2. JUDUL
Pengukuran RF Mixer
3. TUJUAN 
Mengukur karakteristik RF Mixer: Conversion Loss, Isolasi RF-LO, Isolasi LO-IF, dan Frekuensi bayangan.
4. TEORI PENDAHULUAN 4.1 Radio Penerima FM
Radio   komunikasi   FM   merupakan   radio   broadcast   yang   banyak   digunakan, dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih bersih serta gangguan noise terhadap sinyal
informasi   yang   dihasilkan   jauh   lebih   rendah   dibandingkan   radio   siaran   lain.   Radio komunikasi FM bekerja pada spektrum frekuensi VHF 88-108 MHz dengan jenis modulasi
frekuensi FM. Pada sistem penerima FM diperlukan pencampur Mixer yang berfungsi mencampur
sinyal yang diterima, dengan sinyal dari oscilator. Output pencampur mempunyai keluaran yang kompleks karena terdiri dari banyak frekuensi, tetapi karena ditala pada f
IF
frekuensi IF maka diperoleh sinyal dengan f
IF
= 10,7 MHz. Local Oscillator LO berfungsi untuk membangkitkan gelombang listrik kontinu dengan frekuensi tertentu.
4.2 Mixer
Rangkaian   mixer   adalah   rangkaian   yang   berfungsi   untuk   mencampur   beberapa dalam hal ini dua sinyal masukan, yaitu sinyal informasi Intermediate Frequency IF dan
sinyal carrier pembawa local atau disebut radio frequency RF. Mixer biasanya digambarkan dengan simbol perkalian gambar 4.1. Mixer memiliki
tiga   divais   yang   terdiri   dari   port   Local   Oscillator   LO,   Radio   Frequency   RF,   dan Intermediate Frequency IF. Port LO dikendalikan oleh sebuah Local oscillator.
Gambar 4.1 Simbol Mixer dengan Tiga Devais
Proses pencampuran kedua sinyal tersebut dapat dijelaskan secara matematis seperti dibawah ini:
f
LO
= f
RF
+  f
IF
4.2.1
f
LO
= f
RF
-  f
IF
4.2.2
Keterangan: f
LO
= frekuensi osilator local f
RF
= frekuensi radio FM f
IF
= intermediate frequency
Dalam pengukuran f
IF
terdapat redaman  conversion loss antara f
RF
dan f
IF
gambar 4.2 conversion loss dapat dihitung sebagai berikut:
Conversion loss = Redaman yang terbaca pada PC aplikasi‘Signal Hound’ – Redaman yang diatur pada Signal Generator f
RF
. 4.2.3
Gambar 4.2 Conversion Loss dan Isolasi
Output dari mixer berupa Intermediate Frequency IF positif atau negatif saja yaitu 10,   7   MHz,   dengan   nilai   frekuensi   Lokal   Oscillator   LO   yang   merupakan   hasil
penjumlahan   persamaan   4.2.1   atau   pengurangan  persamaan   4.2.2.  Tetapi   terkadang output mixer terdapat sinyal yang tidak diinginkan hal ini muncul karena isolasi antara
RF-LO dan LO-IF kecil, sehingga muncul frekuensi selain frekuensi IF, semakin jauh besar isolasi RF-LO dan LO-IF, spektrum yang muncul lebih bagus hanya frekuensi IF
saja gambar 4.3.
Gambar 4.3 Spektrum Output Mixer
Pada frekuensi radio FM terdapat frekuensi bayangan f
IM
dari frekuensi tersebut yang harus dihindari agar tidak tercampur, jika diketahui frekuensi RF pada 100 MHz
maka  121,4 MHz merupakan frekuensi bayangannya. Frekuensi bayangan tersebut akan mengganggu frekuensi RF. Lokal oscillator LO mempengaruhi suatu frekuensi bayangan
dapat berupa frekuensi bayangan atas atau bawah, frekuensi bayangan atas diperoleh dari frekuensi   IF   positif,   sedangkan   frekuensi   bawah   diperoleh   dari   frekuensi   IF   negative
gambar 4.4. Untuk menentukan frekuensi bayangan dapat dihitung sebagai berikut:
f
IM
= f
RF
+ 2f
IF
frekuensi bayangan atas 4.2.4
f
IM
= f
RF
- 2f
IF
frekuensi bayangan bawah 4.2.5
Gambar 4.4 Spektrum Frekuensi Bayangan 5. SETUP PENGUKURAN
Gambar 5.1 Diagram Set Up Pengukuran Corvension Loss
Gambar 5.2 Diagram Set Up Pengukuran Isolasi RF-LO
Gambar 5.3 Diagram Set Up Pengukuran Isolasi LO - IF
Gambar 5.4 Diagram Set Up Pengukuran Frekuensi Bayangan Bawah
Gambar 5.5 Diagram Set Up Pengukuran Frekuensi Bayangan Atas
6. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN