interaksi biologi nitrogen dalam tanah

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nitrogen adalah komponen utama dalam tanah dari berbagai substansi.
Senyawa nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk asam amino yang
akan di ubah menjadi protein. Nitogen juga dibutuhkan untuk membentuk
senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat , dan enzim. Karena itu nitrogen
dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap pertumbuhan tanaman.
Nitrogen merupakan bahan dasar penyusun protein yang diserap oleh tumbuhan
air dalam bentuk amonia atau nitrat. Ketersediaan nitrogen mempengaruhi variasi
spesies, kemelimpahan serta kandungan nutrisi hewan dan tumbuhan akuatik
(Abdulmujid,2005).
Nitrogen dalam atsmosfer merupakan sumber gas bebas utama yang menepati
78%. Dalam bentuk unsur lain tidak dapat digunakan oleh tanaman. Nitrogen
harus dirubah ke nitrat atau amonium melalui proses-proses tertentu agar dapat
digunakan oleh tanaman. Peningkatan penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman
terdiri dari meningkatnya peningkatan nitrogen secara biologis atau penambahan
nitrogen pupuk (Hardjowigeno, 1987).
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang paling mendapat perhatian. Hal
ini disebabkan jumlah nitrogen yang ada di tanah sedikit, sedangkan yang
diangkat tanah cukup banyak. Disamping itu, senyawa nitrogen organik sangat

larut dan mudah hilang dalam air drainase atau hilang ke atsmosfer. Selanjutnya
efek nitogen dalam pertumbuhan akan jelas dan cepat. Dengan demikian unsur
nitrogen

ini

perlu

dilakukan

pengendalian

atau

pengaturan

untuk

menggunakannya. Oleh karena itu dilakukan praktikum nitrogen total pada
kesempatan kali ini.


1

1.2 Tujuan Kerja Praktek
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek antara lain:
a. Mengenal dan mengetahui secara langsung instansi tempat praktek sebagai
salah satu penerapan disiplin dan pengembangan karir.
b. Mengetahui secara langsung pengaplikasian dari teori yang diperoleh dari
bangku kuliah.
c. Meningkatkan hubungan kerja sama antara perguruan tinggi dengan
instansi.
d. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang diperoleh di lapangan.
e. Lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis di dunia kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan dari penyusunan tugas khusus ini dengan judul “Analisis Nitrogen
Total Dalam Sampel Tanah Tambak” di Balai Penelitian Dan Pengembangan
Budidaya Air Payau Maros, adalah untuk mengetahui cara analisis nitrogen
total dari sampel tanah mulai dari preparasi tanah sampai mendapatkan hasil
akhir analisis

1.3 Manfaat Kerja Praktek
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Dapat meperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi
mahasiswa

yang

bersangkutan

apabila

telah

menyelesaikan

perkuliahannya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh
pada masa kuliah serta menambah wawasan dan pengalaman.
c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan dengan praktek di lapangan, khususnya di Balai


1.3.2

Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau.
d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
Manfaat Bagi Akademik
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya
Akademik dan Instansi.
b. Dapat mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-tengah dunia
kerja khususnya Instansi BPPBAP sehingga dapat mengantisipasi

2

kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang professional dan
1.3.3

kompeten di bidang masing-masing.
Manfaat Bagi Instansi
a. Dapat meningkatkan kerjasama


antara

Akademik

dengan

Instansi/Lembaga.
b. Membantu Instansi/Lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari-hari
selama Kerja Praktek.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1 Sejarah dan Perkembangan BPPBAP

3

Gambar 2.1. Kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP)
didirikan dengan maksud mendapatkan teknologi yang diperlukan dalam
meningkatkan produktivitas pesisir terutama komoditas yang memiliki nilai

ekologis dan ekonomis yang tinggi, mengingat Indonesia merupakan negara
kepulauan di wilayah tropis yang memiliki daerah pesisir yang luas dan
nberpotensi dalam pengembangan usaha perikanan.
BPPBAP yang berlokasi di Kabupaten Maros (±30 km dari arah utara Kota
Makassar, Sulawesi Selatan) yang telah beberapa kali berganti nama, yaitu:
1. Pada tahun 1696, berdasarkan SK Menteri No. 536/kpts/um/12/1696 diberi
nama cabang Lembaga Penelitian Perikanan Darat (Cabang LPPD) berlokasi
di Makassar.
2. Pada tahun 1980, berdasarkan SK Menteri No. 536/kpts/12/1980 diubah
menjadi Sub Balai Penelitian Perikanan Darat (Sub PPD) Maros dibawah
BALITKANDAT Bogor.
3. Pada tahun 1984, dari Sub BPPD diganti menjadi BALITDITA (Balai
Penelitian Perikanan Budidaya Pantai) Maros yang dikepalai oleh ALIE
POERNOMO, M.Sc (1984-1986).

4

4. Pada tahun 1990, Nama BALITDITA diganti menjadi BALITKANDITA
(Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai) yang dikepalai oleh Dr.
FUAD CHOLIK (1986-1991) dan Dr. ACHMAD SUDRAJAD (1991-1995).

5. Pada tahun 1995, Berdasarkan SK Menteri No.796/kpts/07/210/12/1994
nama Sub BALITKANDITA diganti menjadi Balai Penelitian Perikanan
Pantai

(BALITKANTA) yang dikepalai oleh Prof. Dr.Ir. Taufik Ahmad,

M.Sc (1995-2001).
6. Pada tahun 2002, Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan
No.KEP 51/MEN/2002, nama BALITKANTA diganti menjadi Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) yang dikepalai oleh Ir.
Muharijadi Atmomarsono, M.Sc (2001-2005) dan Dr. Ir. Rachman Syah, MS
(2005-2012).
7. Pada tahun 2011, Berdasarkan SK Kementerian Kelautan dan Perikanan
No.32/men/2011

tanggal

12

Oktober


2011

Balai

Penelitian dan

Pengembangan Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) berubah
menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau
(BPPBAP) yang dikepalai oleh Dr. Ir. Andi Parenrengi, MS (2012-Sekarang)
A. Tujuan
Tujuan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) merupakan
penjabaran atau implementasi dan pernyataan mini yang dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu satu sampai lima tahun, dengan diformulasikannya tujuan ini
maka (BPPBAP) dapat mengetahui apa yang mempertimbangkan sumber daya
dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan dirumuskannya fungsi
tersebut untuk mengukur sejauh mana visi dan misi (BPPBAP) telah
dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) telah
menetapkan tujuan sebagai berikut :

1. Mendapatkan data dan informasi tentang kelayakan lahan dan komoditas
perikanan budidaya air payau.

5

2. Mendapatkan teknologi budidaya air payau yang bertanggung jawab dan
beriorientasi pada masyarakat dan industri perikanan.
3. Meningkatkan sumber daya riset kerja sama.
2.2 Visi dan Misi
1. Visi
Visi BPPBAP dirumuskan dengan gambaran menantang masa depan
berdasarkan cita-cita yang ingin diwujudkan. Adapun Visi BPPBAP yaitu
terwujudnya lembaga riset yang terkemuka dalam penyediaan data,informasi
dan tekhnologi budidaya air payau sebagai komponen dibidang perikanan
budidaya andalan pembangunan nasional.
2. Misi
Misi adalah sesuatu yang konkret yang harus dilaksanakan oleh suatu
organisasi sesuai visi yang telah ditetapakan agar tujuan yang dapat dicapai
sebagai langkah-langkah konkret untuk mewujudkan misi tersebut. Misi
BPPBAP adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan tegnologi perikanan bududaya air payau unggulan
yang diakui dan bermanfaat bagi pengguna.
2. Meningkatkan sumber daya riset pelayanan jasa riset dan
mengembangkan kerja sama riset perikanan bududaya air
payau.
2.3 Fasilitas
Beberapa fasilitas yang tersedia untuk manunjang pelaksana riset terdiri atas
tambak percobaan, keramba jaring apung, laboratorium kering ( tanah, biologi,
patologi, kimia, bioteknologi, nutrisi) dan laboratorium basah, selain itu terdapat
perpustakaan, ruang rapat, bengkel, garasi, rumah dinas dan mess.
2.4 Jasa dan Kerja Sama

6

Balai penelitian dan pengembangan budidaya air payau (BPPBAP)
menyediakan jasa laboratorium seperti analisi kualitas air, pentakit ikan, tanah,
nutrisi, pemetaan serta kerja sama riset dengan pihak swasta, instansi pemerintah
dan instansi luar negeri.
2.5 Program Riset
1. Riset potensi dan pemanfaatan Sumber daya perikanan pesisir

2. Budidaya ikan intensif di keramba jaring apung (KJA) laut
3. Model budidaya udang ramah lingkungan
4. Riset nutrisi ikan
5. Riset pemanfaatan bahan aktif biota karang dan mangrove untuk
pencegahan penyakit
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit ikan dan udang pada budidaya
pesisir
2.6 Hasil Riset
Selama Lima tahun terakhir dalam tahun 1997-2002 BPPBAP telah
menghasilkan beberapa teknlogi antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Teknologi budidaya udang hemat lahan dan bertanggung jawab
Pengolahan tambak
Pemanfaatan mangrove sebagai biore mediator
Produksi Bandeng umpan
Bandeng super kualitas ekspor
Pemetaan sumber daya perikanan pesisir berbagai peruntukan seperti
perncanaan, pemilihan dan perhitungan potensi lahan budidaya

2.7 Letak Geografis
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau bertempat di jalan
Makmur Daeng Sitakka Kelurahan Raya Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros
dan terletak pada 199 derajat 35’ 21”BT dan 05 derajat 06’ 15” LS.
2.8 Tenaga Kerja
Secara total berjumlah 124 orang berstatus sebagai pegawai negeri sipil
(PNS) sumber daya menusia tersebut 56 orang berfungsi sebagai penaliti, 1 orang

7

pustakawan, 23 orang teknisi litkayasa dan terdapat 35 orang sebagai tenaga
penunjang.
2.9 Keadaan Sumber Daya
Sumber datya manusia yang terlihat di Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Air Payau
Balai Penelitian dan Penegmbangan Budidaya Air Payau sebagai sebagai
suatu unit laksana teknis. Departeman Kelautan dan Perikanan memiliki jabatanjabatan fungsional yang terbagi menjadi dua yaitu :
1. Kelompok peneliti yang meliputi : sumber daya perikanan budidaya,
penyakit

dan

keshatan

lingkungan,

nutrisi,

genetika,

dan

pengembangbiakan serta rekayasa perikanan.
2. Kelompok fungsional lain yang terdiri atas pustakawan dan teknisi
litkayasa.
2.10 Struktur Organisasi
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP)
Maros, Sulawesi Selatan mempuyai struktur organisasi sebagai berikut

8

Gambar 2.2. Struktur Organisasi BPPBAP Maros

Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau ( BPPBAP) Maros
memiliki struktur organisasi yang berada dibawah Menteri Kelautan dan
Perikanan, di pimpin oleh seorang kepala balai di bantu oleh kepala baian yang
sesuai dengan bidang masing-masing. Bagian-bagian yang dimiliki adalah sub

9

bagian tata usaha, seksis pelayanan teknis, jabatan fungsional, serta seksi program
dan kerja sama.
Sub tata usaha membawahi urusa umum dan urusan keuangan seksi
program dan kerja sama membawahi sub seksi program dan kerja sama seksi
pelayanan teknis membawahi sub seksi penelitian dan sub seksi layanan jasa dan
informasi dan jabatan fungsional yaitu kepala laboratorium.
2.11 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air
Payau ( BPPBAP) Maros adalah sebaai berikut :
1. Fasilitas penelitian
 Lab. Gizi
 Lab. Tanah
 Lab. Patologi
 Lab. Air
 Lab. Biologi
 Lab. Bioteknologi
 Lab. Nutrisi
 Prossesing Pakan
 Hatchery dan KJA Barru
 Instalasi tambak percobaan Maranak-Maros
 Instalasi tambak percobaan Takalar
2. Fasilitas penunjang
 Mess, perpustakaan, jaringan internet, musolah dan bengkel.
3. Media publikasi hasil riset
4. Riset unggulan tahun 2004-2008 :
 Riset pemetaan dan daya dukung lahan perikanan pesisir
 Riset lingkungan perikanan budidaya
 Riset pakan kerapu macan
 Riset kepiting bakau
 Riset udang windu
 Riset rumput laut
 Riset tanah sulfat masam (TSM)
5. Kerjasama (MoU)
Kerja sama antara BPPBAP dengan Australian centre for International
Agricultural Research (ACIAR) ini proyek kerja sama dimulai dari 1 Juli

10

2005. Launching (pengenalan) proyek baru di laksanakan pada 24
November 2005 di Jakarta untuk tingkat nasional dan 25 November 2005
di Makassar untuk tingkat lokal ( Sulawesi Selatan).
6. Laboratorium
Laboratorium-laboratorium yang terdapat pada BPPBAP yaitu :
 Laboratorium tanah
Laboratorium

tanah

merupakan

laboratorium

yang

dapat

menganalisis peubah-peubah kualitas tanah dan sediment, dimana
contoh atau sampel yang diambil di lapangan dapat dianalisis guna
mendapatkan data-data yang diperlukan menyangkut peubah-peubah
kualitas tanah dan sedimen untuk budidaya dan sumber daya perikanan
pesisir.
 Laboratorium Biotek
Laboratorium

biotek

merupakan

laboratorium

yang

dapat

yang

dapat

menganalisis hal-hal yang bersifat bioteknologi .
 Laboratorium Nutrisi
Laboratorium
menganalisis

nutrisi

kandungan

merupakan
pakan

laboratorium

dan

bahan

pakan.

Namun

dilaboratorium nutrisi dapat pula menganalisis sampel atau contoh
sedimen tanah yang berasal dari kawasan pesisir
 Laboratorium Air
Laboratorium merupakan laboratorium yang dapat menganalisis
peubah-peubah kualitas air dimana sampel-sampel yang diambil dari
lapangan dianalisis didalam laboratorium air.
 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan (Patologi)

11

Laboratorium

patologi

merupakan

laboratorium

yang

dapat

menganalisis hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik bologi
antara lain plankton dan makro/mikro dan benthos.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Uraian Tentang Tanah

12

Gambar 3.3. Lapisan Tanah (Foth, H.D.,1994)
Tanah merupakan campuran bahan padat (organik dan anorganik),dan
udara, fase ini salin mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, reaksi-reaksi bahan
padat berpengaruh terhadap kualitas udara dan air, berpengaruh terhadap
pelapukan benda padat dan reaksi-reaksi kimia dari jasad renik. Berdasarkan
keterangan tersebut diatas pada taah telah terjadi dan akan berlangsung berbagai
reaksi kimia yang bentuk dan kecepatannya dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
bereaksi dan keadaan lingkungan. Dapat dikatakan bahwa tanah merupakan kimia
alam yang melangsungkan aktivitas yang berkesinambungan sepanjang zaman.
Secara sederhana dapat dikemukakan suatu batasan atau definisi bahwa kimia
tanah adalah semua peristiwa yang bersifat kimia yang terjadi pada tanah, baik
pada permukaan maupun didalamnya. Rentetan peristiwa kimia inilah yang
menentukan cirri dan sifat kimia tanah yang terbentuk dan yang akan
berkembang. Walaupun batasan ini kedengarannya sederhana, tetapi rentetan
peristiwa kimia yang terjadi sanagat rumit dan belum semuanya dapat dipantau,
sehingga sebagian besar belum dapat diungkapkan sebab dan akibatnya (Lubis,
1988)
Dalam istilah teknik, pengertian tanah adalah butiran kerikil kasar, pasir
tanah lempung, tanah liat dan semua bahan lepas lainnya termasuk lapisan tanah
paling atas sampai pada lapisan tanah paling keras.
Komponen pembentukan tanah, yaitu :
13

1) Bahan mineral
 Berasal dari hasil pelapukan
 Susunan mineral dalam tanah berbeda-beda sesuai susunan mineral
batuan induknya (beku, malihan dan endapan)
 Ukuran mineral :
a. Kerikil, kerakal, batuan : ˃ 2 mm
b. Pasir : 2 mm – 50 u
c. Debu : 50 u – 2 u
d. Liat : ˂ 2 u
 Mineral dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari
batuan yang dilapuk, umumnya dalam fraksi-fraksi pasir dan
debu.
b. Mineral sekunder baru terbentuk selama proses pembentukan
tanah berlansung, umumnya dalam fraksi liat.
2) Bahan Organik
 Hasil penimbunan sisa-sisa tumbuhan dan binatang, sebagian telah
mengalami pelapukan dan pembentukan kembali menjadi mangsa
jasad mikro, sehingga sifatnya selalu berubah atau tidak mantap.
 Kadar bahan organic pada tanah mineral umumnya ˂ 3%
 Berfungsi sebagai perekat butiran tanah, sumber utama unsur N, P
dan S, meningkatkan kemampuan tanah dan menahan air dan hara
serta sebagai sumber energi bagi jasad mikro.
 Komposisi :
a. Jaringan asli (bagian akar dan atas tanaman) dan bagian baru
yang telah mengalami pelapukan.
b. Humus : telah diubah dari sifat aslinya secara menyeluruh,
berwarna hitam, bersifat kolodial, kemampuan menahan air dan
ion lebih besar dari liat.
3) Air

14

 Dalam tanah terdapat dalam ruang pori tanah.
 Kuat atau tidaknya air ditahan oleh tanah yang mempengaruhi
tingkat ketersediaan air tanah bagi tanaman.
 Air dalam pori besar umumnya tidak tersedia bagi tanaman karena
segera hilang merembes kebawah.
 Air dalam pori sedang : mudah diserap oleh tanah.
 Air dalam pori halus : sulit diambil oleh tanaman. Jadi, tidak
semua air dalam tanah tersedia bagi tanaman, sebagian tetap
tinggal dalam tanah.
 Larutan tanah mengandung garam-garam larut, sebagian besar
berupa hara tanaman :
a. N, P, K, Ca, Mg dan S (hara makro)
b. Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn dan Cl (hara mikro)
 Terjadi dinamika hara dengan adanya pertukaran antara hara dalam
larutan dengan yang terdapat di permukaan tanah.
4) Udara
 Menempati pori tanah (terutama sedang dan besar)
 Jumlahnya nerubah-ubah tergantung kondisi air tanah.
 Susunanya tergantung dari reaksi yang terjadi dalam tanah :
a. uap air ˃ atmosfer
b. CO2 ˃ atmosfer
c. O2 ˂ atmosfer (bervariasi dipengaruhi kandungan CO2
dalam tanah)
Secara alamiah proporsi kompone-komponen tanah sangat tergantung pada
:

15

a. Ukuran partikel penyusun tanah, makin harus maka makin padat tanah,
sehingga ruang porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin
kasar.
b. Sumber bahan organic tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai
prporsi BOT tinggi, sebaliknya pada tanah gundul (tanpa vegetasi)
c. Iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan evaporasi
(penguapan) rendah porsi air meningkat (porsi udara menurun)
d. Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih banyak
mengandung air ketimbang yang jauh dari sungai (Kemas.A, 2005)
3.2 Nitrogen total
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial. Menurut Hardjowigeno
(2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari : pupuk , air hujan, bahan organic tanah,
pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara. Sumber N berasal dari atmosfer
sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai
sumber sekunder. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya
setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah. Nitrogen
terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk
organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N. Dalam siklusnya, nitrogen
organik didalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral
mengalami imobilisasi. Nitrogen tanah secara umum dapat dibagi dalam dua
bentuk yaitu organik dan anorganik. Bentuk organic merupakan bentuk terbesar,
bentuk anorganik dapat membentuk NH4+ , NO2-, NO3-, N2O dan NO. Sedangkan
gas N2 hanya dapat dimanfaatkan oleh bakteri Rhizobium (Hakim et al., 1986).
Nitrogen berada dalam bentuk NH4+ dan NO3- , ion-ion ini dalam tanah berasal dari
pupuk yang ditambahkan serta yang didekomposisi bahan organic merupakan
sumber utama nitrogen dalam tanah dan dapat juga berasal dari air atau air irigasi
(Hakim et al., 1986). Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh sifat dan cirri-ciri
tanah serta cirri-ciri dari unsur hara itu sendiri. Faktor tanah yang mempengaruhi
ketersediaan nitrogen dalam tanah adalah bahan organik, kemasaman tanah dan
16

tipe liat. Hasil penguraian bahan organik menjadi sumber nutrien dari
mikroorganisme dalam tanah dapat langsung dimanfaatkan oleh plankton. Karbon
merupakan sumber energi bagi mikroorganisme, sedangkan nitrogen dalam bahan
organik lebih banyak sebagai nitrogen organik, selain dalam bentuk nitrat dan
ammonium. Nitrogen dalam bentuk nitrat dimanfaatkan fitoplankton sebagai
sumber nutrient.
Kebanyakan N (Nitrogen) dalam tanah dasar tambak tergandung dalam
bahan organik. Bakteri memineralisasi bahan organik ammonia yang dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan makanan alami. Analisis kandungan N-total
dilakukan, bukan hanya untuk mengetahui kandungan N-total tanah tetapi juga
untuk mengetahui rasio C:N yang ideal untuk tanah tambak adalah 8:1 sampai
12:1 (Boyd, 2008)
Kandungan N-total tertinggi umumnya terdapat pada lapisan 0-20 cm, dan
20-40 cm, dimana aktifitas perakaran dan mikroorganisme cukup intensif di
daerah tersebut. Hal ini juga akibat pemupukan yang intensif pada lapisan
tersebut. Namun kadar N-total semakin menurun dengan bertambahnya
kedalaman

dimana

pengaruh

pengelolaan

semakin

rendahnya.

Dengan

meningkatnya umur dan pembukaan lahan gambut, kandungan N akan meningkat
dan berkorelasi dengan tingkat dekomposisi. Tingginya permukaan air tanah
berpengaruh terhadap jumlah N yang dilepaskan, karena efeknya terhadap zone
perakaran, aerasi dan temperatur. Makin tinggi muka air tanahnya, jumlah N yang
tersedia bagi tanaman makin rendah (Ervina dkk, 2015). Sebagaimana diketahui
bahwa sumber utama N adalah bahan organik (Harjadi, 1960), perubahan
kandungan N tanah boleh jadi terkait dengan meningkatnya bahan organik dari
sangat rendah menjadi rendah akibat perlakuan imbangan pemberian pupuk
organik dan anorganik yang diberikan.
Di laboratorium uji tanah, nitrogen merupakan salah satu unsure hara
tanah yang banyak diminta untuk dianalisis oleh pengguna jasa laboratorium.

17

Oleh karena itu, diperlukan teknik yang akurat, tepat dan terstandar dalam
penetapannya.
Teknik destilasi cukup baik digunakan untuk pengukuran kadar nitrogen
total pada contoh tanah dan memberikan hasil analisis yang baik (Usman, 2012).
Hasil pengukuran yang diperoleh dengan teknik ini akan lebih konsisten karena
tidak terdapat gangguan dalam pengukuran. Prinsip kerja dari teknik ini tergolong
sederhana. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi teknik ini adalah ketelitian
perlakuan pada tiap tahapan analisis karena alat ini bekerja secara manual mulai
dari pemipetan ekstrak contoh, penambahan pereaksi, sampai pembacaan hasil
pengukuran (titrasi) (Minardi, 2014).

18

BAB IV
TUGAS KHUSUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Waktu dan Tempat
Kerja praktek ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu tanggal 08 Agustus – 07
Oktober di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP)
berlokasi di :


Kelurahan : Raya

 Kecamatan : Turikale
 Kabupaten : Maros
 Provinsi : Sulawesi Selatan
4.2 Prosedur Kerja Nitrogen Total (Laboratorium Penguji BPPBAP, 2016)
4.2.1 Alat dan Bahan
4.2.1.1 Alat
1) Neraca analitik
2) Tabung dekstruksi
3) Alat dekstruksi
4) Labu ukur 100 mL
5) Erlemeyer 250 mL
6) Labu kjeldahl
7) Alat destilasi
8) Buret
4.2.1.2 Bahan
1) Selenium Mix
2) Batu Didih
3) Asam Sulfat Pekat
4) NaOH 40%
5) Asam Borat 1%
6) Penunjuk Conway
7) Aquades.
4.2.2

Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dari penetapan N-Total sebagai berikut:
4.2.2.1 Destruksi

1) Timbang sekitar 2 g contoh tanah.

19

2) Masukkan ke dalam labu kjeldahl 250 ml.
3) Tambah sedikit campuran selen dan batu didih + 1 g, kemudian tambah 7
mL asam sulfat pekat.
4) Dipanaskan di atas alat destruksi, mula-mula dengan menyalakan api kecil,
lalu nyalakan api diperbesarkan sampai asapnya hilang dan warna larutan
menjadi kehijauan atau tak berwarna lalu diangkat dan didinginkan.
4.2.2.2 Destilasi
1) Setelah larutan di dalam labu kjeldahl menjadi dingin, dilarutkan dengan
100 mL aquades ke dalam labu ukur.
2) Mengambil erlemeyer 100 mL lalu diisi dengan 10 mL asam borak dan
ditambahkan 3 tetes indicator conwey.
3) Erlenmeyer tersebut di tempatkan dibawah pendingin destilasi sehingga
ujung alat peendingan tersebut tercelup di bawah permukaan asam.
4) Memipet 10 mL larutan hasil dekstruksi ke dalam labu kjeldahl,
menambahkan 100 mL aquadest dan 10 mL NaOH 40%. Penambahan
NaOH harus melalui dinding labu. Penyulingan dihentikan setelah
volumenya mencapai 60 ml.
5) Setelah destilasi selasai, erlenmeyer diambil dan alat destilasi di matikan.
6) Dibilas dengan aquades diujung atas dan bawah dari alat pendingin.
4.2.2.3 Titrasi
1) Larutan dalam erlenmeyer di titrasi dengan asam sulfat 0,1 N sampai
warna merah.
2) Kemudian dicatat hasil titrasi.
4.3

Rumus

Nitrogen Total =

( Vc−Vb ) x N x 14 x p
x 100
mg contoh

Dimana :
20

……………………. ( 4.1 )

Vc : mL titran contoh
Vc : mL titran blanko
N : Normalitas larutan penitar
14 : bobot setara nitrogen
P : factor pengenceran

4.4 Hasil
Tabel 4.1. Hasil analisis N total pada sampel tanah
No.

Kode Lab.

Berat

1

T.0001

(mg)
2000,0

contoh Vol.
(mL)
1,5

21

Penitar N-Total (%)
0,11

2
3
4

T.0002
T.0003
T.0004

5
T.0005
6
T.0006
7
T.0007
8
T.0008
9
T.0009
10
T.0010
11
T.0011
12
T.0012
13
T.0013
14
T.0014
15
T.0015
16
T.0016
17
T.0017
18
T.0018
19
T.0019
20
T.0020
Penitar Blanko : 0,3 mL

2000,5
2.000,3
2.000,0

1,4
1,1
2,5

2000,2
2000,5
2000,0
2000,5
2000,3
2000,3
2000,3
2000,0
2000,3
2000,0
2000,2
2000,0
2000,0
2000,0
2000,0
2000,3

1,8
1,6
0,7
1,2
1,3
1,1
1,3
1,1
0,6
0,6
1,0
1,2
0,8
0,7
1,1
1,1
N H2SO4 : 0,0125

0,10
0,07
0,19

0,13
0,11
0,04
0,08
0,09
0,07
0,09
0,07
0,03
0,03
0,06
0,08
0,04
0,04
0,07
0,07

4.5 Pembahasan
Nitrogen merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan biota
budidaya. Selain itu juga akan mengikat unsur-unsur beracun pada tanah asam
sehingga akan meningkatkan kapasitas penyangga tanah yang sangat erat
kaitannya efesiensi penggunaan unsur hara termasuk pupuk.
Dari hasil perhitungan didapatkan konsentrasi nitrogen total pada tanah
berkisar antara 0,03% - 0,11% (Tabel 4.1.). Dan kisaran konsentrasi yang
didapatkan menunjukkan bahwa konsentrasi nitrogen total pada sampel tanah
yang di analisis termasuk dalam kategori rendah, berdasarkan kriteria
penilaian tanah pusat penelitian tanah, dimana konsentrasi 0,01% - 0,15%
dikategorikan rendah, konsentrasi 0,16% - 0,50% dikategorikan sedang,
konsentrasi 0,51% - 0,70% dikategorikan tinggi sedangkan untuk konsentrasi ˂
0,71% dikategorikan sangat tinggi.

22

Dari hasil konsentrasi nitrogen total yang didapatkan termasuk kategori
rendah sehingga apabila konsentrasi nitrogen kategori rendah pada tanah
tambak yang dibudidayakan maka sewajarnya ditingkatkan konsentrasi
nitrogennya sebagaimana diketahui bahwa semua organisme memerlukan
nitrogen untuk kelangsungan hidup. Demikian juga dengan kriteria kesesuaian
untuk (Tabel 4.2.) terlihat bahwa sampel-sampel yang dianalisis termasuk
kategori tidak sesuai (N).
Oleh karena itu kondisi tanah tambak yang konsentrasi N-totalnya rendah
maka sangat membutuhkan masukan pupuk nitrogen sehingga mencukupi dan
penambahan pupuk sesuai yang dibutuhkan pada tambak tersebut. Pupuk
nitrogen mengandung hara Nitrogen, bentuk senyawa nitrogen umumnya
berupa Nitrat, Amonium, Sianida. Contoh pupuk nitrogen yang biasa
digunakan ditambak, yaitu : Kalium Nitrat (KNO3), Amonium Fosfat (NH4),
Urea (NH2CCONH2) dan Kalium Sianida (CaCN2).

Tabel 4.2. Kriteria kesesuaian lahan untuk budidaya di tambak
Kelas Lahan
S1
S2
S3
N
Karbon Organik (%)
1,5-2,5
0,5-1,5
˂ 0,5 atau 2,5-8,0
˃8,0
Bahan Organik (%)
3-5
1-3
˂1 atau 5-1,5
˃15
N-total (%)
˃ 0,5
0,4-0,5
0,25-0,4
˂ 0,25
PO4 (mg/L)
˃ 0,6
45-60
30-45
˂ 30
Ket: S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (kurang sesuai) dan N (tidak sesuai)
Pada prosedur kerja penetapan kandungan nitrogen total diatas terdapat
beberapa penambahan bahan dan juga bahan kimia yang masing-masing memiliki
fungsi yaitu : batu didih yang berfungsi untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat
didih. Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan berpori, yang
biasanya dimasukkan kedalam cairan yang sedang dipanaskan. Adapun tambahan
untuk campuran selenium yang dapat mempercepat proses oksidasi karna zat
tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari
23

valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya. Dan pada proses destilasi atau
penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Fungsi penambahan
NaOH adalah untuk memberikan susasana basah karena reaksi tidak dapat
berlangsung dalam keadaan asam.

Tahapan reaksi analisis nitrogen total dapat dilihat pada reaksi dibawah ini :
Tahap destruksi :
(C, H, N)n + H2SO4

(NH4)2SO4 + SO2 + CO2 + H2O
Larutan jernih

Tahap destilasi
(NH4)2SO4 + 2 NaOH

NH4OH
NH3(g)

2NH4OH + Na2SO4

NH3(g) + H2O
NH3(I)

Indikator Canpuran Conway

24

2NH3 + 4H3BO3

(NH4)2B4O7 + 5H2O

Larutan berwarna biru

Tahap Titrasi
(NH4)2B4O7 + HCl

(NH4)2Cl + H2B4O7

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam hasil analisis konsentrasi nitrogen dalam tanah tambak diperoleh
konsentrasi terendah yaitu 0,03% pada kode T.0013 dan kode T.0014, dan
konsentrasi tertinggi yaitu 0,19% pada kode sampel tanah T.0004, sehingga
dari 20 sampel tanah tambak yang dianalisiskan konsentrasi nitrogen totalnya
termasuk kategori rendah.
5.2 Saran
Sebaiknya pada proses kerja praktek berlangsung, pembimbing cukup
memberitahukan apa yang semestinya dikerjakan agar mahasiswa/mahasiswi
mengetahui banyak apa yang telah dikerjakan.
Dan semoga BPPBAP Maros senantiasa memberikan kesempatan untuk
para mahasiswa/mahasiswi yang akan melakukan Kerja Praktek (KP), KKN,
Penelitian dll. Semoga BPPBAP Maros tambah berkembang dimasa sekarang
maupun dimasa yang akan datang. AMIIN.

25

DAFTAR PUSTAKA
Abdulmujid. (2005), “Perubahan Unsur Hara Nitrogen (N) Dan
Phosphor (P) Tanah Gambut Di Lahan Gambut Yang Dipengaruhi
Lama Pengolahan Lahan”, Jurnal Pedon Tropika Edisi 1 Vol 1 (1-9)
Boyd, C.E. 2008. “Pod bottom soil analyses”. Global Aquaculture
Advocate, September/October: 90-93.
Ervina

Indrayani1.,

Kamiso

Handoyo

Nitimulyo.,

Suwarno

Hadisusanto., Rustadi. (2015), “Analisisi kandungan Nitrogen,
fosforani-Papua”, Jurnal Manusia Dan Lingkungan, Vol. 22, No.2, Juli
2015: 217-225
Foth, H.D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Edisi Pertama.

Medyatama

Sarana Prakasa, Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Harjadi, W. 1960. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia, Jakarta.
26

Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajagrafindo Persada:
Jakarta.
Lubis, A.M., 1988. Kesuburan Tanah. Ilmu, FP UISU, Medan.
S. Minardi. (2014), “Imbangan Pupuk Organik Dan Anorganik
Pengaruhnya Terhadap Hara Pembatas Dan Kesuburan Tanah” ,
Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Usman (2012), “Teknik Penetapan Nitrogen Total Pada Contoh Tanah
Secara Destilasi” Buletin Teknik Pertanian Vol. 17, No. 1, 2012: 41-44

27

28

Lampiran 1.
STANDARISASI LARUTAN H2SO4 0,01N UNTUK PENETAPAN
N-TOTAL
1. Tujuan
Instruksi Kerja ini sebagai pedoman laboratorium dalam melakukan
penetapan kadar N-Total dalam tanah.
2. Ruang Lingkup
Instruksi Kerja ini meliputi tata cara penetapan nitrogen total dalam tanah
dengan teknik volumetrik, dengan metode kjeldahl.
3. Acuan
Wiryawan A. at all Kimia Analitik untuk SMK, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menenga, Departemen Pendidikan Nasional.
4. Alat dan Bahan
4.1 Alat
1) Oven
2) Eksikator
3) Timbangan analitik
4) Labu ukur 100 mL
5) Pipet Volum 10 mL
6) Erlemeyer 250 mL
7) Pipet 5 mL
8) Buret

4.2 Bahan
1) Asam sulfat pekat
2) H2SO4 4N.
Masukkan 111 mL Asam Sulfat pekat (95-97%)
kedalam sedikit demi sedikit melalui dinding labu ukiur 1000 mL
yang telah berisi 700 mL aquades bebas ion, kocok dan biarkan
hingga dingin. Tambahkan air bebas ion hingga tanda garis, kocok.

29

3) H2SO4 0,01N. Pipet 5 mL H2SO4 4N kedalam labu ukur 2000 mL,
impitkan dengan air bebas ion.
4) Borax diovenkan dan didinginkan dalam eksikator.
5) Indikator PP

6

Prosedur Pelaksanaan
5.1 Cara kerja
1) Timbang sekitar 0,1 g borax anhidrat, masukkan kedalam labu ukur 100
mL, kocok lalu impitkan dengan air bebas ion.
2) Pipet 10 mL kedalam erlemeyer tetesi PP sebagai penunjuk
3) Titar dengan asam sulfat 0,01 N.
5.2 Perhitungan

N=

mgram.borax
VxBst . xfp

Dimana :
N
V

: Normalitas asam sulfat
: Volume penitaran

Bst : Bobot borax (191)
Fp

: Faktor pengenceran 10 dalam 100 = 10

6.

Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu

6.1 Jaminan Mutu (Quality Assurance, QA)
1) Dilaksanakan oleh personel yang kompeten.
2) Menggunakan peralatan bebas kontaminan.
3) Menggunakan peralatan yang mampu telusur (traceable)
4) Menggunakan bahan kimia bebas kontaminan.
30

5) Dianalisis sebelum batas waktu penyimpanan maksimum
6) Merekam data dengan baik dan benar.
6.2 Pengendalian Mutu (Quality Control, QC)
1) Dikerjakan secara replikat (triplo) sebagai kontrol kesalahan Analis
(bila memungkinkan).

7.

Dokumentasi

Instruksi Kerja Khusus ini disimpan dalam bentuk berkas dan/atau file dalam
komputer dengan status legalitas yang sama. Adapun dokumen terkait
yang digunakan dalam instruksi kerja ini adalah:
1) Buku catatan primer (rekaman primer);

LAMPIRAN 2
PENETAPAN NITROGEN TOTAL
Sampel 2 gram

Campuran Selen dan
Batu didih
31

7 mL H2SO4
Destruksi

Himpitkan kedalam kabu
ukur 100mL

10 mL hasil Destruksi +
100 mL aquadest
10 mL NaOH

Tampung dalam
10 mL asam borat

Destilasi sampai 50-60 mL

Titar dengan H2SO4 0,01 N

Gambar 4. Proses Analisis Kandungan Nitrogen Total
LAMPIRAN 3
Laporan Kegiatan Harian Kerja Praktek
Nama Mahasiswa

: Maryam

Pembimbing Lapangan : Kamariah, S.Si
Tempat KP

: BPPBAP Maros

Waktu Pelaksanaan KP : 08 Agustus 2016 – 07 Oktober 2016

32

No.
1

Hari / Tanggal
Senin,08/08/2016

2

Selasa,09/08/2016

3

Rabu,10/08/2016

4

Kamis,11/08/2016

5

Jumat,12/08/2016

6
7
8

Sabtu, 13/08/2016
Minggu, 14/08/2016
Senin, 15/08/2016

9

Selasa, 16/08/2016

10

Rabu, 17/08/2016

11

Kamis, 18/08/2016

12

Jumat, 19/08/2016

13
14
15

Sabtu, 20/08/2016
Minggu,21/08/2016
Senin, 22/08/2016

16

Selasa, 23/08/2016

17

Rabu, 24/08/2016

18

Kamis, 25/08/2016

Kegiatan
 Perkenalan diri
 Pengenalan laboratorium tanah
 Preparasi sampel tanah
 Membersihkan laboratorium
 Analisis N-total
 Membersihkan laboratorium
 Mengukur pH tanah
 Membersihkan laboratorium
 Merapikan sampel tanah
 Membersihkan laboratorium
 Senam
 Analisis kadar air
 Libur
 Libur
 Membersihkan laboratorium
 Mencuci alat laboratorium
 Membersihkan laboratorium
 Mengocok sampel bray
 Mencuci alat laboratorium
 Membersihkan laboratorium
 Menimbang sampel tanah untuk pH
 Mengukur pH tanah
 Membersihkan laboratorium
 Menimbang sampel tanah
 Analisis N-total
 Membersihkan laboratorium
 Senam pagi
 Preparasi sampel
 Merapikan sampel
 Libur
 Libur
 Membersihkan laboratorium
 Menimbang sampel tanah
 Analisis N-total
 Membersihkan laboratorium
 Mengocok sampel bray
 Mencuci alat laboratorium
 Membersihkan laboratorium
 Menimbang sampel tanah
 Mengukur pH sampel tanah
 Membersihkan laboratorium

33

19

Jumat, 26/08/2016

20
21
22

Sabtu, 27/08/2016
Minggu, 28/08/2016
Senin, 29/08/2016

23

Selasa, 30/08/2016

24

Rabu, 31/08/2016

25

Kamis 01/09/2016

26

Jumat, 02/09/2016

27
28
29

Sabtu, 03/09/2016
Minggu,04/09/2016
Senin, 05/09/2016

30

Selasa, 06/09/2016

31

Rabu, 07/09/2016

32

Kamis, 08/09/2016

33

Jumat, 09/09/2016












































Analisis pospat
Membersihkan laboratorium
Senam
Menghapus kode
Mencuci alat
Libur
Libur
Membersihkan laboratorium
Analisis N-total
Mencuci alat Laboratorium
Membersihkan laboratorium
Analisis Fe
Mencuci alat laboratorium
Membersihkan laboratorium
Menimbang sampel tanah untuk pH
Mengukur pH tanah
Membersihkan laboratorium
Menimbang sampel tanah
Analisis N-total
Membersihkan laboratorium
Senam pagi
Preparasi sampel
Membuat pereaksi
Libur
Libur
Membersihkan laboratorium
Membuat pereaksi
Preparasi sampel
Analisis kadar air
Membersihkan laboratorium
Menghapus kode
Menulis kode
Analisis N-total
Mencuci alat laboratorium
Membersihkan laboratorium
Mencuci alat laboratorium
Membersihkan laboratorium
Analisis tekstur tanah
Membuat kertas pengering
Mengeringkan tanah
Membersihkan laboratorium
Senam

34

34
35
36
37

Sabtu, 10/09/2016
Minggu,11/09/2016
Senin, 12/09/2016
Selasa, 13/09/2016

38

Rabu, 14/09/2016

39

Kamis,15/09/2016

40

Jumat, 16/09/2016

41
42
43

Sabtu, 17/09/2016
Minggu,18/09/2016
Senin, 19/09/2016

44

Selasa, 20/09/2016

45

Rabu, 21/09/2016

46

Kamis, 22/09/2016

47

Jumat, 23/09/2016

48
49
50

Sabtu,24/09/2016
minggu,25/09/2016
Senin, 26/09/2016

51

Selasa,27/09/2016

52

Rabu,28/09/2016












































Preparasi sampel tanah
Libur
Libur
Libur
Analisis N-total
Mencuci alat laboratorium
Anlisis alumunium
Membersihkan laboratorium
Analisis tekstur tanah.
Membersihkan laboratorium
Analisis tekstur tanah
Mencuci alat laboratorium
Membersihkan laboratorium
Senam
Analisis phospat
Libur
Libur
Membersihkan laboratorium
Analisis kadar air
Menimbang sampel tanah
Membersihkan laboratorium
Analisis N-total
Membersihkan laboratorium
Analisis sulfat
Mencuci alat laboratorim
Membersihkan laboratorium
Analisis N-total
Mencuci alat laboratorium
Membersihkan laboratorium
Senam
Preparasi sampel tanah
Membuat pereaksi
Libur
Libur
Membersihkan laboratorium
Analisis kadar air
Analisis N-total
Membersihkan laboratorium
Membuat wadah kertas pengering
Mengeringkan sampel
Preparasi sampel tanah
Pembersihan laboratorium
35

53

Kamis,29/09/2016

54

Jumat,30/09/2016

55
56
57

Sabtu,01/10/2016
Minggu,02/10/2016
Senin,03/10/2016

58

Selasa,04/10/2016

59

Rabu,05/10/2016

60

Kamis,06/10/2016

61

Jumat,07/10/2016






















Analisis kadar air
Analisis N-total
Preparasi sampel tanah
Membuat pereaksi
Pembersihan laboratorium
Senam
Menimbang sampel tanah 2 gram
Analisis N-total
Libur
Libur
Membersihkan laboratorium
Membuat Laporan KP
Membersihkan laboratorium
Membuat Laporan KP
Membersihkan laboratorium
Membuat Laporan KP
Asistensi laporan
Membersihkan laboratorium
Membuat Laporan KP
Asistensi laporan

 Membersihkan laboratorium
 Senam
 Penarikan

36

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam mengerjakan laporan KP ini kami
tidak melakukan pemalsuan (fabricating) data dan tidak menjiplak karya orang
lain. Semua materi dalam laporan KP ini merupakan hasil karya kami sendiri,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka. Jika di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam laporan KP, maka
kami tidak bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan.

Makassar, 07 Oktober 2016
Mahasiwa

Maryam
NIM : 1320422038

37

SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN
KERJA PRAKTEK (KP)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa

: Maryam

NIM

: 1320422038

Alamat

: jln. Poros Kariango - Maros

No. HP

: 0821-9720-8979

Telah melaksanakan Kerja Praktek (KP) di Balai Penelitian Dan Pengembangan
Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros, yang dimulai pada 08 Agustus 2016
Sampai dengan 07 Oktober 2016 dan telah menyelesaikan seluruh administrasi
yang terkait dengan Perusahaan.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya

Makassar, 07 Oktober 2016
Menyetujui :
Mahasiswa

Pembimbing Lapang

38

( Maryam )

( Kamariah, S.Si)

Nim : 1320422038

NIP:19820223 2 010012 027

KARTU KONSULTASI DOSEN PEMBIMBING
Nama Mahasiswa :
Pembimbing Lapangan :
Tempat KP :
Waktu Pelaksanaan KP :
No
.

Tanggal

Materi Pembimbing

Tandatangan
Dosen

Tandatangan
Mahasiswa

Makassar,
Dosen Pembimbing

(……………………)
Catatan : Penyelesaian KP termasuk pelaporan maksimal 3 bulan (12 minggu)
39

40