Mixer TEORI PENDAHULUAN 1 Radio Penerima FM

2. JUDUL

Pengukuran RF Mixer

3. TUJUAN 

Mengukur karakteristik RF Mixer: Conversion Loss, Isolasi RF-LO, Isolasi LO-IF, dan Frekuensi bayangan. 4. TEORI PENDAHULUAN 4.1 Radio Penerima FM Radio komunikasi FM merupakan radio broadcast yang banyak digunakan, dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih bersih serta gangguan noise terhadap sinyal informasi yang dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan radio siaran lain. Radio komunikasi FM bekerja pada spektrum frekuensi VHF 88-108 MHz dengan jenis modulasi frekuensi FM. Pada sistem penerima FM diperlukan pencampur Mixer yang berfungsi mencampur sinyal yang diterima, dengan sinyal dari oscilator. Output pencampur mempunyai keluaran yang kompleks karena terdiri dari banyak frekuensi, tetapi karena ditala pada f IF frekuensi IF maka diperoleh sinyal dengan f IF = 10,7 MHz. Local Oscillator LO berfungsi untuk membangkitkan gelombang listrik kontinu dengan frekuensi tertentu.

4.2 Mixer

Rangkaian mixer adalah rangkaian yang berfungsi untuk mencampur beberapa dalam hal ini dua sinyal masukan, yaitu sinyal informasi Intermediate Frequency IF dan sinyal carrier pembawa local atau disebut radio frequency RF. Mixer biasanya digambarkan dengan simbol perkalian gambar 4.1. Mixer memiliki tiga divais yang terdiri dari port Local Oscillator LO, Radio Frequency RF, dan Intermediate Frequency IF. Port LO dikendalikan oleh sebuah Local oscillator. Gambar 4.1 Simbol Mixer dengan Tiga Devais Proses pencampuran kedua sinyal tersebut dapat dijelaskan secara matematis seperti dibawah ini: f LO = f RF + f IF 4.2.1 f LO = f RF - f IF 4.2.2 Keterangan: f LO = frekuensi osilator local f RF = frekuensi radio FM f IF = intermediate frequency Dalam pengukuran f IF terdapat redaman conversion loss antara f RF dan f IF gambar 4.2 conversion loss dapat dihitung sebagai berikut: Conversion loss = Redaman yang terbaca pada PC aplikasi‘Signal Hound’ – Redaman yang diatur pada Signal Generator f RF . 4.2.3 Gambar 4.2 Conversion Loss dan Isolasi Output dari mixer berupa Intermediate Frequency IF positif atau negatif saja yaitu 10, 7 MHz, dengan nilai frekuensi Lokal Oscillator LO yang merupakan hasil penjumlahan persamaan 4.2.1 atau pengurangan persamaan 4.2.2. Tetapi terkadang output mixer terdapat sinyal yang tidak diinginkan hal ini muncul karena isolasi antara RF-LO dan LO-IF kecil, sehingga muncul frekuensi selain frekuensi IF, semakin jauh besar isolasi RF-LO dan LO-IF, spektrum yang muncul lebih bagus hanya frekuensi IF saja gambar 4.3. Gambar 4.3 Spektrum Output Mixer Pada frekuensi radio FM terdapat frekuensi bayangan f IM dari frekuensi tersebut yang harus dihindari agar tidak tercampur, jika diketahui frekuensi RF pada 100 MHz maka 121,4 MHz merupakan frekuensi bayangannya. Frekuensi bayangan tersebut akan mengganggu frekuensi RF. Lokal oscillator LO mempengaruhi suatu frekuensi bayangan dapat berupa frekuensi bayangan atas atau bawah, frekuensi bayangan atas diperoleh dari frekuensi IF positif, sedangkan frekuensi bawah diperoleh dari frekuensi IF negative gambar 4.4. Untuk menentukan frekuensi bayangan dapat dihitung sebagai berikut: f IM = f RF + 2f IF frekuensi bayangan atas 4.2.4 f IM = f RF - 2f IF frekuensi bayangan bawah 4.2.5 Gambar 4.4 Spektrum Frekuensi Bayangan 5. SETUP PENGUKURAN Gambar 5.1 Diagram Set Up Pengukuran Corvension Loss Gambar 5.2 Diagram Set Up Pengukuran Isolasi RF-LO Gambar 5.3 Diagram Set Up Pengukuran Isolasi LO - IF Gambar 5.4 Diagram Set Up Pengukuran Frekuensi Bayangan Bawah Gambar 5.5 Diagram Set Up Pengukuran Frekuensi Bayangan Atas

6. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN 