Nyeri wajah dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu: nyeri neuralgia dan non neuralgia. Bentuk tipe nyeri dapat akut atau kronik. Neuralgia  akut  menggambarkan
nyeri tipikal, seperti nyeri neuralgia trigeminal. Sedangkan bentuk nyeri kronik dianggap “atipikal”, karena berlangsung lebih lama daripada nyeri tipikal trigeminal.
18
Nyeri ini umumnya berasal dari faktor psikologis daripada faktor fisiologis dan tidak dapat terdiagnosa hanya dengan anamnese tetapi dapat terdiagnosa dengan tes
psikologis yang lengkap dan objektif.
19,23
3.2  Faktor Resiko
Etiologi  ATFP  masih belum  diketahui  secara pasti.
2,19
Suatu  mekanisme psikogenik  didug a telah mempengaruhi  kasus ini.
2
Beberapa faktor resiko dapat dipertimbangkan sebagai faktor etiologi, yaitu  pengaturan hormon-hormon pada wanita
yang telah terimplikasi karena masalah psikologis dan modifikasi terapi estrogen sehingga  ATFP  lebih banyak pada wanita daripada pria,  osteoporosis  yang nyata
berhubungan dengan menopause, Neuralgia Inducing Cavitational Osteonecrosis NICO dapat dihubungkan dengan nyeri ini, faktor psikososial juga merupakan gambaran yang
biasa terjadi merupakan penyebab atau diinduksi masalah psikososial. Dalam beberapa kasus, infeksi sinus maupun gigi ataupun trauma saraf minor dapat juga dipertimbangkan
sebagai faktor resiko.
4,5,9,19
Selain itu karena  beberapa prosedur minor tindakan kedokteran gigi juga sering didapat.
19
ATFP biasanya tanpa penyebab khusus. Terkadang luka pada cabang nervus trigeminus yaitu pada divisi kedua dan kadang divisi ketiga
yang berhubungan dengan trauma
Universitas Sumatera Utara
wajah maupun tengkorak basal dapat menyebabkan penyakit ini. Faktor  di atas  tidak
satupun dapat dipertimbangkan sebagai faktor etiologi satu-satunya.
4
3.3  Diagnosa ATFP
Mendiagnosa  ATFP  bukan merupakan tugas yang mudah. Pasien ATFP  tidak mudah menjalani beberapa prosedur tindakan kedokteran gigi karena banyaknya tes
medis  yang dilakukan untuk mendiagnosa dan merawat pasien  ini.  Diagnosa  ATFP biasanya merupakan proses eliminasi  yaitu  dengan menyingkirkan sebab-sebab organik.
Ketika pasien mengeluhkan  nyeri wajah yang menetap  pada satu sisi dari wajah, para tenaga medis harus terlebih dahulu mengamati beberapa kondisi lainnya.
4,9
Tes laboratorium seperti: Rontgenogram pada tengkorak, MRI dan CT-Scan, kewaspadaan
dalam tindakan kedokteran gigi, pemeriksaan otolaringologi dan pemeriksaan neurologi harus dilakukan secara seksama.
ATFP  masih mempunyai kekurangan dalam kriteria diagnosa  karena  tidak dihubungkan dengan kehilangan sensori maupun tanda-tanda fisik  lainnya. Pada
pemeriksaan laboratorium dengan X-ray di  wajah dan rahang tidak menunjukkan suatu keabnormalan.
9
4,20
Nyeri ini mungkin dapat diawali dengan adanya suatu tindakan operasi ataupun injuri pada wajah, gigi ataupun gusi tetapi menetap tanpa menunjukkan
penyebab lokal.
4
Contoh kasus:
Keluhan:  Perempuan umur 45 tahun datang dengan keluhan nyeri  ringan dan terus
menerus, tetapi kadang-kadang hebat pada sendi temporomandibular dan molar di kedua sisi. Rasa tidak enak mulai timbul ketika menghadapi masalah dalam
Universitas Sumatera Utara
perkawinannya dan kesulitan keuangan. Perawatan saluran akar gigi molar ketiga berhasil meredakan nyeri beberapa minggu lamanya, demikian juga dengan terapi splin
oklusal dan perawatan farmakologis untuk depresinya. Namun rasa tidak enak kemudian timbul kembali.
Pemeriksaan: Pemeriksaan klinis dan radiografis tidak menunjukkan keadaan gigi yang
abnormal. Semua gigi molar bereaksi terhadap tes vitalitas dalam batas normal kecuali molar ketiga. Perawatan pada gigi molar ketiga tampaknya berhasil. Pemeriksaan klinis
sendi temporomandibular tidak memperlihatkan adanya keadaan yang abnormal. Wawancara lebih lanjut mengungkapkan adanya stres  emosional yang berat setelah
perkawinannya gagal.
Diagnosa: Nyeri orofasial psikogenik. Etiologi: Nyeri berasal dari pusat-pusat yang lebih tinggi dan mungkin afektif. Berbagai
bentuk perawatan efektif untuk sementara karena mempunyai efek pada pusat-pusat yang lebih tinggi. Redanya nyeri jangka panjang tampaknya hanya terjadi bila masalah
mengenai perubahan-perubahan di pusat dihilangkan atau pasien menerima strategi supresif berdasarkan pemahaman akan mekanisme nyeri psikogenik.
Perawatan: Pasien diberi penjelasan terutama mengenai peranan  komponen organik
maupun psikologisnya  terhadap  nyeri tersebut  dengan cara tidak menghakimi mengenai nyeri  psikogeniknya.  Terungkap dengan jelas bahwa pasien memang merasakan nyeri
tetapi karena tidak terbukti adanya penyebab organik, intervensi perawatan gigi tidak akan meredakan nyeri untuk selamanya. Dukungan emosional
Universitas Sumatera Utara
dari  dokter, keluarga atau para pendukung lainnya mungkin  dapat menghilangkan nyeri tersebut.
Kegagalan mengenali nyeri kronis ini dapat mengarah pada perawatan yang tidak tepat dan tidak efektif. Pada contoh yang agak ekstrem, seseorang perempuan berumur 22
tahun mengalami perawatan saluran akar terpisah sebanyak 38 kali, 22 apikoektomi  dan 12 pencabutan. Semua tindakan ini merupakan usaha yang sia-sia dalam  menghilangkan
nyeri yang dideritanya.
8
8
3.4  Diagnosa Banding