lviii telah memiliki Kerja Sama Operasional KSO dengan pihak lain namun
untuk pengadaannya tetap dilakukan oleh Instalasi Farmasi; 3.
User lainnya seperti poli-poli rawat jalan.
4.2.2 Pokja Farmasi Klinis
Pelayanan farmasi klinis merupakan perwujudan keahlian profesional apoteker dalam bidang kesehatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan
keamanan, kemanfaatan dan kerasionalan penggunaan terapi obat bagi pasien. Pelayanan ini memerlukan hubungan profesional antara apoteker, dokter dan
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kegiatan pokja farmasi klinis
yang telah dilaksanakan diantaranya adalah melaksanakan visite bersama-sama dengan dokter dan perawat, melaksanakan konseling, melaksanakan PIO baik
secara aktif maupun secara pasif melalui telepon, melaksanakan Monitoring Efek Samping Obat MESO, melaksanakan Pemantauan Penggunaan Obat
PPO, bekerjasama dengan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS melaksanakan penyuluhan rutin bagi pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap, menyelenggarakan dan mengkoordinasikan serta bertanggung jawab terhadap pendidikan dan pelatihan di Instalasi Farmasi, pencampuran obat secara
aseptis, pertemuan rutin yang disebut dengan Selasa Klinis yang atau Beautiful Tuesday Morning Clinical Pharmacy yang dihadiri oleh para apoteker dan tenaga
kesehatan lain untuk membahas hal-hal yang dianggap penting yang berkaitan dengan obat.
46
Universitas Sumatera Utara
lix Kegiatan pelayanan farmasi klinis seperti penyiapan total parenteral
nutrisi TPN, pemantauan kadar obat dalam darah belum dilaksanakan oleh farmasis. Banyak faktor yang menyebabkan kegiatan tersebut di atas belum dapat
dilakukan oleh farmasis.
4.2.3 Pokja Perencanaan dan Evaluasi
Pokja Perencanaan dan Evaluasi IFRS pada RSUP H. Adam Malik Medan mempunyai tugas melaksanakan pemilihan dan perencanaan perbekalan farmasi
untuk kebutuhan rumah sakit hingga pengadaan perbekalan farmasi dimana pemilihan perbekalan farmasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Pasien
jamkesmas berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Manlak dan pasien askes berdasarkan Daftar Plafon Harga Obat DPHO. Pokja Perencanaan dan Evaluasi
juga melaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian, serta pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja
perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan, Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah
melakukan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan metode kombinasi yaitu gabungan antara metode
konsumtif dan epidemiologi. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan oleh depo-depo farmasi, laporan bulanan pokja
perbekalan serta rencana tahunan dari masing-masing depo farmasi. Pokja Perencanaan dan Evaluasi juga melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan. Evaluasi kegiatan
47
Universitas Sumatera Utara
lx pelayanan kefarmasian dan pelaksanakan administrasi Pokja Perencanaan dan
Evaluasi melalui SIRS. Pembelian perbekalan farmasi di atas 10 juta menggunakan sistem tender
dan pembelian perbekalan farmasi kurang dari 10 juta ditangani langsung oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS.
Hal ini telah mencerminkan upaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional, dimana profesi farmasis dapat berperan serta dalam hal
mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu high quality, merata dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat accessable and affordable.
Mengingat bahwa profesi farmasis merupakan tenaga kesehatan yang khusus dididik untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang
pengelolaan dan penggunaan obat, maka peran serta yang dapat disumbangkan oleh profesi Farmasis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah :
“meningkatkan mutu pengelolaan dan penggunaan obat dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, melalui pencegahan terhadap masalah-masalah yang
terjadi sehubungan dengan pengelolaan dan penggunan obat”.
4.2.4 Depo Farmasi