Metode Analisis Kekakuan Pondasi Pelat

Didalam model yang diusulkan oleh Hetenyi pada 1950, hubungan antara elemen bebas diselesaikan dengan menggabungkan lapisan elastis pada permasalahan 3D atau sebuah balok elastis dan permasalahan 2D yang dapat berubah bentuk hanya karena tekukan. Model pondasi lainnya diusulkan oleh Pastemak pada 1954 memperoleh hubungan geser antara pegas dengan menghubungkan ujung pegas dengan sebuah lapisan yang mengandung elemen vertikal tidak termampatkan yang berubah bentuk hanya dengan pemotongan melintang. Pendekatan lainnya untuk mengembangkan dan juga memperbaiki model pondasi bermula dengan tiga rangkaian kompleks persamaan diferensial dengan penurunan sebagian kesesuaian, menurut peraturan dan keseimbangan menentukan perilaku tanah sebagai rangkaian semi tidak terhingga dan kemudian memperkenalkan asumsi yang sederhana dengan mematuhi pemindahan atau tekanan untuk memberikan persamaan yang tersisa untuk menyelesaikan dengan tepat, bentuk tertutup dan beragam. Ini merupakan rangkaian model sederhana. Gambar 8. Balok Istirahat Pada Pondasi Elastis

III. METODE PENELITIAN

A. Pengambilan Sampel

Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada kondisi tidak terganggu undisturbed. Sampel tanah diambil dimaksudkan untuk mengindikasikan bahwa tanah yang digunakan dalam penelitian merupakan tanah lunak yang mewakili tanah di lokasi penelitian.

B. Penyelidikan Tanah Asli

Tahap-tahap pengujian material yang dilakukan terdiri atas pengujian sifat- sifat fisik tanah lempung lunak untuk tanah yang berada pada kondisi undisturbed. Semua pengujian ini dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Lampung. Sampel tanah digunakan untuk pengujian sebagai berikut :

1. Uji Kadar Air

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir tanah kering, yang dinyatakan dalam persen. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-2216.

2. Uji Berat Jenis

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-854.

3. Uji Analisis Saringan

Analisis saringan adalah mengayak atau menggetarkan contoh tanah melalui satu set ayakan di mana lubang - lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui prosentase ukuran tanah dan susunan butiran tanah gradasi, dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 0,075 mm. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-422, AASHTO T88 Bowles, 1991.

4. Uji Batas – batas Atterberg

a. Batas Cair Liquid Limit

Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-4318.

b. Batas Plastis Plastic limit

Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Nilai batas plastis adalah nilai dari kadar air rata - rata sampel. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D-4318.