Hubungan antara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani terhadap SUTPA 1 Sistem Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis (Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat

HUBUNGAN ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI DENGAS
SIKAP PETANl TEKHAUAY SUTPA i SISTEM USAi-iA .I
1
BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGKIBl SNIS
(Kasus 2 ~ e l o r n ~ o~ ka npada
i
Sebuah Desa di
Kecamatarm Ciranjang Kabupaten Cianjur
Provinsi Jawa Barat

OLEH :
KhPAZY AlvN

PROGRAM PASCASARJANA
INSTlTUT PERTANPAN BOGOR
2002

K I M Y A\TY - 2002. I-lubur~gmantam Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani
terhadap SUTr'A4;Siste~nUsaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2
Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecarnatan Ciranjang Kabupaten Cianjur
Pro\-insi Jawa Barat). Dibimbing oieh NURMALA K. PAIWJAITAN. SARWITITI.

dan GARDJITO.
Penelitian ini bertujuan untuk I ) mempelajari jariilgan komunikasi petani padi
sau-ah. 2) merrpelajari karakteti~tikinformasi teknologi SUTPA, 3) mempelajari sikap
p e m i terhadap teknologi SUTPA, dan 4 ) mempelajari hubungan antara jaringall
komunikasi. kankierisiik infom,asi teknologi SUTPA, dm. sikap petani terhadap
teknologi tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan dengan meiode purposif terhadap kelnmpok
tani yang mensrapkan teknologi SUTPA. Data primer dikumpulkan melalui metode
sunreyt sosiornszi dan wawancara mendalam. Metode survey dilakukan dengan
b a n w kursic~er
~
terhadap 90 orang petmi responden, dan metode sosiometri untuk
andisis jailngm koiniiikasi. sedaqgkan wawancara mendalam digunakan untuk
pengumpuIan data secara kualitatif Hubungan antar peubah dianalisis dengan uji
statistik koefisien korelasi Rank Spearman dan uji Regresi Linear Berganda.
..
f-IasLsi! pcnelitlm r n e n n ~ j u k k ? ~hahwa; 1) struktur jaringan komunikasi
didominasi bentuk roda dan jaringan informasi yang terjadi melalui komunikasi 2
(dua) tahap, 2) sikap petani terhadap teknologi SUTPA kurang mendukung, 3) terdapat
korelasi yang nyata antara jaringan komunikasi (seperti saluran komunikasi, deajat

koneksi, dan derajat integrasi) dengan sifat informasi mengenai teknologi SUTPA.
sedangkan derajat diversitas tidak berkorelasi nyata dengan sifat informasi tersebut.
Saluran komunikasi, derajat koneksi, derajat integrasi, dan derajat diversitas
berkorelasi n?ata dengan intensitas informasi, 4) terdapat korelasi nyata
karakteristik informasi mengenai teknologi SUTPA dengan sikap petani terhadap
teknologi tersebut. 5) Berdasarkan uji Regresi Linear Berganda, hanya saluran
komunikasi, derajat koneksi dan intensitas informasi berpengaruh nyata terhadap sikap
perani responden, sedangkan sifat informasi berkorelasi negatifterhadap sikap petani.
Derajat inte_-i
dan derajat diversitas tidak berpengaruh nyata terhadap sikap petani .

SURAT PERhYATAAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa tesis yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI DENGAN SIKAP PE'I'AY 1
TERHADAP SUTPA 1 SISTEM USAHA TAN1 BERBASIS PAD1
BERORIENTASI AGaBISNIS (Kasus 2 Kelompok Tani
pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)


add& benar r n e r ~ p a kkarya
~
sendiri dan belum pemah dipablikasikan. Semw
sumber dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya

Bogor, Desember 2002

HUBUNGAN ANTARA JAIPIWGAN KOMUNIKASI DENGAN
SIKAP PETANI TERHADAP SUTPA 1 SISTEM USAHA TAN1
BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGRIBISNIS
(Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di
Kecamatan Ciranjrng Kabupaten Cianjur
Y rovinsi Jawa Barat)

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pda
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan


PROGRAM P . . 4 S C R S a m A
INS'S'lTUT PERTANIAN BOGOR
2002
C

Judul Tesis :Hubungan antara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani terhadap
SUTPA 1 Sistem Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis
(Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat
Nama

: Khazy Anty

NRP

:99500

Program Studi :Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP)
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing


Dr. Nurmala K. Pandiaitan, MS. DEA
Ketua

g'

Gardiito, MSc

Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan

Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis
Tanggal Lulus: 26 November 2002

3. Direktur Program Pascasarjana

Puji dan sjlukx pnulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuaw, karrrna
?&at


rahmat dan karunia-Nya, pendisan tesis ini &pat diselesaikan. Tema yang

iiipilih dalam penelitian ini adalah jaringan komunikasi, dengan judd 'Wubungan
mtara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani kl*

SUTPNSistem Usaha Tani

Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2 Kelompok Tani p d a Sebuah Desa di
Kecamatm Ciranjang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat".
Tesis ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebb itu, pda
kesempatan ini penulis mengucqkan terima kasih yang tuIus kepada ibu

Dr. Numaala K. Pandjaitan, MS, DEA., seIaku Ketua Komisi Pembimbhg, ibu
Ir. Samititi S, MS..d m Bapak Fr. Gardiito, MSc selaku Anggota Komisi Pembimbing,
yang tehh h y a k mencurahkan waktu, sumbangan pemkhn, pen& pehaiian clan

k e s a k dahm membimbing d m mengadkan penulis guna penyelesaian tesis hi.

Ucapan terima kasih disampikm k e p h Bapak Dr.k Djuara P. Lubis, ha.,

yang klah bedrema sebagai Penguji Luar Komisi. T
&

kasihjuga ditjuLaa kepade

R e h r Univecsitas Andalas dan D i d Politeknik Perbnian Universitas Andalas
yang telah memimi izin dm kesempatan kepada penuIis untuk melanjutkan

pendidhn pa& Program Pascasarjana lnstiM Pertmian Bogor, dan kepada pihak
pengeiola dana h i s w a BPPs yang telah membiayai penulis selama mengihiti
per,didikm di IPB, serb ~ k a rnahasiswa
n
Kf4P pada umurnnya dan Angkatan 1999
p d a Wusflya, atas kejasarna yang baik selama ini.

Terima kasih in i juga penulis sampaikan kepada ytc. Ayahanda Chizir Achmd
(:I.

lm :I- Ibunda Yunibar Jusuc keluarga Kakanda Chazbandi (Alm), Chaibuardi BA.,


cao hi:tuarga kedua adik tersayang Yenni dan E11y Zabet serta kedua mertua Syafei

Phrr {,";lrn) dm Raihanah Abbas (AIrnh) yang telah banyak memberikan domngan semi

d;i;i~:~:,!,., do'a atas kesuksesan dan keselamatan penulis. Orang yang lebih berhak
rceneaima penghargaab atas karya semua ini addah Dta Netti Yulkqi,Msi. buah hati

tercinta penulis.
Semoga k q a ilmiah hi bemanhat.

.-

SYKa:) tethadap SUTPA .........................................................
. . .........................................................
IIuhrtngan an-m .reuoan

KESIILTFULAN DAN SARAN
Kesimpdan ......................................................................

Sarai? ..............................................................................


DAFTAX PUSTAKA ................................................................

i J FTAR GAMBAU

2. Skema kerangka pemiki~wr: i-Iubungan antam Jaringan Komunikasi
Dengan Sikap Petani Te;haC.ip SUTPA / Sistem Usaha Tani Behasis
Padi Berorientasi Agri bisn is ....................................................

41

2.Kuesioner penelitian ................................................................ 127

3.Derajat koneksi. derajat integriisi. dari dl; ;;gat diversitas individu d a m

PENDAHULUAN

Fzmbangunan pertanian, khususnya sub-sektor pertanian tanaman pangan
mei.lttmt Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, bertujuan untuk


me-

ningkatkan pmduksi pangan secara tens-menerus, baik s e c m kuantitatif maupun
seam kualitatif. Adapun tujuan tersebut disusun d a h rangka; memantapkan

swasembada pangan dan kebhanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan,
memenul~ikebutuhan industri pakan ternak dalam negeri, meningkatan pendapatan

kesempatan kerja (Anonim, 1993).
Usaha yang diternpuh pemerintah dalam mngka mencapai sasaran atau target

tersebut, dilakukan dengan berbagai bentuk program intensiljkasi mulai dari
Demonstrasi Massal Swasembada Beras @emas SSB), Bimbingan klassal (Bimas),

Tntens-i

Massal @mas), I n k m i h i khusus (Insus), Supra Insus yang dikend

dengan istilah "teknologi paket 10 D", pengkajian program Sistem Usaha Tani


Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis (SUTPA), clan Zain sebagainya.
*-

Meldui program-program tersebut, teiah diintduksi berbagai teknoiogi
pertanian yang menunjang pernbangunan pertanian itu sendiri seperti pernbangunan
kndungan untuk irigasi, Scrbagai jenis pupuk bsatm, obat+batan pzstisidz

pengendalian ba-penyaki t dan gulma, perrrkitan bibit-bibi t unggul, dan lain
sebagainya. D
i ramping itu juga ditumbuh-kernbarrgkannya kesatuan kelompok

petani untuk b e ~ o c o ktanam secara baik dm Gtnsr yang tergabung d a l m kelompok

tani mtuk mempermudah dm memperlancar sisfem komunikasi di antara anggota

kelompok.
M a m rangka rnenerapkan teknolo:$ ~wrtankn rnutakhir, Departemen
Pertanian metalui Badan Penelitian dan Pengemhangan Pertatlian telah rnelakukan
-

pengkajian progrerrti Sistem Usaha Tani Brzbsis Padi Berorientaei Agribisnis
'

(SUTPA). Pengkajian p r o w SUTPA dilakukan pada wilayah-wilayah hhigasi
tehis yang petmbya sudah sering mendapat bimbigan inhmifikasi khusus, seperti
S u p Insus dari Bimas.

Pengkajian program SUTPA dimulai p d a tahun 199511996 di 14 pmpinsi
44,OM HE, tenrzasuk di Kecamatan Ckmjang Kabupaten Cianjur. Sebagai

salah satu upaya untuk m j a w a b b e h e tantangan yang sedang d b b p i , maka

pada tahun 1W1997 dan t a b u 199711998 program SUTPA d i k e m h g h
menjadi seluas M.000 Ha pada dsherah sentra pradultsi padi di 19 ptopinsi di

Indonesia. Pmgembmgm program SWTPA ini

~~perwujudan dari sektor

pertanian yang bmpetitif dan modem ddam ran&

menciptakan petmi yang

pwgresif dan kcmemi1 ymg brientasi @Kmis.

Keunttmgan agronomis dipemleh dengan d i t e q b m y a kkndog: yang

tercakup di dalam p q p m SUTPA, dapat dilihat p&
yanrig dihkukm deb Suphdi dm Malian (I 9 5 ) ; S-

Prayitno.

M. TRamrin dan T. F-Djaafar(1999)

-

beberapa hasil penelitian
(1%);

Mudjisihono, D.

antam lain, 1) umur panen lebih

singkt antara I0 ! 5 kan', 2) penggunaan tenaga kerja lebih hemat m
a
i 32%,

meningkat menjadi 300% bahkan lebih, dan 5 : rneilc~&ematpenggunaan air, sem 6 )

memberikan kemudahan dalam mengerjakan pel~yia;igan, pemupukan, pengendalian
W p e n y a k i t dan panen. Sdanjutnya dari .l.apmn Hasil Pengicajian program
SUTPA oleh Manti, Zadry H,Nasrul H, S y W Z. dan Amril B (1998) menyimpdkan bahwa penerapan teknologi pmduksi ?-;d
spesifik lokrtsi dan penerapan
-?

telinoiogi alat tanan-benih langsung (Atabels.2

sistem tanam benih langsung

(Tabela) pada program SUTPA merupakan

terobsan dalam rangka

rneningkatkan prodllktivitas,produksi padi smk migheaat biaya produksi dm polda
g i i b y a mampu meningkatkan pendapatm petani sata dayn saing komoditi
itu sendiri.

SUTPA yang dirasakan petani, terdapat beberap2 h d d a atau keEemahan yang
ditemui di lapangan (tenrtama pada tehlogi Tabeh dm Atahla). B e k a p kendala
a t m kelemahan-kelemahan yang teridentilikasi oleh MMisibono

lain; 1) pengolahan tanah hams lebii sempuma yaitu tiagkat

d(1999)antara

semplana

dan permukaamya rata,2) kebuhhn be& kbih banyak 3) tidzrk dapat melakukan

phalian dalam hal pengabran air irigasi, 5 ) pemakaian kbkida yang tidak tepat,

6 ) petmi masih mempunyai persepsi yang sama antam s k k m Tapin &$an Tabla,
?) k o m m b i mtara petani dengan Satgas rnaupun p
e
w penwwal TaMa kurang

la=,dan 8) jumlah A-la

yang mash kabtas.

Hasii monitoring tim Pusat Penelitian Sosial Ekonoffii Bmb&#PSE (1 9991,

terhadap pelaksanaan program SUTPA di k'kqaCzech menmjd&m bahwa,

-

intmduksi paket teknologi yang tercaktkup dalam program SIJTPA belum sepcnuknya
diterapkan petani sesuai rencanz awal. Hal ini disebabkan oleh antara lain informasi

mengenai teknologi SUTPA yang diketahui petani masih terbatas, sehingga belum

memacu petani untuk rnentjkuti dan melanjutkan program tersebut. Dengan

demikian dapat dikatakan bahw4 dikarenakan oleh sistem informasi mengenai suatu
teknotogi barn yang diterima petani selarna ini, menyebabkan petani tidak dapat

menerapkan teknologi tersebut dengan sepenuhnya secara kpat dan benar. Oleh

sebab itu masih diperlukan upays untuk lebih meningkatkan apresiasi petani terhadap
p r o m S t ! P A ddm percepata alib teknologi SUTPA tersebut.
Berkenaan dengan apa y ang dikernukakan oleh Rogers (1 983) bahwa, suatu
innvasi atau teknologi baru tidak akm berarti dan tidak b e r m a b bagi masyamkat

petani, apabila tidak dikomd,bikan atau disebarluaskan kepada m e d a h s e s

menyebarluaskan atau difusi inovasi tersebut, diperlukan suatu sistem dan s a e g i
komunikasi yang tepat, agar informasi mengenai inovasi yang diterima petani dapat
menambah kepcayaan, keyakkm dan pemahaman lebih baik clan benar. Hal ini

sesuai dengan pendapat E k d i (1 993) b&wa, salah satu tujuan komunilrasi adalab

untuk mengubah sikap seseorang, supaya dapat bertindak atau b e r t i l a k u seswi

yang diharapkan.
Sehubungan dengan pernyataan di atas Rogers ( 1983) dan Gonzalez (I 993)
m e n y d a n bahwa, "ketika suatu inovasi mulai diperkenalkan kepada petani, pada
umumnya mereka tidak akan segera mengadopsi inovasi tersebut". Sejurnlah petani
akaii membentuk suatu sikap terlebih dahulu, walaupuo mereka belum mengemi
dengan baik rnengensi inovasi ~?cebv!.Selanjutnya Azwar (1 988), menambalkan

bahwa sikap yang terbentuk psda diri seworang a h menentukan tindakan iner~!i&
walaupun tirtdakan atau tingkahlaku yang tamp& belum dapat dijadikan sehagai

indikator sikap yang sesungguhnya
Dapat dipahami bahwa sikap yang tdentuk polda diri seseorang sebagai

akumulasi dari informasi mengenai sesuatu yang disbpinya, melalui saliXlgtiliar
kifomasi dengan individu b.Menufu"fllogers dan Kincaid (1C;SI) alan

men&

Rogers (1 9831, proses tukar menukar W m i tersebut merupakan inti dari aktiviltas

komunikasi yang dilak-

partisipan rlalrun memapi d i n g pengeltian d m

pe~ansecarabersama
Suatu inovasi atau kkmlogi hana ti*

selalu diadopsi atau ditohk sewra

lmgsung oleh p e d , hid i g disebhkan oleh inovasi tembut juga k*eman Eegm
k e h yang dapat menimbulkan suatu "keti-m",

dan kerugian bagi petaxli

yang

yaitu adanya keunimmm

akan mengadopsinya %hubungan dengan adanya

ketidakpastian tersebut, maka seseorang akan WZDW
untuk mencari i n f b d

lebih jauh ahu infomasi pendukmg kbih bmyak mengenai inovasi tersebut,
sebgai

u p y a untuk menghilangkm k e t i w atau setidak-tidaknya

mengmmgi k e t i d a k p s h a b u t u n e meq$s&rmasikan

dan menguatkan

keputusan yang hditetqkan.
Sementara itu dalam &a

mengura~lgik e i i k k p s h q pertukaran informasi

yang tejadi W melalni komunikasi massa maupun melaiui proses komunikasi

inkqm'sod yang kdangsung secara terus menerus dm berulangdang dalarn

kurun waktu tmtentu. Pmses pertukaran infomi t m e h t akan membmiuk s

hubungm komunikasi yang terpolrt di antam partisipm dalam

suis

w

.-angkai~lm

jaringan infomasi yang interaktif. Nubungan-hubungan komunikasi yang terpola

tersebut rnenciptakan suatu 'Ijzrirlgan komunikasi" di antara petani di &lam

kelompok dan memungkinkan suaw inovasi dapat terdifusi secara baik dan dapat

diadopsi oleh petani.
Mernperhatikan b e b e q a Mtor tersebut di atas, maka peneiitian ini dirancang dengan tujuan untuk memplajari dm menganalisis hubungan jaringan

komunikasi pet& padi sawah yang meneqkan teknologi SUTPA dengan sikap
mereka terhadap teknologi SUTPA tersebut.
BerdasaFkm u_.aian di atsts, maka penelitian ini diamhkan mtuk menelusuri

I . Bagaimana bentuk j m a n kornunikasi petani padi sawah yang pemafi
mengikuti program SUTPA ?
2. Bagaimana kai-akteristik informasi teblogi SUTPA di Iingkungan petani ysng

pemah mengikuti program SUTPA ?

3. Bagaimana sikap petaai yang p d mengikuti prograrn SUTPA terhadap
teknologi tersebut?
4. Bagaimaria hubungan antara jaringan komunikasi dengan karakteristik informasi
tentang SUTPA dan sikap petmi ?

Tujuan Penelitian
pmelitim ini &a!&

umum Pcjm

mtilk mengck!.!=l;i hubungan

jaringan k o m u n h i dengan sikap petani terhdap SUTPk Sebgkan seam khusus

peneiitian ini- krtujum untuk;
I. MernpeIajari jaringan kcmunikasi petani padi sawah ying pemah mengikuti
program SUTPA.

2. MempeIajari karaktetistik inhnnasi teknologi SUTPA di lingkungan petani ymg
p a h mengikuti program SUTPA
3. Mempelajari sikap pet& yang pen& menghti program SUTPA terhadap
teknologi mebut.
4. MempeIajari hubungan autara jarhgan komunikasi, karakteristik infmm~lsidan

sikap petani terfieadap teknologi SUTPk

Kegunaan Penelitisrn
Hasii penelitian ini diharapkan mmjadi bahan naasukan yang berarti hgi;
1. Pihak yang berkepentingan dahn penyebaran atau difwi inovasi @an,

khususnya SUTPA
2. Bagi peneliti, hasil sMi ini dapat menambah masukan d a h n pengembangan
penditiul k o m u n k i .

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan tearitis terhadap penelitian mengenai "Hubungan mtara Janngan
Komunikasi dengan Sikap Petmi terhadap Teknologi SUTPA" meliputi; 1)

komunikasi, anrata lain; pengertian kornunikasi, jarkgan komunikasi, komunikasi
dm difusi inovasi, 2) sikap, antara lain; pgertian silq, kompomn g G 4 , -or-

f&or ymg mempengaruhj sikap dan pengukuran sikap, 3) hubungan j-an

komunikasi dengan sikap, dm 4) SUTPA

-

sistem usaha &mi &&asis

pa&

berorientasi agribisnis.

Komunikasi

PengertianKomunikasi
Komunlkasi didefisikan sebagai suatu p m x s penyampian informrrsi, ide,
emosi, ketemmpihn, dm lain dagainya dari sumber ke penerima mehdui

penggmm simbo1, angka, g d i k dan lain sebagahya (Arih, 1988). Kmudim
Zarrden (1990), memberikan definisi komufiihi seb@

*

*

suatu pmses mengrrrmkan

infbmasi, ide, sikap dim emosi oleh seseorang kepsda orang fain. Komunikasi

. wbagai

suatu p y a t a m antar manusia, baik secara perorangan maupun secara

bakelompok, bersifit umum d=gan menggmkm bda-tanda, kode: simbol atm
lambang tertenku, adalah de-i

yang diemukan oieh Soekartawi (1 988).

Littlejohn (1 996), memberikan definisi komunikasi sebagai suatu proses yang
kernbuat admya kebersamaan bagi dua individu atau lebih, yang semuladirnonopoli

:;

.Jeh satu atau

beberapa individu saja. Selanjutnya Kincaid rian Schramm (1987),

:;.lendekisikan

komunikasi sebgai proses d i n g membagi atau menggunakan

: lfomasi secara bemama dan

saling bemubungan di antam partisipan &lam proses
. .-

;i;fomasi.

G o d e s &lam Jahi (1 993), menyatakan bahwa kcnnunikasi adalah sebagai

proses yang mana partisipan-partisipmyad i n g membuat dan ding bertukar
t a d a infomasi dmi seseorang kepada yang l h y a &xi waktu ke waktu KO-

b:mmnikasi temhut menjehkan bahwa, proses komunikasi setenamp nmupkan
proses pertukar;vl infbrmasi (sharing of infomulion) di antara i d @ .

i;.cmikiaa, Rogers dan W

D e w

d (1 98 1) dan Rogers (1 983), menjelaskanMwrr,poses

komunikasi merupakan proses pertdamn inhmasi seam $ems menerus, di mana
setiap infomasi merupakan akumulasi dari hfomi-hformasi sebelunmya yang
akhhya a k a menimbullrankesamaan pengedhn diaatara partisipan.

Komudmi pssda hakekatnya bukan hanya ilmu peqebhuan, tetapi juga
me~upakanseni w a d . Berkenaan dengan pernyataan -but,

maka K i n d dan

Schrarnm (1 987), k q m d q a t bahwa untuk d a p t krkormmilcasi dmgm baik, setiap

partisipan dituntut tidak hanya memahami proses M o m n n i k a i ~tetapi juga harus
mampu menerapkan pengetahuannya secara M
seseomg @at

nmyampikan pengal-ya

pengahman t e d m

mtrtgalaminya &ri.

E MelaIui berkomunikasi.

kepada orang lain sehingga

menjadi m3ik omng bin, ianm orang him in!
Kemudian Tub& dan Moss (1 996), rnengemukakan bahwx

den*

jheriramunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi atau p e m ,

pendapal, idc , konsepsi, pengetah an, perasam, sikap, dan perbutan ke@

orang

lain seem timbal balik, baik sebagai sumber (yaitu penympai pesan) maupun
sebagai pmcr7ma pesan.
Eiogixs clan Kincaid (198 f ) dan Rogers (1983) mengatakan bahwa, proses

sling n~::mbuatdan d i n g tukar mnukar inforrnasi d i antara jmtkipn &ah

agar

didapadcan smtu saling pengeman dan pemahamafi secara bersama mengenai suatu
obyek di anma mereka Selanjutnya Gonzales dalam Jahi (1 W3),menjelaskan
5ahwa p&lpan y m g rneIakukan transhi atau d i n g tukslr menukar infomi

dengan m i y a sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhk e m h g n j a s a b g pengertian,
Ihi beberap pengertian komunikasi di atas, &pat diEarik suatu kesimpulm

tentang penkertian komunikasi sesuai dengan penelitian hi, yaitu kom-i
m q a k a n i n u i sosid berupa proses d i n g tukarmenukar informi, ide, emosi,
keterampilan d m lain sehagainya, dalam m e n w tujum kesamaan pengertian atau

makna dari a p y m g di-

tersebut.

Jaringan Komunikasi
Salah satu cara untuk memahami tingkahlaku manusia adalah dengan
mengamati dan memahami hubungan-hubungsn sosid yang tercipta b n a adanya
proses komunikasi interpersonal di antara individu tersehi hgkan

memahami h&ungan-k~bungansosial tersebut, &pat

kornunikasi ymg tehentuk.

untuk

dipelajari melalui jaringm

-.

+

Secara sea l ~rhana,difinisi jaringan komunikasi adalah -'siapa berbicara

dengan siapa m u kepada siapa" (Beebe dm Masterson, 1994). Selanjutnya Gonzales
dalam Jahi (19S3) mengatidcan bafiwa, hub-

siqa dcngan siapa dapat

diilustmsikan d a l m sebuah sosiogram yang berguna unak menelusuri jmhgan
informasi a t a ~ ~ u :fifusi
rl
suatu inovasi. Kernudiam DeVito (1 997), mendefmisikan
jaringan k o m e i h i sebagai suatu s a l m atau jalan tertentu yang di-n

unt&

rnenemkan p e w dari satu orang ke orang lain

Sehubungau dengan terbentuknya j

m kmunikasi, maka Rogers dan

Tiogers (1976) menjefaskan bahwa, istiiah jahgm dalam konteks ZEomunikasi
mengacu pada suatu pengelompokkztn sej-

iradividu a&lu iairmya yang ber-

interaksi sab ssma lain menurut pola hubmgm tmtah dari waktu ke waktu.

Selanjutnya pengesiianjaringan komuaikasi menu& ROW dan Kincaid (I 98 1) dan
Rogers (19831, midah jaringan yang tedki atas sekumpuhn individu

ding

membentuk hubungan relatif stabil melalui jaringan Wrmasi terpola pada kurun
waktu~tudahmmglcamencapaitujuaaymg~secarabersama
Bedas&m beberrrpa Pengertian mengenai

komunikasi di atas,

dapat d i e kesimpulan bahwa p n g a hjaingm kommhsi secm W spesifik
sesuai dengan pnelitbn ini, p i t u suatu mngkah hubungsln di antara individu di

dalam suatu sistem sosial, sebagai &'bat dmi terjsdinya pmhhm irrfbnnasi di
anma individu -but,

sehingga mudmtuk suatu pda jruingm komunikasi.

Dengan & m & h Jaringan komunikasi ke1ompk tani yang pernah menerapkan
program teknologi SUT'PA ddah jwhgau komutdmsi antar mggota kefompok &mi

yang terbentuk kr..:.~,~
I. terjadinya komunikasi m
u pertukaran informasi di antm

'petanidalam mem bicerdcan teknotogi SUTPA.
Mempelajiu+ t ir~gkahlaku manusia berdasatkan proses komuniki yang

tejadi di mtara partisi pan menurut Rogers dan Kinmid (1 9811, adahh meldui
pendebtan d i s i s jalxgan komunikasi. Analisis-j
-

kom-i

merupakan

suatu m d e pec;:!itiar, untuk mengidentifibi s l n h r komunikasi suatu sistem,
dalam maraa hubungm mengenai aliran atau jmingaa kornlmhsi dimalisis dengan
menggunakan bebempa jenis hubungan iaterpemd sebagai unit andisis.

Lebih lanjut dijehskan M w a , ada beberap ha1 yang perlu d i b k a n di
dahm adisis jaringan komunikasi antam lain; I) i d e n t i h i klik (clique) dan

menentukan bagahma clique ini mem-

ti@dMa komunikasi dalam

sistem, 2) identiiikasi perman k o r n m i s p i @ q x r h pantam (liaison),
jembatan (bridge) dan pencilan (isolate),dan 3) mqukw beberapa indeks s t d d u r
komunikasi seperti derajat koneksi iedividu, h j a t htepi, demjat diversitas,

&d,
clique dm atau seluruh sistem. Sedangkan hdhtmjahgm komunW di
tingkat individu terdiri atas; 1) demjat Iredindividu (ilpdivichral mlufecfedness),
2) derajat in-i

individu (individual Wgration), dan 3) demjat perbedsaanya

(individual diversity). IndiWr t e d t di atas d d a h sebagai pubah jaingan atau
"netuwrk varhbles '' (Rogers dan Kin+

1981).

R q p s dm Kincaid (1 98 1) dm Rogers (I 983) mengatdmbahwa, kumindividu d i n g berhubungan melalui j@an

infbrmasi yang disebut sebagai

j e g a n komunikasi rnempunyai tingkat shddm terkmtu yang SUM
stabif. SmSrtur
komunilrasi den!;Km ko~pleksnyasehmgga mggota &dam sum sistem tidak dapat

memahami tentang

-i:txl-.i~rdan

bentuk kornmikasi yang mereka jalankan.

Badasarkan ha1 terse1:-.;tr-~ska
Kmch, Crutchfield dan Bailachey (1 962) dm Rogers
(1 983) berpendapat t i ! h ~ ikeadaan
.
a b u t disebabkan oleh

ada banyak xkali

kemungkhan hubwpm cx~tarindividu di dalam kelompok yang t h n t u k dan
hubungan tersebut yar;; d.zn memkntuk jaringan hempjaringan kornunikasi.

Krech g
t

(i W2) lcbih Ianjut mengataksln bahwa, sbuktw komunikasi ya!ag

terbmtuk di &lam suatu kelompk, d

i

m oleh status hirarkhi

Wtu

pehdaan status atau tingkatan status dari yang paling bawah sampai paling atas), di

mana ar-ggota kelompok y m g be*

(ras ataujabatam-ya) bi1a k d a ddam suatu

situasi yang krpaksa akan ~nelakukankontak atau Womunikasi pertama dengau

sesama anggota lain c h i kelompoknya dm dengsrn adanya status hirarkhi demikian
akan mempengadi efisiemi perneeahan d a b yang muncul dahn astern sosial

tersebut.

Semen-

itu Rogers (1983), mengatakan bahwa strulctur k o m ~ yang
i

e n t u k pa& suatu sistem, d h m a k m

~~ besar d u i individu di d a b

sistem tersebut Ixrsiht homofili. Mereka rnehhkm ptoses komunikasi kngm
sesama

mereka yang mempunyai kesamaan dengan m y 4 sehingga m b e n t u k

kelompok kezil bmqa clique. Selanjutup dijelaskan bahwa, metode d i s k

jaringan dilIakukan dengan cara mengelompkhn para individu dalam clique tertentu
bedadcan kepada kedekatan hubungan an&r

m g g o t a clique-nya. QZeh

sebab itu individu yang hubungamya lebi dekat dikelompokkan d a h n satu clique
yang smm Hal sen& juga diperlihsrtkan oleh hasil peneliiian yang bil&&an

Kelley ahlam j h x h g g
Z !962). menyatakm bahwa adanya kecenderungm dari

orang yang bmtatmIebih rendah u n d tidak membicarakan atau mengkritik tugas

dari orang yang bmtatw Iebih tinggi dari mereka atau sebaliknya.
Selanjutnya hasiI studi yang dilakukan oleh Heinicke dm Bales t a h h p
kestabilan status dan ekktivitas kelompk menyimpulkan b a h ~ a"ketompok
,
yang
status M i n y a stabil, terbukti Lebih efektiif dalam Mubungan atau

bedcomunikasi bila dibandingkan -lump&

di mana hubungan status di

Ekntuk m u m dari struktur jarhgan komunikasi yang tehentuk pada suatu
sistem, menurut k e c h et a1 (1962) dan DeVi (1997) mtara lain k k n t u k ;

Melakukan anedisis j a r i r e kmmikssi ti&

hanya mmgidentiiikasi

stnrZrtur komunhinya, tetapi juga dapt memahami gambaan in-i,

kkwrrsi komi~nikasiyang terjadi serta

Pensro spesifik iEtdividu tersebut mtara lslin

srrah dm

spesifik individu dalam sistem wsial,
bintang (scar),pemntara(Iiaison),

jemhatan (brddge), daln pencilan (id&)
Perlunya
.
identi-i

individu yang

mmpunyai penman spesiiik, b n a fungsi dari peranan spesifik tcmebut dapat

memperlancar atau menghambat penyebaran suatu inovasi (Rogers dan Kincaid.
1 98 1 ). Selain peranan individu yang terdapat di &lam struktur jaringan komunikasi

tersebut, juga t d a p a t clique yaitu kelompok kecil di &lam sistem.

Lebi lanjut Rogers dm iCincaid (1 98 1), menjelaskan bahwa clique addah

bagian dari sistem alau sub-sistem berupa kelompok kecil, dimana para anggotanya
relatif :ebih scrhg berinteraksi satti sama lain dibandhgkan dengan anggota lamnya
di dalam sistem. Bridge adalah anggota kelompok clalam suatu organisasi yang

menghubungkan kelompok tersebut dengan kelompok lainnya. Individu ini

membantu untuk ding xiernbexi informasi di antam kelospok dm mengkoodinasi-

kan kelompok. Liaison, addah sama perannya dengan bridge, tetapi individu itu
sendie b

~ 3nggc)ta
h
A

d

salah satu kelomp~k.kdividu ini juga m e m h t u d a l m

membagihgikan informasi yang reievan di antara anggota kelompok d a h u sistem.
Isolate, adalah anggota kelompok yang mempunyai kontak minimal

Sedan*

dengan wamg lain di dalam kelompok atau hanya dengan satu orang saja atau tidak
sama sekali. Orang ini menyembunyikan diri dalsm kelompok ahu diasingkanoleh
rehya

Sefanjutnya Rogers dan Kincaid (1 981) menjelaskan bahwa, derajat koneksi

individu ( i n d i v i b l comctedness)atau h j a t keterhubungan iadividu atautingkat
keterkaitan individu, yang didemsib sebagai jurnlah hubungankomunikasi secara

lmgsmg ymg d i 1 i k i oleh seorang individu dengan i~diVi.d~
laifl Mam suatu
sistem di-

dengan jumlah kemungkinan hubungan sejenis di dalam suatu sistem,

yaitu N-I, dimma N addah jumlah individu di dalam jaringan. r)erajzt

Jndividu (if-ividual intepation) atau tingkat kekompakan hdividu, adalah jumlah

hubungan komunikasi tidak langsung diantara individu-individu auggota jaringan
icomunikasi pribadi dibagi dengan jurnlah hubungan yang mugkin diantara anggota

i aringan tersebut. sedangkan derajat diversitas atau derajat pefkdam individu
(individualdiversip) disebutjuga tingkd keragaman individu, didefisikan sebagai

proporsi hubungan yang menyimpang yang dimiliki individu dari sumbw-sumber

i n f o m i di dalarn sistem.
Adapun cara pengumpub data jaringan komunikasi adalah h g a n metode

sosiometri, yaitu meto& penyelidikan yang didasarkan p d a "siapa b t e r a k s i
d e w siapa" atau "dari siapa -ran&

mendapatkan informasi tertentu, sesering

q a k a h mereka m e n d i s k w h topik tersebut". Data sosiomesi yang dituang dalan

bentuk skema atau gambar miometri disebut d
e
w sosiopm. p-bar

sosiogrer=

clapat memperlihatkan, opinion leacder lpemimpin opini yaug disebut juga pemuka
penclapat), bridge, liaison, isdate, jumlah clique yang ada dalm suatuj-m,
jaringan informasi, struldur j a k g q k e p h h n atau frekuensi -h

arah

('Rogers

dm Kincaid 198 1;G o d e s &Earn Jahi 1993).

Komumikasi dan Difusi imvasi
%bagaimam yang d h h h u i , bahw masyarakat petani dipdesaan,
krinteraksi dengan dam, dengan cara bekej a atau kTkasya dari w a b ke waktu.
M w k a hidup bersma s
e
w mggota rnasyarakat yang mempunyai padmgan dm

penilaian temadap dam, k ~ a waktu
,
dm huS e h u b g a n dengan pen-

dengan alam (Levis, 1%).

di atas Rogers dan Shoemaker dalom (HmAf 987)

nrenyatakan bahwa, suatu paket inovasi atau teknologi baru tidak akan ada

msnfjnt-lya atau tidak berarti apa-apa bsgi petani, apabila inovasi tersebut tidak

dikcm ~4kasikanke ddam alam m a s m a t pedesaan tersebut. Lebi h Ianjut dikata-

krtl : bal;.wa suatu

inovasi yang telah teruji, perlu disebarluaskan agar rnasyarakat

&pat n:rmgenal, mengetahui, dan menentukan akankah mengadopsi atau menolak

teImo1n::i tersebut.

Kehubungan dengan difisi inovasi, menurut Rogers (1983), Zahapan yang
umum dilakukan

proses pengambilan keputusan inovasi meliputi; a) tahap

pengemian, b) tahq persuasi, c ) tahap p e n g m b i h kepuiusaa, d) tahap

implemmntasi, dan e) tahap k o n h m i .
Tahap pengenalan, adalah tahap memperkenalkan keberadaan suatu hovasi

kepada o~.anglain dan mereka memperoleh bekapa pmgertk tentang bagahma

kegunm~

madkt

inovasi tersebut Tabp p u a s i , a & M b b p yang

rnenunjukkm gejda di mana individu mulai membentuk sikap sdca atau tidak-suka
t d a p iaovasi, Tahq keputusan, merupakan tahap individu melakukan aktivitas

yang akanay-

u t u k membuat suatu pilihan mewxima atau menolak.

Tahap implementasi, aid& tahap individu melakukan a p yang flldah mefupakau

keputusannya, yaitu menerapkan inovasi atau tidak m e n e q b n Tahap konhmsi,
yaitu tahap individu mencari pguatan atau pngukuhm terhadap keputusrrn yang
te1ah dibuatnya, Pada tahap ini mungkin irmdividu y m g

keputusan yang telafi dibuat sebelumnya, jika dia d

akan menolak
i pada i n f o m i yang

krtenmngan dengan inovasi yang telah diterapkan atau yang pemah ditolahya atau
sebdiknya seseorang itu akan kbih yakin &an inovasi k m e b clan melanjuthnya

.A~'d!>ilaseseorang akan melakukan pengambilan keputusan t e h d a p suatu

inova+. hiisanya melakukan usaha pencarian informasi lebih banyak, baik dari

media ~nassaataupun dari orang yang Serada di sekitar m e ~ k aMeialui infonnasi
yang iiiyraleh, seseorang akan melakukan saling t u k menukar infomasi yang

merek:i pil-~yai,sehingga ha1 ini akan menambah pnguatan pada diri media
rnengnai ir~formasitersebut.

+

Prore pertdamn informasi rnefllpkm inti dari aktivitas komunikasi, hd ini
memungkH:kan fllatu inovasi dapat terdihi dan diadopsi oleh peiani rnelalui

hubuflganjltringan komur_ik~?~i
yang terjadi.
Behempa penelitian mengenai jaringan komunikasi diiakukan antam lain

oleh; S v d i (19721, mengenai penyeharm inowi dan' lapisan atas ke lapisan
bawah di sebuah desa di J a w Barat menyimpkm bahwa, jengan komunikasi

yang h-kntuk pada suatu kelompok sqpt k m a n b dalarn proses adopsi inovasi
atau penyetapan inovasi p e h a n . D e m W juga Wmya dengan h i 1 penelitian

Angelina (1992) di Kabupaten Bogor menyhnpubn Wwa, jaringan kornunikasi
sangat bemanfaat dalam pengabpsian unsur-mur p s a usahatani.
~

Selanjutnya penelitian Setyanto (19931 mengenai hubungau karakteristik

petani d m keterlibatannyadalamjaringan k o m m i h i dengan adopsi paket tehlogi
Supra Insus, rnembuktikan bahwa keikutsertaan pedani dalam k e g h pelatihan

perta~ianMuhungan positif dengan pe~ananirmdividu, derajat k~neksiindividu,

clan derajat perbedaaan individu.

Sikap m e 1uli~4
kan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial, karena

sikap adahh sa;;th 5 - tu unsur kepribadian yang mempunyai pengsruh besar dalarn
Ciri -rang.

Sehagai suatu gejala psikologis, slLap memilii -defhisi

yang dikemukakan dcngan berbagai tinjauan oleh para sthli.

Menurut Rakhmat (I 999), sikq hanydab sejenis motif sosiogenis yang

dipernleh melaliii proses belajar, sedangkm h x b & 4 (1 %2) menyatakan bahwa,
sikap &ah kecendYmganseseorang untuk mengetahui, rnemakm dan bertifidak

tehxhp obyek yang disikapi dm terorganisir di Mam suatu s i s m yang
berlaugsung s c a m rerus menerus. Sehjutnya dijehskan bahwa sikap merupakan

&i

yang tertutup dan mmya mencerminkan opini atau p d q m t sewrang

seam impEsit, t e q i sebdiknya a p yang

seseorang belum tentu

menggambadm sikap atau atti&& yang sebenamya

Fishbein dan Ajzen ( 1 975) berpeadapat bclhwa,sikap merupakanpredisposisi
(keadaan yaag mudah terpenganrh) emosional yang dipeIajari untuk menanggapi
atau h d c s i seem konsisten k r h l a p s u m obyek, bdc ddam h t u k tanggapan

positif maupun tanggapan negatif. Kemudian Allport (1%1) dolnm Triadis (1 97 1)
menyatakan S&wa, s i b p merupakan k a b n dm kesiapan mm*A yang temwni-

mi meIalui -pengalaman s e a m Iangsung dm dinsmis m e f n w i respons
seseorang terhadap obyek dan situasi yang mempunyai hubtmgm dcngan dirinya

Fazio dan Roskos-Ewoidser! (I 3'34) dalam Baron dm Byrne (1 997) menekankan

bahwa sikap merupakan m s i s i di antam obyek sikap dan evaluasi dari obyek sikap
tersebut.

Kemudian M m a t E 1999) mengatakan bahwa, sikap bukadah tingkahhku,
tetapi merupakan kecenderugga:~-mtuk merasa, berpikir, berpersepsi, krtindak dm

be&igkahlaku dengan cara-zsn tertentu terhadap d q e k sikap, baik berupa benda,
orang, kekmpok, ternpat. situasi ataupun gag-,

Lebih Ianjut dijelaskan bahwa,

sikap mempunyai daya p d o m n g atau motivasi bukan sekedar &aman masa lalu,
tetsrpi menenPakan apakah weorang harus setuju atau tidak setuju temadap sesuatu,

menentukan apa yang disuh, diharapkan dan diingkbn serta mengesrunpingkan
apa yang ti&

dEngidm dm harus dihindmi. Shp ~ 1 a t ilebib
f
menetap, timbul

dari pengalaman dan mengandung aspek evduatif, 6 y a mengatdung nilai

menyenangkan atau tidak rnenyenangkan. Fishkin dm Ajzen (1975) berpendapat
bahwa, sikap tidak identik den-

#pons dalm bentuk thgkahlaku yang dapsrt

diamati. Sikap tidak dapat diamd secara hgsung, tehpi dapat disimpuhn dari
konsisbensi tingkahlaku yang dapt diamati.
l k r i kbetapa definisi di atas dapat disimpdkm b
a
h
w sikap berkenaan
dengan k-nan

p i h , perasaan dan kecendenmgan untuk beltindak atau

kecenchingan untuk bedngkahlaku seseorang dalam merespons obyek sikap yang
krsifat permanen dm dhyatakan den*

pemyataan setuju atau ketidak-setuiuan

orang tersebut terfiaadap obyek sikap yang dihadaphya.

Komponen Sikap
Sikapjuga dibzfinisikan sebssai siltern atau organkasi ymg bersifht mtnetap
dari komponen kognisi, afeksi dm kor,asi. Komponen kognisi rnenunjuk kepada

pengetahuan mengenai obyek; mencamp hh, pengetahw dan kepercayaan
(beliej) tenbng suatu obyek. Kompnt:~:akksi menunjuk kepada yrasaan ymg
-7-

mempakan fungsi evaluatif terhadap obyek mengenai, baik - b u d , mendukung tidak mendukung, Sementara komponm konasi menlmjuk kepada kesiapan
merespons obyek atau 'hiat'' atau kecendenmgan bahdak sehubungan dengarz
obyek srkap (Krech a aJ ;1962).
Azwar (1 988) menjelaskan bahwa, komponen kognisi berisikan persepsi,

kepnxyaan dm s w t i p y n g dirniliki individu mengeaai sesuatu obyek sikap.
Kepercaym datang dari apa yang telafl d i l W atau apa yrtng telah d i k d u i ,
Komponen kognisi sering disamakan d e n p padagan

(0-1,

rnenyangkut masalah issu kontroversial. Kompnm afeksi m m p a b

tenrtaEa
peperrrsaan

individu terhadap obyek sikap. Secm umum komponen ini d k a m a h dengan

p e w yang dimiliki terhadap sesuatu, namun peugeaiaa perasaan prihdi seringMi sangat hbeda perwujudamya bila dikaitkan dengan sikap. Komponen konasi
menunjukkan bagaimam Mingkahlaku atau k d m q p n khgkahlaku yang

ada &lam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya
Kecend-gan
pasam

bertingkdhiaku

konskten se1a.a~dengan kepercayaan dm

mrnbtuk sika?. 31eh shah it.d ddah Marmtuk mngharapkan bahwa,

sikap seseomng akan dicerminhnya dala,n hcntuk tingkahlaku telhadap obyek
yang disikapi.

Fishbein dan Azjen (1 975) menyatakm hFlhwa, komponen afeksi mempakan
bagian esensial dari sikap. Hal ini b e d bahamsesuatu yang menjadi pikiran
seseorang tidak akan lepas dari perasaamya yang menyerbi apa yang menjadi

pikirannya t e r s e b ~ c hmemungkinkan
i

mxdomngnya untuk bertingkddaku.

Sehjutnya dijelaskan bahwa sikap sebagai suatu sistem yang menekankan pada
keterkaitan antara ketiga komponen yang terkait, yaitu pengduan individu tentang

obyek mempengmhi p m a n dan kecendmmgm k r h d a k terhadap obyek
tersebut. Peiubahan dalam pengetahan tentang obyek akan m e n i m b u h perubahan
dalam perasam tentang obyek dan selanjutnya a h n mempengaruhi kecenderungannya unruk bettindak sehubungan b g a n obyek yang disikapinya.

Fabr-faktor yang MempengaruhiSWp
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap bukan bwaan dari labit

melainkan sesuatu yang dipelajari, artinya bahwa kesiapan untuk merespons secara
konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu obyek melalui

pengalaman clan pengaruh lingkungm.
Sikap terbentuk melalui interaksi sosial yang diaiami oleh individu dalarn
hubungannya dengan individu lain dm dengan lingkungan sekitar, hi&
Gsik maupun

psikologis. Ddam hubungan timbal baW saling pengaruh mempengamhi, individu
bereaksi mernhtuk pola sikap teaentu tefiadap berbagai abyek yang dihadapi.

Sikap terbentuk oleh pengalaman individu dalmn hi:bungannya dengan obyek sikap.

Pengalaman mengarahkan pa& pembentuka? keyrkinan yang knmriasi tentang
obyek, tindakan dm atau peristiwa tertentu ('Fishbci!~dan Ajzen 1975).
Azwar (1988) menjelaskan bahm hkz01~-hktorekstemal yang dianggap
sangat berpengruvh dalam mengarahkan sikap kl:~ada b e n d yaug dikehendaki,

-

mtara lain: peran komwrikator, ethitivitas kornw'kasi, dan organisasi komunikasi,
serta pendekatan komunikasi persuasif Dalam kaifan tersebut, Krech

g
Z (1%2)

menyatakan bahm & empat fhktor pembentuk sikap, yaitu; a) keingiuan individu,
b) informasi, c ) keterlibatan individu dalam kelompok, dan d) k e p r i b d h . Lebih

lanjut dijelaskan, bahwa;
a). Keinghan individu. Slkap dapat terbmtuk dalam proses pencapaim keinginan

dan kepuasan individu, artinya sikap dipandang memiliki nilai i-tal

yang

dapat mempermudah atau merighambat proses pencapah tujuan, pemenuhan
keinginan dan pencapah kep-

individu. Seseorang akan mengemkmgkan

sikap positif k h d q suatu obyek tertentu, apabila dengan sikapnya yang psitif

stkan men*

pada p m a p h tujuaa, pemenuhan keinginan dm akhirnya

dapat mencapai kepuasan. Tetapi sebalhya orang akan rnengembangh s h p

negatif t e b h p suatu obyek tertentu apabila deagan sikap negatiftddap suatu
o b ~ tertmtu
k
akan menghamhat pencapaim tujuaa, pemenuhan keinginan, dan
pencapaim kepuasan.
b). Infomasi. Sikap t e m t u k deh perkembangan pengetahurn subyek tenkqg

obyek sehubungan dengan infbmzasi tentang obyek yang s e m h ktambah.
Sikap terbentuk oleh i n f o m i yang M i f $ t b&uka dan terus berkemhlg

.

dalam diri individu. Sikap terhadap obyek berkembang ke arah yang lehih

positif-mendukung obyek atau ke arah yang lebih negatif-tidak mendukung

obyek, tergantung pada perkembafigan infor.nasi yang &pat diterima individu.
Apabila informasi y m g diterima memperkuat keyakinan tentang obyek, maka

akan mengarah pada terbentuknya sikap yang semakin positif terhadap obyek.
Sebaliknya apabila infomasi yang diterima mernperiemah keyakinan &an

obyek, akan mengarahkan pada pernbentdan slkap yang semakin negatif
techadap obyek. Lebih lanjut Littlejohn (1 996) menambatikan bahwa, terjadinya

petubahan sikap seseomng discbahkan h n a terakumulasinya informasi
rnengenai suatu obyek sikap.

c). Kcter!ihetm hdividu. Sikap jvga drtn,net tertKntuk o!eh keter-tcaitan individu
dengan individu lain atau dengan kelompok. Sikap i d ~ r i d ukrkaitan dengan
ketedibatan individu dalam kelompk. Sikap individu dipengaruhhi oleh

keyakinan, nilai, dm norma kelompok. Sikap individu sebagian terbentuk oleh
dukmgan dari kelompok di mana hdividu terlibert di dalamnya, dm sikap
individu sering merupakan refleksi atau cerminan dari sikap kelompok,

keyakinan, nilai dm norma keiompok tmkmtu.

d). Kepribadian. Sikap merupakan refleksi dari kepribadian seseorang. Sebagai
akibat dari pengaruh kelompok terhadap yrkembangan sikap addah terbentukn)*akeseragmm (uniformiras)sikap di antara anggota kelompok. Tetapi diantara
uniformitas sikap j uga diketahui adanya perbedaan antar individu. Falaor utama
penye'bab perbedm dala- sikap attar individu adalah perkh

kepribadian

&A. Setiap individu cenderung menmima sikap $i;inj-a se.wp.i d~ngar.k d t e r

kepribadiannya, seperti Wlihat pada sikap kesukuan,sikap ~k.lig:
t .s, sikap poli tik
dm sebagainya yang menek&.

pada aspek pribadi.

Menurut EfFendi (1983), untuk mmgukur sikap beberapa ha I jxrlu dipertim..-

bangkan t&ap

-.-

cirisiri umum sikap, antam lain; I) sikap bukan pmbawaan sejak

lahir, tetapi krkntuk dari interaksi dengan lingktmgamya; 2) sikap dapat bmbah,

kmna s h p sebagai hasil belajar, 3) sikap ti&

b e d i mdiri, senantiasa

befgantung pada obyek; 4) sikap berhubungan dengan waktu, b e d pada wk-h

sudah terpeauhi, 6 ) sikap magandung f&ktor-f&or motivasi dan emasi, ha1 inilah
yang membdakan m
n
y
adengan pengetah~~anya.
Salah soltu teknik pengulruran sikap yang disebut "me Method of Sumared

Rating" (popder dengan sicah model Liiert) rneqmkm mwe pcmyataan sikap
yang menggunakan respon subyek s e w dasar penen-

nilai shhnya. $Ma

Likert krisikan qemngkat pmyatsan (statement) yang merupakan pendapat
seseorang tentang suatu obyek sikap dan metmempathnnya pada suatu skala

kontinum (Likert, 1967). Selanjutnya dijelaskan b a h w m a g d w sikap seseorang,
individu diminta memberikan persetujuan atau ketidak-setujuan terhadap obyek
arsebtlt. Dari psisi seseomg @a skdz kontimuq & dapai diteahkm sikap
orang tersebut.

Metode Likert biasanya digunakan untuk pernyataan &lam jumldr ksar dan

dalam memberikan respon subyek diizinkan memilih dalarn lima kategcri, yaitu;
sangat sstuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju t Azwdr, 1 988).

Lekih lanjut dikatakan bahwa, subyek yang sangat sehju terhadap obyek tertentu,

akan memilih pertimbangan yang tertinggi, yaitu sangat setuju dan ~ M i i . . i ~ yJadi
a
"statemerzl jmorable" yang direspon sangat setuju, d i b i nilai pertknkngn = 4,

setuju = 3, ragu-ragu = 2, tidak setuju = 1 dan sangat tidak setuju = 0.
Menurut tikert (1 %7), untuk memenuhi mutu kese1uruba.n skaia sikap, prlu

dipehatikan kriteria operasional sebagai berikut;
a). Setiap pemyataan harus rnerupakan gambmm sikap terhadap satu aspk dari

obyek sikap.
bj. Keseiuruhan perangkat pernyataan hams mewakili semua aspek dari ob4-eksikap.
c). Setiap pemyatam harus memiliki s

U 4-3-2-14 unaJr pernyahan yang positif,

dan skala 0- 1-2-3-4 untuk pernyataat~yang negatX
d). Setiap prnyataan hams mampu mem-

subjek yang mempuuyai sikap

yang positif atau sikap negatifterhadap suatu objek.

e). Setiap pemyataan secara terpisah hemMaya

seluruh perangkat

pernyahan tersebut.

Defisi jaringan komunikasi yang dikemukakan okh Rogers h n Kincaid
( i 98 1); Rogers (1983) di atas, adalah jaringan yarrg terdiri atas sekumpulan individu

saling berhubmgan rnelalui jaringan in formasi yang terpola dm mempunyai Gngl;;;.t
stmktur tertentu yang s&

stabil.

Berkenaan dengan pendapt K m h

g
Z (1962) bahwa, terbentuknyz ~ i k a p

disebabkan oleh perkembangan pengetahurn sehubungan dmgan semakin bs,tambahnya infbrmasi mengenai suatu obyek, maka hal senada juga dikemtikak~~~1

oleh IittleJohn (1996) Gahwa, apabila dihubangkan dengan suatu infonnasi, z d a
sikap &pat dip&&

sebagai suatu akumulasi dari inhmsi mengenai suatu obyek,

seseorang, situasi atau pengalaman, di mana &p

keping infbmasi tersebut

dievaluasi bedasarkan sistem kognisi yang Mah terbentuk mbelumny~Dengan

demikian &pat M a n h%wa, informasi h u yang mssuk ke dakm sistern
kognisi seseomg akan m e m p p e n g rian
~ a h mequbab sikap orang tersebut dm
perubahan yang tg'adi terhadap sikap ini pada gilirannya akan mengamh pa&
perubah tin-

orang tersebut

Rogers dan Kincaid (198 1) mengatahu bahwa, dari sudut ilmu hmunikatsi

sikap memberi

~~tinpkahblnl komunikan (sebgai penerima) sebe1um dan

sesudah menaha informasi. Wmgd blok ukur dari bdmgsmgnya komunikasi
tejadi pubahan sikap dan pendapat komunikan sesuai kehendak korounikator (sebagai sumber).
Bebemp h i 1 penelitian mengenai jaringm komunikasi tertiladap perubahan

sikap baib tiqgkahlaku) individu, meqerlihakm adanya pengamh m mjaringan
komunikasi dengan pmbahan tin@hIaku. S
e
w contoh penelitian mengenai

adopsi kelwga W c a n a di b

e

e desa Korea Selatan menunjukkan bahw

dengan adanya kelompok ibu-ibu dalam bentuk jaringan komunikw: dapd

m e m h t u mempe&ncar proses adopsi program keluarga be~ncana(Qnzde:.
dalam Jahi, 1993). Selain itu hasil penelitian lain rnengtrngkapkan M w a Iaki-Jaka

penderita m g a n jantung di Arnerika lebih cepat sembuh dan dapat kembali

bekeja scper~i sediakah, dimana para isti m e ~ k amemperoleh lebih bmyd
dukungan dari -got.

jaringan wsial

di w a n mereka (Rogers dm Kincaid

1981).

Kemudian penelitian Rogers dan Kincaid (1981) di Chiia menyimpukm
bahwa, dengan mernmfdan kekmpk dalam b e n d jaringan komunikasi dalam

membentuk tingkahlafiu individu ymg dlehendaki menunj-

h i 1 yang smgat

nyata terhadap p e m w daim diri mereka masingmasing. Melalui dinamika

kelompok =ponden dimin@rnengkritik tinglkahlaku mereka dm tingkahlaku orang
lain urrtuk rnemotivasi perubahan di d a m diri mereb sendiri.

Penelitian Harmonis (1 997) menyhpdcm Wwa, peubah komunikasi

kelompok menjadi pub& yang sangat dominan dalarn membentuk kesenjangan
mtara pengetahuan dan tingkhhku, s d m g h n antam pengetah-

dan s h p ; sikap

dan tingkatilaku tidak tdapat kesenjanpan yang signifikan.
Hasil penelitian Shobaruddin (1 992)mengenai3tdihubunganpolam
j a
n

kommikasi dengm iklim dm budaya kaja" menyhpulkan bahwa, pola j-an
komunikasi ~u~

signifikan terhadap usaha tern& sapi perah. Dengan kata

lain bahw~tsikap peternak terhadap t&mlc@ Widaya sapi perah banyak ditentukan

okh kecukupan informasi dan dukungan sosid meldui hub-

komunikasi antar

prib;sdi. Hubungan k o m u n b i yang tejadi lebih Mfat patemalistis, yaitu

kecenderungan yang kuat dari para mspoden untuk menjalin hubungan kornudksi

hanya denyan pernuka pendapat (opinion leader) saja Sedangkan dengan sesrtma
peternak jarang sekali menjalin hubungan komunikasi kendatipun di antara m e ~ k a

terdapat scjumhh ol;mg yang Iayak untuk diminta pertimbangan atau infomasi
mengenai uspek budidaya sapi perah.

S U W A
(%tern Usaha Tani Berbasis Padi Berorkntasi Agribisais)
SU'IPA (sistem usaha tani berbasis padi berorientasi agtr'bisnis),adalah paket

kknologi dari pernerintah n~elaluiBadan Penelitian dan Pengembangan Perkah
Dep-rncn

Pertanian, merupakan Met tekndogi mutakhir yaitu salah satu sistem

pe~nim
m a s i s m r n pll sbagai k

~

d

t

d

i

&

pada daeruh yang mempunyai agroekosiskm lahan sawah beririgasi teknis
(Ahyma, 1997).
Menurut Hemanto (1 999), SUTPA dapat diartikan seb@ suatu pen*

multidisiplin yang W y a m e q k a n ilmu

teknologi, dan rekayasa

kelembagaan yang berkaitan dengan sistem usdm pertsnian padi s a d Usaha hi
dilakukan di tingIrat usaha tani suatu wilayah atau hamparan sedemikian rupa

sews nwncapai skda ekonomi tertentu yang dapt mendukungtumbuhnya sudu
bisnis penmian yang krkelanjutan.
Ah211 penerapan model program SUTPA melipti

w d tan=

d u a s 500

Setyqai unit hamparan pengkajian (UHF) yang dibagi atas dua bagian yaitu;

50 hektar tiigunakan sebagai unit pengkajian khusus (WK)dengan meIaksanakan

i

irzr:lociuksi teknologi barn. sedangkan 450 hektar lainnya digunakan untuk teknologi
y lag diperbaiki. Perkembangan selanjutnya program SUTPA dkahkan untuk

cicngkaji model pengembangan sistem usaha pertanian di d

d berekosisem

si;*.& irigasi, Oleh sebab itu keterlibatan petani dalam kdompok hamparan Sangat
di5utuhkan dalam menunjang keberhasilanpenerapan teknologi SUTPA selanjutnya

Tujuan program SUTPA addah; I) p e w t a n penyebum varietas unggul
barn (padi, palawija, s a p m dan ikan) gum mmgatasi kejenuhan p r o d h i pangan
seam nasional, 2) pahglaian daya

saing kcmoditas yang diusahakan ddam

perspektif agribisnis, 3) pemanfaa&n sistem usah tani spesifik

Dokumen yang terkait

Analisis Kebutuhan Modal Usaha Tani bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

6 76 64

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani di Kabupaten Deli Serdang

1 32 89

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

18 102 69

Sistem Usaha Tani Mina Padi Ikan Mas Studi Kasus Di Desa Totap Majawa Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

0 43 109

Hubungan Patron Klien antara Petani Sawit Lahan Gambut dengan Buruh Tani di Desa Rokan Baru Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir

6 73 110

Analisis Perbedaan Pendapatan Usaha Tani Mina Padi Dengan Usaha Tani Padi 1996-1997 Di Desa Gumuksari Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.

0 2 72

Kajian Agribisnis Pisang Mas pada Kelompok Tani ”Sumber Jambe” di Desa Burno Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.

0 10 16

Pola Komunikasi Kelompok Tani Dewa Family (studi Deksriptif Mengenai Pola Komunikasi Kelompok Tani Di Desa Pairlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Dalam Meningkatkan Hasil Pertanian)

0 18 1

Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Kasus Kelompok Tani Sumber Rejeki Desa Makarti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat)

7 48 77