a. Untuk mengetahui pelayanan hukum terhadap pedagang pasar dan pedagang kaki lima di pasar bambu kuning dan pasar bawah Ramayana
Kota Bandar Lampung. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam
melaksanakan pelayanan hukum Pemerintah Kota terhadap pedagang pasar dan pedagang kaki lima di lingkungan pasar bambu kuning dan
pasar bawah Ramayana Kota Bandar Lampung.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis:
a. Kegunaan Teoritis
1. Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi perkembangan ilmu hukum khususnya hukum pajak dan retribusi daerah.
2. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk dijadikan arah penelitian lebih lanjut pada masa yang akan datang.
b. Kegunaan Praktis
1. Bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Instansi yang terkait, dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam hal
pelaksanaan pelayanan hukum terhadap pedagang pasar dan pedagang kaki lima di pasar bambu kuning dan pasar bawah Ramayana Kota Bandar
Lampung.
2. Bagi masyarakat, dapat memberikan masukan bagi masyarakat umum, berupa informasi-informasi mengenai pelaksanaan kebijaksanaan hukum pemerintah
Kota Bandar Lampung dalam pelayanan hukum terhadap pedagang pasar dan pedagang kaki lima di pasar bambu kuning dan pasar bawah Ramayana Kota
Bandar Lampung. 3. Bagi
peneliti, dapat
menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan kebijaksanaan hukum pemerintah Kota Bandar Lampung dalam memberikan
pelayanan hukum terhadap pedagang pasar dan Pedagang Kaki Lima di pasar bambu kuning dan pasar bawah Ramayana Kota Bandar Lampung dan untuk
melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Kebijaksanaan Pelayanan Hukum Pemerintah
Sebelum membahas masalah pelayanan hukum, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai pengertian kebijaksanaan. Negara Republik Indonesia merupakan
negara hukum modern, untuk itu Pemerintah lebih banyak berperan aktif dalam kehidupan sosial untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Konsep negara yang
demikian itu disebut dengan Welfare state atau menurut istilah Lemaire yang dikutip oleh Siti Soetami 2000: 14 disebut “Bestuurszorg” dimana fungsi
bestuurszorg meliputi penyelenggaraan kesejahteraan umum dan mempunyai tanda istimewa yaitu memberi kepada Administrasi Negara keleluasaan untuk
menyelenggarakan dengan cepat dengan jalan memberi kegunaan doeltreffend kepentingan dan guna kesejahteraan umum.
Pemerintah diberikan kebebasan untuk bertindak atas inisiatif sendiri melakukan pembuatan-pembuatan guna menyelesaikan persoalan-persoalan yang mendesak
manakala peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut belum dibuat. Menurut Siti Soetami 2000: 21, dalam Hukum Administrasi Negara
kebebasan Pemerintah untuk bertindak atas inisiatif sendiri dikenai dengan istilah “Freies Emessen”.