3. Tata Cara Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
Berikut Ilustrasi kegiatan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak :
Setelah PKP memiliki kode aktivasi dan password Pengusaha Kena Pajak kemudian dapat meminta nomor seri Faktur Pajak. Dengan nomor seri Faktur Pajak
ini, PKP tersebut dapat menerbitkan Faktur Pajak sesuai dengan ketentuan PER-
Universitas Sumatera Utara
24PJ2012. Berikut ini adalah prosedur atau tatacara untuk mendapatkan nomor seri Faktur Pajak.
Pertama kali yang harus dilakukan oleh PKP adalah menyampaikan surat permintaan Nomor Seri Faktur Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP
dikukuhkan. Surat permintaan Nomor Seri Faktur Pajak harus diisi secara lengkap dan disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan.
Setelah menerima surat permintaan nomor seri Faktur Pajak tersebut. Kantor Pelayanan Pajak selanjutnya menerbitkan surat pemberitahuan Nomor Seri Faktur
Pajak ke PKP yang telah memenuhi syarat telah memiliki Kode Aktivasi dan Password dan telah melaporkan SPT Masa PPN untuk 3 tiga masa pajak terakhir
yang telah jatuh tempo secara berturut-turut pada tanggal permintaan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak. PKP yang tidak memenuhi ketentuan tersebut, tidak
dapat diberikan Nomor Seri Faktur Pajak.
Surat pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak ditandatangani oleh Kepala Seksi Pelayanan atas nama Kepala KPP dan dibuat dalam 2 dua rangkap yang
peruntukannya masing-masing lembar ke-1, disampaikan kepada PKP yang meminta dan lembar ke-2 untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak.
Jika surat pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak ternyata hilang, rusak, atau tidak tercetak dengan jelas, maka surat pemberitahuan tersebut dapat dimintakan
Universitas Sumatera Utara
kembali ke Kantor Pelayanan Pajak dengan menunjukkan surat permintaan Nomor Seri Faktur Pajak. Dalam hal PKP pindah tempat kegiatan usaha yang
wilayah kerjanya berada di luar wilayah Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan sebelumnya, maka PKP masih dapat menggunakan Nomor Seri Faktur
Pajak yang belum digunakan.
4. Ketentuan jumlah penerbitan Faktur Pajak