Tujuan Penulisan Permasalahan Alat Batasan Masalah Perangkat Keras

yang hendak melewati batas jalan dan akan diteruskan ke mikrokontroler, kemudian diproses dan diterjemahkan melalui indikator-indikator..

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat suatu alat yang dapat mengetahui adatidaknya kereta api yang ingin melewati batas jalan dengan sistem palang kerata api otomatis berbasis mikrokontroler AT89S52. 2. Untuk mengetahui keefektifan sensor Optocoupler dalam mengetahui kedatangan kereta api pada saat melewati batas jalan. 3. Untuk memanfaatkan mikrokontroler sebagai pusat pemproses data yang diberikan oleh sensor. 4. Membuat suatu alat yang mudah digunakan, cepat, teliti dan dilengkapi dengan sistem otomatis. 5. Sebagai informasi bagaimana dasar membangun sebuah instrument yang dapat digunakan sebagai pendeteksi kedatangan kereta api untuk melewati batas jalan dengan sistem palang otomatis.

1.3 Permasalahan Alat

1.Panjang lintasan keretra api = 140 cm. Proses ini dilakukan dalam waktu 15 detik. - Antara jarak peringatan hati-hati kereta api akan mendekati batas jalan dengan jarak peringatan untuk berhenti kereta api melewati batas jalan = 23 cm. - Antara jarak peringatan untuk berhenti kereta melewati batas jalan Universitas Sumatera Utara dengan jarak peringatan untuk silahkan jalan kereta api telah melewati batas jalan = 57 cm. Proses ini dilakukan dalam waktu 5 detik. - Antara jarak peringatan untuk silahkan jalan kereta api telah melewati jalan dengan jarak peringatan hati-hati kereta api akan mendekati batas jalan = 60 cm. Prosesnya ini dilakukan dalam waktu 10 detik.

1.4 Batasan Masalah

Penulisan tugas akhir ini dibatasi pada: 1. Alat ini difokuskan terhadap sistem otomatis palang kereta api dalam mendeteksi kedatangan kereta api untuk melewati batas jalan. 2. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S52. 3. Sensor suhu yang digunakan sensor optocoupler. 4. Untuk menampilkan display tulisan digunakan LCD 2x16. 5. Sebagai penutup dan pembuka palang kereta api digunakan motor stepper.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja alat yang dibuat oleh penulis tersebut yaitu Palang Kereta Api Otomatis.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bagian ini meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dijelaskan landasan teori meliputi arsitektur dan konstruksi mikrokontroler AT89S52 hardware dan software, sensor optcoupler, selain itu juga membahas komponen pendukung lainnya yang berhubungan dengan Palang Kereta Api Otomatis.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan alat yang meliputi diagram blok, skematik dari masing-masing rangkaian, diagram alir, serta program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S52.

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA

Bagian ini meliputi uraian tentang cara menguji dan pembahasan cara kerja Palang Kereta Api Otomatis.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan dari laporan proyek ini serta saran yang diberikan demi kesempurnaan dan pengembangan proyek ini pada masa yang akan datang ke arah yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Perangkat Keras

Pada subbab ini akan dibahas perangkat – perangkat keras yang digunakan pada palang kereta otomatis ini. Perangkat – perangkat keras tersebut antara lain adalah sensor optocoupler, motor stepper, Buzzer sirine, indikator led, display LCD 2 x 16 dan rangkaian mikrokontroler AT89S52.

2.1.1 Asitektur Mikrokontroler AT89S52

Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini. Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya, Universitas Sumatera Utara mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program kontrol disimpan dalam ROM bisa Masked ROM atau Flash PEROM yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan. Mikrokontroler adalah single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol. Mikrokontroler berkembang dengan dua alasan utama, yaitu kebutuhan pasar market needed dan perkembangan teknologi baru. Yang dimaksud dengan kebutuhan pasar yaitu kebutuhan manusia yang semakin besar terhadap alat-alat elektronik dengan perangkat pintar sebagai pengontrol dan pemroses data. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan teknologi baru adalah perkembangan teknologi semikonduktor yang memungkinkan pembuatan chip dengan kemampuan komputasi yang sangat cepat, bentuk yang semakin mungil, dan harga yang semakin murah. Penggunaan mikrokontroler sangat luas, tidak hanya untuk akuisisi data melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor; peralatan rumah tangga, automobil dan sebagainya. Hal ini disebabkan mikrokontroler merupakan system mikroprosesor yang di dalamnya terdapat Universitas Sumatera Utara CPU Central Prossesing Unit, ROM Read Only Memory, RAM Random Acces Memory, dan IO yang telah terpadu dalam satu Integrated Circuit, selain itu komponennya AT89S52 murah dan mudah didapatkan di pasaran. Tidak seperti system computer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi misalnya pengolah data, pengolah angka dan lain sebagainya, mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM-nya dan ROM. Pada system computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna di simpan dalam ruang RAM yang cukup besar sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras di simpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan RAM dan ROM-nya yang besar artinya program control di simpan dalam ROM bisa masked ROM atau Flash PEROM yang ukurannya relative lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

2.1.2 Konstruksi AT89S52

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Blok Diagram Fungsional AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 buah kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 8k2 Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S52 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 12 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler. Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. ROM Read Only Memory yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakan sebagai memori program. RAM Random Access Memory isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data. Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan program yang sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan ke dalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu Universitas Sumatera Utara mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programable- Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM Ultra Violet Eraseable Programable ROM yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah. Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S52 adalah Flash PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM Programmer. Memori data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 256 byte, meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan, memori berkapasitas 256 byte sudah cukup. Sarana InputOutput IO yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S52 mempunyai 32 jalur InputOutput. Jalur InputOutput paralel dikenal sebagai Port 1 P1.0..P1.7 dan Port 3 P3.0..P3.5 dan P3.7. AT89S52 dilengkapi UART Universal Asyncronous Receiver Transmitter yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara serial. Jalur untuk komunikasi data serial RXD dan TXD diletakkan berhimpitan dengan P3.0 dan P3.1 di kaki nomor 10 dan 11, sehingga kalau sarana inputouput yang bekerja menurut fungsi waktu, clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur inputouput parelel kalau T0 dan T1 terpakai. AT89S52 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Universitas Sumatera Utara Kedua kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur inputoutput paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi. Port 1 dan Port 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register SFR. Mikrokontroller keluarga MCS 51 memiliki port-port yang lebih banyak 40 port IO dengan fungsi yang bisa saling menggantikan sehingga mikrokontroller jenis ini menjadi sangat digemari karena hanya dalam sebuah chip sudah bisa mengkafer untuk banyak kebutuhan. Konfigurasi dan Deskripsi kaki-kaki mikrokomputer. AT89S52 adalah sebagai berikut: Gambar 2.2. Konfigurasi Pin AT89S52 Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah : Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S52 : • VCC Pin 40 Universitas Sumatera Utara Suplai tegangan 5 Volt. • GND Pin 20 Ground. • Port 0 Pin 39 – Pin 32 Port 0 dapat berfungsi sebagai IO biasa, low order multiplex addressdata ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsinya sebagai IO biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsinya sebagai low order multiplex addressdata, port ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program. • Port 1 Pin 1 – Pin 8 Port 1 berfungsi sebagai IO biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat Mosi, Miso dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh ISP Programmer. • Port 2 Pin 21 – pin 28 Port 2 berfungsi sebagai IO biasa atau high order address, pada saat mengakses memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink ke empat buah input TTL. Universitas Sumatera Utara • Port 3 Pin 10 – pin 17 Port 3 merupakan 8 bit port IO dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut : Nama Pin Fungsi P3.0 Pin 10 RXD Port Input Serial P3.1 Pin 11 TXD Port Output Serial P3.2 Pin 12 INTO Interrupt 0 Eksternal P3.3 Pin 13 INT1 Interrupt 1 Eksternal P3.4 Pin 14 T0 Input Eksternal Timer 0 P3.5 Pin 15 T1 Input Eksternal Timer 1 P3.6 Pin 16 WR untuk menulis eksternal data memori P3.7 Pin 17 RD untuk membaca eksternal data memori Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52 • RST pin 9 Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle. • ALEPROG pin 30 Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program PROG selama memprogram Flash. • PSEN pin 29 Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal. Universitas Sumatera Utara • EA pin 31 Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset. Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt. • XTAL1 pin 19 Input untuk clock internal. • XTAL2 pin 18 Output dari osilator. Spesifikasi penting AT89S52 : a. Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler MCS51 sebelumnya b. 8 K Bytes In system Programmable ISP flash memori dengan kemampuan 1000 kali bacatulis c. tegangan kerja 4-5.0V d. Bekerja dengan rentang 0 – 33MHz e. 256x8 bit RAM internal f. 32 jalur I0 dapat diprogram g. 3 buah 16 bit TimerCounter h. 8 sumber interrupt i. saluran full dupleks serial UART j. Mode pemrograman ISP yang fleksibel Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Sensor Optocoupler

Optocoupler diartikan sebagai Opto Optic dan Coupler Penghubung. Jadi optocoupler adalah suatu komponen penghubung coupling yang bekerja berdasarkan picu dari cahaya optik. Optocoupler menggabungkan LED IR dan phototransistor dalam satu kemasan. Pada optocoupler terdiri dari dua bagian, yaitu bagian transmitter dan receiver. Transmitter biasanya dibangun dari sebuah led infra merah, untuk memperoleh ketahanan yang lebih baik terhadap cahaya tampak dari pada jika menggunakan LED biasa. Receiver dibangun dengan dasar komponen phototransisitor, yang akan menghasilkan bias majuON bila mendapat cahaya infra merah dari transmitter dan sebaliknya menghasilkan cutoffOFF bila tidak mendapat cahaya infra merah dari LED transmitter Gambar 2.3. Bentuk Fisik Optocoupler Bagian-bagian optocoupler: 1. Led inframerah yang berfungsi sebagai transmitter Sinar infra merah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai panjang gelombang berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata manusia. Sifat-sifat cahaya infra merah: 1. tidak tampak manusia Universitas Sumatera Utara 2. tidak dapat menembus bahan yang tidak tembus pandang Led inframerah adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Pengembangan led inframerah dimulai dengan alat inframerah dibuat dengan galliumarsenide. Cahaya infra merah pada dasarnya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio, dengan kata lain infra merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang, yaitu sekitar 700 nm sampai 1 mm. Gambar 2.4. Led Inframerah Cahaya led inframerah timbul sebagai akibat penggabungan elektron dan hole pada persambungan antara dua jenis semikonduktor dimana setiap penggabungan disertai dengan pelepasan energi. Pada penggunaannya led inframerah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra merah dengan konsumsi daya sangat kecil. Led inframerah dapat diaktifkan Universitas Sumatera Utara dengan tegangan dc untuk transmisi atau sensor jarak dekat, dan dengan tegangan ac 30–40 KHz untuk transmisi atau sensor jarak jauh. Karakteristik dari LED Infra merah: 1. Dapat dipakai dalam waktu yang sangat lama. 2. Membutuhkan daya yang kecil. 3. Tidak mudah panas. 4. Dapat digunakan dalam jarak yang lebar. 2. Fototransistor yang berfungsi sebagai receiver Receiver yang digunakan oleh sensor infra merah adalah jenis fototransistor, yaitu jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak junction base-collector untuk menerima atau mendeteksi cahaya dengan gain internal yang dapat menghasilkan sinyal analog maupun digital. Fototransistor ini akan mengubah energi cahaya menjadi arus listrik dengan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan fotodioda ,tetapi dengan waktu respon yang secara umum akan lebih lambat daripada fotodioda. Hal ini terjadi karena transistor jenis ini mempunyai kaki basis terbuka untuk menangkap sinar,dan elektron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian basis dan diperkuat dibagian kolektornya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5. Fototransistor Pada fototransistor, jika kaki basis mendapat sinar maka akan timbul tegangan pada basisnya dan akan menyebabkan transistor berada pada daerah jenuhnyasaturasi, akibatnya tegangan pada kaki kolektor akansama dengan ground Vout=0 V. Sebaliknya jika kakibasis tidak mendapat sinar, tidak cukup tegangan untuk membuat transistor jenuh, akibatnya semua arus akan dilewatkan ke keluaran Vout=Vcc. Foto transistor memiliki karakteristik : 1. Pendeteksi jarak dekat Infra merah. 2. Dapat dikuatkan sampai 100 sampai 1500. 3. Respon waktu cukup cepat. 4. Dapat digunakan dalam jarak lebar. 5. Dapat dipasangkan dengan hampir semua penghasil cahaya atau cahaya yang dekat dengan inframerah, seperti Led inframerah, Neon, Fluorescent, lampu bohlam, cahaya laser dan api. 6. Mempunyai karakteristik seperti transistor, kecuali bagian basis digantikan oleh besar cahaya yang diterima. Ditinjau dari penggunaannya, Optocoupler dapat digunakan untuk mendeteksi adanya nya penghalang antara transmitter dan receiver dengan cara bagian tengah antara Led Inframerah dan phototransistor diberi suatu penghalang. Contoh aplikasinya yaitu Optocoupler dengan piringan berlubang untuk deteksi kecepatan putar motor, sistem deteksi lubang penanda disket pada disk drive komputer, dan sistem limit switch pada printer dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Motor Stepper

Motor langkah stepper banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, dipergunakan apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau di perlukan sebagian dari putaran motor. Suatu contoh dapat di jumpai pada disk drive, untuk proses pembacaan danatau penulisan data kedari cakramdisk, head baca-tulis ditempatkan pada tempat yang tepat di atas jalur atau track pada cakram, untuk head tersebut di hubungkan dengan sebuah motor langkah. Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga di jumpai dalam bidang industri atau untuk jenis motor langkah kecil dapat di gunakan dalam perancangan suatu alat mekatronik atau robot. Motor langkah berukuran besar digunakan, misalnya, dalam proses pengeboran logam yang menghendaki ketepatan posisi pengeboran, dalam hal ini di lakukan oleh sebuah robot yang memerlukan ketepatan posisi dalam gerakan lengannya dan lain-lain. Pada gambar di bawah ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah stepper. Gambar 2.6. Diagram motor langkah stepper U S A D B C Universitas Sumatera Utara Magnet permanen N-S berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke kumparan berikutnya menyebabkan medan magnet berputar berputar menurut suatu sudut tertentu, biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada badan motor langkah yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan sudut perputaran motor.Jika pengalihan arus di tentukan, maka rotor akan berhenti pada posisi terakhir. Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu tinggi, maka slip akan dapat dihindari. Sehingga tidak di perlukan umpan balik feedback pada pengendalian motor langkah. Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fase pole atau kutub, pengiriman pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan secara bergantian, masing-masing 4 data sesuai dengan jumlah phase-nya, sebagian di tunjukkan pada gambar di bawah ini. Gambar 2.7. Pemberian datapulsa pada motor stepper Pada saat yang sama ,untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 dua masukan atau lebih yang mengandung pulsa sama dengan 1 high, atau dengan kata lain, pada suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 satu sedangkan lainnya bernilai 0 nol. C D A B Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Liquid Crystal Display LCD LCD merupakan salah satu komponen yang banyak dipilih untuk

dipergunakan sebagai tampilan karena kemudahannya dalam mengatur tampilan agar lebih menarik. Salah satu contoh LCD yang banyak digunakan yaitu LCD M1632 LCD 2x16. Controller LCD 16 X 2 Segmen Driver Timing Signal 3 Serial Data Segmen Signal 16 Comon Signal 40 DB0 - 7 RS E RW VLC VSS VDD 40 Gambar 2.8 Diagram Blok Tampilan Kristal Cair LCD LCD display module M1632 terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf angka dua baris, masing – masing baris bisa menampung 16 huruf angka. Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempel dibalik pada panel LCD, berfungsi mengatur tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana, sistem lainnya cukup mengirimkan kode – kode ASCII dari informasi yang ditampilkan . Spesifikasi LCD M1632, yaitu ; a. Tampilan 16 karakter 2 baris. Universitas Sumatera Utara b. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit mikroprosesor. c. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan display clear, posisi kursor awal cursor home, tampilan karakter kedip display character blink, pengeseran krusor cursor shift dan penggeseran tampilan display shif. d. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan. e. Catu daya tunggal +5 volt.

2.1.6 Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi solenoid di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arustegangan yang besar misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V dengan memakai arustegangan yang kecil misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC. Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di- paralel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan - dan katoda pada tegangan +. Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9 Relay Relay adalah suatu komponen elektronika yang akan bekerja bila ada arus yang melalui kumparannya. Sebuah relay terdiri dari kumparan yang dililitkan pada inti besi dan kontak-kontak penghubung. Apabila kumparan yang melilit inti besi dilalui arus listrik maka akan menimbulkan induksi medan magnet, dan induksi ini akan menarik kontak-kontak penghubung relay. Kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu : 1. Kontak NC Normally Close, Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay tidak mendapat masukan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi terbuka kondisi awal sebelum diaktifkan close. 2. Kontak NO Normally Open. Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi tertutup atau terhubung. kondisi awal sebelum diaktifkan open Universitas Sumatera Utara

2.2 Perangkat Lunak