media tanam dilakukan sebelum penanaman untuk mengetahui tingkat kesuburan dan kandungan unsur toksik. Informasi tersebut tentu sangat bermanfaat dalam menentukan jenis dan perlakuan yang harus dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti penanaman. Hasil analisis kimia dan fisik tailing disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil analisis kimia dan fisik tailing pasca penambangan emas Parameter Satuan Nilai Status pH 7.4 Netral C 0.07 Sangat rendah N 0.03 Sangat rendah P tersedia ppm 3.22 Sangat rendah P total ppm 261.54 Sangat tinggi Ca me100g 22.05 Sangat tinggi Mg me100g 0.83 Rendah K me100g 0.24 Rendah KTK me100g 2.39 Sangat rendah KB 100 Sangat tinggi Pb tersedia ppm tr Tidak terukur Tekstur Pasir berlempung Pasir 78.16 - Debu 18.00 - Liat 3.84 - = Status menurut Balai Penelitian Tanah 2009. Secara kimia, kandungan unsur hara dalam tailing relatif sangat rendah. Nilai KTK tailing bahkan hanya mencapai 2.39 me100g dan termasuk sangat rendah. P total merupakan unsur hara dengan status sangat tinggi, yaitu 261.54 ppm. Namun, P tersedia merupakan unsur hara dengan status sangat rendah 3.22 ppm. Selain itu. Ca juga merupakan unsur hara dengan status sangat tinggi, yaitu 22.05 me100g. Hasil analisis kimia juga menunjukkan bahwa pH tailing berada dalam kondisi netral 7.4. Adapun secara fisik, komponen tailing didominasi oleh fraksi pasir 78.16, debu 18.00, dan liat 3.84, serta termasuk ke dalam tekstur pasir berlempung. Pengaruh Pb terhadap Pertumbuhan Semai Samama dan Akasia Penambahan Pb dengan beberapa konsentrasi pada media selama tiga bulan memberikan pengaruh yang beragam terhadap pertumbuhan samama dan akasia. Tabel 3 menyajikan pengaruh Pb terhadap pertumbuhan semai samama dan akasia. 7 Perlakuan penambahan Pb tersebut memberikan pengaruh yang signifikan p 0.05 terhadap pertumbuhan tinggi, diameter, dan berat kering total BKT pada semai samama serta tinggi dan BKT pada semai akasia. Tabel 3 Pengaruh Pb terhadap pertumbuhan semai samama dan akasia Jenis Perlakuan ∆ Tinggi cm ∆ Diameter mm BKT g Samama P0 0 mg Pbkg tailing 6.3 ab 2.46 a 15.15 cd P1 150 mg Pbkg tailing 7.0 a 2.42 a 14.45 d P2 300 mg Pbkg tailing 6.1 b 2.17 a 18.07 bc P3 450 mg Pbkg tailing 6.2 b 1.74 b 23.03 a P4 900 mg Pbkg tailing 5.0 c 1.77 b 20.65 ab Nilai signifikan 0.0033 0.0017 0.0011 Akasia P0 0 mg Pbkg tailing 15.3 a 0.84 a 9.28 ab P1 150 mg Pbkg tailing 14.2 ab 0.85 a 8.42 bc P2 300 mg Pbkg tailing 14.0 ab 0.88 a 7.90 c P3 450 mg Pbkg tailing 12.2 b 0.78 a 9.58 ab P4 900 mg Pbkg tailing 12.2 b 0.72 a 9.93 a Nilai signifikan 0.042 0.111 tn 0.028 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom dan satu kelompok perlakuan menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95; = perlakuan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 dengan nilai signifikan p 0.05; tn = perlakuan tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 dengan nilai signifikan p 0.05. Pada semai samama, pertambahan pertumbuhan tinggi tanaman terbaik ditunjukkan oleh semai dengan perlakuan P1 yang tidak berbeda nyata dengan P0, yaitu masing-masing 7.0 cm dan 6.3 cm. Pertambahan pertumbuhan tinggi menunjukkan penurunan pada perlakuan P2 yang tidak berbeda nyata dengan P3. Pertambahan pertumbuhan tinggi terendah dihasilkan oleh perlakuan P4, yaitu 5.0 cm. Selain itu, pertambahan pertumbuhan diameter tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan P0 2.46 mm yang tidak berbeda nyata dengan P1 2.42 mm dan P2 2.17 mm. Pertambahan pertumbuhan diameter teredah ditunjukkan oleh perlakuan P3 1.74 mm yang tidak berbeda nyata dengan P4 1.77 mm. Adapun BKT tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan P3 23.03 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4 20.65 g, sedangkan BKT terendah ditunjukkan oleh perlakuan P1 14.45 g yang tidak berbeda nyata dengan P0 15.15 g. Pada semai akasia, pertambahan pertumbuhan tinggi tanaman terbaik dihasilkan oleh perlakuan P0 15.3 cm, sedangkan pertambahan petumbuhan tinggi terendah dihasilkan oleh perlakuan P3 dan P4 yang sama-sama menghasikan pertambahan tinggi sebesar 12.2 cm. Perlakuan P1 dan P2 masing- masing menghasilkan pertambahan pertumbuhan tinggi sebesar 14.2 cm dan 14.0 cm yang tidak berbeda nyata dengan dengan P0. Selain itu, BKT tertinggi dihasilkan oleh perlakuan P4 9.93 g yang tidak berbeda nyata dengan P3 9.58 g dan P0 9.28 g, sedangkan BKT terendah dihasilkan oleh perlakuan P2 7.90 g. Perlakuan penambahan Pb pada media tailing tidak memberikan respon pertambahan pertumbuhan diameter secara signifikan terhadap semai akasia. Adapun pertambahan diameter semai akasia berkisar antara 0.72 – 0.88 mm. Rata-