BAB III SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
A. Bahan Baku a Propilen
Rumus Kimia : CH
3
CHCH
2
Berat Molekul : 42,08 kgkmol
Titik Leleh : 87,85 K
-185,3
o
C Titik Didih
: 225,35 K -47,8
o
C Temperatur Kritis
: 365 K Tekanan Kritis
: 46,2 bar Spesific Gravity
: 0,522 Δ H
f298
: 20,43 kJmol Δ G
o 298
: 62,205 kJmol Panas Laten
: 18.422 kJkmol Wujud
: Gas
b Air
Rumus Kimia : H
2
O Berat Molekul
: 18,01 kgkmol Titik Beku
: 273,15 K
o
C Titik Didih
: 373,15 K 100
o
C Temperatur Kritis
: 647,3 K Tekanan Kritis
: 220,5 bar Densitas
: 998 kgm
3
Δ H
f298
: -242,0 kJmol Δ G
o 298
: -237,129 kJmol Panas Laten
: 40.683 kJkmol Kapasitas Panas
: 75,4 Jmol.
o
K liquid Wujud
: Cairan
c Propana
Rumus Kimia : CH
3
CH
2
CH
3
Berat Molekul : 44,09 kgkmol
Titik Beku : 85,45 K
-187,7
o
C Titik Didih
: 231,05 K -42,1
o
C Temperatur Kritis
: 369,8 K Tekanan Kritis
: 42,5 atm Spesific Gravity
: 0,509
Panas Laten : 18.786 kJkmol
Wujud : Gas
B. Produk a Isopropil Alkohol IPA
Rumus Kimia : CH
3
CHCH
3
OH Berat Molekul
: 60,10 kgkmol Titik Beku
: 184,65 K -88,5
o
C Titik Didih
: 355,35 K 82,2
o
C Temperatur Kritis
: 508,3 K Tekanan Kritis
: 47,6 atm Spesific Gravity
: 0,789 Δ H
f298
: -272,6 kJmol Δ G
o 298
: -173,5 kJmol Panas Laten
: 39.858 kJkmol Sifat : Mudah terbakar, larut sempurna dalam air dan
eter. Wujud
: Cairan tidak berwarna
b Diisopropil Eter DIPE
Rumus Kimia : CH
3
CHCH
3
OCHCH
3
CH
3
Berat Molekul : 102,17 kgkmol
Titik Leleh : 187,65 K
-85,5
o
C Titik Didih
: 341,45 K 68,3
o
C Temperatur Kritis
: 500,0 K Tekanan Kritis
: 28,8 atm Spesific Gravity
: 0,724 Δ H
f298
: -319,03 kJmol Δ G
o 298
: -122 kJmol Panas Laten
: 29.349 kJkmol Sifat
: Mudah terbakar Wujud
: Cairan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Pembangunan Nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Untuk itu Pemerintah telah
melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik fisik dan non-fisik. Salah satu wujud pembangunan itu adalah pembangunan industri di Indonesia. Peningkatan
pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan mengurangi ketergantungan terhadap produk
negara lain. Industri kimia belakangan ini terus berkembang secara terintegrasi.
Perkembangan industri hilir dan juga industri bahan setengah jadi yang pesat selama ini, merupakan pendorong dibangunnya industri-industri hulu. Dengan
kata lain, kebutuhan bahan baku atau penyedia bahan baku dalam sektor industri saling terkait. Oleh karena itu, pembangunan industri kimia haruslah seimbang
antara industri hulu yang merupakan penyedia bahan baku, dengan industri hilir yang akan memproses bahan baku tersebut menjadi produk
Isopropil alkohol pertama kali diproduksi secara komersial pada tahun 1930 oleh Standard Oil of New Jersey, USA. Isopropil alkohol ini dibuat dengan cara
mereaksikan propilen dengan air. Hal ini juga merupakan contoh pertama pembuatan petrokimia dari produk kilang minyak bumi. Selanjutnya, isopropil
alkohol juga mulai diproduksi di beberapa negara lainnya antara lain Jerman, Inggris, dan Jepang.
Isopropil alkohol merupakan jenis alkohol terbesar kedua yang diproduksi setelah metanol. Hingga kini, produksi isopropil alkohol terus meningkat dengan
proses yang terus berkembang. Isopropil alkohol adalah alkohol sekunder yang dikenal juga dengan nama
isopropil alkohol, 2-propanol, 2-hidroksil propan, sec-propanol, dan sering disingkat dengan nama IPA. Isopropil alkohol pada suhu kamar berwujud cair dan
tidak berwarna.
B. Kegunaan Produk