Pertumbuhan Nannochloropsis sp. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan

merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. senyawa tersebut dihasilkan dari oksidasi sempurna senyawa nitrogen dan berlangsung secara aerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi berikut Effendi, 2003: Nitrosomonas 2 NH 3 + 3 O 2 2 NO 2 - + 2 H + + 2 H 2 O Terjadi oksidasi nitrit menjadi nitrat yang dilakukan oleh bakteri Nitrobacter, ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut Effendi, 2003: Nitrobacter 2 NO 2 - + O 2 2 NO 3 - Nitrat inilah yang menjadi sumber nitrogen bagi tumbuhan yang selanjutnya dikonversi menjadi protein. Proses tersebut dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut Effendi, 2003: NO 3 - + CO 2 + tumbuhan + cahaya matahari  protein Tumbuhan membentuk protein dari CO 2 , H 2 O dan senyawa nitrogen NO 3 - . 2.4.Protein Protein merupakan suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang bervariasi. Berdasarkan strukturnya, protein terbagi dalam dua golongan besar yaitu golongan protein sederhana yang terdiri dari protein fiber dan protein globular, serta protein gabungan. Protein fiber terdiri dari atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan lain oleh beberapa ikatan silang hingga terbentuk serat atau serabut yang stabil. Protein globular umumnya berbentuk bulat satu atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Sedangkan protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein seperti lipoprotein yaitu protein yang larut dalam air dengan lipid berupa lesitin dan kolesterol Poedjiadi, 1994. Protein komponen penting yaitu sebagai pembentukan sel-sel tubuh, juga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh Poedjiadi, 1994. Serta, fungsi dari protein sebagai biokatalisator yang berupa enzim Page, 1981. Komposisi rata- rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah: karbon 50, hidrogen 7, oksigen 23, nitrogen 16, sulfur 0-3, dan fosfor 0-3. Jumlah protein dalam tubuh juga ditentukan dengan jumlah nitrogennya Poedjiadi, 1994. Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Asam-asam amino tersebut terikat oleh ikatan peptida sehingga terbentuklah protein Poedjiadi, 1994. Asam amino tidak hanya berperan sebagai bahan pembangun protein, juga sebagai pelopor kimia bagi banyak senyawa yang mengandung nitrogen Page, 1981. Reaksi metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus asam amino, kemudian perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Proses tersebut adalah transaminasi dan deaminasi. Transaminasi merupakan reaksi yang melibatkan satu asam amino ke asam amino lainnya. Reaksinya gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto yaitu asam piruvat, α ketoglutarat atau aksaloasetat, sehingga senyawa keto berubah menjadi asam keto. Reaksi transaminasi ada dua jenis enzim yang penting yaitu alanin transaminase dan glutamate transminase yang bekerja sebagai berikut Poedjiadi, 1994: Alanin transaminase Asam amino + asam piruvat asam α keto + alanin Glutamate transaminase Asam amino + asam α ketoglutarat asam α keto + asam glutamate asam α keto + asam glutamat Reaksi transaminasi bersifat reversible, sehingga tidak ada gugus asam amino yang hilang. Karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto Poedjiadi, 1994 Asam amino yang diubah menjadi asam glutamate pada reaksi transaminasi dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, mengalami deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamate sebagai dehidrigenase sebagai katalis. Asam glutamat + NAD + Asam α ketoglutarat + NH 4 + + NADH + H + Asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH 4 + . Selain NAD + glutamat dehidrogenase menggunakan pula NADP + sebagai akseptor electron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminase, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino Poedjiadi, 1994. Selain metabolisme gugus amino, asam amino dapat mengalami reaksi-reaksi yang mengakibatkan berubahnya rantai karbon. Poedjiadi 1994 menggambarkan skema metabolisme rantai karbon asam amino yang dikaitkan dengan siklus asam sitrat pada Gambar 3. Gambar 3. Skema metabolisme rantai karbon asam amino yang dikaitkan dengan siklus asam sitrat Poedjiadi, 1994 Terlihat pada skema bahwa asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. Jalur metabolik yang menuju pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan asam asetoasetat Poedjiadi, 1994. Asam amino yang merupakan komponen dari protein memiliki fungsi yang besar pada sel organisme. Protein adalah salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan bagi larva ikan sebagai pembentuk jaringan tubuh dalam proses pertumbuhan Serang, 2006. Protein dapat digunakan oleh organisme hidup setelah diuraikan menjadi komponen-komponen penyusunnya, misalnya asam amino. Ketersediaan asam amino yang merupakan komponen dari protein dalam pakan dapat mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup larva Zonneveld dkk, 1991. Asam amino tersebut dibutuhkan sebagai suplai energi untuk proses metabolisme tubuh Putra, 2008. Pemanfaatan protein dalam tubuh dinyatakan dalam penyimpanan nitrogen sampai pengambilan nitrogen Zonneveld dkk, 1991.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium Fitoplankton Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut BBPBL Lampung.

3.2. Materi penelitian

3.2.1. Biota Uji

Biota uji yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL dengan kepadatan awal 1,1 x 10 6 selml dan volume air 2 l.

3.2.2. Media Uji

Media yang dipergunakan dalam kultur Nannochloropsis sp. berbentuk cair atau larutan yang tersusun dari senyawa kimia pupuk yang merupakan sumber nutrien untuk keperluan hidup. Pupuk yang akan digunakan dalam penelitian adalah conwy dengan komposisi bahan kimia pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi pupuk Conwy untuk fitoplankton skala laboratorium 1 liter No Bahan kimia Komposisi 1 2 3 4 5 6 7 8 NaEDTA FeCl 3. 6H 2 O H 2 BO 3 NaHPO 4 NaNO 3 Vitamin Trace metal Aquadest 45 gram 1,3 gram 33,6 gram 20 gram 100 gram sumber nitrogen 100 50 gram sumber nitrogen 50 1 ml 1 cc Hingga 1 liter Tabel 2. Larutan Trace metal solution No. Bahan Kimia Komposisi 1 2 3 4 5 NH 4 M 7 O 24 CuSO 4 .5H 2 O ZnCl 2 CoCl 2 .6H 2 O Aquabides 0,9 gram 2 gram 2,1 gram 2 gram 100 ml

3.2.3. Alat dan Bahan

Tabel 3. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian No. Alat dan bahan Kegunaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Toples 10 buah Selang dan batu aerasi Haemocytometer Mikroskop pH meter DO meter Pipet tetes Lampu TL Panci Kompor Palnktonet Sinar UV Ozonizer Alumunium foil Nannochloropsis sp. Air Laut Steril Alkohol 70 Pupuk Conwy Wadah media kultur Nannochloropsis sp. Perangkat sirkulasi aerasi media Penghitungan kepadatan Nannochloropsis sp. Pengamatan Nannochloropsis sp. Pengamatan pH Pengamatan DO Pengambilan sampel Sumber cahaya Alat untuk sterilisasi air laut sebagai media kultut Nannochloropsis sp. Penutup media kultur setelah disterilkan, sebelum dipergunakan Biota Uji Air media kultur Sterilisasi untuk alat berbahan kaca Pupuk bagi Nannochloropsis sp. pada media kultur

3.3. Rancangan Penelitian

Penelitian terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol yang masing-masing diulang 3 kali. Perlakuan tersebut sebagai berikut: Perlakuan A : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 30-34 ppt dan NaNO 3 100 grl. Perlakuan B : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 30-34 ppt dan NaNO 3 50 grl. Perlakuan C : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 35-38 ppt dan NaNO 3 100 grl. Perlakuan D : kultur Nannochloropsis sp. pada salinitas 35-38 ppt dan NaNO 3 50 grl. Tabel 4. Kontingensi perlakuan salinitas dan nitrogen Perlakuan NaNO 3 grl Total 100 50 Salinitas ppt 30 - 34 Perlakuan A Perlakuan B A+B 35 - 38 Perlakuan C Perlakuan D C+D Total A+C B+D N

3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1. Persiapan Penelitian

a. Sterilisasi Alat

Sterilisasi alat seperti toples direndam kaporit 100 ppm selama 24 jam, dicuci dengan air bersih dan dibilas hingga bersih dengan air tawar. Setelah bersih disemprotkan alkohol 70. Alat-alat seperti selang, batu aerasi, serta yang