29 Gambar 3.3 memperlihatkan karakteristik torsi putaran motor induksi untuk
frekuensi yang bervariasi dengan tegangan konstan dan untuk frekuensi yang bervariasi dengan tegangan yang bervariasi.
3.1.3 MENGATUR TEGANGAN INPUT STATOR
Untuk melakukan pengaturan kecepatan dengan daerah pengaturan yang sempit pada motor induksi dapat dilakukan dengan cara menurunkan mengatur besarnya
tegangan masukan. Perlu diperhatikan pengaturan kecepatan seperti ini bisa menyebabkan naiknya
slip sehingga efisiensi menurun, dengan menurunnya kecepatan dan pemanasan berlebihan pada motor bisa menimbulkan masalah. Pengaturan tegangan untuk mengatur
kecepatan dapat diimplementasikan dengan mensuplai kumparan stator dari sisi sekunder autotransformator yang bisa diatur.
, Dari rangkaian ekivalen motor induksi gambar 2.13, dapat diketahui bahwa arus
rotor, daya yang ditransfer melalui celah udara dan torsi induksi adalah :
2 1
2
Z E
I = ϕ
× ×
× =
cos I
E 3
P
2 1
AG
Universitas Sumatera Utara
30
s AG
ind
P ω
= τ
Bila Z
1
= R
1
+ jX
1
dianggap kecil, maka E
1
hampir sama dengan V
1
.
s 2
1 1
ind
cos Z
E E
3 ω
ϕ ×
× ×
= τ
2 s
2 1
ind
Z cos
E 3
× ω
ϕ ×
× =
τ
2 s
2 1
ind
Z cos
V 3
× ×
× ×
× ×
× ×
× ×
× ×
= =
= =
ω ω
ω ω
ϕ ϕ
ϕ ϕ
ττττ Nm..........................................................................3.2
Persamaan 3.2 ini, menyatakan bahwa torsi sebanding dengan kuadrat tegangan yang diberikan. Apabila tegangan jaringan diubah, maka karakteristik torsi pun akan
berubah, begitu juga dengan kecepatan putarnya. Namun daerah pengaturan sempit. Karakteristik di bawah ini memperlihatkan dua kecepatan putaran n
1
dengan tegangan sumber V
S
, dan n
2
dengan sumber tegangan ½ V
S
.
3.1.4 MENGATUR TAHANAN ROTOR
Salah satu ciri yang penting dari motor induksi rotor belitan, belitan rotor didesain mempunyai tahanan rendah sehingga effisiensi kerja tinggi dan slip pada saat beban
penuh rendah.
Universitas Sumatera Utara
31 Perbaikan perilaku start motor induksi rotor belitan diperoleh dengan cara
menghubungkan tahanan luar secara seri dengan belitan rotor.
R
n
= Tahanan Luar Rotor per phasa Motor Induksi Rotor Belitan mempunyai belitan kumparan rotor tiga phasa sama
dengan kumparan belitan statornya. Kumparan rotor dan stator juga mempunyai jumlah kutub yang sama.
Motor Induksi Rotor Belitan adalah motor induksi yang putarannya dapat diatur dengan tahanan luar yang disisipkan secara seri dengan rangkaian rotor. Perhatikan
rangkaian ekivalen motor induksi dibawah ini :
-
Universitas Sumatera Utara
32 Besarnya slip adalah :
1 2
s r
s s
r s
f f
n n
n S
= =
= =
− −
− −
= =
= =
− −
− −
= =
= =
ω ω
ω ω
ω ω
ω ω
ω ω
ω ω
..........................................................................3.3
Untuk rangkaian ekivalen motor induksi rotor belitan yang dilihat dari sisi stator, seperti gambar berikut :
S S
1 −
-
Dari rangkaian diatas dan dengan menganggap tahanan dan reaktansi bocor stator kecil, arus I
’ 2
dapat diperoleh :
2
2
2 n
2
1 2
X S
R R
V I
+ +
+ +
+ +
+ +
= =
= =
Ampere..................................................3.4
Dan
2
2
2 n
2
n
2
X S
R R
S R
R impedansi
tahanan Cos
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
= =
= =
= =
= =
ϕ ϕ
ϕ ϕ
...........................................3.5
Maka torsi motor sebagai akibat penambahan tahanan luar adalah :
2
2 2
2 n
2
n
2
2 1
S ind
X S
R R
R R
S V
3
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
= =
= =
ω ω
ω ω
ττττ
Nm.................................................3.6
Dari persamaan diatas, penambahan tahanan luar akan merubah torsi motor begitu juga putaran motor. Putaran motor berubah, dari n
1
ke n
2
maupun ke n
3
atau n
4
Universitas Sumatera Utara
33 karena perubahan nilai tahanan luar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kurva torsi-
kecepatan akibat penambahan tahanan luar.
, Karekteristik
torsi-kecepatan menyatakan
besarnya tahanan
luar untuk
menghasilkan torsi mula yang besar disamping untuk membatasi arus mula yang besar pada saat start. Penambahan tahanan luar, tidak mempengaruhi harga torsi maksimum.
3.2 PENGARUH KAPASITOR TERHADAP MOTOR INDUKSI