KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI
NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA
PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

AULIA RAHMANISA
NIM 2121111002

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


ABSTRAK

Aulia Rahmanisa, NIM 2121111002. Kemampuan Mengubah Teks
Wawancara Menjadi Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan
Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016, Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia/ S-1, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengubah
teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan
Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini berjumlah
480 siswa. Dari populasi tersebut, ditetapkan 96 orang siswa yang diambil secara
acak sebagai sampel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah
tes penugasan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kemampuan mengubah teks
wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional
Medan tahun pembelajaran 2015/2016 masuk dalam kategori cukup, dengan nilai
rata-rata 68. Ada tiga aspek yang dinilai dari kemampuan mengubah teks
wawancara menjadi narasi yaitu aspek struktur, penguasaan bahasa, dan mekanik.
Berdasarkan hasil penelitian, aspek struktur memperoleh nilai rata-rata tertinggi
yaitu 83 yang berada pada kategori baik. Aspek penguasaan bahasa memperoleh

nilai rata-rata 55 yang berada pada kategori kurang, dan aspek mekanik
memperoleh nilai rata-rata 47,5 yang juga berada pada kategori kurang.

Kata kunci : teks, wawancara, narasi, mengubah.

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Kemampuan Mengubah
Teks Wawancara Menjadi Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan
Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun sebagai
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Proses penyusunan Skripsi ini banyak mendapat bantuan, bimbingan,
serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,

2.


Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan,

3.

Para Wakil Dekan dan seluruh Staf Pegawai Administrasi di lingkungan FBS
Unimed,

4.

Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

5.

Fitriani Lubis, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia,

6.


Drs. Azhar Umar, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi,

7.

Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik,

8.

Hendra K. Pulungan, S.Sos., M.I.Kom., Dosen Penguji,

9.

Seluruh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

10. Suharto, SPd., M.AP., Kepala Sekolah SMP Swasta Pahlawan Nasional
Medan, Bapak dan Ibu Guru, serta Pegawai Tata Usaha SMP Swasta
Pahlawan Nasional Medan.
11. Kedua orang tua penulis yang sangat istimewa, Ayahanda Mesra dan Ibunda
Elwarnita yang sudah memberikan dukungan baik berupa doa, materi,
maupun moril selama penulis menuntut ilmu,

12. Saudara penulis, Muhammad Abdul Halim yang senantiasa mendukung
dalam bentuk moril.

ii

13. Sahabat-sahabat penulis, terkhusus Nyak Mutia Dewi, Tri Wulandari
Pasaribu, Atika Sari, Harry Akbar, S.Pd., dan teman-teman di kelas Reguler B
2012, serta
14. Teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Perbaungan, terkhusus Sendika Lestari,
Widya Simanjuntak, Rahimah Ulfah, dan Lydia Angelia Sitorus, yang telah
memberikan semangat selama penulis menyusun Skripsi.
Terima kasih atas dukungan, doa, dan motivasi yang sudah diberikan.
Namun, penulis yakin Allah SWT membalas semua jasa, bantuan, kebaikan, dan
pengorbanan yang diberikan. Amin.

Medan,

Agustus 2016

Penulis,


Aulia Rahmanisa
NIM 2121111002

iii

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………….…........ ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….
B. Identifikasi Masalah…………………………………………….
C. Pembatasan Masalah……………………………………………
D. Rumusan Masalah…………………………………………….
E. Tujuan Penelitian………………………………………………..
F. Manfaat Penelitian………………………………………………


1
5
5
5
6
6

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL,
DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kerangka Teoretis…………………………………………….. 7
1. Keterampilan Menulis……………………………………….. 7
a. Pengertian Menulis……………………………………. 7
b. Tujuan Menulis……………………………………….. 9
c. Ragam Tulisan…………………………………………. 10
2. Teks Narasi……………………………………..……………. 12
a. Pengertian Narasi………………………………………. 12
b. Jenis-Jenis Narasi………………….…………………… 13
c. Struktur Narasi…………………………………………. 15
3. Teks Wawancara……………………………………………. 18

4. Langkah-Langkah Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi………………………………………………..…… 18
5. Penggunaan Ejaan dalam Narasi………………..………….. 21
a. Penulisan Huruf Kapital…………………….…………. 21
b. Pemakaian Tanda Baca………………………………… 23
B. Kerangka Konseptual………………………………………….. 28
C. Pertanyaan Penelitian…………………………………………. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………….. 30
B. Populasi dan Sampel……………………………..…………….. 30
1. Populasi………………………………………………………. 30
2. Sampel……………………………………………………….. 32
C. Metode Penelitian……………………………………………….. 32
D. Defenisi Oprasional………………………………….………… 33
E. Instrumen Penelitian……………………………………………. 34
iv

F. Teknik Analisis Data……………………………………………. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………………………………………………… 38

1. Struktur………………………………………………………. 42
2. Penguasaan Bahasa………………………………………… 46
3. Mekanik……………………………………………………. 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………… 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………..

56
57

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 58

v

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif.….

15


Tabel 2.2 Pronomina Persona…………………………………………….. 20
Tabel 3.1 Populasi Siswa SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan
Tahun Pembelajaran 2015/2016……………………………… 31
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Karangan Narasi…………..……………..

34

Tabel 3.3 Kategori Penilaian……..……………………………………….. 37
Tabel 4.1 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Pahlawan
Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016…………….. 38
Tabel 4.2 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi pada Aspek Struktur…………………………………… 42
Tabel 4.3 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi pada Aspek Penguasaan Bahasa……….……………… 46
Tabel 4.4 Skor Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi
Narasi pada Aspek Mekanik…………………………………… 49
Tabel 4.5 Distribusi Presentase Nilai Kemampuan Mengubah Teks
Wawancara Menjadi Narasi…………………………………… 53


vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Soal Siswa…………………………………..……… 60
Lampiran 2 Bentuk Narasi dari Teks Wawancara “Rahasia Sukses
Mira Indria”……………………………………………….… 62
Lampiran 3 Lembar Jawaban Siswa……………….……………………… 64
Lampiran 4 Foto Penelitian……………………………………………….. 71

vii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah kemampuan mengubah teks wawancara
menjadi narasi. Kemampuan menulis narasi ini terdapat dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia, pada Standar
Kompetensi 12 yaitu menulis, dengan Kompetensi Dasar 12.1 yaitu mengubah
teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat
langsung dan tak langsung.
Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan dengan seseorang untuk
dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal. Pelaku dari kegiatan
wawancara ini terdiri atas orang yang mengajukan pertanyaan (pewawancara) dan
orang yang menjadi sumber informasi (narasumber).
Hasil dari kegiatan wawancara biasanya berbentuk teks wawancara.
Struktur dari teks ini berupa dialog-dialog yang merupakan kalimat langsung,
antara pewawancara dengan narasumber. Bentuk teks wawancara tersebut bisa
saja memaparkan informasi yang tidak penting atau tidak berhubungan, karena
seluruh jawaban dari narasumber harus ditulis. Oleh karena itu, agar informasi
yang diperoleh dari kegiatan wawancara dapat tersampaikan dengan baik, maka
teks wawacara tersebut harus diubah menjadi bentuk narasi. Dengan demikian,
informasi dapat disampaikan dengan susunan kalimat yang baik dan runtut. Selain

1

2

itu, teks wawancara dapat dengan mudah disampaikan kepada orang lain setelah
diubah menjadi bentuk narasi.
Narasi merupakan karangan pengisahan atau cerita. Narasi terdiri atas dua
jenis. Jenis narasi yang pertama adalah narasi ekspositorik. Narasi ekspositorik
adalah narasi yang isinya menceritakan mengenai suatu rangkuman perbuatan
yang disampaikan untuk menginformasi kepada pembaca suatu peristiwa yang
terjadi. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa
berdasarkan data yang sebenarnya. Karangan narasi ini, memiliki beberapa sifat,
yaitu memperluas pengetahuan, menyampaikan informasi mengenai suatu
kejadian, didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan
bahasanya menggunakan kata-kata denotatif. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa untuk mengubah teks wawancara menjadi narasi,
digunakan narasi ekspositorik.
Jenis narasi yang kedua adalah narasi sugestif. Narasi yang isinya kisah
hasil khayalan atau imajinasi dari penulis. Narasi sugestif bisa saja berasal dari
kisah nyata, tetapi kisah nyata tersebut tetap saja telah dibumbui dengan imajinasi
pengarang.
Kegiatan wawancara pasti suatu saat akan kita lakukan. Hasil wawancara
tersebut tentu akan diceritakan atau disampaikan pada orang lain. Untuk itulah
penting sekali bagi siswa untuk mengetahui bagaimana cara mengubah teks
wawancara menjadi narasi. Namun, apakah siswa sudah mampu mengubah teks
wawancara menjadi narasi setelah mendapatkan materi pelajaran tersebut di
sekolah?

3

Sampai saat ini tidak dapat disangkal bahwa adanya suatu kemungkinan
masih ada siswa yang kurang memahami bagaimana cara mengubah teks
wawancara menjadi narasi yang benar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan,
khususnya yang mengajar di kelas VII, diketahui bahwa kemampuan siswa
mengubah teks wawancara menjadi narasi masih rendah. Nilai rata-rata dari 40
orang siswa dalam menarasikan teks wawancara adalah 70, padahal KKM yang
harus dicapai pada mata pelajaran ini adalah 75. Kesulitan yang ditemui oleh guru
adalah siswa kesulitan untuk mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak
langsung, sehingga narasi yang dihasilkan hanya berupa salinan teks wawancara.
Masalah lain adalah siswa kurang memperhatikan urutan atau korologis kejadian.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fahmi, dkk. (2014:74), dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Model Pembelajaran
Langsung Siswa Kelas VII SMP 26 Sarolangun.” Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa kemampuan menulis narasi siswa masih rendah, yaitu
dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 66,8. Ia mengungkapkan
rendahnya kemampuan menulis narasi siswa disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu kurangnya motivasi dan minat siswa, model pembelajaran yang digunakan
guru kurang tepat, dan guru belum menggunakan model yang mampu
membangkitkan minat dan mengasah keterampilan menulis siswa. Hal serupa juga
dikemukakan oleh Lamria (2013:6) dalam penelitiannya yang berjudul,
“Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam

4

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi.” Ia mengungkapkan
bahwa kemampuan awal siswa dalam menarasikan teks wawancara hanya
memperoleh nilai rata-rata 64,90. Ia mengungkapkan, faktor penyebab rendahnya
kemampuan menarasikan teks wawancara oleh siswa adalah siswa tidak
memperhatikan informasi yang terkandung di dalam teks wawancara, sehingga
paragraf narasi yang dihasilkan tidak memiliki informasi. Selain itu siswa juga
tidak memperhatikan alur ceritanya. Selain itu, Sudarman (2014:65) dalam
penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan
Narasi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Inspirator Lingkungan Sekolah
Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut Bangli Tahun Ajaran 2013/2014” juga
menunjukkan bahwa kemampuan siswa menulis karangan narasi masih rendah.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 31 orang siswa yang diberikan tes,
hanya 2 orang siswa yang memperoleh kategori baik, dengan rentang nilai 7,5-8.
Sedangkan 25 orang memperoleh kategori baik, dengan rentang nilai 5,5-6 dan 5
orang memperoleh kategori hampir cukup, dengan rentang nilai 4,5-5.
Peneliti merasa bahwa perlu dilakukan penelitian terkini untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa mengubah teks wawancara menjadi narasi,
sehingga dapat membantu guru untuk menemukan aspek yang menjadi titik lemah
siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi. Oleh karena itu, peneliti
tertarik meneliti kemampuan siswa tersebut dengan judul, “Kemampuan
Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi oleh Siswa Kelas VII SMP
Swasta Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

5

B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil
identifikasi masalah sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis narasi masih rendah.
2. Kurangnya pemahaman siswa mengenai cara mengubah kalimat langsung
menjadi kalimat tidak langsung.
3. Siswa kurang memperhatikan kronologis kejadian.

C. Pembatasan Masalah
Terdapat tiga identifikasi masalah pada penelitian ini. Oleh karena itu,
agar penelitian ini dapat terlaksana secara terarah, peneliti membatasi masalah
pada rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi, khususnya narasi
ekspositoris. Narasi ini memaparkan informasi berdasarkan fakta sesuai dengan
kronologis kejadian.
Masalah tersebut dipilih karena kemampuan menulis narasi merupakan
salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Melalui penelitian ini
nantinya akan ditemukan aspek yang menjadi kendala bagi siswa dalam menulis
narasi. Sehingga pada pembelajaran berikutnya, guru dapat fokus meningkatkan
kemampuan menulis narasi siswa berdasarkan kendala yang telah ditemukan.

D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana kemampuan

6

mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta
Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016?”

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan
mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta
Pahlawan Nasional Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menerapkan pengajaran menulis narasi,
khususnya menarasikan teks wawancara.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sarana dan
prasarana untuk pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pada
pengajaran menarasikan teks wawancara.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan
mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta
Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas
VII SMP Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran 2015/2016
digategorikan cukup.
2. dari 96 siswa yang dijadikan sampel, hanya 16 orang yang memperoleh
nilai pada rentang 86-100 yaitu dalam kategori baik sekali. Kemudian, 16
siswa memperoleh nilai pada rentang 76-85 yaitu dalam kategori baik.
Berikutnya, 42 siswa memperoleh nilai pada rentang 56-75 yaitu dalam
kategori cukup dan 22 siswa memperoleh nilai pada rentang 10-55 yaitu
dalam kategori kurang. Berdasarkan pengamatan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara
menjadi narasi masih di bawah kategori baik, atau belum maksimal.
3. berdasarkan analisis penilaian pada aspek-aspek yang berkaitan dengan
kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas
VII SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan tahun pembelajaran
2015/2016, ditemukan bahwa aspek mekanik yang terkait ketepatan
penggunaan huruf kapital dan tanda baca, merupakan aspek yang

56

57

mendapatkan nilai rata-rata paling rendah, yaitu 47,5. Kemudian aspek
penguasaan bahasa yang terkait ketepatan penggunaan kalimat tidak
langsung, mendapatkan nilai rata-rata 55. Kedua aspek ini jauh dari
kategori baik, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Sedangkan
aspek struktur memperoleh nilai rata-rata 83 yang berada pada kategori
baik, hanya perlu ditingkatkan sedikit lagi agar mencapai kategori sangat
baik.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan mengubah teks
wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Pahlawan Nasional
Medan tahun pembelajaran 2015/2016 yang telah diperoleh, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut.
1. Diharapkan kepada guru agar mengulang kembali pengajaran mengenai
teori kalimat langsung dan kalimat tidak langsung disertai dengan banyak
contoh, sehingga siswa dapat memahami bagaimana pengaplikasiannya
dalam teks narasi.
2. Sebaiknya guru membantu siswa untuk membentuk kelompok diskusi agar
siswa dapat leluasa bertanya jawab mengenai hal yang belum ia pahami.
3. Hendaknya siswa lebih banyak membaca buku EYD agar siswa
memahami aturan penulisan. Selain itu siswa sebaiknya mengulang
kembali pelajaran di rumah agar lebih menguasai.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Bina Aksara
_______. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Budiono. 2012. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Bintang Indonesia
Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo
Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta:
Gramedia
_______. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa : Komposisi Lanjutan I. Jakarta:
Gramedia
Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan : Cermat
Berbahasa Indonesia. Bandung : Yrama Widya
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik : Edisi Kedua. Jakarta:
Gramedia
Kurniasari, Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta : Solusi Distribusi
Manurung, P. 2013. Statistik Pendidikan. Jakarta : Halaman Moeka
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Suharma, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII. Bogor:
Yudhistira
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
Rosda
Suryabrata, Sumadi. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali

58

59

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa
Fahmi, Muhibul dkk,. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui
Model Pembelajaran Langsung Siswa Kelas VII SMP 26 Sarolangun. Jurnal
Bahasa, Sastra dan Pembelajaran : Vol. 2 No. 3 Oktober 2014
Lamria, Devi. 2013. Penerapan Teknik Memetong dan Merekatkan (CuttingGluing) dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sudarman, I Nyoman. 2014. Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan
Narasi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Inspirator Lingkungan
Sekolah Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut Bangli Tahun Ajaran
2013/2014. Skripsi : Universitas Mahasaraswati Denpasar