Perancangan Board Game Sebagai Upaya Pengenalan Makanan Ringan Tradisional Sunda pada Remaja di Kota Bandung.

(1)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ……….………. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……….….... iii

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ………... iv

KATA PENGANTAR ………...…...…vi

DAFTAR ISI ………vii

DAFTAR TABEL ……….……….... x

DAFTAR GAMBAR ………... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...………...….….… 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ……….………...…..…. 3

1.2.1 Permasalahan ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ……….……….……... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data…………...………...….... 5

1.5 Skema Perancangan …..………....….. 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Kuliner Tradisional Sunda…...……...……….…… 7

2.1.1. Kuliner Tradisional ... 7


(2)

viii

2.2 Psikologi Remaja ……….……… 9

2.2.1 Pembagian Masa Remaja ... 9

2.2.2 Perkembangan Kognitif Remaja ... 10

2.2.3 Perkembangan Sosial dan Kepribadian Remaja ... 10

2.2.4 Psikologi Permainan ... 11

2.3 Board Game ………...………...…. 13

2.3.1 Penjelasan Board Game... 13

2.3.2 Pola Pada Permainan Board Game ... 16

2.3.3 Unsur di Dalam Permainan Board Game... 19

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Kummara ………...…….….... 24

3.2 Wasabi Board Game ... 25

3.3 Wawancara ………...……... 26

3.2.1 Kummara... 26

3.3.2 Penjual Makanan Ringan Tradisional Sunda ... 27

3.3.3 Pengamat Kuliner Sunda ... 28

3.4 Data dan Fakta ... 29

3.4.1 Jajanan Pasar Tradisional Khas Sunda ... 29

3.4.2 Angket ... 38

3.5 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ...….….... 45

3.5.1 Analisis Objek Berdasarkan SWOT ... 45

3.5.2 Segmentasi Pasar ... 46


(3)

ix BAB IV PEMECAHAN MASALAH

4.1 Konsep Komunikasi ……….……... 49

4.2 Konsep Kreatif ……... 50

4.2.1 Tipe Permainan ... 51

4.2.2 Cerita Permainan ... 52

4.2.3 Sistem dan konsep bermain ... 53

4.2.4 Item Game... 54

4.2.5 Ilustrasi ... 55

4.2.6 Tipografi ... 56

4.2.7 Warna ... 57

4.3 Konsep Media ………...………...… 57

4.4 Hasil Karya ……….………... 58

4.4.1 Konsep Logo ... 58

4.4.2 Spesifikasi Perancangan Media Board Game ... 60

4.4.3 Pion Karakter ... 61

4.4.4 Papan Arena ... 63

4.4.5 Papan Pemain ... 64

4.4.6 Kartu Makanan Ringan ... 65

4.4.7 Kartu Bahan Makanan... 66

4.4.8 Buku Panduan ... 67

4.4.9 Media Mini X-Banner ... 70

4.4.10 Media Pin dan Stiker ... 71

4.5 Budgeting ………... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….……...…... 74

5.2 Saran Masyarakat ……...…74


(4)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1, Skema Perancangan ……... 6 Tabel 3.1, Ketertarikan Remaja dengan Makanan Tradisional... 38 Tabel 3.2, Ketertarikan Remaja Antara Makanan Tradisional dan Makanan Siap Saji ... 39 Tabel 3.3, Kesukaan Remaja Pada Makanan Ringan Tradisional Sunda ... 40 Tabel 3.4, Tingkat Konsumsi Remaja pada Makanan Ringan Tradisional Sunda ... 40 Tabel 3.5, Pengenalan Kepada Remaja Tentang Makanan Ringan Sunda ... 41 Tabel 3.6, Pengetahuan Remaja terhadap Jenis Makanan Ringan Sunda ... 42 Tabel 3.7, Tingkat Kesukaan Remaja Ketika Bermain Bersama Teman

Sebaya ... 42 Tabel 3.8, Pengetahuan Remaja Terhadap Board Game ... 43 Tabel 3.9, Ketertarikan Remaja Terhadap Board Game Bertema Makanan Ringan Tradisional Sunda ... 44 Tabel 3.10, Ketertarikan Remaja Terhadap Board Game Berbahasa


(5)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1, Board game Monopoly ... 14

Gambar 2.2, Board game Scrabble... 14

Gambar 2.3, Catur dari permainan Lego ... 15

Gambar 2.4, Permainan Backgammon ... 15

Gambar 2.5, Pola Single Player vs Game ... 16

Gambar 2.6, Pola Multiple Individual Players vs Game ... 16

Gambar 2.7, Pola Player Versus Player (PVP) ... 17

Gambar 2.8, Pola Unilateral Competition ...17

Gambar 2.9, Pola Multilateral Competition ... 18

Gambar 2.10, Pola Cooperative Play ... 18

Gambar 2.11, Pola Team Competition ... 19

Gambar 3.1, Tampak Depan Kummara ... 24

Gambar 3.2, Cover Wasabi Board Game ... 25

Gambar 3.3, Penjual Kue Putri Ayu di Pasar Sukajadi, Bandung ... 27

Gambar 3.4, Ali Agrem ... 30

Gambar 3.5, Kue Apem ... 30

Gambar 3.6, Awug ... 31

Gambar 3.7, Bangket ... 31

Gambar 3.8, Bandros ... 32

Gambar 3.9, Bugis ... 32

Gambar 3.10, Brondong ... 33

Gambar 3.11, Colenak ... 33

Gambar 3.12, Comro ... 34

Gambar 3.13, Cuhcur ... 34

Gambar 3.14, Gegetuk ... 35

Gambar 3.15, Gurandil ... 35


(6)

xii

Gambar 3.17, Putri Ayu ... 36

Gambar 3.18, Putu ... 37

Gambar 3.19, Rangginang ... 37

Gambar 3.20, Surabi ... 38

Gambar 4.1, Logo Board Game Ruham Rahem ... 58

Gambar 4.2, Tampilan Boks Depan Board Game Ruham Rahem ... 60

Gambar 4.3, Tampilan Boks Belakang Board Game Ruham Rahem ... 61

Gambar 4.4, Pion Karakter, Erlin, Jaka, Maman, dan Panji ... 61

Gambar 4.5, Pion Karakter, Ratna, Nana, Dewi, dan Galih ... 62

Gambar 4.6, Tampilan Depan Papan Arena ... 63

Gambar 4.7, Tampilan Depan Papan Pemain ... 64

Gambar 4.8, 17 Tampilan Kartu Makanan ... 65

Gambar 4.9, 19 Kartu Bahan Makanan ... 66

Gambar 4.10, Tampilan Depan dan Belakang Cover Buku ... 67

Gambar 4.11, Tampilan Depan Halaman Pengenalan Tokoh ... 68

Gambar 4.12, Tampilan Halaman Aturan dan Item Game ... 69

Gambar 4.13, Tampilan Depan X Banner ... 70

Gambar 4.14, Tampilan Stiker dan Pin ... 71


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi. Pemahamannya bukan hanya sekedar sebagai mengisi perut, makanan juga erat kaitannya dengan budaya, estetika dan kultur. Salah satu jenis makanan ini adalah makanan ringan tradisional Sunda yang saat ini orang-orang meyebutnya “jajanan pasar” merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia dari sekian banyak jenis makanan tradisional lainnya.

Seiring berkembangnya zaman, budaya mengkonsumsi makanan tradisional semakin tersaingi dengan hadirnya berbagai macam kuliner modern yang tidak sehat seperti junk food, makanan ringan, dan masakan siap saji lainnya. Padahal di dalam tatar Sunda, jenis makanan tradisional Sunda tersebut memiliki berbagai potensi. Selain mempunyai cita rasa yang unik, kuliner sunda mempunyai potensi besar lainnya, akan tetapi potensi tersebut kurang digali secara maksimal. Salah satu potensi tersebut adalah makanan tradisional bisa dijadikan sebagai aset pariwisata lokal.

Saat ini, tingkat apresiasi dan minat orang terhadap kuliner tradisional semakin tinggi. Orang-orang menjadi lebih sering memperhatikan dan cenderung ingin mengetahui lebih dalam dengan cara mencoba makanan tersebut. Hal tersebut terbukti dengan warung-warung atau kedai penjual makanan ringan tradisional yang laris oleh konsumen. Contoh dari hal tersebut adalah warung surabi di daerah Setiabudi Bandung yang laris akan pembeli. Makanan ringan tradisional ini juga menjadi penting karena merupakan salah satu ciri khas Sunda yang merupakan budaya turun temurun.

Meskipun tema makanan kuliner sedang naik daun, banyak masyarakat khususnya generasi muda hanya mengetahui sebagian dari kuliner sunda, padahal


(8)

2

dalam kenyataannya makanan khas daerah tersebut mempunyai banyak macamnya yang belum digali secara maksimal.

Alasan penulis mengangkat topik ini sebagai tema tugas akhir mengingat remaja muda yang kurang mengenal kuliner sunda khususnya mengenai makanan ringan Sunda. Maka dari itu melalui tugas akhir, penulis ingin membuat sebuah media grafis yang dapat membuat remaja muda lebih memperhatikan dan mengenal makanan ringan khas tradisional Sunda. Oleh karena itu, pengenalan masakan tradisi harus dimulai sejak remaja, karena masa remaja adalah masa pembelajaran, tumbuh, dan berkembang.

Media yang digunakan oleh penulis untuk memperkenalkan kuliner tradisional kepada generasi muda adalah melalui metode modern yaitu dengan permainan board game. Board game tersebut yang mengangkat tema tentang makanan tradisional ringan Sunda dengan cara mengajak remaja bermain sambil belajar mengenal salah satu budaya lokal. Alasan menggunakan board game sebagai media karena game merupakan salah satu media yang mendapat perhatian besar dari remaja. Game tidak hanya untuk mendapatkan kesenangan dan hiburan semata, juga merupakan sarana yang efektif untuk membangun kepribadian seseorang dan mengembangkan perilaku (G. Weed, 2005: 8).

Hal di atas membuktikan bahwa game dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran agar mengarahkan remaja ke hal yang lebih positif, yaitu dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Dalam hal lainnya, game juga merupakan sebuah media komunikasi yang bersifat kooperatif sehingga dapat memupuk keakraban dan interaksi sosial yang baik.

Untuk mencapai tujuan dari tugas akhir ini, diperlukan solusi yang tepat yaitu perancangan board game mengenai makanan ringan tradisional Sunda yang dapat membuat generasi muda khususnya remaja dapat tertarik dan mengenal lebih jauh tentang kuliner tersebut.


(9)

3

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

Pada zaman modern saat ini, generasi muda khususnya remaja banyak yang belum mengetahui dan mengenal makanan ringan tradisional Sunda. Selain itu mereka juga belum banyak yang mengetahui tentang cara pembuatan dan manfaatnya.

Jalan keluar dari masalah tersebut adalah dengan perancangan game. Jenis game yang dipilih adalah board game dipilih karena board game dapat menimbulkan interaksi positif antar pemain. Berbeda dengan game modern lainnya seperti game konsol atau game komputer yang berasal dari budaya lain dan dapat berdampak buruk bagi perkembangan mental bagi remaja. Hal tersebut bisa diakibatkan karena banyak munculnya berbagai jenis game elektronik yang mempunyai genre untuk dewasa dan kekerasan yang dijual bebas di pasaran.

Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi permasalahan utama dalam topik ini:

1. Bagaimana membuat perancangan desain board game yang tepat agar generasi muda khususnya remaja lebih mengenal kuliner tradisional? 2. Bagaimana caranya untuk memberikan pengertian kepada remaja agar

mengetahui cara pembuatan dan jenis-jenis makanan tradisional Sunda?

3. Bagaimana cara agar meningkatkan minat dan apresiasi remaja agar peduli dengan budaya tradisional, dengan cara bermain dan bersosialisasi dengan board game?

1.2.2 Ruang Lingkup

Hal-hal yang akan dikerjakan adalah pembuatan dan pendesainan sebuah permainan board game mengenai kuliner tradisi sunda khususnya mengenai makanan ringan Sunda atau yang disebut sebagai jajanan pasar.


(10)

4

Perancangan board game tersebut meliputi sebuah papan permainan, token, kartu permainan, aturan main, buku panduan, dan unsur-unsur lainnya sebagai pendukung board game bertemakan makanan ringan Sunda. Dasar dari permainannya adalah dengan menyusun strategi bagaimana proses pembuatan makanan tradisional Sunda dari bahan-bahan baku yang mentah sampai makanan matang. Untuk promosi dari board game tersebut, yang akan dibuat adalah banner, poster, iklan baris di website komunitas board game, flyer, dan merchandise kecil agar lebih menarik minat remaja.

Berikut adalah ruang lingkup lebih lanjut:

a. Waktu yang ditempuh dalam pembuatan Tugas Akhir ini dimulai dari Agustus 2010 sampai dengan Desember 2010.

b. Untuk area, target utama adalah yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya.

c. Pada segmentasi ditujukan kepada remaja yang bersekolah di SMP yang berusia sekitar 11 sampai 15 tahun, berjenis kelamin pria dan wanita.

d. Target market utamanya adalah remaja karena mereka akan mulai belajar dan membentuk pola pikir agar dapat mengenal dan peduli akan makanan tradisional di daerahnya sendiri.

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari dilakukan perancangan yaitu:

a. Mengajak remaja untuk lebih mengenal dan peduli terhadap kuliner tradisional sunda melalui board game.

b. Memberikan pengertian terhadap remaja melalui permainan board game yang menarik agar remaja tertarik untuk mengetahui cara pembuatan dan jenis-jenis makanan ringan Sunda.

c. Meningkatkan minat dan apresiasi remaja agar peduli dengan budaya tradisional, dengan cara bermain dan bersosialisasi dengan board game.


(11)

5

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data secara langsung dan menciptakan taktik rancangan yang diambil dari sumber-sumber terpercaya dengan teknik: a. Observasi langsung, mengumpulkan data-data dengan cara melakukan

pengamatan langsung tentang kuliner tradisional Sunda, target market dan komunitas board game.

b. Wawancara langsung dengan orang yang berperan sebagai pengamat kuliner Sunda. Selain itu, wawancara dilakukan juga terhadap komunitas board game, dan penjual makanan ringan tradisional. c. Studi pustaka dari sumber yang berhubungan dan terpercaya, melalui

internet, buku, dan lain-lain.


(12)

6

1.5 Skema Perancangan

Permaasalahan

Gambar 1.1, Skema Perancangan Sumber: Dokumen Pribadi Saat ini belum ada media yang

tepat untuk mengenalkan makanan ringan tradisional Sunda secara

maksimal pada remaja.

Cara meningkatkan minat dan apresiasi remaja agar peduli dengan budaya tradisional, dengan

cara bermain dan bersosialisasi dengan board game. Bagaimana memberikan pengertian

melalui board game agar remaja tertarik untuk mengetahui cara pembuatan dan jenis-jenis makanan

ringan Sunda. Permasalahan

Munculnya persaingan terhadap kuliner modern yang tidak sehat seperti junk food, makanan ringan, dan masakan siap saji lainnya. Generasi muda hanya mengetahui sebagian dari jenis makanan ringan tradisional, padahal jenis

makanan tersebut mempunyai kekhasan dan belum diperkenalkan secara luas. Latar Belakang

Salah satu kekayaan budaya Indonesia adalah makanan ringan tradisional Sunda. Tingkat apresiasi dan minat remaja terhadap kuliner tradisional semakin tinggi terlihat dari tingkat penjualan yang laris. Makanan ringan tradisional menjadi penting karena merupakan salah satu ciri khas Sunda yang merupakan budaya turun temurun.

Pemecahan masalah

Objek: Makanan ringan tradisional Sunda

melalui perancangan board game yang bertujuan untuk melestarikan makanan ringan Sunda yang merupakan salah satu ciri khas Sunda yang merupakan budaya turun temurun, menyadarkan pada generasi muda pentingnya

identitas bangsa sendiri dengan melalui media yang menarik dan menyenangkan.

Tujuan dari perancangan board game ini dapat memperkenalkan makanan ringan tradisional kepada remaja. Selain itu dapat meningkatkan minat dan apresiasi dengan board game agar remaja mengetahui cara pembuatan


(13)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Makanan ringan tradisional Sunda adalah warisan budaya yang sudah ada pada zaman dahulu. Untuk mengenalkan kembali dan menambah minat remaja pada makanan ringan tradisional, maka dibuatlah board game yang mempunyai tema tentang makanan ringan tradisional Sunda.

Melalui media komunikasi yang tepat, menyenangkan dan komunikatif yaitu board game, nilai-nilai moral mengenai budaya kuliner Sunda dapat ditanamkan pada diri remaja. Target adalah remaja agar mereka belajar mengenai manfaat dan nilai-nilai warisan budaya, selain itu dengan media permainan board game remaja akan lebih disiplin dan berkerjasama antar sesama kerabatnya dan menciptakan kesadaran bersama agar mencintai budaya kuliner Sunda khususnya makanan ringan tradisional Sunda. Diharapkan juga dengan adanya board game ini, remaja akan merasa bangga dan nantinya akan merasa terpanggil untuk trus melestarikan dan mencintai budaya kuliner lokal.

5.2 Saran Masyarakat

Saran yang dapat diberikan adalah agar orang tua dan para kerabat mengenalkan dan memberikan nilai-nilai dan moral yang baik mengenai manfaat dan potensi makanan tradisional khas Sunda. Hal ini bertujuan agar nantinya makanan ringan Sunda tersebut akan selalu bertahan di kemudian hari dan memberikan potensi yang besar di Kota Bandung, dimana orang-orang sadar akan pentingnya dari potensi budaya lokal. Hal yang lainnya adalah agar masyarakat khususnya sedari muda sama-sama menyadari dan peduli akan budaya kuliner tradisional sunda. Hal ini juga menjadi penting karena sebagai salah satu upaya untuk menolak budaya asing yang merugikan warga Indonesia khususnya suku Sunda.


(14)

75 5.3 Saran Sidang

Saran yang dapat diberikan untuk nantinya board game tersebut dapat merubah paradigma anak remaja awal terhadap makanan ringan tradisional Sunda agar mereka tertarik untuk peduli dengan khasanah budaya lokal.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Julius. 1994. Kreativitas, Bagaimana Menanam Membangun, dan Mengembangkan Karya. Yogyakarta : Kanisius.

Gunarsa, Singgih dan Yulia Singgih Gunarsa. 1986. Psikologi Pembangunan Anak dan Remaja. Jakarta Pusat : PT BPK Gunung Mulia.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Rabin, Steve. 2005. Introduction to Game Development. Charles River Media.

Adimihardja, Kusnaka. 2005. Makanan Dalam Khazanah Budaya. Bandung, Prolitera. Garna, Judistira K. 2008. Budaya Sunda, Melintasi Waktu Menantang Masa Depan.

Bandung : Lembaga Penelitian Unpad.

Henry, Samuel. 2010. Cerdas Dengan Game. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Helmi, R. Dyan dan Saeful Zaman. 2007. 12 Permainan Untuk Meningkatkan

Intelegensi Anak. Visi Media Pustaka.

Schell, Jesse. 2008. The Art of Game Design. Morgan Kauffmann Publisher.

Website:

www.wikipedia.com

http://repository.usu.ac.id

http://edweb.sdsu.edu/ http://www.bkfk.com/

http://www.mos.org/quest/pdf/senet.pdf http://www.fantasyflightgames.com/ http://file.upi.edu/

www.wordpress.com www.wordiq.com www.kummara.com www.boardgamegeek.com


(1)

4

Perancangan board game tersebut meliputi sebuah papan permainan,

token, kartu permainan, aturan main, buku panduan, dan unsur-unsur lainnya

sebagai pendukung board game bertemakan makanan ringan Sunda. Dasar dari permainannya adalah dengan menyusun strategi bagaimana proses pembuatan makanan tradisional Sunda dari bahan-bahan baku yang mentah sampai makanan matang. Untuk promosi dari board game tersebut, yang akan dibuat adalah banner, poster, iklan baris di website komunitas board game, flyer, dan

merchandise kecil agar lebih menarik minat remaja.

Berikut adalah ruang lingkup lebih lanjut:

a. Waktu yang ditempuh dalam pembuatan Tugas Akhir ini dimulai dari Agustus 2010 sampai dengan Desember 2010.

b. Untuk area, target utama adalah yang berdomisili di kota Bandung dan sekitarnya.

c. Pada segmentasi ditujukan kepada remaja yang bersekolah di SMP yang berusia sekitar 11 sampai 15 tahun, berjenis kelamin pria dan wanita.

d. Target market utamanya adalah remaja karena mereka akan mulai belajar dan membentuk pola pikir agar dapat mengenal dan peduli akan makanan tradisional di daerahnya sendiri.

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari dilakukan perancangan yaitu:

a. Mengajak remaja untuk lebih mengenal dan peduli terhadap kuliner tradisional sunda melalui board game.

b. Memberikan pengertian terhadap remaja melalui permainan board

game yang menarik agar remaja tertarik untuk mengetahui cara

pembuatan dan jenis-jenis makanan ringan Sunda.

c. Meningkatkan minat dan apresiasi remaja agar peduli dengan budaya tradisional, dengan cara bermain dan bersosialisasi dengan board


(2)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data secara langsung dan menciptakan taktik rancangan yang diambil dari sumber-sumber terpercaya dengan teknik: a. Observasi langsung, mengumpulkan data-data dengan cara melakukan

pengamatan langsung tentang kuliner tradisional Sunda, target market dan komunitas board game.

b. Wawancara langsung dengan orang yang berperan sebagai pengamat kuliner Sunda. Selain itu, wawancara dilakukan juga terhadap komunitas board game, dan penjual makanan ringan tradisional. c. Studi pustaka dari sumber yang berhubungan dan terpercaya, melalui

internet, buku, dan lain-lain.


(3)

6

1.5 Skema Perancangan

Permaasalahan

Gambar 1.1, Skema Perancangan Sumber: Dokumen Pribadi

Saat ini belum ada media yang tepat untuk mengenalkan makanan

ringan tradisional Sunda secara maksimal pada remaja.

Cara meningkatkan minat dan apresiasi remaja agar peduli dengan budaya tradisional, dengan

cara bermain dan bersosialisasi dengan board game. Bagaimana memberikan pengertian

melalui board game agar remaja tertarik untuk mengetahui cara pembuatan dan jenis-jenis makanan

ringan Sunda.

Permasalahan

Munculnya persaingan terhadap kuliner modern yang tidak sehat seperti junk food, makanan ringan, dan masakan siap saji lainnya. Generasi muda hanya mengetahui sebagian dari jenis makanan ringan tradisional, padahal jenis

makanan tersebut mempunyai kekhasan dan belum diperkenalkan secara luas.

Latar Belakang

Salah satu kekayaan budaya Indonesia adalah makanan ringan tradisional Sunda. Tingkat apresiasi dan minat remaja terhadap kuliner tradisional semakin tinggi terlihat dari tingkat penjualan yang laris. Makanan ringan tradisional menjadi penting karena merupakan salah satu ciri khas Sunda yang merupakan budaya turun temurun.

Pemecahan masalah

Objek: Makanan ringan tradisional Sunda

melalui perancangan board game yang bertujuan untuk melestarikan makanan ringan Sunda yang merupakan salah satu ciri khas Sunda yang merupakan budaya turun temurun, menyadarkan pada generasi muda pentingnya

identitas bangsa sendiri dengan melalui media yang menarik dan menyenangkan.

Tujuan dari perancangan board game ini dapat memperkenalkan makanan ringan tradisional kepada remaja. Selain itu dapat meningkatkan minat dan apresiasi dengan board game agar remaja mengetahui cara pembuatan


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Makanan ringan tradisional Sunda adalah warisan budaya yang sudah ada pada zaman dahulu. Untuk mengenalkan kembali dan menambah minat remaja pada makanan ringan tradisional, maka dibuatlah board game yang mempunyai tema tentang makanan ringan tradisional Sunda.

Melalui media komunikasi yang tepat, menyenangkan dan komunikatif yaitu

board game, nilai-nilai moral mengenai budaya kuliner Sunda dapat ditanamkan

pada diri remaja. Target adalah remaja agar mereka belajar mengenai manfaat dan nilai-nilai warisan budaya, selain itu dengan media permainan board game remaja akan lebih disiplin dan berkerjasama antar sesama kerabatnya dan menciptakan kesadaran bersama agar mencintai budaya kuliner Sunda khususnya makanan ringan tradisional Sunda. Diharapkan juga dengan adanya board game ini, remaja akan merasa bangga dan nantinya akan merasa terpanggil untuk trus melestarikan dan mencintai budaya kuliner lokal.

5.2 Saran Masyarakat

Saran yang dapat diberikan adalah agar orang tua dan para kerabat mengenalkan dan memberikan nilai-nilai dan moral yang baik mengenai manfaat dan potensi makanan tradisional khas Sunda. Hal ini bertujuan agar nantinya makanan ringan Sunda tersebut akan selalu bertahan di kemudian hari dan memberikan potensi yang besar di Kota Bandung, dimana orang-orang sadar akan pentingnya dari potensi budaya lokal. Hal yang lainnya adalah agar masyarakat khususnya sedari muda sama-sama menyadari dan peduli akan budaya kuliner tradisional sunda. Hal ini juga menjadi penting karena sebagai salah satu upaya untuk menolak budaya asing yang merugikan warga Indonesia khususnya suku Sunda.


(5)

75

5.3 Saran Sidang

Saran yang dapat diberikan untuk nantinya board game tersebut dapat merubah paradigma anak remaja awal terhadap makanan ringan tradisional Sunda agar mereka tertarik untuk peduli dengan khasanah budaya lokal.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Julius. 1994. Kreativitas, Bagaimana Menanam Membangun, dan

Mengembangkan Karya. Yogyakarta : Kanisius.

Gunarsa, Singgih dan Yulia Singgih Gunarsa. 1986. Psikologi Pembangunan

Anak dan Remaja. Jakarta Pusat : PT BPK Gunung Mulia.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Rabin, Steve. 2005. Introduction to Game Development. Charles River Media.

Adimihardja, Kusnaka. 2005. Makanan Dalam Khazanah Budaya. Bandung, Prolitera. Garna, Judistira K. 2008. Budaya Sunda, Melintasi Waktu Menantang Masa Depan.

Bandung : Lembaga Penelitian Unpad.

Henry, Samuel. 2010. Cerdas Dengan Game. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Helmi, R. Dyan dan Saeful Zaman. 2007. 12 Permainan Untuk Meningkatkan

Intelegensi Anak. Visi Media Pustaka.

Schell, Jesse. 2008. The Art of Game Design. Morgan Kauffmann Publisher.

Website:

www.wikipedia.com http://repository.usu.ac.id http://edweb.sdsu.edu/ http://www.bkfk.com/

http://www.mos.org/quest/pdf/senet.pdf http://www.fantasyflightgames.com/ http://file.upi.edu/

www.wordpress.com www.wordiq.com www.kummara.com www.boardgamegeek.com