Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Kakap Merah Berbasis Kearifan Lokal Di Kepulauan Lease Provinsi Maluku

PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KAKAP MERAH
BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KEPULAUAN LEASE
PROVINSI MALUKU

DELLY DOMINGGAS PAULINA MATRUTTY

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
2014

i

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertas berjudul Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan Kakap Merah Berbasis Kearifan Lokal Di Kepulauan Lease
Provinsi Maluku adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Delly Dominggas Paulina Matrutty
NIM C461090031

ii

RINGKASAN
DELLY DOMINGGAS PAULINA MATRUTTY. Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Kakap Merah Berbasis Kearifan Lokal Di Kepulauan Lease Provinsi Maluku.
Dibimbing oleh SULAEMAN MARTASUGANDA, DOMU SIMBOLON, ARI
PURBAYANTO.
Sumberdaya ikan kakap merah sub family Etelinae merupakan salah satu
komoditi ekspor dengan nilai komersil yang tinggi karena kualitas daging serta
cita rasa yang enak sehingga sangat digemari oleh masyarakat di tingkat lokal,
regional maupun internasional. Jenis komoditas ini dikenal juga sebagai objek
wisata pancing yang sering menjadi sasaran penangkapan oleh nelayan-nelayan

rekreasional. Apabila aktivitas penangkapan jenis-jenis ikan ini tidak diatur atau
dikelola dengan baik maka dikuatirkan dapat mengancam keberlanjutan
sumberdaya tersebut. Kondisi ini lebih diperburuk lagi karena jenis-jenis ikan ini
dari sisi biologi memiliki umur panjang namun pertumbuhan lambat, sehingga
rentan terhadap penangkapan. Sejak dulu masyarakat di Kepulauan Lease telah
memanfaatakan jenis-jenis ikan kakap merah (sub family Etelinae) secara turuntemurun pada daerah penangkapan spesifik yang disebut pasi. Nilai-nilai yang
terkandung dalam sistem perikanan pasi diduga mengandung unsur-unsur
pengelolaan sumberdaya perikanan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menentukan
potensi sumberdaya ikan kakap merah sub famili Etelinae pada pasi di perairan
Kepulauan Lease, (2) memetakan profil kondisi oseanografi pada pasi di perairan
Kepulauan Lease, (3) merumuskan konsep sistem nilai perikanan pasi, dan (4)
menentukan zonasi perikanan pasi bagi kepentingan pengelolaan perikanan kakap
merah sub family Etelinae.
Pengambilan data untuk menentukan potensi ikan kakap merah meliputi:
Target strength (TS), distribusi dan kepadatan ikan menggunakan biosonics,
sedangkan jenis, ukuran dan kedalaman ruaya ikan didapatkan melalui observasi
dan wawancara dengan nelayan. Data profil kondisi oseanografi meliputi suhu,
salinitas, klorofil-a, turbiditas diukur dengan menggunakan CTD (conductivity
temperature depth). Sedangkan arah dan kecepatan arus diukur dengan current
meter. Sistem nilai perikanan pasi diperoleh melalui diskusi terfokus (focus group

discussion), observasi dan wawancara. Zonasi ditentukan berdasarkan hasil
analisis potensi, kondisi oseanografi dan sistem nilai perikanan pasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasi merupakan lokasi potensial dari 4
(empat) jenis ikan kakap merah sub famili Etelinae yang disebut bae oleh
masyarakat Kepulauan Lease, yakni: (1) bae perempuan (Etelis carbunculus), (1)
bae ekor bendera (E. coruscans), (3) bae laki-laki (E. radiosus), dan (4) bae
gamuru (Aphareus rutilans). Kisaran ukuran jenis-jenis ikan tersebut bervariasi
antara 30-85 cm TL dan terdistribusi pada pasi dengan kedalaman 90-140 m.
Standing stock 15425 individu dengan potensi pada tingkat lestari atau MSY 7712
individu/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) 6170
individu/tahun.
Profil kondisi oseanografi dekat dasar pasi yang diukur dengan suhu 25,1126,94 C, salinitas 34,29-34,28 psu, klorofil 0,23-0,35 mg/m-3, turbiditas 0,460,64 NTU, dan kecepatan arus 17,13-36,98 cm/det. Parameter-parameter ini
berbeda antara satu pasi dengan pasi lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena
iii

letak pasi, kedalaman, perbedaan kontur dasar perairan, pasang surut dan sirkulasi
massa air sekitarnya, terutama sirkulasi
massa air Laut Banda yang
mempengaruhi sebagian besar kawasan perairan ini.
Sistem nilai perikanan pasi tersusun dari nilai-nilai yang terpelihara dan

mempengaruhi kehidupan nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya alam
khususnya ikan bae di pasi. Nilai-nilai dimaksud menjadi suatu sistem yang
mengarahkan dan memandu tingkah laku nelayan secara spesifik untuk mencapai
kepentingan mereka. Sistem nilai perikanan pasi mengandung unsur pengelolaan
sumberdaya perikanan yang sangat tinggi. Ini membuktikan bahwa sistem nilai
perikanan pasi merupakan bentuk pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
masyarakat. Sistem perikanan pasi tidak hanya mengandung nilai sosial, tetapi
juga mengandung nilai biologi. Sistem perikanan pasi sama dengan sasi yang
sudah dikenal sebagai satu bentuk pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
masyarakat di Maluku. Hasil penelitian ini telah mendapatkan zonasi pasi yang
meliputi zona lindung 13,13 %, sedangkan sisanya layak untuk ditetapkan sebagai
zona perikanan berkelanjutan sub-zona perikanan tangkap 86,86%. Dari zona
perikanan berkelanjutan, 57,61 % diantaranya cocok dikembangkan untuk zona
pemanfaatan sub zona wisata pancing.
Kata kunci: Ikan kakap merah, pasi, potensi, sistem nilai, zonasi, Kepulauan
Lease

iv

SUMMARY

DELLY DOMINGGAS PAULINA MATRUTTY. The Local Wisdom-based
Utilization of Red Snapper Resources in Lease Island of Maluku Province.
Supervised by SULAEMAN MARTASUGANDA, DOMU SIMBOLON, ARI
PURBAYANTO.
Red snapper of Etelinae Sub-family is one export commodity with a high
commercial value because of the quality and good taste of the meat. Therefore, it
is favored by the people at the local, regional and international levels. This
commodity type is also known as a fishing attraction that often becomes the target
catch by the recreational fishermen. If the catching activity of this fish species is
not regulated or managed properly, this will threat the sustainability of the
resource. This condition is further exacerbated because biologically these types of
fish have a long life but their growth is slow, making it vulnerable to catch. The
community in the Lease Island from one generation to another has caught these
types of red snapper of Etelinae Sub-family in a specific fishing ground called
pasi. The values in the pasi fishery system are thought to contain elements of
fishery resource management. The objectives of this study are: (1) to determine
the potentials of the red snapper of Etelinae Sub-family in the pasi in the waters of
Lease Island, (2) to measure and map the oceanographic conditions of pasi in the
waters of Lease Island, (3) to analyze "the value system of pasi fishery", and (4)
to determine the zoning of pasi fishery for the benefits of red snapper fishery

management of Etelinae Sub-family.
In the data collection, the potential of the red snapper was determined by
target strength (TS), distribution and density were determined by biosonics, and
type, size and depth of the fish ruaya were obtained through observations and
interviews with the fishermen. The profile data of the oceanographic conditions
included temperature, salinity, chlorophyll-a, turbidity measured using a CTD
(conductivity temperature depth), while the direction and speed of the current was
measured using a current meter. The value system of the pasi fishery was obtained
through the focused group discussion, observation and interviews. Zoning was
determined on the terms of the results of the analysis of the potency analysis,
oceanographic conditions and values system of the pasi fishery. The results
showed that pasi becomes the potential location of the four (4) types of red
snapper of Etelinae sub-families called bae by the community of Lease Islands,
i.e. (1) bae perempuan (Etelis carbunculus), (1) bae ekor bandera (E. coruscans),
(3) bae laki-laki (E. radiosus), dan (4) bae gamuru (Aphareus rutilans). The size
of the fish species varies between 30 cm and 85 cm TL, and the fishes are
distributed in pasi with its water depths between 90 m and 140 m. Standing stock
was 15425 individual, the potency at the sustainable level or MSY (maximum
sustainable yield) was 7712 individual/year, and total allowable catch was 6170
individual/year.

The profile of the oceanographic conditions near the base of pasi in showed
an average temperature of 25,11 to 26,94C, salinity of 34,29 to 34,28 psu,
chlorophyll of 0,23 to 0,35 mg/ m-3, turbidity of 0,46 to 0,64 NTU, and current
speed of 17,13 to 36,98 cm/second. These parameters were different from one

v

pasi to another one. The differences are due to the location of the pasi, depth,
contour differences in the bottom of the waters, tides, water mass circulation
surrounding the areas, especially the water mass circulation of Banda Sea which
affects large areas of these waters.
The value system of pasi fishery is composed based on the existing
maintained values and affects the lives of fishermen in utilizing the natural
resources, especially fish bae in pasi. The values referred become a system that
directs and guides the behavior of fishermen specifically to achieve their interests.
The value system of pasi contains higher elements of fishery resource
management. This proves that the value system of fishery pasi is a form of
community-based management of fisheries resources. The system does not only
contain social values but also biological value, and it is similar to the system of
SASI that has been known as a form of community-based management of fisheries

resources in Maluku. The results of this study have obtained the pasi zoning
including protection zone of 13,13% and the rest i.e. 86,86% can be established as
a sustainable fishery zone of a catch fishery sub-zone. From the sustainable
fishery zone, 57,61% of it is suitable to be developed for the fishing tourism subzone.
Key words: red snapper, pasi, potential, value system, zoning, Lease Island

vi

Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

vii


PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN KAKAP MERAH
BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KEPULAUAN LEASE
PROVINSI MALUKU

DELLY DOMINGGAS PAULINA MATRUTTY

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Teknologi Perikanan Tangkap

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ix

Penguji pada Ujian Tertutup: Dr Ir Zulkarnain, MSi

Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi

Penguji pada Ujian Terbuka: Prof Dr Ir Daniel RO Monintja, MSc
Dr Sudirman Saad, M.Hum

x

Judul
Nama
NIM

: Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Kakap Merah Berbasis Kearifan
Lokal Di Kepulauan Lease Provinsi Maluku
: Delly Dominggas Paulina Matrutty
: C461090031

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Sulaeman Martasuganda, MSc

Ketua

Prof Dr Ir Domu Simbolon, MSi
Anggota

Prof Dr Ir Ari Purbayanto, MSc
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Teknologi Perikanan Tangkap

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro, MSc.

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian:
25 April 2014

Tanggal Lulus:
19 Mei 2014

xi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah dengan judul: Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan Kakap Merah Berbasis Kearifan Lokal di Kepulauan Lease
Provinsi Maluku yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2011 sampai Juni 2012 dapat
diselesaikan. Publikasi yang telah dihasilkan adalah: Red Snapper Fish Resources
Etelinae Subfamily in Pasi of Lease Islands Maluku Province. Journal of
Environmental and Ecology, vol 4 no 2 tahun 2013 Macrothink Institute, Las
Vegas Amerika Serikat dan Sistem Nilai Perikanan Pasi Sebagai Bentuk
Pengelolaan Berbasis Masyarakat yang sementara dalam proses untuk diterbitkan
pada jurnal sosiologi Universitas Indonesia.
Penyelesaian disertasi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk
itu ungkapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Pattimura yang telah memberi ijin belajar untuk mengikuti
pendidikan pada Sekolah Pascasarjana IPB;
2. Bapak Dekan FPIK-Unpatti Ir D. Sahetapy MSc beserta seluruh civitas
akademika yang telah memberi dorongan dan motivasi;
3. Dr Sulaeman Martasuganda MSc, Bapak Prof Dr Ir Domu Simbolon MSi dan
Bapak Prof Dr Ir Ari Purbayanto MSc selaku pembimbing atas curahan
waktu, tenaga dan pikiran selama proses penulisan proposal, penelitian dan
penulisan sampai dengan penyelesaian studi;
4. Rektor Institut Pertanian Bogor;
5. Dekan Sekolah Pascasarjana IPB;
6. Para Dosen Program Studi Teknologi Perikanan Tangkap Sekolah
Pascasarjan IPB;
7. Dr Sudirman Saad, M.Hum (Direktur KP3K Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia) dan Prof Dr Ir Daniel Monintja MSc selaku
penguji luar komisi pada ujian terbuka;
8. Dr Ir Zulkarnain MSi dan Dr Ir Tri Wiji Nurani MSi selaku penguji luar
komisi pada ujian tertutup;
9. Bapak Drs JJ Wenno MSc dan Pendeta Sam Titaley yang mendorong serta
mendukung penulis untuk mengkaji sumberdaya khusus ikan kakap merah di
Pulau Ambon dan PP Lease;
10. Teman-teman seangkatan: Wem, Parman, Fis Purwangka, Umar, Ongky,
Yola, Ning dan Melda untuk kebersamaan selama ini;
11. Pihak sponsor: NUFFIC-Belanda melalui PT MDF Pasific Indonesia di Bali
dan seluruh staf yang telah memfasilitasi dana pendidikan dan penelitian.
serta seluruh staf Pemerintah Negeri dan masyarakat nelayan di Kepulauan
Lease yang telah membantu selama pengumpulan data. Juga Pemerintah
Provinsi Maluku dan PT Toyota Asrta Jakarta atas bantuan dana bagi
penulis.
12. Ijinkan penulis secara khusus menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
dari lubuk hati yang paling dalam kepada Almarhum-almarhumah ayahanda
Jermias Matrutty, ibunda Jomima Kuway dan suami Jacobis Alexander
Leiwakabessy atas dukungan semasa hidupnya.
13. Adik-adikku: Holmes Nitor Lukas bersama istri dan anak Melisa; Derika
Agusta bersama suami dan kedua anak: Vio dan Dessy; Dinatonia Jovery

xii

bersama suami dan ketiga anak: Jozzy Caviandro, Jeremy Jordan dan Jastin
Imanuel; Kristina Johana bersama suami dan kedua anak: Adito dan Alvin,
Karolis Philipus bersama istri dan kedua anak: Ray dan Cliff; keluarga besar
Leiwakabessy, Tante Vani dan Om Jefry Papilaja atas dukungan doa,
semangat dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014
Delly Dominggas Paulina Matrutty

xiii

Disertasi ini kupersembahkan bagi anakku tercinta, yang kubanggakan,
penyemangat dan motivatorku:
Maxmilyand Leiwakabessy

xiv

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
xix
1 PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
5
Kebaruan Penelitian
5
2 SUMBERDAYA IKAN KAKAP MERAH Sub Famili ETELINAE PADA
PASI DI KEPULAUAN LEASE
6
Pendahuluan
6
Bahan dan Metode
7
Hasil dan Pembahasan
9
Kesimpulan
29
3 PROFIL KONDISI OSEANOGRAFI DAERAH PENANGKAPAN (PASI)
IKAN KAKAP MERAH Sub Famili ETELINAE DI KEPULAUAN
LEASE
30
Pendahuluan
30
Bahan dan Metode
32
Hasil dan Pembahasan
32
Kesimpulan
47
4 SISTEM NILAI PERIKANAN PASI SEBAGAI BENTUK
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS
MASYARAKAT
48
Pendahuluan
48
Bahan dan Metode
49
Hasil dan Pembahasan
51
Kesimpulan
65
5 Z0NASI PERIKANAN PASI UNTUK KEPENTINGAN
PEMANFAATAN SECARA BERKELANUTAN
66
Pendahulaun
66
Bahan dan Metode
67
Hasil dan pembahasan
70
Kesimpulan
86
6 PEMBAHASAN UMUM
87
7 KESIMPULAN DAN SARAN
94
DAFTAR PUSTAKA
95
LAMPIRAN
103
xv

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Nama, letak dan luas pasi pada lokasi penelitian
Jenis dan distribusi ikan pada pasi
Ukuran panjang (cm) TL dari ke empat spesies ikan kakap merah
Variasi ukuran jenis-jenis ikan kakap merah (sub famili Etelinae)
Persentase ukuran legal atau layak tangkap 4 jenis kakap (ikan bae)
Persentase ukuran ikan kakap merah (ikan bae) berdasarkan kawasan
perairan
Perbandingan ukuran ikan hasil tangkapan nelayan dan nilai target
strength (TS) pada tiap kawasan perairan
Nama pasi, luas area (m2), densitas (100 m2), standing stock (SS), MSY
dan JTB
Nama pasi, luas, densitas, standing stock (SS), MSY dan JTB dari ikan
kakap merah di kawasan perairan P. Haruku
Nama pasi, luas, densitas, standing stock (SS), MSY dan JTB ikan
kakap merah di kawasan perairan P. Saparua
Nama pasi, luas, densitas, standing stock (SS), MSY dan JTB ikan kakap
merah di kawasan perairan P. Nusalaut
Nama pasi, luas, densitas, standing stock (SS), MSY dan JTB ikan
kakap merah di kawasan perairan teluk
Nama pasi, luas, densitas, standing stock (SS), MSY dan JTB ikan
kakap merah di kawasan perairan selat
Nama pasi, luas, densitas, standing stock (SS), MSY dan JTB Ikan
kakap merah di perairan terbuka
Suhu perairan dekat dasar pasi (kedalaman 90-110 m) berdasarkan
kawasan pulau (Februari 2012)
Suhu perairan dekat dasar pasi (kedalaman 90-110 m) pada kawasan
teluk, selat dan perairan terbuka (Februari 2012)
Salinitas perairan dekat dasar pasi (kedalaman 90-110 m) berdasarkan
kawasan pulau (Februari 2012)
Salinitas perairan dekat dasar pasi (kedalaman 90-110 m) pada kawasan
teluk, selat dan perairan terbuka (Februari 2012)
Nilai klorofil-a dekat dasar pasi (kedalaman 90-110 m) berdasarkan
kawasan pulau (Februari 2012)
Nilai klorofil-a dekat dasar pasi (kedalaman 90-110 m) pada kawasan
teluk, selat dan perairan terbuka (Februari 2012)
Nilai turbiditas perairan dekat dasar pasi (kedalaman 90-110)
berdasarkan kawasan pulau (Februari 2012)
Nilai turbiditas perairan dekat dasar pasi (kedalaman 90-110) pada
kawasan teluk, selat dan perairan terbuka (Februari 2012)
Kecepatan arus dekat dasar pasi (90-110 m) berdasarkan kawasan
pulau (Februari 2012)
Kecepatan arus dekat dasar pasi (90-110 m) pada kawasan perairan
teluk, selat dan perairan terbuka (Februari 2012)
Densitas ikan dan nilai parameter oseanografi pada pasi berdasarkan
kawasan perairan di Kepulauan Lease
Nilai-nilai dasar Ekologi (NE) Pasi dan Penjelasannya
xvi

11
12
16
17
17
18
18
20
21
22
23
25
26
27
35
35
37
38
41
42
43
43
45
45
46
53

27 Nilai-nilai Dasar Sosial Pasi dan penjelasannya
28 Spesifikasi unit penangkapan pancing tradisional ikan bae
29 Kalender musim penangkapan ikan kakap merah di Kepulauan
Lease
30 Nilai-nilai Dasar Teknologi Pasi dan Penjelasannya
31 Hubungan antara Nilai-Nilai Dasar (NE) dan Komponen Nilai
(komposit) Kelestarian Menurut Tingkat Kekuatannya
32 Hubungan antara nilai-nilai dasar (NS) dan komponen nilai (komposit)
kelestarian menurut tingkat kekuatannya
33 Hubungan antara nilai-nilai dasar (NT) dan komponen nilai (komposit)
kelestarian menurut tingkat kekuatannya
34 Pernyataan maksud pengelolaan zona Lindung PASI pada kawasan
Kepulauan Lease
35 Pernyataan maksud pengelolaan zona perikanan berkelanjutan, sub
zona perikanan tangkap ikan akap merah (ikan bae)
36 Pernyataan maksud pengelolaan zona pemanfaatan, sub-zona wisata
pancing ikan demesal kakap merah (bae)
37 Suhu, salinitas, klorofil, turbiditas dan kecepatan arus dekat dasar pasi
(kedalaman 90-110 m)

56
58
59
60
61
62
63
81
83
85
90

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian
2 Peta lokasi dan sebaran pasi sebagai stasiun penelitian
3 Contoh hasil rekaman biosonic pada pasi (DPI kakap merah) di
Kepulauan Lease
4 Ikan bae spesies Etelis radiosus (Anderson 1981)
5 Ikan bae spesies Etelis coruscans (Valenciennes 1862)
6 Ikan bae spesies Etelis carbunculus (Cuvier 1828)
7 Ikan bae spesies Aphareus rutilans (Cuvier 1828)
8 Ditribusi ukuran 4 (empat) jenis ikan kakap merah (sub famili Etelinae)
9 Penyebaran potensi ikan kakap merah di kawasan P. Haruku
10 Penyebaran potensi ikan kakap merah di kawasan P. Saparua
11 Penyebaran potensi ikan kakap merah di kawasan P. Nusalaut
12 Peyebaran potensi ikan kakap merah di kawasan Perairan Kepulauan
Lease
13 Penyebaran potensi ikan kakap merah di kawasan perairan teluk
14 Penyebaran potensi ikan kakap merah di kawasan perairan selat
15 Penyebaran potensi ikan kakap merah di kawasan perairn terbuka
16 Provil bathimetri dan distribusi pasi di perairan Kepulauan Lease
17
18
19
20
21
22

Sebaran suhu pada permukaan perairan di Kepulauan Lease (Februari 2012)
Sebaran suhu pada kedalaman 100 m di Kepulauan Lease (Februari 2012)
Sebaran salinitas perairan di Kepulauan Lease (Februari 2012)
Sebaran salinitas pada kedalaman 100 m di Kepulauan Lease (Februari 2012)
Sebaran konsentrasi klorofil-a permukaan di Kepulauan Lease (Februari 2012)
Sebaran konsentrasi klorofil-a pada kedalaman 50 m di Kepulauan Lease
(Februari 2012)

xvii

4
8
10
13
14
14
15
17
21
22
23
24
25
26
27
33
34
34
36
37
39
39

23

Sebaran konsentrasi klorofil-a pada kedalaman 100 m di Kepulauan Lease
Februari 2012
24 Sebaran vertikal suhu (A), Salinitas (B) dan klorofil (C) di perairan
Kepulauan Lease
25 Kecepatan dan arah arus pada kedalaman 100 m di perairan Kepulauan Lease
26 Ikan bae yang disumbangkan untuk hajatan warga dan kesibukan para

ibu mempersiapkan menu ikan bae
27 Armada pancing ikan bae pada pasi di perairan selatan (a), dan utara (b)
pulau Saparua
28 Konstruksi pancing (a), unit penangkapan pancing ulur (b), nelayan
ikan bae (c) di kepulauan Lease
29 Persentase keterkaitan hubungan antara nilai-nilai dasar (NE) terhadap
empat komposit kelestarian
30 Persentase keterkaitan hubungan antara nilai-nilai dasar (NS) terhadap
empat komposit kelestarian
31 Persentase keterkaitan hubungan antara nilai-nilai dasar (NT) terhadap
empat komposit kelestarian
32 Hasil analisis zonasi perikanan pasi berdasarkan kriteria kawasan
lindung
33 Peta zona lindung pasi di Kepulauan Lease
34 Aktivitas di Teluk Saparua
35 Hasil analisis zona perikanan pasi berdasarkan kriteria kawasan
perikanan berkelanjutan sub zona perikana tangakap
36 Penyerahan piala dan uang tunai oleh Gubernur Provinsi Maluku kepada
para pemenang lomba pancing ikan bae Tahun 2008
37 Hasil analisis zonasi pemanfaatan berdasarkan kriteria sub zona wisata
pancing
38 Peta Zonasi Perikanan Pasi di Kepulauan Lease

40
42
44

55
56
57
61
62
64
71
72
73
76
77
78
79

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Contoh perhitungan luas pasi
Contoh hasil rekaman biosonics pada Lokasi Penelitian
Rekpitulasi hasil analisis biosonics (Letak (st ), kedalaman (depth),
TS (db) dan FPUA (Fish per unit area)
Rumusan nilai-nilai dasar pasi
Kriteria dan indikator penetapan zonasi di kawasan pasi di perairan
Kepulauan Lease
Peta Zona Perikanan Berkelanjutan Pasi di Kepulauan Lease
Peta Zona Pemanfaatan Pasi di Kepulauan Lease

xviii

104
105
107
108
109
116
117

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
Bae

JTB
MSY
Nanaku
NKKLP
NKKPTP
NKKWP
Pamali
Pasi
Sasi

Standing stock
Tanati
Zonasi

: Sebutan untuk jenis ikan kakap merah sub famili Etelinae
oleh masyarakat di Kepulauan Lease Maluku Tengah. Bae
artinya istimewa
: Jumlah Tangkapan Diperbolehkan
: Maximum Sustainable Yield
: Prediksi suatu kejadian, tempat berdasarkan pengalaman,
kebiasaan atau tanda-tanda alam
: Nilai Kriteria Kawasan Lindung Pasi
: Nilai Kriteria Kawasan Perikanan Tangkap Pasi
: Nilai Kriteria Kawasan Wisata Pancing
: Sistem larangan untuk selama-lamanya terhadap barang
atau perbuatan
: Daerah penangkapan spesifik ikan kakap merah nelayan
di Kepualuan Lease
: Larangan untuk mengambil sumberdaya alam pada jangka
waktu tertentu yang biasanya diberlakukan pada wilayah
tertentu
: Stok sesaat yang dihitung atau ditemukan pada saat
penelitian
: Waktu atau saat yang tepat untuk penangkapan ikan
: Suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui
penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan daya
dukung dan proses ekologi yang berlangsung sebagai satu
kesatuan ekosistem

xix

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepulauan Lease meliputi perairan Pulau Saparua, Haruku dan Nusalaut
adalah bagian dari Gugus Pulau Ambon-Lease Provinsi Maluku, memiliki pesisir
yang sempit dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Kekayaan sumberdaya hayati
laut yang ada di perairan ini sudah dimanfaatkan sejak dulu oleh masyarakat
setempat. Pemanfaatan dalam skala komersil untuk kepentingan ekspor dengan
volume yang besar, masih terbatas pada sumberdaya perikanan pelagis seperti
ikan layang, tuna dan cakalang. Sedangkan sumberdaya ikan demersal selain
udang, sudah mulai dieksploitasi dalam jumlah besar namun belum ada informasiinformasi dasar tentang sumberdaya ini. Salah satunya adalah sumberdaya ikan
demersal yaitu kakap merah sub famili Etelinae.
Sumberdaya ikan kakap merah sub famili Etelinae dari famili Lutjanidae
adalah jenis-jenis ikan yang dikategorikan sebagai ikan demersal laut dalam
berukuran besar, yang umumnya tertangkap pada perairan berbentuk curam
(slope) dengan kedalaman 100-500 m (Allen 1985; Allen and Anderzon 2001).
Ikan ini memiliki nilai ekonomis penting dan merupakan komoditi ekspor dengan
nilai komersial tinggi. Kualitas dan warna daging yang putih serta cita rasa yang
enak dan gurih, menjadikan jenis-jenis ikan ini sangat diminati oleh masyarakat,
baik di tingkat lokal, regional maupun internasional. Produk yang dihasilkan
adalah daging tanpa tulang (fillet), ikan beku (frozen fish ), ikan asap (smoked
fish), ikan asin (fish salt) maupun ikan kaleng (canned fish). Dalam dunia
perdagangan jenis-jenis ikan ini dikenal dengan nama red snapper atau snapper.
Masyarakat di Kepulauan Lease mengenal jenis-jenis ikan kakap merah
dari sub famili Etelinae dengan nama ikan bae. Jenis-jenis ikan ini sudah
dimanfaatkan sejak dulu secara turun temurun oleh masyarakat/nelayan
tradisional setempat pada lokasi-lokasi spesifik yang disebut pasi (Matrutty
2011). Pasi dan sumberdaya ikan kakap merah atau ikan bae dianggap masih
terpelihara oleh masyarakat setempat karena dalam pemanfaatannya masyarakat
masih taat menjalankan nilai-nilai yang diwariskan para leluhurnya. Beberapa
diantaranya adalah bersama-sama menjaga dan mengawasi lokasi-lokasi pasi agar
kondisi alamiah tetap terjaga dan menghindari cara-cara penangkapan yang
sifatnya merusak seperti penggunaan bom dan racun ikan. Selain itu, anggapan
bahwa lokasi-lokasi pasi tersebut memiliki nilai sosio-magis, sehingga berbagai
hal yang bersifat tabu masih dijalankan oleh masyarakat. Walaupun demikian,
sebagian masyarakat telah mengabaikan, bahkan melupakannya seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pertimbangan ekonomi.
Akhir-akhir ini permintaan pasar terhadap jenis-jenis ikan demersal,
terutama ikan kakap merah atau ikan bae cukup tinggi di pasar lokal Ambon,
karena kebutuhan berbagai restoran sea food di Kota Ambon, maupun para
pengusaha lokal untuk dikirim ke luar daerah seperti Makasar, Manado dan
Surabaya. Hasil survei di pasar lokal Ambon menunjukkan bahwa harga jenisjenis ikan bae cukup bervariasi, tergantung besar kecilnya ukuran ikan. Harga
ikan kategori ukuran besar (>4 kg) Rp 100.000-Rp 150.000 per individu, ukuran
sedang (3-4 kg) Rp 50.000-Rp 90.000 per indiviu, dan ukuran kecil (300 individu), sedang 200-300 individu)
dan rendah (