PENDAHULUAN Pengaruh Waktu dan Temperatur Penyimpanan Terhadap Tingkat Degradasi Kadar Amoksisilin dalam Sediaan Suspensi Amoksisilin – Asam Klavulanat

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteriantibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri PERMENKES, 2011. Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Antimicrobial Resistance in Indonesia AMRIN-Study membuktikan dari 2494 individu di masyarakat, 43 Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain; ampisilin 34, kotrimoksazol 29 dan kloramfenikol 25 PERMENKES, 2011. Amoksisilin merupakan analog dari ampisilin. Antibiotik semisintetik berspektrum luas ini digunakan untuk mengobati berbagai infeksi pada anak-anak dan orang dewasa. Beberapa penyakit umum yang pengobatannya menggunakan amoksisilin meliputi; radang tenggorokan, infeksi telinga dan sinus, bakteri pneumonia, bronkitis, radang amandel, infeksi saluran kemih, dan penyakit lyme Frynkewicz, 2013. Antibiotik amoksisilin sering diresepkan untuk anak-anak dan cukup sering diresepkan untuk dewasa. Hal ini dianggap sebagai antibiotik spektrum luas karena mengobati infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri baik gram positif maupun negatif Frynkewicz, 2013. Dalam mengurangi terjadinya resistensi amoksisilin, amoksisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat. Asam klavulanat termasuk dalam golongan inhibitor β-laktamase, dimana enzim β-laktamase bekerja dengan cara mendegradasi cincin β-laktam yang terdapat pada amoksisilin dan mengakibatkan amoksisilin ini tidak memiliki aktivitas antibakteri, sehingga dengan adanya penambahan asam klavulanat ini dapat meningkatkan kerja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antibiotik amoksisilin dalam menyerang bakteri. Antibiotik amoksisilin dan asam klavulanat pertama kali ditemukan dan dikenal dengan nama Augmentin , digunakan dalam pengobatan infeksi pada bakteri yang menghasilkan enzim β-laktamase. Kombinasi ini efektif dalam melawan bakteri Staphylococcus aureus, E.coli, K. Pneumonia, Enterobacter H Alburyhi, 2013. Mengetahui kadar antibiotik pada suatu sediaan termasuk dalam faktor- faktor yang harus dipertimbangkan pada penggunaan antibiotik. Sangat diperlukan untuk menetapkan jenis dan dosis antibiotik secara tepat. Agar dapat menunjukkan aktivitasnya sebagai bakterisida ataupun bakteriostatik. Semakin tinggi kadar antibiotik semakin banyak tempat ikatannya pada sel bakteri PERMENKES, 2011. Amoksisilin memiliki gugus cincin β-laktam yang berperan sebagai antibakteri, akan tetapi cincin β-laktam ini mudah terhidrolisis. Dengan terjadinya hidrolisis maka kadar amoksisilin dalam sediaan dapat terdegradasi. Sediaan amoksisilin yang beredar berupa tablet dan suspensi. Pada sediaan suspensi yang mengandung air dapat memungkinkan terjadinya hidrolisis. Hal ini menyebabkan amoksisilin dibuat dalam bentuk sediaan sirup kering, di mana sediaan akan dibuat suspensi ketika akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas zat aktif pada masa penyimpanan. Perubahan stabilitas zat aktif dengan adanya penurunan kadar dapat memproyeksikan kepada resistensi antibiotik. Temperatur sangat mempengaruhi degradasi kimiawi, fisik, dan mikrobiologi. Degradasi kimia, seperti oksidasi atau hidrolisis dapat terjadi dengan meningkatnya temperatur. Keterangan bahwa sediaan disimpan dalam lemari es atau suhu kamar pada etiket menunjukkan bahwa temperatur penyimpanan sediaan juga mempengaruhi stabilitas zat aktif. Suspensi amoksisilin – asam klavulanat yang telah direkonstitusi dengan air suling, kadarnya dipengaruhi oleh peningkatan suhu Alburyhi, 2013. Suspensi amoksisilin – asam klavulanat sangat stabil pada suhu di bawah 10 o C dalam jangka waktu 7 hari. Dan kedua zat aktif ini tidak stabil pada suhu 30 o C dan 40 o C Owusu, 2011. Pada penelitian ini akan dilihat stabilitas obat dari tingkat degradasi kadar amoksisilin dalam sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat selama waktu dan variasi temperatur penyimpanan. Perbedaan penelitian ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Owusu 2011 adalah temperatur yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan temperatur kulkas 4-8 o C dan temperatur kamar 27- 29 o C. Sediaan suspensi digunakan sebagai objek penelitian, dilihat dari pemberian antibiotik amoksisilin yang sering diresepkan untuk anak-anak dalam bentuk sediaan suspensi Frynkewicz, 2013. Temperatur penyimpanan yang digunakan adalah temperatur kulkas 4-8 o C dan kamar 27-29 o C, pemilihan temperatur ini disesuaikan dengan temperatur penyimpanan obat yang umum di masyarakat. Dalam pengujian ini adanya tahap perubahan kadar zat aktif, membutuhkan metode analisis yang mempunyai selektivitas dan sensitifitas tinggi, dikarenakan banyaknya komponen lain yang terdapat dalam sediaan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan metode analisis dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh waktu 7 hari dalam penyimpanan terhadap persentase degradasi kadar amoksisilin dalam sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat? 2. Apakah ada pengaruh temperatur kamar 27 – 29 o C dan refrigerator 4 – 8 o C dalam penyimpanan terhadap persentase degradasi kadar amoksisilin dalam sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat? 1.3 Hipotesa  Adanya penurunan kadar amoksisilin dalam sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat yang dipengaruhi oleh lama waktu penyimpanan  Adanya penurunan kadar amoksisilin dalam sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat yang dipengaruhi oleh temperatur penyimpanan 1.4 Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat persentase degradasi kadar amoksisilin dalam sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat UIIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1.5 Manfaat Penelitian  Mengetahui berapa lama waktu dan temperatur penyimpanan pada sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat yang efektif.  Memberikan informasi kepada masyarakat tentang lama waktu dan temperatur penyimpanan sediaan suspensi amoksisilin – asam klavulanat yang tepat. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA