3.7.7 Pengamatan Fatty Streak Pengamatan gambaran histomorfologik fatty streak pada dinding arteri karotis
dilakukan dengan mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000x dan optilab. Arteri yang terdapat fatty streak terlihat adanya lapisan foam cell yang berisi lemak yang
terdapat dalam ateroma yang menonjol ke lumen, diamati pada preparat histologis arteri karotis yang telah dilakukan pengecatan dengan Sudan IV. Pengamatan
dilakukan oleh 3 pengamat. Pada arteri yang diamati, jika ditemui adanya fatty streak diberi skor 1, sedangkan jika tidak ditemui adanya fatty streak diberi skor 0 sehingga
didapatkan data kualitatif.
3.8 Analisis Data
Penelitian ini menghasilkan data kualitatif deposisi lipid, ateroma, stenosis, disintegrasi kolagen intimal, denudasi endotel, dan fatty streak dan data kuantitatif
berupa hasil pengukuran ketebalan dinding arteri karotis. Data kualitatif dianalisis dengan statistik non parametrik. Untuk memudahkan dalam
menganalisis spesimen yang ditemui adanya lesi diberi skor 1, sedangkan spesimen yang tidak ditemui adanya lesi diberi skor 0. Adanya morfologi lesi aterosklerosis
dihitung dan hasil dinyatakan sebagai persentase terbentuknya lesi arteri karotis. Data tersebut kemudian diuji non parametrik menggunakan Uji Kruskal-Wallis, dan jika
hasil signifikan p0,05 maka dilanjutkan dengan uji data Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan morfologi arteri karotis antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol. Data kuantitatif diuji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov, kemudian diuji homogenitas dengan uji Levene dan dianalisis dengan uji beda
parametrik Independent One Way ANOVA.
3.9 Alur Penelitian
Pemeriksaan Histomorfologik Lesi Aterosklerotik ada atau tidaknya lesi, deposisi lipid, ateroma, stenosis, disintegrasi kolagen intimal, denudasi endotel,
fatty streak Pemeriksaan Histomorfometrik penebalan dinding arteri karotis
Analisis Data Pengecatan Picrosirius Red dan Sudan IV
Pemrosesan Jaringan Frozen Section Hewan coba dieutanasia pada hari ke-29
Pengambilan Jaringan Arteri Karotis Kelompok C2
4 ekor
Induksi C. albicans secara intravena pada ekor vena
lateral 0,2 ml dengan konsentrasi 10
-12
CFUml sebanyak 5 kali pada hari ke-
1, ke-4, ke-9, ke-16, dan ke- 23
Kelompok K kontrol 4 ekor
12 ekor tikus Wistar jantan Adaptasi 7 hari, ditimbang berat badan dan dikelompokkan
Kelompok C1 4 ekor
Induksi C. albicans secara intravena pada ekor vena
lateral 0,2 ml dengan konsentrasi 10
-10
CFUml sebanyak 5 kali pada hari ke-1,
ke-4, ke-9, ke-16, dan ke-23
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa C. albicans secara intravena berpotensi menginduksi
aterosklerosis karotis. Candida albicans meningkatkan resiko pembentukan lesi aterosklerosis karotis yang ditandai dengan penebalan dinding arteri karotis,
disintegrasi kolagen intimal, ateroma, stenosis, denudasi endotel, deposisi lipid dan fatty streak.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya yaitu perlu dilengkapi dengan mengukur tingkat keparahan infeksi C. albicans, dan perlu diuji konsentrasi
C. albicans yang lebih kental pekat maupun lebih encer untuk mengetahui derajat inflamasi sistemik yang terjadi pada model tikus kandidiasis sistemik.