Perilaku Konsumen Remaja Terhadap Makanan Tradisional Sunda di Bogor

PERILAKU KONSUMEN REMAJA TERHADAP
MAKANAN TRADISIONAL SUNDA DI BOGOR

Oleh
DELLA YASMINIA
F02499124

2003
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI
FAKULTAS TENOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

Della Yasminia. F02499124. Perilaku Konsumen Remaja Terhadap Makanan
Tradisional Sunda di Bogor. Di bawah binbingan Ir. Budi Nurtama M, Agr.

ABSTRAK
Makanan Tradisional Sunda merupakan makanan yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat Sunda, diolah menggunakan bahan yang ada dan diproduksi dari
usaha pertanian sekitarnya serta memiliki rasa khas untuk selera masyarakat
sunda. Paia proses globalisasi modem Indonesia, makanan tradisional Sunda

mengalami enurunan pamonya di masyarakat. Untuk mempertahankan
perkembangan makanan tradisional sunda diperlukan industri jasa boga yang
memahami dengan baik karakteristik n perilaku konsumen khususnya bagi
industri jasa boga atau restoran yang segmentasinya remaja.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses perilaku konsumen
remaja dalam mengkonsumsi makanan tradisional Sunda, mengetahui sumber
infonnasi yang mempengaruhi konsumen remaja dalam mengkonsumsi makanan
tradisional Sunda, mengetahui preferensi konsumen remaja dalam mengkonsumsi
nakanan tradisional Sunda, mengetahui persepsi konsumen remaja terhadap
makanan tradisional Sunda, serta nengetahui apakah para remaja masih
nenggemari nakanan tradisional Sunda.
Penelitian dilakukan di Konadya Bogor. Pada bulan April sampai Mei
2003. Contoh penelitian ini adalah konsumen remaja yang sebagian besar diambil
dari tingkat pendidikan SLTA yang ada di Bogor. Pemilihan ketiga sekolah ini
dari 44 sekolah di kotamadya Bogar (BPS, 2000) ditentukan seeara purposive
berdasarkan karakteristik konsumen remaja, lokasi sekolah, keragaman kantin
sekolah, kemudahan mendaatkan makanan jajanan dan banyaknya pilihan atau
variasi makanan jajanan. Dan juga pemilihan contoh dilakukan berdasarkan secara
purosive terhadap konsumen remaja yang bersedia mengisi kuesioner dan
wawancara.

Hasil deskriptif dari perilaku konsumen adalah sebagian besar renaja
berasal dari suku Sunda dan Jawa. Sumber infonnasi pertama kali tahu, paling
banyak memberi masukan serta nembuat tertarik remaja untuk mengkonsumsi
makanan Sunda adalah keluarga dan tenan. Penilaian secara umum dari remaja
terhadap makanan Sunda yaitu bagus. Motivasi yang membuat remaja ingin
mengkonsumsi makanan Sunda adalah rasanya yang enak. Sedangkan rumah
makan yang paling sering dikunjungi sebagian besar remaja adalah saung kuring
dan ponyo dengan alasan rumah makan terse but bersih dan nyn. Frekuensi
mengkonsumsi makanan Sunda yaitu kadang-kadang (3 sampai 6 kali seminggu)
serta alasan remaja mengkonsumsi makanan Sunda karena cocok dengan selera.
Sedangkan hal yang berpengaruh daln pengnbilan kepun remaja dalam
mengkonsumsi makanan Sunda adalah pengaruh keluarga. Selain itu juga yang
Iebih menarik, bahwa sebanyak 77.5 % remaja memilih makanan radisional
Sunda daripada makanan fast food dengan alasan rasanya yang enak dan
kandungan gizinya. Dan juga sebanyak 71.5 % responden remaja lebih sering
mengkonsumsi makanan radisional Sunda daripada mn fastfoo.
Pada pengetahuan remaja sebagian besar remaja mengetahui semua jenis
makanan tradisional Sunda, tetapi ada beberapa jenis makanan radisional Sunda

yang kurang dari 50 % remaja tidak mengetahuinya yaitu makanan koya, galenda

dan peucang. Sedangkan dari tingkat kepentingan remaja memilih faktar-faktor
yang dinilai sangat penting aleh remaja adalah rasa enak, kebersihan dan harga
setelah itu faktor-faktor yang penting adalah mudah

didapat dan praktis.

Sedangkan menurut mereka faktor yang tidak penting adalah gengsi. Dan faktorĀ­
faktor yang di nilai biasa oIeh remaja adalah banyak variasi, penampakan menarik
dan cepat saji.
Dapat diketahui juga karakteristik konsumen remaja yang memengaruhi
rekuensi mengkonsumsi makanan tradisional Sunda. Hasil uji Chi-square
menunjukkan bahwa karakteristik konsumen yang menpengaruhi frekuensi
renaja mengkonsumsi makanan tradisional Sunda adalah sekolah, suku daerah,
lama bermukin dan pekerjaan orang tua. Sedangkan hasil uji korelasi Spearman
nenunjukkan bahwa karakteristik remaja yang mempunyai hubungan nyata
positif terhadap frekuensi remaja nengkonsumsi nakanan tradisional sunda
adalab suku daerab dan lama benukim (p