MUKHOSHSHISH MUNFASIL ( ﻞﺼﻔﻨﳌﺍ ﺺﺼﺨﳌﺍ)

MUKHOSHSHISH MUNFASIL ( ﻞﺼﻔﻨﳌﺍ ﺺﺼﺨﳌﺍ)

Mukhoshshish Munfasil adalah : Mukhoshshish yang berdiri sendiri, yaitu ada tiga hal : perasaan, akal dan syari'at.

Contoh takhshish dengan perasaan adalah firman Alloh ta'ala tentang angin untuk kaum 'Aad :

"yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya" [QS. Al- Ahqof : 25]

Maka perasaan menunjukkan bahwa angin tersebut tidak menghancurkan langit dan bumi.

Contoh takhshish dengan akal adalah firman Alloh ta'ala :

"Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." [QS. al-Ahqof : 33]

Maka akal menunjukkan bahwa Dzat Alloh ta'ala bukanlah makhluk.

Dan diantara 'ulama ada yang berpendapat bahwa apa-apa yang dikhususkan dengan perasaan dan akal bukanlah sesuatu yang umum yang dikhususkan, akan tetapi merupakan umum yang dimaksudkan dengannya sesuatu yang khusus.

Adapun takhshish dengan syari'at, maka al-Qur'an dan as-Sunnah dikhususkan dengan yang semisalnya dan dengan ijma' dan qiyas.

Contoh Takhshish al-Qur'an dengan al-Qur'an : firman Alloh ta'ala :

"Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'" [QS. al-Baqoroh : 228]

Dikhususkan dengan firman-Nya ta'ala :

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya." [QS. al-Ahzab : 49]

Contoh takhshish al-Qur'an dengan as-Sunnah : ayat warisan, seperti firman-Nya ta'ala :

"Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak- anakmu. Yaitu : bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan." [QS. an-Nisa' : 11]

Dan yang semisal dengan ayat ini dikhususkan dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Seorang muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak mewarisi orang muslim."

Contoh takhshish al-Qur'an dengan Ijma' : firman Alloh ta'ala :

"Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera." [QS. an-Nur : 4]

Dikhususkan dengan ijma' bahwa budak yang menuduh hukumannya didera (dicambuk) 40 kali. Demikianlah yang dijadikan contohkan oleh para ahli ushul, dan hal ini perlu diperiksa kembali dikarenakan adanya khilaf dalam masalah ini, dan aku belum mendapati contoh yang selamat (dari adanya khilaf, pent).

Contoh takhshish al-Qur'an dengan Qiyas : firman Alloh ta'ala :

"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap- tiap seorang dari keduanya seratus dali dera." [QS. an-Nur : 2]

Dikhususkan dengan mengqiyaskan budak laki-laki yang berzina terhadap budak perempuan yang berzina dalam menjadikan hukumannya separuh, dan dikurangi menjadi lima puluh dera, menurut pendapat yang masyhur.

Dan contoh takhshish As-Sunnah dengan Al-Qur'an : sabda Nabi shollallohu alaihi wa sallam :

Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh…." Al-Hadits.

Dikhususkan dengan firman Alloh ta'ala :

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk." [At-Taubah : 29]

Dan contoh takhshish As-Sunnah dengan As-Sunnah : sabda Rosul shollallohu alaihi wa sallam :

"Apa-apa (pertanian, pent) yang diairi dengan air hujan zakatnya adalah sepersepuluh"

Dikhususkan dengan sabdanya shollallohu alaihi wa sallam :

"Tidak ada zakat bagi (hasil pertanian, pent) yang di bawah 5 wisq".

Dan aku (asy-Syaikh Ibnul 'Utsaimin, pent) belum menemukan contoh takhshish As-Sunnah dengan ijma'.

Dan contoh takhshish As-Sunnah dengan qiyas : sabda Rosul shollallohu alaihi wa sallam :

"Laki-laki yang belum menikah dan perempuan yang belum menikah (yang berzina, pent) didera seratus kali dan diasingkan selama 1 tahun."

Dikhususkan dengan mengqiyaskan budak laki-laki yang berzina terhadap budak perempuan yang berzina dalam menjadikan hukumannya separuh, dan dikurangi menjadi lima puluh dera, menurut pendapat yang masyhur.