Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

2.4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Asas. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi memisahkan komponen campuran senyawa kimia terlarut dengan sistem adsorpsi pada fase diam padat atau sistem partisi di antara fase diam cair yang terikat pada penyangga padat, dan fase gerak cair. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dapat memisahkan makromolekul, ion, bahan alam yang tidak stabil, polimer, dan berbagai gugus polifungsi dengan berat molekul tinggi. Berbeda dengan kromatografi gas, pemisahan pada KCKT adalah hasil antariksa spesifik antara molekul senyawa dengan fase diam dan fase gerak. Kinerja kolom. Beberapa perangkat kondisi eksperimen dapat digunakan untuk mendapatkan pemisahan yang diinginkan dari komponen sampel dan ada perangkat yang lebih praktis daripada yang lainnya, sehingga perlu mencapai optimasi. Pertama-tama harus dipilih sistem KCKT yag tepat, karena itu semua parameter dalam persamaan yang tergantung kepada sistem atau kepada sifat fase diam dan fase gerak ditentukan dan tidak dapat dirubah. Parameter tersebut adalah retensi relatif α, koefisien partisi dari senyawa yang paling lama ditahan k’, dan bilangan pelat. Senyawa yang dianalisis biasanya memerlukan waktu dua sampai sepuluh kali lebih lama untuk melewati kolom, dibandingkan dengan senyawa yang tidak diretensi t M . Perlu diperhatikan juga viskositas fase gerak dan koefisien difusi senyawa dalam fase gerak. Selain itu tipe dan karakteristik pengisi kolom terutama porositas, rentang sempit ukuran partikel, prosedur pengisian kolom yang baik, dan pengisi kolom berkualitas Universitas Sumatera Utara tinggi, mempengaruhi panjang kolom dan ukuran partikelnya Satiadarma dkk, 2004. Menyiapkan cuplikan untuk KCKT bergantung pada sumber dan sifat cuplikan. Dalam beberapa kasus, cuplikan dapat diubah secara kimia untuk menghasilkan senyawa yang lebih mudah dipisahkan atau lebih mudah dideteksi setelah pemisahan. Akan tetapi, pada umumnya cuplikan dilarutkan di dalam pelarut sedikit, disaring, dan disuntikkan ke dalam aliran pelarut. Secara ideal, pelarut yang dipakai untuk melarutkan cuplikan seharusnya sama dengan fase gerak. Untuk pekerjaan analitik, biasanya konsentrasi cuplikan dalam jangka 1µgµl 1mgml. Untuk pekerjaan preparatif, konsentrasi lebih besar. Jika cuplikan tidak melarut dengan cukup dalam pelarut yang dipakai untuk kromatografi, harus dipilih pelarut yang kepolarannya lebih rendah daripada pelarut pengelusi. Jika kita memakai pelarut yang lebih polar, kromatografi dapat sangat terganggu Gritter dkk, 1991 Ada dua jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom mikrobor mempunyai tiga keuntungan yang utama dibandingkan dengan kolom konvensional, yaitu : 1. Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80 atau lebih kecil dibandingkan dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat 10-100 µlmenit 2. Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika dibandingkan dengan spektorfotometer massa Universitas Sumatera Utara 3. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis. Fase gerak pada KCKT Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal fase diam lebih polar daripada fase gerak, kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik fase diam kurang polar daripada fase gerak, kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut. Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik komposisi fase gerak tetap selama elusi atau dengan cara bergradien komposisi fase gerak berubah-ubah selama elusi. Elusi bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas. Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan buffer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak dengan yang paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibandingkan dengan fase terbalik. Universitas Sumatera Utara Fase diam pada KCKT Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol Si-OH. Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang lain. Hasil reaksi yang diperoleh disebut dengan silika fase terikat yang stabil terhadap hidrolisis karena terbentuk ikatan-ikatan siloksan Si-O-O-Si. Silika yang dimodifikasi ini mempunyai karakteristik kromatografik dan selektifitas yang berbeda jika dibandingkan dengan silika yang tida dimodifikasi. Pompa pada KCKT Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mLmenit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mLmenit. Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, Universitas Sumatera Utara reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 2 jenis pompa dalam KCKT yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang kosntan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan. Penyuntikan sampel pada KCKT Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel internal atau eksternal. Pada saat pengisian sampel, sampel digelontor melewati keluk sampel dan kelebihannya dikeluarkan ke pembuang. Pada saat penyuntukkan, katup diputar sehingga fase mengalir melewati keluk sampel dan menggelontor sampel ke kolom. Detektor KCKT Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif seperti detektor indeks bias dan detektor spektofotometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia. Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakeristik sebagai berikut: 1. Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel Universitas Sumatera Utara 2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang sangat. 3. Stabil dalam pengoprasiannya 4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita. Untuk kolom konvensional, selnya bervolume 8 µl atau lebih kecil lagi 5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas kisaran dinamis linier 6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Metode Analisis

Metode yang digunakan untuk menentukan kadar triklosan dalam cairan antiseptik Resik-V Manjakani dan pasta gigi formula adalah kromatografi cair kinerja tinggi

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat 1. Seperangkat alat KCKT 2. Sonikator 3. Penyaring membran 4. Penyaring vakum 5. Erlenmeyer 25 mL bertutup 6. Gelas ukur 10 mL 7. Neraca analitik 8. Labu ukur 10 mL 9. Pipet volume 10. Bola karet 11. Aluminium foil 3.2.2. Bahan 1. Baku triklosan 2. Cairan antiseptik Resik-V Manjakani 3. Pasta gigi Formula Universitas Sumatera Utara