Hubungan antara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani terhadap SUTPA 1 Sistem Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis (Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat
HUBUNGAN ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI DENGAS
SIKAP PETANl TEKHAUAY SUTPA i SISTEM USAi-iA .I
1
BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGKIBl SNIS
(Kasus 2 ~ e l o r n ~ o~ ka npada
i
Sebuah Desa di
Kecamatarm Ciranjang Kabupaten Cianjur
Provinsi Jawa Barat
OLEH :
KhPAZY AlvN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTlTUT PERTANPAN BOGOR
2002
K I M Y A\TY - 2002. I-lubur~gmantam Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani
terhadap SUTr'A4;Siste~nUsaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2
Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecarnatan Ciranjang Kabupaten Cianjur
Pro\-insi Jawa Barat). Dibimbing oieh NURMALA K. PAIWJAITAN. SARWITITI.
dan GARDJITO.
Penelitian ini bertujuan untuk I ) mempelajari jariilgan komunikasi petani padi
sau-ah. 2) merrpelajari karakteti~tikinformasi teknologi SUTPA, 3) mempelajari sikap
p e m i terhadap teknologi SUTPA, dan 4 ) mempelajari hubungan antara jaringall
komunikasi. kankierisiik infom,asi teknologi SUTPA, dm. sikap petani terhadap
teknologi tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan dengan meiode purposif terhadap kelnmpok
tani yang mensrapkan teknologi SUTPA. Data primer dikumpulkan melalui metode
sunreyt sosiornszi dan wawancara mendalam. Metode survey dilakukan dengan
b a n w kursic~er
~
terhadap 90 orang petmi responden, dan metode sosiometri untuk
andisis jailngm koiniiikasi. sedaqgkan wawancara mendalam digunakan untuk
pengumpuIan data secara kualitatif Hubungan antar peubah dianalisis dengan uji
statistik koefisien korelasi Rank Spearman dan uji Regresi Linear Berganda.
..
f-IasLsi! pcnelitlm r n e n n ~ j u k k ? ~hahwa; 1) struktur jaringan komunikasi
didominasi bentuk roda dan jaringan informasi yang terjadi melalui komunikasi 2
(dua) tahap, 2) sikap petani terhadap teknologi SUTPA kurang mendukung, 3) terdapat
korelasi yang nyata antara jaringan komunikasi (seperti saluran komunikasi, deajat
koneksi, dan derajat integrasi) dengan sifat informasi mengenai teknologi SUTPA.
sedangkan derajat diversitas tidak berkorelasi nyata dengan sifat informasi tersebut.
Saluran komunikasi, derajat koneksi, derajat integrasi, dan derajat diversitas
berkorelasi n?ata dengan intensitas informasi, 4) terdapat korelasi nyata
karakteristik informasi mengenai teknologi SUTPA dengan sikap petani terhadap
teknologi tersebut. 5) Berdasarkan uji Regresi Linear Berganda, hanya saluran
komunikasi, derajat koneksi dan intensitas informasi berpengaruh nyata terhadap sikap
perani responden, sedangkan sifat informasi berkorelasi negatifterhadap sikap petani.
Derajat inte_-i
dan derajat diversitas tidak berpengaruh nyata terhadap sikap petani .
SURAT PERhYATAAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa tesis yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI DENGAN SIKAP PE'I'AY 1
TERHADAP SUTPA 1 SISTEM USAHA TAN1 BERBASIS PAD1
BERORIENTASI AGaBISNIS (Kasus 2 Kelompok Tani
pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)
add& benar r n e r ~ p a kkarya
~
sendiri dan belum pemah dipablikasikan. Semw
sumber dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya
Bogor, Desember 2002
HUBUNGAN ANTARA JAIPIWGAN KOMUNIKASI DENGAN
SIKAP PETANI TERHADAP SUTPA 1 SISTEM USAHA TAN1
BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGRIBISNIS
(Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di
Kecamatan Ciranjrng Kabupaten Cianjur
Y rovinsi Jawa Barat)
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pda
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
PROGRAM P . . 4 S C R S a m A
INS'S'lTUT PERTANIAN BOGOR
2002
C
Judul Tesis :Hubungan antara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani terhadap
SUTPA 1 Sistem Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis
(Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat
Nama
: Khazy Anty
NRP
:99500
Program Studi :Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP)
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Nurmala K. Pandiaitan, MS. DEA
Ketua
g'
Gardiito, MSc
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan
Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis
Tanggal Lulus: 26 November 2002
3. Direktur Program Pascasarjana
Puji dan sjlukx pnulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuaw, karrrna
?&at
rahmat dan karunia-Nya, pendisan tesis ini &pat diselesaikan. Tema yang
iiipilih dalam penelitian ini adalah jaringan komunikasi, dengan judd 'Wubungan
mtara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani kl*
SUTPNSistem Usaha Tani
Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2 Kelompok Tani p d a Sebuah Desa di
Kecamatm Ciranjang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat".
Tesis ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebb itu, pda
kesempatan ini penulis mengucqkan terima kasih yang tuIus kepada ibu
Dr. Numaala K. Pandjaitan, MS, DEA., seIaku Ketua Komisi Pembimbhg, ibu
Ir. Samititi S, MS..d m Bapak Fr. Gardiito, MSc selaku Anggota Komisi Pembimbing,
yang tehh h y a k mencurahkan waktu, sumbangan pemkhn, pen& pehaiian clan
k e s a k dahm membimbing d m mengadkan penulis guna penyelesaian tesis hi.
Ucapan terima kasih disampikm k e p h Bapak Dr.k Djuara P. Lubis, ha.,
yang klah bedrema sebagai Penguji Luar Komisi. T
&
kasihjuga ditjuLaa kepade
R e h r Univecsitas Andalas dan D i d Politeknik Perbnian Universitas Andalas
yang telah memimi izin dm kesempatan kepada penuIis untuk melanjutkan
pendidhn pa& Program Pascasarjana lnstiM Pertmian Bogor, dan kepada pihak
pengeiola dana h i s w a BPPs yang telah membiayai penulis selama mengihiti
per,didikm di IPB, serb ~ k a rnahasiswa
n
Kf4P pada umurnnya dan Angkatan 1999
p d a Wusflya, atas kejasarna yang baik selama ini.
Terima kasih in i juga penulis sampaikan kepada ytc. Ayahanda Chizir Achmd
(:I.
lm :I- Ibunda Yunibar Jusuc keluarga Kakanda Chazbandi (Alm), Chaibuardi BA.,
cao hi:tuarga kedua adik tersayang Yenni dan E11y Zabet serta kedua mertua Syafei
Phrr {,";lrn) dm Raihanah Abbas (AIrnh) yang telah banyak memberikan domngan semi
d;i;i~:~:,!,., do'a atas kesuksesan dan keselamatan penulis. Orang yang lebih berhak
rceneaima penghargaab atas karya semua ini addah Dta Netti Yulkqi,Msi. buah hati
tercinta penulis.
Semoga k q a ilmiah hi bemanhat.
.-
SYKa:) tethadap SUTPA .........................................................
. . .........................................................
IIuhrtngan an-m .reuoan
KESIILTFULAN DAN SARAN
Kesimpdan ......................................................................
Sarai? ..............................................................................
DAFTAX PUSTAKA ................................................................
i J FTAR GAMBAU
2. Skema kerangka pemiki~wr: i-Iubungan antam Jaringan Komunikasi
Dengan Sikap Petani Te;haC.ip SUTPA / Sistem Usaha Tani Behasis
Padi Berorientasi Agri bisn is ....................................................
41
2.Kuesioner penelitian ................................................................ 127
3.Derajat koneksi. derajat integriisi. dari dl; ;;gat diversitas individu d a m
PENDAHULUAN
Fzmbangunan pertanian, khususnya sub-sektor pertanian tanaman pangan
mei.lttmt Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, bertujuan untuk
me-
ningkatkan pmduksi pangan secara tens-menerus, baik s e c m kuantitatif maupun
seam kualitatif. Adapun tujuan tersebut disusun d a h rangka; memantapkan
swasembada pangan dan kebhanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan,
memenul~ikebutuhan industri pakan ternak dalam negeri, meningkatan pendapatan
kesempatan kerja (Anonim, 1993).
Usaha yang diternpuh pemerintah dalam mngka mencapai sasaran atau target
tersebut, dilakukan dengan berbagai bentuk program intensiljkasi mulai dari
Demonstrasi Massal Swasembada Beras @emas SSB), Bimbingan klassal (Bimas),
Tntens-i
Massal @mas), I n k m i h i khusus (Insus), Supra Insus yang dikend
dengan istilah "teknologi paket 10 D", pengkajian program Sistem Usaha Tani
Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis (SUTPA), clan Zain sebagainya.
*-
Meldui program-program tersebut, teiah diintduksi berbagai teknoiogi
pertanian yang menunjang pernbangunan pertanian itu sendiri seperti pernbangunan
kndungan untuk irigasi, Scrbagai jenis pupuk bsatm, obat+batan pzstisidz
pengendalian ba-penyaki t dan gulma, perrrkitan bibit-bibi t unggul, dan lain
sebagainya. D
i ramping itu juga ditumbuh-kernbarrgkannya kesatuan kelompok
petani untuk b e ~ o c o ktanam secara baik dm Gtnsr yang tergabung d a l m kelompok
tani mtuk mempermudah dm memperlancar sisfem komunikasi di antara anggota
kelompok.
M a m rangka rnenerapkan teknolo:$ ~wrtankn rnutakhir, Departemen
Pertanian metalui Badan Penelitian dan Pengemhangan Pertatlian telah rnelakukan
-
pengkajian progrerrti Sistem Usaha Tani Brzbsis Padi Berorientaei Agribisnis
'
(SUTPA). Pengkajian p r o w SUTPA dilakukan pada wilayah-wilayah hhigasi
tehis yang petmbya sudah sering mendapat bimbigan inhmifikasi khusus, seperti
S u p Insus dari Bimas.
Pengkajian program SUTPA dimulai p d a tahun 199511996 di 14 pmpinsi
44,OM HE, tenrzasuk di Kecamatan Ckmjang Kabupaten Cianjur. Sebagai
salah satu upaya untuk m j a w a b b e h e tantangan yang sedang d b b p i , maka
pada tahun 1W1997 dan t a b u 199711998 program SUTPA d i k e m h g h
menjadi seluas M.000 Ha pada dsherah sentra pradultsi padi di 19 ptopinsi di
Indonesia. Pmgembmgm program SWTPA ini
~~perwujudan dari sektor
pertanian yang bmpetitif dan modem ddam ran&
menciptakan petmi yang
pwgresif dan kcmemi1 ymg brientasi @Kmis.
Keunttmgan agronomis dipemleh dengan d i t e q b m y a kkndog: yang
tercakup di dalam p q p m SUTPA, dapat dilihat p&
yanrig dihkukm deb Suphdi dm Malian (I 9 5 ) ; S-
Prayitno.
M. TRamrin dan T. F-Djaafar(1999)
-
beberapa hasil penelitian
(1%);
Mudjisihono, D.
antam lain, 1) umur panen lebih
singkt antara I0 ! 5 kan', 2) penggunaan tenaga kerja lebih hemat m
a
i 32%,
meningkat menjadi 300% bahkan lebih, dan 5 : rneilc~&ematpenggunaan air, sem 6 )
memberikan kemudahan dalam mengerjakan pel~yia;igan, pemupukan, pengendalian
W p e n y a k i t dan panen. Sdanjutnya dari .l.apmn Hasil Pengicajian program
SUTPA oleh Manti, Zadry H,Nasrul H, S y W Z. dan Amril B (1998) menyimpdkan bahwa penerapan teknologi pmduksi ?-;d
spesifik lokrtsi dan penerapan
-?
telinoiogi alat tanan-benih langsung (Atabels.2
sistem tanam benih langsung
(Tabela) pada program SUTPA merupakan
terobsan dalam rangka
rneningkatkan prodllktivitas,produksi padi smk migheaat biaya produksi dm polda
g i i b y a mampu meningkatkan pendapatm petani sata dayn saing komoditi
itu sendiri.
SUTPA yang dirasakan petani, terdapat beberap2 h d d a atau keEemahan yang
ditemui di lapangan (tenrtama pada tehlogi Tabeh dm Atahla). B e k a p kendala
a t m kelemahan-kelemahan yang teridentilikasi oleh MMisibono
lain; 1) pengolahan tanah hams lebii sempuma yaitu tiagkat
d(1999)antara
semplana
dan permukaamya rata,2) kebuhhn be& kbih banyak 3) tidzrk dapat melakukan
phalian dalam hal pengabran air irigasi, 5 ) pemakaian kbkida yang tidak tepat,
6 ) petmi masih mempunyai persepsi yang sama antam s k k m Tapin &$an Tabla,
?) k o m m b i mtara petani dengan Satgas rnaupun p
e
w penwwal TaMa kurang
la=,dan 8) jumlah A-la
yang mash kabtas.
Hasii monitoring tim Pusat Penelitian Sosial Ekonoffii BmbPSE (1 9991,
terhadap pelaksanaan program SUTPA di k'kqaCzech menmjd&m bahwa,
-
intmduksi paket teknologi yang tercaktkup dalam program SIJTPA belum sepcnuknya
diterapkan petani sesuai rencanz awal. Hal ini disebabkan oleh antara lain informasi
mengenai teknologi SUTPA yang diketahui petani masih terbatas, sehingga belum
memacu petani untuk rnentjkuti dan melanjutkan program tersebut. Dengan
demikian dapat dikatakan bahw4 dikarenakan oleh sistem informasi mengenai suatu
teknotogi barn yang diterima petani selarna ini, menyebabkan petani tidak dapat
menerapkan teknologi tersebut dengan sepenuhnya secara kpat dan benar. Oleh
sebab itu masih diperlukan upays untuk lebih meningkatkan apresiasi petani terhadap
p r o m S t ! P A ddm percepata alib teknologi SUTPA tersebut.
Berkenaan dengan apa y ang dikernukakan oleh Rogers (1 983) bahwa, suatu
innvasi atau teknologi baru tidak akm berarti dan tidak b e r m a b bagi masyamkat
petani, apabila tidak dikomd,bikan atau disebarluaskan kepada m e d a h s e s
menyebarluaskan atau difusi inovasi tersebut, diperlukan suatu sistem dan s a e g i
komunikasi yang tepat, agar informasi mengenai inovasi yang diterima petani dapat
menambah kepcayaan, keyakkm dan pemahaman lebih baik clan benar. Hal ini
sesuai dengan pendapat E k d i (1 993) b&wa, salah satu tujuan komunilrasi adalab
untuk mengubah sikap seseorang, supaya dapat bertindak atau b e r t i l a k u seswi
yang diharapkan.
Sehubungan dengan pernyataan di atas Rogers ( 1983) dan Gonzalez (I 993)
m e n y d a n bahwa, "ketika suatu inovasi mulai diperkenalkan kepada petani, pada
umumnya mereka tidak akan segera mengadopsi inovasi tersebut". Sejurnlah petani
akaii membentuk suatu sikap terlebih dahulu, walaupuo mereka belum mengemi
dengan baik rnengensi inovasi ~?cebv!.Selanjutnya Azwar (1 988), menambalkan
bahwa sikap yang terbentuk psda diri seworang a h menentukan tindakan iner~!i&
walaupun tirtdakan atau tingkahlaku yang tamp& belum dapat dijadikan sehagai
indikator sikap yang sesungguhnya
Dapat dipahami bahwa sikap yang tdentuk polda diri seseorang sebagai
akumulasi dari informasi mengenai sesuatu yang disbpinya, melalui saliXlgtiliar
kifomasi dengan individu b.Menufu"fllogers dan Kincaid (1C;SI) alan
men&
Rogers (1 9831, proses tukar menukar W m i tersebut merupakan inti dari aktiviltas
komunikasi yang dilak-
partisipan rlalrun memapi d i n g pengeltian d m
pe~ansecarabersama
Suatu inovasi atau kkmlogi hana ti*
selalu diadopsi atau ditohk sewra
lmgsung oleh p e d , hid i g disebhkan oleh inovasi tembut juga k*eman Eegm
k e h yang dapat menimbulkan suatu "keti-m",
dan kerugian bagi petaxli
yang
yaitu adanya keunimmm
akan mengadopsinya %hubungan dengan adanya
ketidakpastian tersebut, maka seseorang akan WZDW
untuk mencari i n f b d
lebih jauh ahu infomasi pendukmg kbih bmyak mengenai inovasi tersebut,
sebgai
u p y a untuk menghilangkm k e t i w atau setidak-tidaknya
mengmmgi k e t i d a k p s h a b u t u n e meq$s&rmasikan
dan menguatkan
keputusan yang hditetqkan.
Sementara itu dalam &a
mengura~lgik e i i k k p s h q pertukaran informasi
yang tejadi W melalni komunikasi massa maupun melaiui proses komunikasi
inkqm'sod yang kdangsung secara terus menerus dm berulangdang dalarn
kurun waktu tmtentu. Pmses pertukaran infomi t m e h t akan membmiuk s
hubungm komunikasi yang terpolrt di antam partisipm dalam
suis
w
.-angkai~lm
jaringan infomasi yang interaktif. Nubungan-hubungan komunikasi yang terpola
tersebut rnenciptakan suatu 'Ijzrirlgan komunikasi" di antara petani di &lam
kelompok dan memungkinkan suaw inovasi dapat terdifusi secara baik dan dapat
diadopsi oleh petani.
Mernperhatikan b e b e q a Mtor tersebut di atas, maka peneiitian ini dirancang dengan tujuan untuk memplajari dm menganalisis hubungan jaringan
komunikasi pet& padi sawah yang meneqkan teknologi SUTPA dengan sikap
mereka terhadap teknologi SUTPA tersebut.
BerdasaFkm u_.aian di atsts, maka penelitian ini diamhkan mtuk menelusuri
I . Bagaimana bentuk j m a n kornunikasi petani padi sawah yang pemafi
mengikuti program SUTPA ?
2. Bagaimana kai-akteristik informasi teblogi SUTPA di Iingkungan petani ysng
pemah mengikuti program SUTPA ?
3. Bagaimana sikap petaai yang p d mengikuti prograrn SUTPA terhadap
teknologi tersebut?
4. Bagaimaria hubungan antara jaringan komunikasi dengan karakteristik informasi
tentang SUTPA dan sikap petmi ?
Tujuan Penelitian
pmelitim ini &a!&
umum Pcjm
mtilk mengck!.!=l;i hubungan
jaringan k o m u n h i dengan sikap petani terhdap SUTPk Sebgkan seam khusus
peneiitian ini- krtujum untuk;
I. MernpeIajari jaringan kcmunikasi petani padi sawah ying pemah mengikuti
program SUTPA.
2. MempeIajari karaktetistik inhnnasi teknologi SUTPA di lingkungan petani ymg
p a h mengikuti program SUTPA
3. Mempelajari sikap pet& yang pen& menghti program SUTPA terhadap
teknologi mebut.
4. MempeIajari hubungan autara jarhgan komunikasi, karakteristik infmm~lsidan
sikap petani terfieadap teknologi SUTPk
Kegunaan Penelitisrn
Hasii penelitian ini diharapkan mmjadi bahan naasukan yang berarti hgi;
1. Pihak yang berkepentingan dahn penyebaran atau difwi inovasi @an,
khususnya SUTPA
2. Bagi peneliti, hasil sMi ini dapat menambah masukan d a h n pengembangan
penditiul k o m u n k i .
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan tearitis terhadap penelitian mengenai "Hubungan mtara Janngan
Komunikasi dengan Sikap Petmi terhadap Teknologi SUTPA" meliputi; 1)
komunikasi, anrata lain; pengertian kornunikasi, jarkgan komunikasi, komunikasi
dm difusi inovasi, 2) sikap, antara lain; pgertian silq, kompomn g G 4 , -or-
f&or ymg mempengaruhj sikap dan pengukuran sikap, 3) hubungan j-an
komunikasi dengan sikap, dm 4) SUTPA
-
sistem usaha &mi &&asis
pa&
berorientasi agribisnis.
Komunikasi
PengertianKomunikasi
Komunlkasi didefisikan sebagai suatu p m x s penyampian informrrsi, ide,
emosi, ketemmpihn, dm lain dagainya dari sumber ke penerima mehdui
penggmm simbo1, angka, g d i k dan lain sebagahya (Arih, 1988). Kmudim
Zarrden (1990), memberikan definisi komufiihi seb@
*
*
suatu pmses mengrrrmkan
infbmasi, ide, sikap dim emosi oleh seseorang kepsda orang fain. Komunikasi
. wbagai
suatu p y a t a m antar manusia, baik secara perorangan maupun secara
bakelompok, bersifit umum d=gan menggmkm bda-tanda, kode: simbol atm
lambang tertenku, adalah de-i
yang diemukan oieh Soekartawi (1 988).
Littlejohn (1 996), memberikan definisi komunikasi sebagai suatu proses yang
kernbuat admya kebersamaan bagi dua individu atau lebih, yang semuladirnonopoli
:;
.Jeh satu atau
beberapa individu saja. Selanjutnya Kincaid rian Schramm (1987),
:;.lendekisikan
komunikasi sebgai proses d i n g membagi atau menggunakan
: lfomasi secara bemama dan
saling bemubungan di antam partisipan &lam proses
. .-
;i;fomasi.
G o d e s &lam Jahi (1 993), menyatakan bahwa kcnnunikasi adalah sebagai
proses yang mana partisipan-partisipmyad i n g membuat dan ding bertukar
t a d a infomasi dmi seseorang kepada yang l h y a &xi waktu ke waktu KO-
b:mmnikasi temhut menjehkan bahwa, proses komunikasi setenamp nmupkan
proses pertukar;vl infbrmasi (sharing of infomulion) di antara i d @ .
i;.cmikiaa, Rogers dan W
D e w
d (1 98 1) dan Rogers (1 983), menjelaskanMwrr,poses
komunikasi merupakan proses pertdamn inhmasi seam $ems menerus, di mana
setiap infomasi merupakan akumulasi dari hfomi-hformasi sebelunmya yang
akhhya a k a menimbullrankesamaan pengedhn diaatara partisipan.
Komudmi pssda hakekatnya bukan hanya ilmu peqebhuan, tetapi juga
me~upakanseni w a d . Berkenaan dengan pernyataan -but,
maka K i n d dan
Schrarnm (1 987), k q m d q a t bahwa untuk d a p t krkormmilcasi dmgm baik, setiap
partisipan dituntut tidak hanya memahami proses M o m n n i k a i ~tetapi juga harus
mampu menerapkan pengetahuannya secara M
seseomg @at
nmyampikan pengal-ya
pengahman t e d m
mtrtgalaminya &ri.
E MelaIui berkomunikasi.
kepada orang lain sehingga
menjadi m3ik omng bin, ianm orang him in!
Kemudian Tub& dan Moss (1 996), rnengemukakan bahwx
den*
jheriramunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi atau p e m ,
pendapal, idc , konsepsi, pengetah an, perasam, sikap, dan perbutan ke@
orang
lain seem timbal balik, baik sebagai sumber (yaitu penympai pesan) maupun
sebagai pmcr7ma pesan.
Eiogixs clan Kincaid (198 f ) dan Rogers (1983) mengatakan bahwa, proses
sling n~::mbuatdan d i n g tukar mnukar inforrnasi d i antara jmtkipn &ah
agar
didapadcan smtu saling pengeman dan pemahamafi secara bersama mengenai suatu
obyek di anma mereka Selanjutnya Gonzales dalam Jahi (1 W3),menjelaskan
5ahwa p&lpan y m g rneIakukan transhi atau d i n g tukslr menukar infomi
dengan m i y a sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhk e m h g n j a s a b g pengertian,
Ihi beberap pengertian komunikasi di atas, &pat diEarik suatu kesimpulm
tentang penkertian komunikasi sesuai dengan penelitian hi, yaitu kom-i
m q a k a n i n u i sosid berupa proses d i n g tukarmenukar informi, ide, emosi,
keterampilan d m lain sehagainya, dalam m e n w tujum kesamaan pengertian atau
makna dari a p y m g di-
tersebut.
Jaringan Komunikasi
Salah satu cara untuk memahami tingkahlaku manusia adalah dengan
mengamati dan memahami hubungan-hubungsn sosid yang tercipta b n a adanya
proses komunikasi interpersonal di antara individu tersehi hgkan
memahami h&ungan-k~bungansosial tersebut, &pat
kornunikasi ymg tehentuk.
untuk
dipelajari melalui jaringm
-.
+
Secara sea l ~rhana,difinisi jaringan komunikasi adalah -'siapa berbicara
dengan siapa m u kepada siapa" (Beebe dm Masterson, 1994). Selanjutnya Gonzales
dalam Jahi (19S3) mengatidcan bafiwa, hub-
siqa dcngan siapa dapat
diilustmsikan d a l m sebuah sosiogram yang berguna unak menelusuri jmhgan
informasi a t a ~ ~ u :fifusi
rl
suatu inovasi. Kernudiam DeVito (1 997), mendefmisikan
jaringan k o m e i h i sebagai suatu s a l m atau jalan tertentu yang di-n
unt&
rnenemkan p e w dari satu orang ke orang lain
Sehubungau dengan terbentuknya j
m kmunikasi, maka Rogers dan
Tiogers (1976) menjefaskan bahwa, istiiah jahgm dalam konteks ZEomunikasi
mengacu pada suatu pengelompokkztn sej-
iradividu a&lu iairmya yang ber-
interaksi sab ssma lain menurut pola hubmgm tmtah dari waktu ke waktu.
Selanjutnya pengesiianjaringan komuaikasi menu& ROW dan Kincaid (I 98 1) dan
Rogers (19831, midah jaringan yang tedki atas sekumpuhn individu
ding
membentuk hubungan relatif stabil melalui jaringan Wrmasi terpola pada kurun
waktu~tudahmmglcamencapaitujuaaymg~secarabersama
Bedas&m beberrrpa Pengertian mengenai
komunikasi di atas,
dapat d i e kesimpulan bahwa p n g a hjaingm kommhsi secm W spesifik
sesuai dengan pnelitbn ini, p i t u suatu mngkah hubungsln di antara individu di
dalam suatu sistem sosial, sebagai &'bat dmi terjsdinya pmhhm irrfbnnasi di
anma individu -but,
sehingga mudmtuk suatu pda jruingm komunikasi.
Dengan & m & h Jaringan komunikasi ke1ompk tani yang pernah menerapkan
program teknologi SUT'PA ddah jwhgau komutdmsi antar mggota kefompok &mi
yang terbentuk kr..:.~,~
I. terjadinya komunikasi m
u pertukaran informasi di antm
'petanidalam mem bicerdcan teknotogi SUTPA.
Mempelajiu+ t ir~gkahlaku manusia berdasatkan proses komuniki yang
tejadi di mtara partisi pan menurut Rogers dan Kinmid (1 9811, adahh meldui
pendebtan d i s i s jalxgan komunikasi. Analisis-j
-
kom-i
merupakan
suatu m d e pec;:!itiar, untuk mengidentifibi s l n h r komunikasi suatu sistem,
dalam maraa hubungm mengenai aliran atau jmingaa kornlmhsi dimalisis dengan
menggunakan bebempa jenis hubungan iaterpemd sebagai unit andisis.
Lebih lanjut dijehskan M w a , ada beberap ha1 yang perlu d i b k a n di
dahm adisis jaringan komunikasi antam lain; I) i d e n t i h i klik (clique) dan
menentukan bagahma clique ini mem-
ti@dMa komunikasi dalam
sistem, 2) identiiikasi perman k o r n m i s p i @ q x r h pantam (liaison),
jembatan (bridge) dan pencilan (isolate),dan 3) mqukw beberapa indeks s t d d u r
komunikasi seperti derajat koneksi iedividu, h j a t htepi, demjat diversitas,
&d,
clique dm atau seluruh sistem. Sedangkan hdhtmjahgm komunW di
tingkat individu terdiri atas; 1) demjat Iredindividu (ilpdivichral mlufecfedness),
2) derajat in-i
individu (individual Wgration), dan 3) demjat perbedsaanya
(individual diversity). IndiWr t e d t di atas d d a h sebagai pubah jaingan atau
"netuwrk varhbles '' (Rogers dan Kin+
1981).
R q p s dm Kincaid (1 98 1) dm Rogers (I 983) mengatdmbahwa, kumindividu d i n g berhubungan melalui j@an
infbrmasi yang disebut sebagai
j e g a n komunikasi rnempunyai tingkat shddm terkmtu yang SUM
stabif. SmSrtur
komunilrasi den!;Km ko~pleksnyasehmgga mggota &dam sum sistem tidak dapat
memahami tentang
-i:txl-.i~rdan
bentuk kornmikasi yang mereka jalankan.
Badasarkan ha1 terse1:-.;tr-~ska
Kmch, Crutchfield dan Bailachey (1 962) dm Rogers
(1 983) berpendapat t i ! h ~ ikeadaan
.
a b u t disebabkan oleh
ada banyak xkali
kemungkhan hubwpm cx~tarindividu di dalam kelompok yang t h n t u k dan
hubungan tersebut yar;; d.zn memkntuk jaringan hempjaringan kornunikasi.
Krech g
t
(i W2) lcbih Ianjut mengataksln bahwa, sbuktw komunikasi ya!ag
terbmtuk di &lam suatu kelompk, d
i
m oleh status hirarkhi
Wtu
pehdaan status atau tingkatan status dari yang paling bawah sampai paling atas), di
mana ar-ggota kelompok y m g be*
(ras ataujabatam-ya) bi1a k d a ddam suatu
situasi yang krpaksa akan ~nelakukankontak atau Womunikasi pertama dengau
sesama anggota lain c h i kelompoknya dm dengsrn adanya status hirarkhi demikian
akan mempengadi efisiemi perneeahan d a b yang muncul dahn astern sosial
tersebut.
Semen-
itu Rogers (1983), mengatakan bahwa strulctur k o m ~ yang
i
e n t u k pa& suatu sistem, d h m a k m
~~ besar d u i individu di d a b
sistem tersebut Ixrsiht homofili. Mereka rnehhkm ptoses komunikasi kngm
sesama
mereka yang mempunyai kesamaan dengan m y 4 sehingga m b e n t u k
kelompok kezil bmqa clique. Selanjutup dijelaskan bahwa, metode d i s k
jaringan dilIakukan dengan cara mengelompkhn para individu dalam clique tertentu
bedadcan kepada kedekatan hubungan an&r
m g g o t a clique-nya. QZeh
sebab itu individu yang hubungamya lebi dekat dikelompokkan d a h n satu clique
yang smm Hal sen& juga diperlihsrtkan oleh hasil peneliiian yang bil&&an
Kelley ahlam j h x h g g
Z !962). menyatakm bahwa adanya kecenderungm dari
orang yang bmtatmIebih rendah u n d tidak membicarakan atau mengkritik tugas
dari orang yang bmtatw Iebih tinggi dari mereka atau sebaliknya.
Selanjutnya hasiI studi yang dilakukan oleh Heinicke dm Bales t a h h p
kestabilan status dan ekktivitas kelompk menyimpulkan b a h ~ a"ketompok
,
yang
status M i n y a stabil, terbukti Lebih efektiif dalam Mubungan atau
bedcomunikasi bila dibandingkan -lump&
di mana hubungan status di
Ekntuk m u m dari struktur jarhgan komunikasi yang tehentuk pada suatu
sistem, menurut k e c h et a1 (1962) dan DeVi (1997) mtara lain k k n t u k ;
Melakukan anedisis j a r i r e kmmikssi ti&
hanya mmgidentiiikasi
stnrZrtur komunhinya, tetapi juga dapt memahami gambaan in-i,
kkwrrsi komi~nikasiyang terjadi serta
Pensro spesifik iEtdividu tersebut mtara lslin
srrah dm
spesifik individu dalam sistem wsial,
bintang (scar),pemntara(Iiaison),
jemhatan (brddge), daln pencilan (id&)
Perlunya
.
identi-i
individu yang
mmpunyai penman spesiiik, b n a fungsi dari peranan spesifik tcmebut dapat
memperlancar atau menghambat penyebaran suatu inovasi (Rogers dan Kincaid.
1 98 1 ). Selain peranan individu yang terdapat di &lam struktur jaringan komunikasi
tersebut, juga t d a p a t clique yaitu kelompok kecil di &lam sistem.
Lebi lanjut Rogers dm iCincaid (1 98 1), menjelaskan bahwa clique addah
bagian dari sistem alau sub-sistem berupa kelompok kecil, dimana para anggotanya
relatif :ebih scrhg berinteraksi satti sama lain dibandhgkan dengan anggota lamnya
di dalam sistem. Bridge adalah anggota kelompok clalam suatu organisasi yang
menghubungkan kelompok tersebut dengan kelompok lainnya. Individu ini
membantu untuk ding xiernbexi informasi di antam kelospok dm mengkoodinasi-
kan kelompok. Liaison, addah sama perannya dengan bridge, tetapi individu itu
sendie b
~ 3nggc)ta
h
A
d
salah satu kelomp~k.kdividu ini juga m e m h t u d a l m
membagihgikan informasi yang reievan di antara anggota kelompok d a h u sistem.
Isolate, adalah anggota kelompok yang mempunyai kontak minimal
Sedan*
dengan wamg lain di dalam kelompok atau hanya dengan satu orang saja atau tidak
sama sekali. Orang ini menyembunyikan diri dalsm kelompok ahu diasingkanoleh
rehya
Sefanjutnya Rogers dan Kincaid (1 981) menjelaskan bahwa, derajat koneksi
individu ( i n d i v i b l comctedness)atau h j a t keterhubungan iadividu atautingkat
keterkaitan individu, yang didemsib sebagai jurnlah hubungankomunikasi secara
lmgsmg ymg d i 1 i k i oleh seorang individu dengan i~diVi.d~
laifl Mam suatu
sistem di-
dengan jumlah kemungkinan hubungan sejenis di dalam suatu sistem,
yaitu N-I, dimma N addah jumlah individu di dalam jaringan. r)erajzt
Jndividu (if-ividual intepation) atau tingkat kekompakan hdividu, adalah jumlah
hubungan komunikasi tidak langsung diantara individu-individu auggota jaringan
icomunikasi pribadi dibagi dengan jurnlah hubungan yang mugkin diantara anggota
i aringan tersebut. sedangkan derajat diversitas atau derajat pefkdam individu
(individualdiversip) disebutjuga tingkd keragaman individu, didefisikan sebagai
proporsi hubungan yang menyimpang yang dimiliki individu dari sumbw-sumber
i n f o m i di dalarn sistem.
Adapun cara pengumpub data jaringan komunikasi adalah h g a n metode
sosiometri, yaitu meto& penyelidikan yang didasarkan p d a "siapa b t e r a k s i
d e w siapa" atau "dari siapa -ran&
mendapatkan informasi tertentu, sesering
q a k a h mereka m e n d i s k w h topik tersebut". Data sosiomesi yang dituang dalan
bentuk skema atau gambar miometri disebut d
e
w sosiopm. p-bar
sosiogrer=
clapat memperlihatkan, opinion leacder lpemimpin opini yaug disebut juga pemuka
penclapat), bridge, liaison, isdate, jumlah clique yang ada dalm suatuj-m,
jaringan informasi, struldur j a k g q k e p h h n atau frekuensi -h
arah
('Rogers
dm Kincaid 198 1;G o d e s &Earn Jahi 1993).
Komumikasi dan Difusi imvasi
%bagaimam yang d h h h u i , bahw masyarakat petani dipdesaan,
krinteraksi dengan dam, dengan cara bekej a atau kTkasya dari w a b ke waktu.
M w k a hidup bersma s
e
w mggota rnasyarakat yang mempunyai padmgan dm
penilaian temadap dam, k ~ a waktu
,
dm huS e h u b g a n dengan pen-
dengan alam (Levis, 1%).
di atas Rogers dan Shoemaker dalom (HmAf 987)
nrenyatakan bahwa, suatu paket inovasi atau teknologi baru tidak akan ada
msnfjnt-lya atau tidak berarti apa-apa bsgi petani, apabila inovasi tersebut tidak
dikcm ~4kasikanke ddam alam m a s m a t pedesaan tersebut. Lebi h Ianjut dikata-
krtl : bal;.wa suatu
inovasi yang telah teruji, perlu disebarluaskan agar rnasyarakat
&pat n:rmgenal, mengetahui, dan menentukan akankah mengadopsi atau menolak
teImo1n::i tersebut.
Kehubungan dengan difisi inovasi, menurut Rogers (1983), Zahapan yang
umum dilakukan
proses pengambilan keputusan inovasi meliputi; a) tahap
pengemian, b) tahq persuasi, c ) tahap p e n g m b i h kepuiusaa, d) tahap
implemmntasi, dan e) tahap k o n h m i .
Tahap pengenalan, adalah tahap memperkenalkan keberadaan suatu hovasi
kepada o~.anglain dan mereka memperoleh bekapa pmgertk tentang bagahma
kegunm~
madkt
inovasi tersebut Tabp p u a s i , a & M b b p yang
rnenunjukkm gejda di mana individu mulai membentuk sikap sdca atau tidak-suka
t d a p iaovasi, Tahq keputusan, merupakan tahap individu melakukan aktivitas
yang akanay-
u t u k membuat suatu pilihan mewxima atau menolak.
Tahap implementasi, aid& tahap individu melakukan a p yang flldah mefupakau
keputusannya, yaitu menerapkan inovasi atau tidak m e n e q b n Tahap konhmsi,
yaitu tahap individu mencari pguatan atau pngukuhm terhadap keputusrrn yang
te1ah dibuatnya, Pada tahap ini mungkin irmdividu y m g
keputusan yang telafi dibuat sebelumnya, jika dia d
akan menolak
i pada i n f o m i yang
krtenmngan dengan inovasi yang telah diterapkan atau yang pemah ditolahya atau
sebdiknya seseorang itu akan kbih yakin &an inovasi k m e b clan melanjuthnya
.A~'d!>ilaseseorang akan melakukan pengambilan keputusan t e h d a p suatu
inova+. hiisanya melakukan usaha pencarian informasi lebih banyak, baik dari
media ~nassaataupun dari orang yang Serada di sekitar m e ~ k aMeialui infonnasi
yang iiiyraleh, seseorang akan melakukan saling t u k menukar infomasi yang
merek:i pil-~yai,sehingga ha1 ini akan menambah pnguatan pada diri media
rnengnai ir~formasitersebut.
+
Prore pertdamn informasi rnefllpkm inti dari aktivitas komunikasi, hd ini
memungkH:kan fllatu inovasi dapat terdihi dan diadopsi oleh peiani rnelalui
hubuflganjltringan komur_ik~?~i
yang terjadi.
Behempa penelitian mengenai jaringan komunikasi diiakukan antam lain
oleh; S v d i (19721, mengenai penyeharm inowi dan' lapisan atas ke lapisan
bawah di sebuah desa di J a w Barat menyimpkm bahwa, jengan komunikasi
yang h-kntuk pada suatu kelompok sqpt k m a n b dalarn proses adopsi inovasi
atau penyetapan inovasi p e h a n . D e m W juga Wmya dengan h i 1 penelitian
Angelina (1992) di Kabupaten Bogor menyhnpubn Wwa, jaringan kornunikasi
sangat bemanfaat dalam pengabpsian unsur-mur p s a usahatani.
~
Selanjutnya penelitian Setyanto (19931 mengenai hubungau karakteristik
petani d m keterlibatannyadalamjaringan k o m m i h i dengan adopsi paket tehlogi
Supra Insus, rnembuktikan bahwa keikutsertaan pedani dalam k e g h pelatihan
perta~ianMuhungan positif dengan pe~ananirmdividu, derajat k~neksiindividu,
clan derajat perbedaaan individu.
Sikap m e 1uli~4
kan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial, karena
sikap adahh sa;;th 5 - tu unsur kepribadian yang mempunyai pengsruh besar dalarn
Ciri -rang.
Sehagai suatu gejala psikologis, slLap memilii -defhisi
yang dikemukakan dcngan berbagai tinjauan oleh para sthli.
Menurut Rakhmat (I 999), sikq hanydab sejenis motif sosiogenis yang
dipernleh melaliii proses belajar, sedangkm h x b & 4 (1 %2) menyatakan bahwa,
sikap &ah kecendYmganseseorang untuk mengetahui, rnemakm dan bertifidak
tehxhp obyek yang disikapi dm terorganisir di Mam suatu s i s m yang
berlaugsung s c a m rerus menerus. Sehjutnya dijehskan bahwa sikap merupakan
&i
yang tertutup dan mmya mencerminkan opini atau p d q m t sewrang
seam impEsit, t e q i sebdiknya a p yang
seseorang belum tentu
menggambadm sikap atau atti&& yang sebenamya
Fishbein dan Ajzen ( 1 975) berpeadapat bclhwa,sikap merupakanpredisposisi
(keadaan yaag mudah terpenganrh) emosional yang dipeIajari untuk menanggapi
atau h d c s i seem konsisten k r h l a p s u m obyek, bdc ddam h t u k tanggapan
positif maupun tanggapan negatif. Kemudian Allport (1%1) dolnm Triadis (1 97 1)
menyatakan S&wa, s i b p merupakan k a b n dm kesiapan mm*A yang temwni-
mi meIalui -pengalaman s e a m Iangsung dm dinsmis m e f n w i respons
seseorang terhadap obyek dan situasi yang mempunyai hubtmgm dcngan dirinya
Fazio dan Roskos-Ewoidser! (I 3'34) dalam Baron dm Byrne (1 997) menekankan
bahwa sikap merupakan m s i s i di antam obyek sikap dan evaluasi dari obyek sikap
tersebut.
Kemudian M m a t E 1999) mengatakan bahwa, sikap bukadah tingkahhku,
tetapi merupakan kecenderugga:~-mtuk merasa, berpikir, berpersepsi, krtindak dm
be&igkahlaku dengan cara-zsn tertentu terhadap d q e k sikap, baik berupa benda,
orang, kekmpok, ternpat. situasi ataupun gag-,
Lebih Ianjut dijelaskan bahwa,
sikap mempunyai daya p d o m n g atau motivasi bukan sekedar &aman masa lalu,
tetsrpi menenPakan apakah weorang harus setuju atau tidak setuju temadap sesuatu,
menentukan apa yang disuh, diharapkan dan diingkbn serta mengesrunpingkan
apa yang ti&
dEngidm dm harus dihindmi. Shp ~ 1 a t ilebib
f
menetap, timbul
dari pengalaman dan mengandung aspek evduatif, 6 y a mengatdung nilai
menyenangkan atau tidak rnenyenangkan. Fishkin dm Ajzen (1975) berpendapat
bahwa, sikap tidak identik den-
#pons dalm bentuk thgkahlaku yang dapsrt
diamati. Sikap tidak dapat diamd secara hgsung, tehpi dapat disimpuhn dari
konsisbensi tingkahlaku yang dapt diamati.
l k r i kbetapa definisi di atas dapat disimpdkm b
a
h
w sikap berkenaan
dengan k-nan
p i h , perasaan dan kecendenmgan untuk beltindak atau
kecenchingan untuk bedngkahlaku seseorang dalam merespons obyek sikap yang
krsifat permanen dm dhyatakan den*
pemyataan setuju atau ketidak-setuiuan
orang tersebut terfiaadap obyek sikap yang dihadaphya.
Komponen Sikap
Sikapjuga dibzfinisikan sebssai siltern atau organkasi ymg bersifht mtnetap
dari komponen kognisi, afeksi dm kor,asi. Komponen kognisi rnenunjuk kepada
pengetahuan mengenai obyek; mencamp hh, pengetahw dan kepercayaan
(beliej) tenbng suatu obyek. Kompnt:~:akksi menunjuk kepada yrasaan ymg
-7-
mempakan fungsi evaluatif terhadap obyek mengenai, baik - b u d , mendukung tidak mendukung, Sementara komponm konasi menlmjuk kepada kesiapan
merespons obyek atau 'hiat'' atau kecendenmgan bahdak sehubungan dengarz
obyek srkap (Krech a aJ ;1962).
Azwar (1 988) menjelaskan bahwa, komponen kognisi berisikan persepsi,
kepnxyaan dm s w t i p y n g dirniliki individu mengeaai sesuatu obyek sikap.
Kepercaym datang dari apa yang telafl d i l W atau apa yrtng telah d i k d u i ,
Komponen kognisi sering disamakan d e n p padagan
(0-1,
rnenyangkut masalah issu kontroversial. Kompnm afeksi m m p a b
tenrtaEa
peperrrsaan
individu terhadap obyek sikap. Secm umum komponen ini d k a m a h dengan
p e w yang dimiliki terhadap sesuatu, namun peugeaiaa perasaan prihdi seringMi sangat hbeda perwujudamya bila dikaitkan dengan sikap. Komponen konasi
menunjukkan bagaimam Mingkahlaku atau k d m q p n khgkahlaku yang
ada &lam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya
Kecend-gan
pasam
bertingkdhiaku
konskten se1a.a~dengan kepercayaan dm
mrnbtuk sika?. 31eh shah it.d ddah Marmtuk mngharapkan bahwa,
sikap seseomng akan dicerminhnya dala,n hcntuk tingkahlaku telhadap obyek
yang disikapi.
Fishbein dan Azjen (1 975) menyatakm hFlhwa, komponen afeksi mempakan
bagian esensial dari sikap. Hal ini b e d bahamsesuatu yang menjadi pikiran
seseorang tidak akan lepas dari perasaamya yang menyerbi apa yang menjadi
pikirannya t e r s e b ~ c hmemungkinkan
i
mxdomngnya untuk bertingkddaku.
Sehjutnya dijelaskan bahwa sikap sebagai suatu sistem yang menekankan pada
keterkaitan antara ketiga komponen yang terkait, yaitu pengduan individu tentang
obyek mempengmhi p m a n dan kecendmmgm k r h d a k terhadap obyek
tersebut. Peiubahan dalam pengetahan tentang obyek akan m e n i m b u h perubahan
dalam perasam tentang obyek dan selanjutnya a h n mempengaruhi kecenderungannya unruk bettindak sehubungan b g a n obyek yang disikapinya.
Fabr-faktor yang MempengaruhiSWp
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap bukan bwaan dari labit
melainkan sesuatu yang dipelajari, artinya bahwa kesiapan untuk merespons secara
konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu obyek melalui
pengalaman clan pengaruh lingkungm.
Sikap terbentuk melalui interaksi sosial yang diaiami oleh individu dalarn
hubungannya dengan individu lain dm dengan lingkungan sekitar, hi&
Gsik maupun
psikologis. Ddam hubungan timbal baW saling pengaruh mempengamhi, individu
bereaksi mernhtuk pola sikap teaentu tefiadap berbagai abyek yang dihadapi.
Sikap terbentuk oleh pengalaman individu dalmn hi:bungannya dengan obyek sikap.
Pengalaman mengarahkan pa& pembentuka? keyrkinan yang knmriasi tentang
obyek, tindakan dm atau peristiwa tertentu ('Fishbci!~dan Ajzen 1975).
Azwar (1988) menjelaskan bahm hkz01~-hktorekstemal yang dianggap
sangat berpengruvh dalam mengarahkan sikap kl:~ada b e n d yaug dikehendaki,
-
mtara lain: peran komwrikator, ethitivitas kornw'kasi, dan organisasi komunikasi,
serta pendekatan komunikasi persuasif Dalam kaifan tersebut, Krech
g
Z (1%2)
menyatakan bahm & empat fhktor pembentuk sikap, yaitu; a) keingiuan individu,
b) informasi, c ) keterlibatan individu dalam kelompok, dan d) k e p r i b d h . Lebih
lanjut dijelaskan, bahwa;
a). Keinghan individu. Slkap dapat terbmtuk dalam proses pencapaim keinginan
dan kepuasan individu, artinya sikap dipandang memiliki nilai i-tal
yang
dapat mempermudah atau merighambat proses pencapah tujuan, pemenuhan
keinginan dan pencapah kep-
individu. Seseorang akan mengemkmgkan
sikap positif k h d q suatu obyek tertentu, apabila dengan sikapnya yang psitif
stkan men*
pada p m a p h tujuaa, pemenuhan keinginan dm akhirnya
dapat mencapai kepuasan. Tetapi sebalhya orang akan rnengembangh s h p
negatif t e b h p suatu obyek tertentu apabila deagan sikap negatiftddap suatu
o b ~ tertmtu
k
akan menghamhat pencapaim tujuaa, pemenuhan keinginan, dan
pencapaim kepuasan.
b). Infomasi. Sikap t e m t u k deh perkembangan pengetahurn subyek tenkqg
obyek sehubungan dengan infbmzasi tentang obyek yang s e m h ktambah.
Sikap terbentuk oleh i n f o m i yang M i f $ t b&uka dan terus berkemhlg
.
dalam diri individu. Sikap terhadap obyek berkembang ke arah yang lehih
positif-mendukung obyek atau ke arah yang lebih negatif-tidak mendukung
obyek, tergantung pada perkembafigan infor.nasi yang &pat diterima individu.
Apabila informasi y m g diterima memperkuat keyakinan tentang obyek, maka
akan mengarah pada terbentuknya sikap yang semakin positif terhadap obyek.
Sebaliknya apabila infomasi yang diterima mernperiemah keyakinan &an
obyek, akan mengarahkan pada pernbentdan slkap yang semakin negatif
techadap obyek. Lebih lanjut Littlejohn (1 996) menambatikan bahwa, terjadinya
petubahan sikap seseomng discbahkan h n a terakumulasinya informasi
rnengenai suatu obyek sikap.
c). Kcter!ihetm hdividu. Sikap jvga drtn,net tertKntuk o!eh keter-tcaitan individu
dengan individu lain atau dengan kelompok. Sikap i d ~ r i d ukrkaitan dengan
ketedibatan individu dalam kelompk. Sikap individu dipengaruhhi oleh
keyakinan, nilai, dm norma kelompok. Sikap individu sebagian terbentuk oleh
dukmgan dari kelompok di mana hdividu terlibert di dalamnya, dm sikap
individu sering merupakan refleksi atau cerminan dari sikap kelompok,
keyakinan, nilai dm norma keiompok tmkmtu.
d). Kepribadian. Sikap merupakan refleksi dari kepribadian seseorang. Sebagai
akibat dari pengaruh kelompok terhadap yrkembangan sikap addah terbentukn)*akeseragmm (uniformiras)sikap di antara anggota kelompok. Tetapi diantara
uniformitas sikap j uga diketahui adanya perbedaan antar individu. Falaor utama
penye'bab perbedm dala- sikap attar individu adalah perkh
kepribadian
&A. Setiap individu cenderung menmima sikap $i;inj-a se.wp.i d~ngar.k d t e r
kepribadiannya, seperti Wlihat pada sikap kesukuan,sikap ~k.lig:
t .s, sikap poli tik
dm sebagainya yang menek&.
pada aspek pribadi.
Menurut EfFendi (1983), untuk mmgukur sikap beberapa ha I jxrlu dipertim..-
bangkan t&ap
-.-
cirisiri umum sikap, antam lain; I) sikap bukan pmbawaan sejak
lahir, tetapi krkntuk dari interaksi dengan lingktmgamya; 2) sikap dapat bmbah,
kmna s h p sebagai hasil belajar, 3) sikap ti&
b e d i mdiri, senantiasa
befgantung pada obyek; 4) sikap berhubungan dengan waktu, b e d pada wk-h
sudah terpeauhi, 6 ) sikap magandung f&ktor-f&or motivasi dan emasi, ha1 inilah
yang membdakan m
n
y
adengan pengetah~~anya.
Salah soltu teknik pengulruran sikap yang disebut "me Method of Sumared
Rating" (popder dengan sicah model Liiert) rneqmkm mwe pcmyataan sikap
yang menggunakan respon subyek s e w dasar penen-
nilai shhnya. $Ma
Likert krisikan qemngkat pmyatsan (statement) yang merupakan pendapat
seseorang tentang suatu obyek sikap dan metmempathnnya pada suatu skala
kontinum (Likert, 1967). Selanjutnya dijelaskan b a h w m a g d w sikap seseorang,
individu diminta memberikan persetujuan atau ketidak-setujuan terhadap obyek
arsebtlt. Dari psisi seseomg @a skdz kontimuq & dapai diteahkm sikap
orang tersebut.
Metode Likert biasanya digunakan untuk pernyataan &lam jumldr ksar dan
dalam memberikan respon subyek diizinkan memilih dalarn lima kategcri, yaitu;
sangat sstuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju t Azwdr, 1 988).
Lekih lanjut dikatakan bahwa, subyek yang sangat sehju terhadap obyek tertentu,
akan memilih pertimbangan yang tertinggi, yaitu sangat setuju dan ~ M i i . . i ~ yJadi
a
"statemerzl jmorable" yang direspon sangat setuju, d i b i nilai pertknkngn = 4,
setuju = 3, ragu-ragu = 2, tidak setuju = 1 dan sangat tidak setuju = 0.
Menurut tikert (1 %7), untuk memenuhi mutu kese1uruba.n skaia sikap, prlu
dipehatikan kriteria operasional sebagai berikut;
a). Setiap pemyataan harus rnerupakan gambmm sikap terhadap satu aspk dari
obyek sikap.
bj. Keseiuruhan perangkat pernyataan hams mewakili semua aspek dari ob4-eksikap.
c). Setiap pemyatam harus memiliki s
U 4-3-2-14 unaJr pernyahan yang positif,
dan skala 0- 1-2-3-4 untuk pernyataat~yang negatX
d). Setiap prnyataan hams mampu mem-
subjek yang mempuuyai sikap
yang positif atau sikap negatifterhadap suatu objek.
e). Setiap pemyataan secara terpisah hemMaya
seluruh perangkat
pernyahan tersebut.
Defisi jaringan komunikasi yang dikemukakan okh Rogers h n Kincaid
( i 98 1); Rogers (1983) di atas, adalah jaringan yarrg terdiri atas sekumpulan individu
saling berhubmgan rnelalui jaringan in formasi yang terpola dm mempunyai Gngl;;;.t
stmktur tertentu yang s&
stabil.
Berkenaan dengan pendapt K m h
g
Z (1962) bahwa, terbentuknyz ~ i k a p
disebabkan oleh perkembangan pengetahurn sehubungan dmgan semakin bs,tambahnya infbrmasi mengenai suatu obyek, maka hal senada juga dikemtikak~~~1
oleh IittleJohn (1996) Gahwa, apabila dihubangkan dengan suatu infonnasi, z d a
sikap &pat dip&&
sebagai suatu akumulasi dari inhmsi mengenai suatu obyek,
seseorang, situasi atau pengalaman, di mana &p
keping infbmasi tersebut
dievaluasi bedasarkan sistem kognisi yang Mah terbentuk mbelumny~Dengan
demikian &pat M a n h%wa, informasi h u yang mssuk ke dakm sistern
kognisi seseomg akan m e m p p e n g rian
~ a h mequbab sikap orang tersebut dm
perubahan yang tg'adi terhadap sikap ini pada gilirannya akan mengamh pa&
perubah tin-
orang tersebut
Rogers dan Kincaid (198 1) mengatahu bahwa, dari sudut ilmu hmunikatsi
sikap memberi
~~tinpkahblnl komunikan (sebgai penerima) sebe1um dan
sesudah menaha informasi. Wmgd blok ukur dari bdmgsmgnya komunikasi
tejadi pubahan sikap dan pendapat komunikan sesuai kehendak korounikator (sebagai sumber).
Bebemp h i 1 penelitian mengenai jaringm komunikasi tertiladap perubahan
sikap baib tiqgkahlaku) individu, meqerlihakm adanya pengamh m mjaringan
komunikasi dengan pmbahan tin@hIaku. S
e
w contoh penelitian mengenai
adopsi kelwga W c a n a di b
e
e desa Korea Selatan menunjukkan bahw
dengan adanya kelompok ibu-ibu dalam bentuk jaringan komunikw: dapd
m e m h t u mempe&ncar proses adopsi program keluarga be~ncana(Qnzde:.
dalam Jahi, 1993). Selain itu hasil penelitian lain rnengtrngkapkan M w a Iaki-Jaka
penderita m g a n jantung di Arnerika lebih cepat sembuh dan dapat kembali
bekeja scper~i sediakah, dimana para isti m e ~ k amemperoleh lebih bmyd
dukungan dari -got.
jaringan wsial
di w a n mereka (Rogers dm Kincaid
1981).
Kemudian penelitian Rogers dan Kincaid (1981) di Chiia menyimpukm
bahwa, dengan mernmfdan kekmpk dalam b e n d jaringan komunikasi dalam
membentuk tingkahlafiu individu ymg dlehendaki menunj-
h i 1 yang smgat
nyata terhadap p e m w daim diri mereka masingmasing. Melalui dinamika
kelompok =ponden dimin@rnengkritik tinglkahlaku mereka dm tingkahlaku orang
lain urrtuk rnemotivasi perubahan di d a m diri mereb sendiri.
Penelitian Harmonis (1 997) menyhpdcm Wwa, peubah komunikasi
kelompok menjadi pub& yang sangat dominan dalarn membentuk kesenjangan
mtara pengetahuan dan tingkhhku, s d m g h n antam pengetah-
dan s h p ; sikap
dan tingkatilaku tidak tdapat kesenjanpan yang signifikan.
Hasil penelitian Shobaruddin (1 992)mengenai3tdihubunganpolam
j a
n
kommikasi dengm iklim dm budaya kaja" menyhpulkan bahwa, pola j-an
komunikasi ~u~
signifikan terhadap usaha tern& sapi perah. Dengan kata
lain bahw~tsikap peternak terhadap t&mlc@ Widaya sapi perah banyak ditentukan
okh kecukupan informasi dan dukungan sosid meldui hub-
komunikasi antar
prib;sdi. Hubungan k o m u n b i yang tejadi lebih Mfat patemalistis, yaitu
kecenderungan yang kuat dari para mspoden untuk menjalin hubungan kornudksi
hanya denyan pernuka pendapat (opinion leader) saja Sedangkan dengan sesrtma
peternak jarang sekali menjalin hubungan komunikasi kendatipun di antara m e ~ k a
terdapat scjumhh ol;mg yang Iayak untuk diminta pertimbangan atau infomasi
mengenai uspek budidaya sapi perah.
S U W A
(%tern Usaha Tani Berbasis Padi Berorkntasi Agribisais)
SU'IPA (sistem usaha tani berbasis padi berorientasi agtr'bisnis),adalah paket
kknologi dari pernerintah n~elaluiBadan Penelitian dan Pengembangan Perkah
Dep-rncn
Pertanian, merupakan Met tekndogi mutakhir yaitu salah satu sistem
pe~nim
m a s i s m r n pll sbagai k
~
d
t
d
i
&
pada daeruh yang mempunyai agroekosiskm lahan sawah beririgasi teknis
(Ahyma, 1997).
Menurut Hemanto (1 999), SUTPA dapat diartikan seb@ suatu pen*
multidisiplin yang W y a m e q k a n ilmu
teknologi, dan rekayasa
kelembagaan yang berkaitan dengan sistem usdm pertsnian padi s a d Usaha hi
dilakukan di tingIrat usaha tani suatu wilayah atau hamparan sedemikian rupa
sews nwncapai skda ekonomi tertentu yang dapt mendukungtumbuhnya sudu
bisnis penmian yang krkelanjutan.
Ah211 penerapan model program SUTPA melipti
w d tan=
d u a s 500
Setyqai unit hamparan pengkajian (UHF) yang dibagi atas dua bagian yaitu;
50 hektar tiigunakan sebagai unit pengkajian khusus (WK)dengan meIaksanakan
i
irzr:lociuksi teknologi barn. sedangkan 450 hektar lainnya digunakan untuk teknologi
y lag diperbaiki. Perkembangan selanjutnya program SUTPA dkahkan untuk
cicngkaji model pengembangan sistem usaha pertanian di d
d berekosisem
si;*.& irigasi, Oleh sebab itu keterlibatan petani dalam kdompok hamparan Sangat
di5utuhkan dalam menunjang keberhasilanpenerapan teknologi SUTPA selanjutnya
Tujuan program SUTPA addah; I) p e w t a n penyebum varietas unggul
barn (padi, palawija, s a p m dan ikan) gum mmgatasi kejenuhan p r o d h i pangan
seam nasional, 2) pahglaian daya
saing kcmoditas yang diusahakan ddam
perspektif agribisnis, 3) pemanfaa&n sistem usah tani spesifik
SIKAP PETANl TEKHAUAY SUTPA i SISTEM USAi-iA .I
1
BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGKIBl SNIS
(Kasus 2 ~ e l o r n ~ o~ ka npada
i
Sebuah Desa di
Kecamatarm Ciranjang Kabupaten Cianjur
Provinsi Jawa Barat
OLEH :
KhPAZY AlvN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTlTUT PERTANPAN BOGOR
2002
K I M Y A\TY - 2002. I-lubur~gmantam Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani
terhadap SUTr'A4;Siste~nUsaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2
Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecarnatan Ciranjang Kabupaten Cianjur
Pro\-insi Jawa Barat). Dibimbing oieh NURMALA K. PAIWJAITAN. SARWITITI.
dan GARDJITO.
Penelitian ini bertujuan untuk I ) mempelajari jariilgan komunikasi petani padi
sau-ah. 2) merrpelajari karakteti~tikinformasi teknologi SUTPA, 3) mempelajari sikap
p e m i terhadap teknologi SUTPA, dan 4 ) mempelajari hubungan antara jaringall
komunikasi. kankierisiik infom,asi teknologi SUTPA, dm. sikap petani terhadap
teknologi tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan dengan meiode purposif terhadap kelnmpok
tani yang mensrapkan teknologi SUTPA. Data primer dikumpulkan melalui metode
sunreyt sosiornszi dan wawancara mendalam. Metode survey dilakukan dengan
b a n w kursic~er
~
terhadap 90 orang petmi responden, dan metode sosiometri untuk
andisis jailngm koiniiikasi. sedaqgkan wawancara mendalam digunakan untuk
pengumpuIan data secara kualitatif Hubungan antar peubah dianalisis dengan uji
statistik koefisien korelasi Rank Spearman dan uji Regresi Linear Berganda.
..
f-IasLsi! pcnelitlm r n e n n ~ j u k k ? ~hahwa; 1) struktur jaringan komunikasi
didominasi bentuk roda dan jaringan informasi yang terjadi melalui komunikasi 2
(dua) tahap, 2) sikap petani terhadap teknologi SUTPA kurang mendukung, 3) terdapat
korelasi yang nyata antara jaringan komunikasi (seperti saluran komunikasi, deajat
koneksi, dan derajat integrasi) dengan sifat informasi mengenai teknologi SUTPA.
sedangkan derajat diversitas tidak berkorelasi nyata dengan sifat informasi tersebut.
Saluran komunikasi, derajat koneksi, derajat integrasi, dan derajat diversitas
berkorelasi n?ata dengan intensitas informasi, 4) terdapat korelasi nyata
karakteristik informasi mengenai teknologi SUTPA dengan sikap petani terhadap
teknologi tersebut. 5) Berdasarkan uji Regresi Linear Berganda, hanya saluran
komunikasi, derajat koneksi dan intensitas informasi berpengaruh nyata terhadap sikap
perani responden, sedangkan sifat informasi berkorelasi negatifterhadap sikap petani.
Derajat inte_-i
dan derajat diversitas tidak berpengaruh nyata terhadap sikap petani .
SURAT PERhYATAAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa tesis yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI DENGAN SIKAP PE'I'AY 1
TERHADAP SUTPA 1 SISTEM USAHA TAN1 BERBASIS PAD1
BERORIENTASI AGaBISNIS (Kasus 2 Kelompok Tani
pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)
add& benar r n e r ~ p a kkarya
~
sendiri dan belum pemah dipablikasikan. Semw
sumber dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya
Bogor, Desember 2002
HUBUNGAN ANTARA JAIPIWGAN KOMUNIKASI DENGAN
SIKAP PETANI TERHADAP SUTPA 1 SISTEM USAHA TAN1
BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGRIBISNIS
(Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di
Kecamatan Ciranjrng Kabupaten Cianjur
Y rovinsi Jawa Barat)
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pda
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
PROGRAM P . . 4 S C R S a m A
INS'S'lTUT PERTANIAN BOGOR
2002
C
Judul Tesis :Hubungan antara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani terhadap
SUTPA 1 Sistem Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis
(Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang
Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat
Nama
: Khazy Anty
NRP
:99500
Program Studi :Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP)
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Nurmala K. Pandiaitan, MS. DEA
Ketua
g'
Gardiito, MSc
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan
Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis
Tanggal Lulus: 26 November 2002
3. Direktur Program Pascasarjana
Puji dan sjlukx pnulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuaw, karrrna
?&at
rahmat dan karunia-Nya, pendisan tesis ini &pat diselesaikan. Tema yang
iiipilih dalam penelitian ini adalah jaringan komunikasi, dengan judd 'Wubungan
mtara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani kl*
SUTPNSistem Usaha Tani
Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2 Kelompok Tani p d a Sebuah Desa di
Kecamatm Ciranjang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat".
Tesis ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebb itu, pda
kesempatan ini penulis mengucqkan terima kasih yang tuIus kepada ibu
Dr. Numaala K. Pandjaitan, MS, DEA., seIaku Ketua Komisi Pembimbhg, ibu
Ir. Samititi S, MS..d m Bapak Fr. Gardiito, MSc selaku Anggota Komisi Pembimbing,
yang tehh h y a k mencurahkan waktu, sumbangan pemkhn, pen& pehaiian clan
k e s a k dahm membimbing d m mengadkan penulis guna penyelesaian tesis hi.
Ucapan terima kasih disampikm k e p h Bapak Dr.k Djuara P. Lubis, ha.,
yang klah bedrema sebagai Penguji Luar Komisi. T
&
kasihjuga ditjuLaa kepade
R e h r Univecsitas Andalas dan D i d Politeknik Perbnian Universitas Andalas
yang telah memimi izin dm kesempatan kepada penuIis untuk melanjutkan
pendidhn pa& Program Pascasarjana lnstiM Pertmian Bogor, dan kepada pihak
pengeiola dana h i s w a BPPs yang telah membiayai penulis selama mengihiti
per,didikm di IPB, serb ~ k a rnahasiswa
n
Kf4P pada umurnnya dan Angkatan 1999
p d a Wusflya, atas kejasarna yang baik selama ini.
Terima kasih in i juga penulis sampaikan kepada ytc. Ayahanda Chizir Achmd
(:I.
lm :I- Ibunda Yunibar Jusuc keluarga Kakanda Chazbandi (Alm), Chaibuardi BA.,
cao hi:tuarga kedua adik tersayang Yenni dan E11y Zabet serta kedua mertua Syafei
Phrr {,";lrn) dm Raihanah Abbas (AIrnh) yang telah banyak memberikan domngan semi
d;i;i~:~:,!,., do'a atas kesuksesan dan keselamatan penulis. Orang yang lebih berhak
rceneaima penghargaab atas karya semua ini addah Dta Netti Yulkqi,Msi. buah hati
tercinta penulis.
Semoga k q a ilmiah hi bemanhat.
.-
SYKa:) tethadap SUTPA .........................................................
. . .........................................................
IIuhrtngan an-m .reuoan
KESIILTFULAN DAN SARAN
Kesimpdan ......................................................................
Sarai? ..............................................................................
DAFTAX PUSTAKA ................................................................
i J FTAR GAMBAU
2. Skema kerangka pemiki~wr: i-Iubungan antam Jaringan Komunikasi
Dengan Sikap Petani Te;haC.ip SUTPA / Sistem Usaha Tani Behasis
Padi Berorientasi Agri bisn is ....................................................
41
2.Kuesioner penelitian ................................................................ 127
3.Derajat koneksi. derajat integriisi. dari dl; ;;gat diversitas individu d a m
PENDAHULUAN
Fzmbangunan pertanian, khususnya sub-sektor pertanian tanaman pangan
mei.lttmt Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, bertujuan untuk
me-
ningkatkan pmduksi pangan secara tens-menerus, baik s e c m kuantitatif maupun
seam kualitatif. Adapun tujuan tersebut disusun d a h rangka; memantapkan
swasembada pangan dan kebhanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan,
memenul~ikebutuhan industri pakan ternak dalam negeri, meningkatan pendapatan
kesempatan kerja (Anonim, 1993).
Usaha yang diternpuh pemerintah dalam mngka mencapai sasaran atau target
tersebut, dilakukan dengan berbagai bentuk program intensiljkasi mulai dari
Demonstrasi Massal Swasembada Beras @emas SSB), Bimbingan klassal (Bimas),
Tntens-i
Massal @mas), I n k m i h i khusus (Insus), Supra Insus yang dikend
dengan istilah "teknologi paket 10 D", pengkajian program Sistem Usaha Tani
Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis (SUTPA), clan Zain sebagainya.
*-
Meldui program-program tersebut, teiah diintduksi berbagai teknoiogi
pertanian yang menunjang pernbangunan pertanian itu sendiri seperti pernbangunan
kndungan untuk irigasi, Scrbagai jenis pupuk bsatm, obat+batan pzstisidz
pengendalian ba-penyaki t dan gulma, perrrkitan bibit-bibi t unggul, dan lain
sebagainya. D
i ramping itu juga ditumbuh-kernbarrgkannya kesatuan kelompok
petani untuk b e ~ o c o ktanam secara baik dm Gtnsr yang tergabung d a l m kelompok
tani mtuk mempermudah dm memperlancar sisfem komunikasi di antara anggota
kelompok.
M a m rangka rnenerapkan teknolo:$ ~wrtankn rnutakhir, Departemen
Pertanian metalui Badan Penelitian dan Pengemhangan Pertatlian telah rnelakukan
-
pengkajian progrerrti Sistem Usaha Tani Brzbsis Padi Berorientaei Agribisnis
'
(SUTPA). Pengkajian p r o w SUTPA dilakukan pada wilayah-wilayah hhigasi
tehis yang petmbya sudah sering mendapat bimbigan inhmifikasi khusus, seperti
S u p Insus dari Bimas.
Pengkajian program SUTPA dimulai p d a tahun 199511996 di 14 pmpinsi
44,OM HE, tenrzasuk di Kecamatan Ckmjang Kabupaten Cianjur. Sebagai
salah satu upaya untuk m j a w a b b e h e tantangan yang sedang d b b p i , maka
pada tahun 1W1997 dan t a b u 199711998 program SUTPA d i k e m h g h
menjadi seluas M.000 Ha pada dsherah sentra pradultsi padi di 19 ptopinsi di
Indonesia. Pmgembmgm program SWTPA ini
~~perwujudan dari sektor
pertanian yang bmpetitif dan modem ddam ran&
menciptakan petmi yang
pwgresif dan kcmemi1 ymg brientasi @Kmis.
Keunttmgan agronomis dipemleh dengan d i t e q b m y a kkndog: yang
tercakup di dalam p q p m SUTPA, dapat dilihat p&
yanrig dihkukm deb Suphdi dm Malian (I 9 5 ) ; S-
Prayitno.
M. TRamrin dan T. F-Djaafar(1999)
-
beberapa hasil penelitian
(1%);
Mudjisihono, D.
antam lain, 1) umur panen lebih
singkt antara I0 ! 5 kan', 2) penggunaan tenaga kerja lebih hemat m
a
i 32%,
meningkat menjadi 300% bahkan lebih, dan 5 : rneilc~&ematpenggunaan air, sem 6 )
memberikan kemudahan dalam mengerjakan pel~yia;igan, pemupukan, pengendalian
W p e n y a k i t dan panen. Sdanjutnya dari .l.apmn Hasil Pengicajian program
SUTPA oleh Manti, Zadry H,Nasrul H, S y W Z. dan Amril B (1998) menyimpdkan bahwa penerapan teknologi pmduksi ?-;d
spesifik lokrtsi dan penerapan
-?
telinoiogi alat tanan-benih langsung (Atabels.2
sistem tanam benih langsung
(Tabela) pada program SUTPA merupakan
terobsan dalam rangka
rneningkatkan prodllktivitas,produksi padi smk migheaat biaya produksi dm polda
g i i b y a mampu meningkatkan pendapatm petani sata dayn saing komoditi
itu sendiri.
SUTPA yang dirasakan petani, terdapat beberap2 h d d a atau keEemahan yang
ditemui di lapangan (tenrtama pada tehlogi Tabeh dm Atahla). B e k a p kendala
a t m kelemahan-kelemahan yang teridentilikasi oleh MMisibono
lain; 1) pengolahan tanah hams lebii sempuma yaitu tiagkat
d(1999)antara
semplana
dan permukaamya rata,2) kebuhhn be& kbih banyak 3) tidzrk dapat melakukan
phalian dalam hal pengabran air irigasi, 5 ) pemakaian kbkida yang tidak tepat,
6 ) petmi masih mempunyai persepsi yang sama antam s k k m Tapin &$an Tabla,
?) k o m m b i mtara petani dengan Satgas rnaupun p
e
w penwwal TaMa kurang
la=,dan 8) jumlah A-la
yang mash kabtas.
Hasii monitoring tim Pusat Penelitian Sosial Ekonoffii BmbPSE (1 9991,
terhadap pelaksanaan program SUTPA di k'kqaCzech menmjd&m bahwa,
-
intmduksi paket teknologi yang tercaktkup dalam program SIJTPA belum sepcnuknya
diterapkan petani sesuai rencanz awal. Hal ini disebabkan oleh antara lain informasi
mengenai teknologi SUTPA yang diketahui petani masih terbatas, sehingga belum
memacu petani untuk rnentjkuti dan melanjutkan program tersebut. Dengan
demikian dapat dikatakan bahw4 dikarenakan oleh sistem informasi mengenai suatu
teknotogi barn yang diterima petani selarna ini, menyebabkan petani tidak dapat
menerapkan teknologi tersebut dengan sepenuhnya secara kpat dan benar. Oleh
sebab itu masih diperlukan upays untuk lebih meningkatkan apresiasi petani terhadap
p r o m S t ! P A ddm percepata alib teknologi SUTPA tersebut.
Berkenaan dengan apa y ang dikernukakan oleh Rogers (1 983) bahwa, suatu
innvasi atau teknologi baru tidak akm berarti dan tidak b e r m a b bagi masyamkat
petani, apabila tidak dikomd,bikan atau disebarluaskan kepada m e d a h s e s
menyebarluaskan atau difusi inovasi tersebut, diperlukan suatu sistem dan s a e g i
komunikasi yang tepat, agar informasi mengenai inovasi yang diterima petani dapat
menambah kepcayaan, keyakkm dan pemahaman lebih baik clan benar. Hal ini
sesuai dengan pendapat E k d i (1 993) b&wa, salah satu tujuan komunilrasi adalab
untuk mengubah sikap seseorang, supaya dapat bertindak atau b e r t i l a k u seswi
yang diharapkan.
Sehubungan dengan pernyataan di atas Rogers ( 1983) dan Gonzalez (I 993)
m e n y d a n bahwa, "ketika suatu inovasi mulai diperkenalkan kepada petani, pada
umumnya mereka tidak akan segera mengadopsi inovasi tersebut". Sejurnlah petani
akaii membentuk suatu sikap terlebih dahulu, walaupuo mereka belum mengemi
dengan baik rnengensi inovasi ~?cebv!.Selanjutnya Azwar (1 988), menambalkan
bahwa sikap yang terbentuk psda diri seworang a h menentukan tindakan iner~!i&
walaupun tirtdakan atau tingkahlaku yang tamp& belum dapat dijadikan sehagai
indikator sikap yang sesungguhnya
Dapat dipahami bahwa sikap yang tdentuk polda diri seseorang sebagai
akumulasi dari informasi mengenai sesuatu yang disbpinya, melalui saliXlgtiliar
kifomasi dengan individu b.Menufu"fllogers dan Kincaid (1C;SI) alan
men&
Rogers (1 9831, proses tukar menukar W m i tersebut merupakan inti dari aktiviltas
komunikasi yang dilak-
partisipan rlalrun memapi d i n g pengeltian d m
pe~ansecarabersama
Suatu inovasi atau kkmlogi hana ti*
selalu diadopsi atau ditohk sewra
lmgsung oleh p e d , hid i g disebhkan oleh inovasi tembut juga k*eman Eegm
k e h yang dapat menimbulkan suatu "keti-m",
dan kerugian bagi petaxli
yang
yaitu adanya keunimmm
akan mengadopsinya %hubungan dengan adanya
ketidakpastian tersebut, maka seseorang akan WZDW
untuk mencari i n f b d
lebih jauh ahu infomasi pendukmg kbih bmyak mengenai inovasi tersebut,
sebgai
u p y a untuk menghilangkm k e t i w atau setidak-tidaknya
mengmmgi k e t i d a k p s h a b u t u n e meq$s&rmasikan
dan menguatkan
keputusan yang hditetqkan.
Sementara itu dalam &a
mengura~lgik e i i k k p s h q pertukaran informasi
yang tejadi W melalni komunikasi massa maupun melaiui proses komunikasi
inkqm'sod yang kdangsung secara terus menerus dm berulangdang dalarn
kurun waktu tmtentu. Pmses pertukaran infomi t m e h t akan membmiuk s
hubungm komunikasi yang terpolrt di antam partisipm dalam
suis
w
.-angkai~lm
jaringan infomasi yang interaktif. Nubungan-hubungan komunikasi yang terpola
tersebut rnenciptakan suatu 'Ijzrirlgan komunikasi" di antara petani di &lam
kelompok dan memungkinkan suaw inovasi dapat terdifusi secara baik dan dapat
diadopsi oleh petani.
Mernperhatikan b e b e q a Mtor tersebut di atas, maka peneiitian ini dirancang dengan tujuan untuk memplajari dm menganalisis hubungan jaringan
komunikasi pet& padi sawah yang meneqkan teknologi SUTPA dengan sikap
mereka terhadap teknologi SUTPA tersebut.
BerdasaFkm u_.aian di atsts, maka penelitian ini diamhkan mtuk menelusuri
I . Bagaimana bentuk j m a n kornunikasi petani padi sawah yang pemafi
mengikuti program SUTPA ?
2. Bagaimana kai-akteristik informasi teblogi SUTPA di Iingkungan petani ysng
pemah mengikuti program SUTPA ?
3. Bagaimana sikap petaai yang p d mengikuti prograrn SUTPA terhadap
teknologi tersebut?
4. Bagaimaria hubungan antara jaringan komunikasi dengan karakteristik informasi
tentang SUTPA dan sikap petmi ?
Tujuan Penelitian
pmelitim ini &a!&
umum Pcjm
mtilk mengck!.!=l;i hubungan
jaringan k o m u n h i dengan sikap petani terhdap SUTPk Sebgkan seam khusus
peneiitian ini- krtujum untuk;
I. MernpeIajari jaringan kcmunikasi petani padi sawah ying pemah mengikuti
program SUTPA.
2. MempeIajari karaktetistik inhnnasi teknologi SUTPA di lingkungan petani ymg
p a h mengikuti program SUTPA
3. Mempelajari sikap pet& yang pen& menghti program SUTPA terhadap
teknologi mebut.
4. MempeIajari hubungan autara jarhgan komunikasi, karakteristik infmm~lsidan
sikap petani terfieadap teknologi SUTPk
Kegunaan Penelitisrn
Hasii penelitian ini diharapkan mmjadi bahan naasukan yang berarti hgi;
1. Pihak yang berkepentingan dahn penyebaran atau difwi inovasi @an,
khususnya SUTPA
2. Bagi peneliti, hasil sMi ini dapat menambah masukan d a h n pengembangan
penditiul k o m u n k i .
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan tearitis terhadap penelitian mengenai "Hubungan mtara Janngan
Komunikasi dengan Sikap Petmi terhadap Teknologi SUTPA" meliputi; 1)
komunikasi, anrata lain; pengertian kornunikasi, jarkgan komunikasi, komunikasi
dm difusi inovasi, 2) sikap, antara lain; pgertian silq, kompomn g G 4 , -or-
f&or ymg mempengaruhj sikap dan pengukuran sikap, 3) hubungan j-an
komunikasi dengan sikap, dm 4) SUTPA
-
sistem usaha &mi &&asis
pa&
berorientasi agribisnis.
Komunikasi
PengertianKomunikasi
Komunlkasi didefisikan sebagai suatu p m x s penyampian informrrsi, ide,
emosi, ketemmpihn, dm lain dagainya dari sumber ke penerima mehdui
penggmm simbo1, angka, g d i k dan lain sebagahya (Arih, 1988). Kmudim
Zarrden (1990), memberikan definisi komufiihi seb@
*
*
suatu pmses mengrrrmkan
infbmasi, ide, sikap dim emosi oleh seseorang kepsda orang fain. Komunikasi
. wbagai
suatu p y a t a m antar manusia, baik secara perorangan maupun secara
bakelompok, bersifit umum d=gan menggmkm bda-tanda, kode: simbol atm
lambang tertenku, adalah de-i
yang diemukan oieh Soekartawi (1 988).
Littlejohn (1 996), memberikan definisi komunikasi sebagai suatu proses yang
kernbuat admya kebersamaan bagi dua individu atau lebih, yang semuladirnonopoli
:;
.Jeh satu atau
beberapa individu saja. Selanjutnya Kincaid rian Schramm (1987),
:;.lendekisikan
komunikasi sebgai proses d i n g membagi atau menggunakan
: lfomasi secara bemama dan
saling bemubungan di antam partisipan &lam proses
. .-
;i;fomasi.
G o d e s &lam Jahi (1 993), menyatakan bahwa kcnnunikasi adalah sebagai
proses yang mana partisipan-partisipmyad i n g membuat dan ding bertukar
t a d a infomasi dmi seseorang kepada yang l h y a &xi waktu ke waktu KO-
b:mmnikasi temhut menjehkan bahwa, proses komunikasi setenamp nmupkan
proses pertukar;vl infbrmasi (sharing of infomulion) di antara i d @ .
i;.cmikiaa, Rogers dan W
D e w
d (1 98 1) dan Rogers (1 983), menjelaskanMwrr,poses
komunikasi merupakan proses pertdamn inhmasi seam $ems menerus, di mana
setiap infomasi merupakan akumulasi dari hfomi-hformasi sebelunmya yang
akhhya a k a menimbullrankesamaan pengedhn diaatara partisipan.
Komudmi pssda hakekatnya bukan hanya ilmu peqebhuan, tetapi juga
me~upakanseni w a d . Berkenaan dengan pernyataan -but,
maka K i n d dan
Schrarnm (1 987), k q m d q a t bahwa untuk d a p t krkormmilcasi dmgm baik, setiap
partisipan dituntut tidak hanya memahami proses M o m n n i k a i ~tetapi juga harus
mampu menerapkan pengetahuannya secara M
seseomg @at
nmyampikan pengal-ya
pengahman t e d m
mtrtgalaminya &ri.
E MelaIui berkomunikasi.
kepada orang lain sehingga
menjadi m3ik omng bin, ianm orang him in!
Kemudian Tub& dan Moss (1 996), rnengemukakan bahwx
den*
jheriramunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi atau p e m ,
pendapal, idc , konsepsi, pengetah an, perasam, sikap, dan perbutan ke@
orang
lain seem timbal balik, baik sebagai sumber (yaitu penympai pesan) maupun
sebagai pmcr7ma pesan.
Eiogixs clan Kincaid (198 f ) dan Rogers (1983) mengatakan bahwa, proses
sling n~::mbuatdan d i n g tukar mnukar inforrnasi d i antara jmtkipn &ah
agar
didapadcan smtu saling pengeman dan pemahamafi secara bersama mengenai suatu
obyek di anma mereka Selanjutnya Gonzales dalam Jahi (1 W3),menjelaskan
5ahwa p&lpan y m g rneIakukan transhi atau d i n g tukslr menukar infomi
dengan m i y a sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuhk e m h g n j a s a b g pengertian,
Ihi beberap pengertian komunikasi di atas, &pat diEarik suatu kesimpulm
tentang penkertian komunikasi sesuai dengan penelitian hi, yaitu kom-i
m q a k a n i n u i sosid berupa proses d i n g tukarmenukar informi, ide, emosi,
keterampilan d m lain sehagainya, dalam m e n w tujum kesamaan pengertian atau
makna dari a p y m g di-
tersebut.
Jaringan Komunikasi
Salah satu cara untuk memahami tingkahlaku manusia adalah dengan
mengamati dan memahami hubungan-hubungsn sosid yang tercipta b n a adanya
proses komunikasi interpersonal di antara individu tersehi hgkan
memahami h&ungan-k~bungansosial tersebut, &pat
kornunikasi ymg tehentuk.
untuk
dipelajari melalui jaringm
-.
+
Secara sea l ~rhana,difinisi jaringan komunikasi adalah -'siapa berbicara
dengan siapa m u kepada siapa" (Beebe dm Masterson, 1994). Selanjutnya Gonzales
dalam Jahi (19S3) mengatidcan bafiwa, hub-
siqa dcngan siapa dapat
diilustmsikan d a l m sebuah sosiogram yang berguna unak menelusuri jmhgan
informasi a t a ~ ~ u :fifusi
rl
suatu inovasi. Kernudiam DeVito (1 997), mendefmisikan
jaringan k o m e i h i sebagai suatu s a l m atau jalan tertentu yang di-n
unt&
rnenemkan p e w dari satu orang ke orang lain
Sehubungau dengan terbentuknya j
m kmunikasi, maka Rogers dan
Tiogers (1976) menjefaskan bahwa, istiiah jahgm dalam konteks ZEomunikasi
mengacu pada suatu pengelompokkztn sej-
iradividu a&lu iairmya yang ber-
interaksi sab ssma lain menurut pola hubmgm tmtah dari waktu ke waktu.
Selanjutnya pengesiianjaringan komuaikasi menu& ROW dan Kincaid (I 98 1) dan
Rogers (19831, midah jaringan yang tedki atas sekumpuhn individu
ding
membentuk hubungan relatif stabil melalui jaringan Wrmasi terpola pada kurun
waktu~tudahmmglcamencapaitujuaaymg~secarabersama
Bedas&m beberrrpa Pengertian mengenai
komunikasi di atas,
dapat d i e kesimpulan bahwa p n g a hjaingm kommhsi secm W spesifik
sesuai dengan pnelitbn ini, p i t u suatu mngkah hubungsln di antara individu di
dalam suatu sistem sosial, sebagai &'bat dmi terjsdinya pmhhm irrfbnnasi di
anma individu -but,
sehingga mudmtuk suatu pda jruingm komunikasi.
Dengan & m & h Jaringan komunikasi ke1ompk tani yang pernah menerapkan
program teknologi SUT'PA ddah jwhgau komutdmsi antar mggota kefompok &mi
yang terbentuk kr..:.~,~
I. terjadinya komunikasi m
u pertukaran informasi di antm
'petanidalam mem bicerdcan teknotogi SUTPA.
Mempelajiu+ t ir~gkahlaku manusia berdasatkan proses komuniki yang
tejadi di mtara partisi pan menurut Rogers dan Kinmid (1 9811, adahh meldui
pendebtan d i s i s jalxgan komunikasi. Analisis-j
-
kom-i
merupakan
suatu m d e pec;:!itiar, untuk mengidentifibi s l n h r komunikasi suatu sistem,
dalam maraa hubungm mengenai aliran atau jmingaa kornlmhsi dimalisis dengan
menggunakan bebempa jenis hubungan iaterpemd sebagai unit andisis.
Lebih lanjut dijehskan M w a , ada beberap ha1 yang perlu d i b k a n di
dahm adisis jaringan komunikasi antam lain; I) i d e n t i h i klik (clique) dan
menentukan bagahma clique ini mem-
ti@dMa komunikasi dalam
sistem, 2) identiiikasi perman k o r n m i s p i @ q x r h pantam (liaison),
jembatan (bridge) dan pencilan (isolate),dan 3) mqukw beberapa indeks s t d d u r
komunikasi seperti derajat koneksi iedividu, h j a t htepi, demjat diversitas,
&d,
clique dm atau seluruh sistem. Sedangkan hdhtmjahgm komunW di
tingkat individu terdiri atas; 1) demjat Iredindividu (ilpdivichral mlufecfedness),
2) derajat in-i
individu (individual Wgration), dan 3) demjat perbedsaanya
(individual diversity). IndiWr t e d t di atas d d a h sebagai pubah jaingan atau
"netuwrk varhbles '' (Rogers dan Kin+
1981).
R q p s dm Kincaid (1 98 1) dm Rogers (I 983) mengatdmbahwa, kumindividu d i n g berhubungan melalui j@an
infbrmasi yang disebut sebagai
j e g a n komunikasi rnempunyai tingkat shddm terkmtu yang SUM
stabif. SmSrtur
komunilrasi den!;Km ko~pleksnyasehmgga mggota &dam sum sistem tidak dapat
memahami tentang
-i:txl-.i~rdan
bentuk kornmikasi yang mereka jalankan.
Badasarkan ha1 terse1:-.;tr-~ska
Kmch, Crutchfield dan Bailachey (1 962) dm Rogers
(1 983) berpendapat t i ! h ~ ikeadaan
.
a b u t disebabkan oleh
ada banyak xkali
kemungkhan hubwpm cx~tarindividu di dalam kelompok yang t h n t u k dan
hubungan tersebut yar;; d.zn memkntuk jaringan hempjaringan kornunikasi.
Krech g
t
(i W2) lcbih Ianjut mengataksln bahwa, sbuktw komunikasi ya!ag
terbmtuk di &lam suatu kelompk, d
i
m oleh status hirarkhi
Wtu
pehdaan status atau tingkatan status dari yang paling bawah sampai paling atas), di
mana ar-ggota kelompok y m g be*
(ras ataujabatam-ya) bi1a k d a ddam suatu
situasi yang krpaksa akan ~nelakukankontak atau Womunikasi pertama dengau
sesama anggota lain c h i kelompoknya dm dengsrn adanya status hirarkhi demikian
akan mempengadi efisiemi perneeahan d a b yang muncul dahn astern sosial
tersebut.
Semen-
itu Rogers (1983), mengatakan bahwa strulctur k o m ~ yang
i
e n t u k pa& suatu sistem, d h m a k m
~~ besar d u i individu di d a b
sistem tersebut Ixrsiht homofili. Mereka rnehhkm ptoses komunikasi kngm
sesama
mereka yang mempunyai kesamaan dengan m y 4 sehingga m b e n t u k
kelompok kezil bmqa clique. Selanjutup dijelaskan bahwa, metode d i s k
jaringan dilIakukan dengan cara mengelompkhn para individu dalam clique tertentu
bedadcan kepada kedekatan hubungan an&r
m g g o t a clique-nya. QZeh
sebab itu individu yang hubungamya lebi dekat dikelompokkan d a h n satu clique
yang smm Hal sen& juga diperlihsrtkan oleh hasil peneliiian yang bil&&an
Kelley ahlam j h x h g g
Z !962). menyatakm bahwa adanya kecenderungm dari
orang yang bmtatmIebih rendah u n d tidak membicarakan atau mengkritik tugas
dari orang yang bmtatw Iebih tinggi dari mereka atau sebaliknya.
Selanjutnya hasiI studi yang dilakukan oleh Heinicke dm Bales t a h h p
kestabilan status dan ekktivitas kelompk menyimpulkan b a h ~ a"ketompok
,
yang
status M i n y a stabil, terbukti Lebih efektiif dalam Mubungan atau
bedcomunikasi bila dibandingkan -lump&
di mana hubungan status di
Ekntuk m u m dari struktur jarhgan komunikasi yang tehentuk pada suatu
sistem, menurut k e c h et a1 (1962) dan DeVi (1997) mtara lain k k n t u k ;
Melakukan anedisis j a r i r e kmmikssi ti&
hanya mmgidentiiikasi
stnrZrtur komunhinya, tetapi juga dapt memahami gambaan in-i,
kkwrrsi komi~nikasiyang terjadi serta
Pensro spesifik iEtdividu tersebut mtara lslin
srrah dm
spesifik individu dalam sistem wsial,
bintang (scar),pemntara(Iiaison),
jemhatan (brddge), daln pencilan (id&)
Perlunya
.
identi-i
individu yang
mmpunyai penman spesiiik, b n a fungsi dari peranan spesifik tcmebut dapat
memperlancar atau menghambat penyebaran suatu inovasi (Rogers dan Kincaid.
1 98 1 ). Selain peranan individu yang terdapat di &lam struktur jaringan komunikasi
tersebut, juga t d a p a t clique yaitu kelompok kecil di &lam sistem.
Lebi lanjut Rogers dm iCincaid (1 98 1), menjelaskan bahwa clique addah
bagian dari sistem alau sub-sistem berupa kelompok kecil, dimana para anggotanya
relatif :ebih scrhg berinteraksi satti sama lain dibandhgkan dengan anggota lamnya
di dalam sistem. Bridge adalah anggota kelompok clalam suatu organisasi yang
menghubungkan kelompok tersebut dengan kelompok lainnya. Individu ini
membantu untuk ding xiernbexi informasi di antam kelospok dm mengkoodinasi-
kan kelompok. Liaison, addah sama perannya dengan bridge, tetapi individu itu
sendie b
~ 3nggc)ta
h
A
d
salah satu kelomp~k.kdividu ini juga m e m h t u d a l m
membagihgikan informasi yang reievan di antara anggota kelompok d a h u sistem.
Isolate, adalah anggota kelompok yang mempunyai kontak minimal
Sedan*
dengan wamg lain di dalam kelompok atau hanya dengan satu orang saja atau tidak
sama sekali. Orang ini menyembunyikan diri dalsm kelompok ahu diasingkanoleh
rehya
Sefanjutnya Rogers dan Kincaid (1 981) menjelaskan bahwa, derajat koneksi
individu ( i n d i v i b l comctedness)atau h j a t keterhubungan iadividu atautingkat
keterkaitan individu, yang didemsib sebagai jurnlah hubungankomunikasi secara
lmgsmg ymg d i 1 i k i oleh seorang individu dengan i~diVi.d~
laifl Mam suatu
sistem di-
dengan jumlah kemungkinan hubungan sejenis di dalam suatu sistem,
yaitu N-I, dimma N addah jumlah individu di dalam jaringan. r)erajzt
Jndividu (if-ividual intepation) atau tingkat kekompakan hdividu, adalah jumlah
hubungan komunikasi tidak langsung diantara individu-individu auggota jaringan
icomunikasi pribadi dibagi dengan jurnlah hubungan yang mugkin diantara anggota
i aringan tersebut. sedangkan derajat diversitas atau derajat pefkdam individu
(individualdiversip) disebutjuga tingkd keragaman individu, didefisikan sebagai
proporsi hubungan yang menyimpang yang dimiliki individu dari sumbw-sumber
i n f o m i di dalarn sistem.
Adapun cara pengumpub data jaringan komunikasi adalah h g a n metode
sosiometri, yaitu meto& penyelidikan yang didasarkan p d a "siapa b t e r a k s i
d e w siapa" atau "dari siapa -ran&
mendapatkan informasi tertentu, sesering
q a k a h mereka m e n d i s k w h topik tersebut". Data sosiomesi yang dituang dalan
bentuk skema atau gambar miometri disebut d
e
w sosiopm. p-bar
sosiogrer=
clapat memperlihatkan, opinion leacder lpemimpin opini yaug disebut juga pemuka
penclapat), bridge, liaison, isdate, jumlah clique yang ada dalm suatuj-m,
jaringan informasi, struldur j a k g q k e p h h n atau frekuensi -h
arah
('Rogers
dm Kincaid 198 1;G o d e s &Earn Jahi 1993).
Komumikasi dan Difusi imvasi
%bagaimam yang d h h h u i , bahw masyarakat petani dipdesaan,
krinteraksi dengan dam, dengan cara bekej a atau kTkasya dari w a b ke waktu.
M w k a hidup bersma s
e
w mggota rnasyarakat yang mempunyai padmgan dm
penilaian temadap dam, k ~ a waktu
,
dm huS e h u b g a n dengan pen-
dengan alam (Levis, 1%).
di atas Rogers dan Shoemaker dalom (HmAf 987)
nrenyatakan bahwa, suatu paket inovasi atau teknologi baru tidak akan ada
msnfjnt-lya atau tidak berarti apa-apa bsgi petani, apabila inovasi tersebut tidak
dikcm ~4kasikanke ddam alam m a s m a t pedesaan tersebut. Lebi h Ianjut dikata-
krtl : bal;.wa suatu
inovasi yang telah teruji, perlu disebarluaskan agar rnasyarakat
&pat n:rmgenal, mengetahui, dan menentukan akankah mengadopsi atau menolak
teImo1n::i tersebut.
Kehubungan dengan difisi inovasi, menurut Rogers (1983), Zahapan yang
umum dilakukan
proses pengambilan keputusan inovasi meliputi; a) tahap
pengemian, b) tahq persuasi, c ) tahap p e n g m b i h kepuiusaa, d) tahap
implemmntasi, dan e) tahap k o n h m i .
Tahap pengenalan, adalah tahap memperkenalkan keberadaan suatu hovasi
kepada o~.anglain dan mereka memperoleh bekapa pmgertk tentang bagahma
kegunm~
madkt
inovasi tersebut Tabp p u a s i , a & M b b p yang
rnenunjukkm gejda di mana individu mulai membentuk sikap sdca atau tidak-suka
t d a p iaovasi, Tahq keputusan, merupakan tahap individu melakukan aktivitas
yang akanay-
u t u k membuat suatu pilihan mewxima atau menolak.
Tahap implementasi, aid& tahap individu melakukan a p yang flldah mefupakau
keputusannya, yaitu menerapkan inovasi atau tidak m e n e q b n Tahap konhmsi,
yaitu tahap individu mencari pguatan atau pngukuhm terhadap keputusrrn yang
te1ah dibuatnya, Pada tahap ini mungkin irmdividu y m g
keputusan yang telafi dibuat sebelumnya, jika dia d
akan menolak
i pada i n f o m i yang
krtenmngan dengan inovasi yang telah diterapkan atau yang pemah ditolahya atau
sebdiknya seseorang itu akan kbih yakin &an inovasi k m e b clan melanjuthnya
.A~'d!>ilaseseorang akan melakukan pengambilan keputusan t e h d a p suatu
inova+. hiisanya melakukan usaha pencarian informasi lebih banyak, baik dari
media ~nassaataupun dari orang yang Serada di sekitar m e ~ k aMeialui infonnasi
yang iiiyraleh, seseorang akan melakukan saling t u k menukar infomasi yang
merek:i pil-~yai,sehingga ha1 ini akan menambah pnguatan pada diri media
rnengnai ir~formasitersebut.
+
Prore pertdamn informasi rnefllpkm inti dari aktivitas komunikasi, hd ini
memungkH:kan fllatu inovasi dapat terdihi dan diadopsi oleh peiani rnelalui
hubuflganjltringan komur_ik~?~i
yang terjadi.
Behempa penelitian mengenai jaringan komunikasi diiakukan antam lain
oleh; S v d i (19721, mengenai penyeharm inowi dan' lapisan atas ke lapisan
bawah di sebuah desa di J a w Barat menyimpkm bahwa, jengan komunikasi
yang h-kntuk pada suatu kelompok sqpt k m a n b dalarn proses adopsi inovasi
atau penyetapan inovasi p e h a n . D e m W juga Wmya dengan h i 1 penelitian
Angelina (1992) di Kabupaten Bogor menyhnpubn Wwa, jaringan kornunikasi
sangat bemanfaat dalam pengabpsian unsur-mur p s a usahatani.
~
Selanjutnya penelitian Setyanto (19931 mengenai hubungau karakteristik
petani d m keterlibatannyadalamjaringan k o m m i h i dengan adopsi paket tehlogi
Supra Insus, rnembuktikan bahwa keikutsertaan pedani dalam k e g h pelatihan
perta~ianMuhungan positif dengan pe~ananirmdividu, derajat k~neksiindividu,
clan derajat perbedaaan individu.
Sikap m e 1uli~4
kan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial, karena
sikap adahh sa;;th 5 - tu unsur kepribadian yang mempunyai pengsruh besar dalarn
Ciri -rang.
Sehagai suatu gejala psikologis, slLap memilii -defhisi
yang dikemukakan dcngan berbagai tinjauan oleh para sthli.
Menurut Rakhmat (I 999), sikq hanydab sejenis motif sosiogenis yang
dipernleh melaliii proses belajar, sedangkm h x b & 4 (1 %2) menyatakan bahwa,
sikap &ah kecendYmganseseorang untuk mengetahui, rnemakm dan bertifidak
tehxhp obyek yang disikapi dm terorganisir di Mam suatu s i s m yang
berlaugsung s c a m rerus menerus. Sehjutnya dijehskan bahwa sikap merupakan
&i
yang tertutup dan mmya mencerminkan opini atau p d q m t sewrang
seam impEsit, t e q i sebdiknya a p yang
seseorang belum tentu
menggambadm sikap atau atti&& yang sebenamya
Fishbein dan Ajzen ( 1 975) berpeadapat bclhwa,sikap merupakanpredisposisi
(keadaan yaag mudah terpenganrh) emosional yang dipeIajari untuk menanggapi
atau h d c s i seem konsisten k r h l a p s u m obyek, bdc ddam h t u k tanggapan
positif maupun tanggapan negatif. Kemudian Allport (1%1) dolnm Triadis (1 97 1)
menyatakan S&wa, s i b p merupakan k a b n dm kesiapan mm*A yang temwni-
mi meIalui -pengalaman s e a m Iangsung dm dinsmis m e f n w i respons
seseorang terhadap obyek dan situasi yang mempunyai hubtmgm dcngan dirinya
Fazio dan Roskos-Ewoidser! (I 3'34) dalam Baron dm Byrne (1 997) menekankan
bahwa sikap merupakan m s i s i di antam obyek sikap dan evaluasi dari obyek sikap
tersebut.
Kemudian M m a t E 1999) mengatakan bahwa, sikap bukadah tingkahhku,
tetapi merupakan kecenderugga:~-mtuk merasa, berpikir, berpersepsi, krtindak dm
be&igkahlaku dengan cara-zsn tertentu terhadap d q e k sikap, baik berupa benda,
orang, kekmpok, ternpat. situasi ataupun gag-,
Lebih Ianjut dijelaskan bahwa,
sikap mempunyai daya p d o m n g atau motivasi bukan sekedar &aman masa lalu,
tetsrpi menenPakan apakah weorang harus setuju atau tidak setuju temadap sesuatu,
menentukan apa yang disuh, diharapkan dan diingkbn serta mengesrunpingkan
apa yang ti&
dEngidm dm harus dihindmi. Shp ~ 1 a t ilebib
f
menetap, timbul
dari pengalaman dan mengandung aspek evduatif, 6 y a mengatdung nilai
menyenangkan atau tidak rnenyenangkan. Fishkin dm Ajzen (1975) berpendapat
bahwa, sikap tidak identik den-
#pons dalm bentuk thgkahlaku yang dapsrt
diamati. Sikap tidak dapat diamd secara hgsung, tehpi dapat disimpuhn dari
konsisbensi tingkahlaku yang dapt diamati.
l k r i kbetapa definisi di atas dapat disimpdkm b
a
h
w sikap berkenaan
dengan k-nan
p i h , perasaan dan kecendenmgan untuk beltindak atau
kecenchingan untuk bedngkahlaku seseorang dalam merespons obyek sikap yang
krsifat permanen dm dhyatakan den*
pemyataan setuju atau ketidak-setuiuan
orang tersebut terfiaadap obyek sikap yang dihadaphya.
Komponen Sikap
Sikapjuga dibzfinisikan sebssai siltern atau organkasi ymg bersifht mtnetap
dari komponen kognisi, afeksi dm kor,asi. Komponen kognisi rnenunjuk kepada
pengetahuan mengenai obyek; mencamp hh, pengetahw dan kepercayaan
(beliej) tenbng suatu obyek. Kompnt:~:akksi menunjuk kepada yrasaan ymg
-7-
mempakan fungsi evaluatif terhadap obyek mengenai, baik - b u d , mendukung tidak mendukung, Sementara komponm konasi menlmjuk kepada kesiapan
merespons obyek atau 'hiat'' atau kecendenmgan bahdak sehubungan dengarz
obyek srkap (Krech a aJ ;1962).
Azwar (1 988) menjelaskan bahwa, komponen kognisi berisikan persepsi,
kepnxyaan dm s w t i p y n g dirniliki individu mengeaai sesuatu obyek sikap.
Kepercaym datang dari apa yang telafl d i l W atau apa yrtng telah d i k d u i ,
Komponen kognisi sering disamakan d e n p padagan
(0-1,
rnenyangkut masalah issu kontroversial. Kompnm afeksi m m p a b
tenrtaEa
peperrrsaan
individu terhadap obyek sikap. Secm umum komponen ini d k a m a h dengan
p e w yang dimiliki terhadap sesuatu, namun peugeaiaa perasaan prihdi seringMi sangat hbeda perwujudamya bila dikaitkan dengan sikap. Komponen konasi
menunjukkan bagaimam Mingkahlaku atau k d m q p n khgkahlaku yang
ada &lam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya
Kecend-gan
pasam
bertingkdhiaku
konskten se1a.a~dengan kepercayaan dm
mrnbtuk sika?. 31eh shah it.d ddah Marmtuk mngharapkan bahwa,
sikap seseomng akan dicerminhnya dala,n hcntuk tingkahlaku telhadap obyek
yang disikapi.
Fishbein dan Azjen (1 975) menyatakm hFlhwa, komponen afeksi mempakan
bagian esensial dari sikap. Hal ini b e d bahamsesuatu yang menjadi pikiran
seseorang tidak akan lepas dari perasaamya yang menyerbi apa yang menjadi
pikirannya t e r s e b ~ c hmemungkinkan
i
mxdomngnya untuk bertingkddaku.
Sehjutnya dijelaskan bahwa sikap sebagai suatu sistem yang menekankan pada
keterkaitan antara ketiga komponen yang terkait, yaitu pengduan individu tentang
obyek mempengmhi p m a n dan kecendmmgm k r h d a k terhadap obyek
tersebut. Peiubahan dalam pengetahan tentang obyek akan m e n i m b u h perubahan
dalam perasam tentang obyek dan selanjutnya a h n mempengaruhi kecenderungannya unruk bettindak sehubungan b g a n obyek yang disikapinya.
Fabr-faktor yang MempengaruhiSWp
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap bukan bwaan dari labit
melainkan sesuatu yang dipelajari, artinya bahwa kesiapan untuk merespons secara
konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu obyek melalui
pengalaman clan pengaruh lingkungm.
Sikap terbentuk melalui interaksi sosial yang diaiami oleh individu dalarn
hubungannya dengan individu lain dm dengan lingkungan sekitar, hi&
Gsik maupun
psikologis. Ddam hubungan timbal baW saling pengaruh mempengamhi, individu
bereaksi mernhtuk pola sikap teaentu tefiadap berbagai abyek yang dihadapi.
Sikap terbentuk oleh pengalaman individu dalmn hi:bungannya dengan obyek sikap.
Pengalaman mengarahkan pa& pembentuka? keyrkinan yang knmriasi tentang
obyek, tindakan dm atau peristiwa tertentu ('Fishbci!~dan Ajzen 1975).
Azwar (1988) menjelaskan bahm hkz01~-hktorekstemal yang dianggap
sangat berpengruvh dalam mengarahkan sikap kl:~ada b e n d yaug dikehendaki,
-
mtara lain: peran komwrikator, ethitivitas kornw'kasi, dan organisasi komunikasi,
serta pendekatan komunikasi persuasif Dalam kaifan tersebut, Krech
g
Z (1%2)
menyatakan bahm & empat fhktor pembentuk sikap, yaitu; a) keingiuan individu,
b) informasi, c ) keterlibatan individu dalam kelompok, dan d) k e p r i b d h . Lebih
lanjut dijelaskan, bahwa;
a). Keinghan individu. Slkap dapat terbmtuk dalam proses pencapaim keinginan
dan kepuasan individu, artinya sikap dipandang memiliki nilai i-tal
yang
dapat mempermudah atau merighambat proses pencapah tujuan, pemenuhan
keinginan dan pencapah kep-
individu. Seseorang akan mengemkmgkan
sikap positif k h d q suatu obyek tertentu, apabila dengan sikapnya yang psitif
stkan men*
pada p m a p h tujuaa, pemenuhan keinginan dm akhirnya
dapat mencapai kepuasan. Tetapi sebalhya orang akan rnengembangh s h p
negatif t e b h p suatu obyek tertentu apabila deagan sikap negatiftddap suatu
o b ~ tertmtu
k
akan menghamhat pencapaim tujuaa, pemenuhan keinginan, dan
pencapaim kepuasan.
b). Infomasi. Sikap t e m t u k deh perkembangan pengetahurn subyek tenkqg
obyek sehubungan dengan infbmzasi tentang obyek yang s e m h ktambah.
Sikap terbentuk oleh i n f o m i yang M i f $ t b&uka dan terus berkemhlg
.
dalam diri individu. Sikap terhadap obyek berkembang ke arah yang lehih
positif-mendukung obyek atau ke arah yang lebih negatif-tidak mendukung
obyek, tergantung pada perkembafigan infor.nasi yang &pat diterima individu.
Apabila informasi y m g diterima memperkuat keyakinan tentang obyek, maka
akan mengarah pada terbentuknya sikap yang semakin positif terhadap obyek.
Sebaliknya apabila infomasi yang diterima mernperiemah keyakinan &an
obyek, akan mengarahkan pada pernbentdan slkap yang semakin negatif
techadap obyek. Lebih lanjut Littlejohn (1 996) menambatikan bahwa, terjadinya
petubahan sikap seseomng discbahkan h n a terakumulasinya informasi
rnengenai suatu obyek sikap.
c). Kcter!ihetm hdividu. Sikap jvga drtn,net tertKntuk o!eh keter-tcaitan individu
dengan individu lain atau dengan kelompok. Sikap i d ~ r i d ukrkaitan dengan
ketedibatan individu dalam kelompk. Sikap individu dipengaruhhi oleh
keyakinan, nilai, dm norma kelompok. Sikap individu sebagian terbentuk oleh
dukmgan dari kelompok di mana hdividu terlibert di dalamnya, dm sikap
individu sering merupakan refleksi atau cerminan dari sikap kelompok,
keyakinan, nilai dm norma keiompok tmkmtu.
d). Kepribadian. Sikap merupakan refleksi dari kepribadian seseorang. Sebagai
akibat dari pengaruh kelompok terhadap yrkembangan sikap addah terbentukn)*akeseragmm (uniformiras)sikap di antara anggota kelompok. Tetapi diantara
uniformitas sikap j uga diketahui adanya perbedaan antar individu. Falaor utama
penye'bab perbedm dala- sikap attar individu adalah perkh
kepribadian
&A. Setiap individu cenderung menmima sikap $i;inj-a se.wp.i d~ngar.k d t e r
kepribadiannya, seperti Wlihat pada sikap kesukuan,sikap ~k.lig:
t .s, sikap poli tik
dm sebagainya yang menek&.
pada aspek pribadi.
Menurut EfFendi (1983), untuk mmgukur sikap beberapa ha I jxrlu dipertim..-
bangkan t&ap
-.-
cirisiri umum sikap, antam lain; I) sikap bukan pmbawaan sejak
lahir, tetapi krkntuk dari interaksi dengan lingktmgamya; 2) sikap dapat bmbah,
kmna s h p sebagai hasil belajar, 3) sikap ti&
b e d i mdiri, senantiasa
befgantung pada obyek; 4) sikap berhubungan dengan waktu, b e d pada wk-h
sudah terpeauhi, 6 ) sikap magandung f&ktor-f&or motivasi dan emasi, ha1 inilah
yang membdakan m
n
y
adengan pengetah~~anya.
Salah soltu teknik pengulruran sikap yang disebut "me Method of Sumared
Rating" (popder dengan sicah model Liiert) rneqmkm mwe pcmyataan sikap
yang menggunakan respon subyek s e w dasar penen-
nilai shhnya. $Ma
Likert krisikan qemngkat pmyatsan (statement) yang merupakan pendapat
seseorang tentang suatu obyek sikap dan metmempathnnya pada suatu skala
kontinum (Likert, 1967). Selanjutnya dijelaskan b a h w m a g d w sikap seseorang,
individu diminta memberikan persetujuan atau ketidak-setujuan terhadap obyek
arsebtlt. Dari psisi seseomg @a skdz kontimuq & dapai diteahkm sikap
orang tersebut.
Metode Likert biasanya digunakan untuk pernyataan &lam jumldr ksar dan
dalam memberikan respon subyek diizinkan memilih dalarn lima kategcri, yaitu;
sangat sstuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju t Azwdr, 1 988).
Lekih lanjut dikatakan bahwa, subyek yang sangat sehju terhadap obyek tertentu,
akan memilih pertimbangan yang tertinggi, yaitu sangat setuju dan ~ M i i . . i ~ yJadi
a
"statemerzl jmorable" yang direspon sangat setuju, d i b i nilai pertknkngn = 4,
setuju = 3, ragu-ragu = 2, tidak setuju = 1 dan sangat tidak setuju = 0.
Menurut tikert (1 %7), untuk memenuhi mutu kese1uruba.n skaia sikap, prlu
dipehatikan kriteria operasional sebagai berikut;
a). Setiap pemyataan harus rnerupakan gambmm sikap terhadap satu aspk dari
obyek sikap.
bj. Keseiuruhan perangkat pernyataan hams mewakili semua aspek dari ob4-eksikap.
c). Setiap pemyatam harus memiliki s
U 4-3-2-14 unaJr pernyahan yang positif,
dan skala 0- 1-2-3-4 untuk pernyataat~yang negatX
d). Setiap prnyataan hams mampu mem-
subjek yang mempuuyai sikap
yang positif atau sikap negatifterhadap suatu objek.
e). Setiap pemyataan secara terpisah hemMaya
seluruh perangkat
pernyahan tersebut.
Defisi jaringan komunikasi yang dikemukakan okh Rogers h n Kincaid
( i 98 1); Rogers (1983) di atas, adalah jaringan yarrg terdiri atas sekumpulan individu
saling berhubmgan rnelalui jaringan in formasi yang terpola dm mempunyai Gngl;;;.t
stmktur tertentu yang s&
stabil.
Berkenaan dengan pendapt K m h
g
Z (1962) bahwa, terbentuknyz ~ i k a p
disebabkan oleh perkembangan pengetahurn sehubungan dmgan semakin bs,tambahnya infbrmasi mengenai suatu obyek, maka hal senada juga dikemtikak~~~1
oleh IittleJohn (1996) Gahwa, apabila dihubangkan dengan suatu infonnasi, z d a
sikap &pat dip&&
sebagai suatu akumulasi dari inhmsi mengenai suatu obyek,
seseorang, situasi atau pengalaman, di mana &p
keping infbmasi tersebut
dievaluasi bedasarkan sistem kognisi yang Mah terbentuk mbelumny~Dengan
demikian &pat M a n h%wa, informasi h u yang mssuk ke dakm sistern
kognisi seseomg akan m e m p p e n g rian
~ a h mequbab sikap orang tersebut dm
perubahan yang tg'adi terhadap sikap ini pada gilirannya akan mengamh pa&
perubah tin-
orang tersebut
Rogers dan Kincaid (198 1) mengatahu bahwa, dari sudut ilmu hmunikatsi
sikap memberi
~~tinpkahblnl komunikan (sebgai penerima) sebe1um dan
sesudah menaha informasi. Wmgd blok ukur dari bdmgsmgnya komunikasi
tejadi pubahan sikap dan pendapat komunikan sesuai kehendak korounikator (sebagai sumber).
Bebemp h i 1 penelitian mengenai jaringm komunikasi tertiladap perubahan
sikap baib tiqgkahlaku) individu, meqerlihakm adanya pengamh m mjaringan
komunikasi dengan pmbahan tin@hIaku. S
e
w contoh penelitian mengenai
adopsi kelwga W c a n a di b
e
e desa Korea Selatan menunjukkan bahw
dengan adanya kelompok ibu-ibu dalam bentuk jaringan komunikw: dapd
m e m h t u mempe&ncar proses adopsi program keluarga be~ncana(Qnzde:.
dalam Jahi, 1993). Selain itu hasil penelitian lain rnengtrngkapkan M w a Iaki-Jaka
penderita m g a n jantung di Arnerika lebih cepat sembuh dan dapat kembali
bekeja scper~i sediakah, dimana para isti m e ~ k amemperoleh lebih bmyd
dukungan dari -got.
jaringan wsial
di w a n mereka (Rogers dm Kincaid
1981).
Kemudian penelitian Rogers dan Kincaid (1981) di Chiia menyimpukm
bahwa, dengan mernmfdan kekmpk dalam b e n d jaringan komunikasi dalam
membentuk tingkahlafiu individu ymg dlehendaki menunj-
h i 1 yang smgat
nyata terhadap p e m w daim diri mereka masingmasing. Melalui dinamika
kelompok =ponden dimin@rnengkritik tinglkahlaku mereka dm tingkahlaku orang
lain urrtuk rnemotivasi perubahan di d a m diri mereb sendiri.
Penelitian Harmonis (1 997) menyhpdcm Wwa, peubah komunikasi
kelompok menjadi pub& yang sangat dominan dalarn membentuk kesenjangan
mtara pengetahuan dan tingkhhku, s d m g h n antam pengetah-
dan s h p ; sikap
dan tingkatilaku tidak tdapat kesenjanpan yang signifikan.
Hasil penelitian Shobaruddin (1 992)mengenai3tdihubunganpolam
j a
n
kommikasi dengm iklim dm budaya kaja" menyhpulkan bahwa, pola j-an
komunikasi ~u~
signifikan terhadap usaha tern& sapi perah. Dengan kata
lain bahw~tsikap peternak terhadap t&mlc@ Widaya sapi perah banyak ditentukan
okh kecukupan informasi dan dukungan sosid meldui hub-
komunikasi antar
prib;sdi. Hubungan k o m u n b i yang tejadi lebih Mfat patemalistis, yaitu
kecenderungan yang kuat dari para mspoden untuk menjalin hubungan kornudksi
hanya denyan pernuka pendapat (opinion leader) saja Sedangkan dengan sesrtma
peternak jarang sekali menjalin hubungan komunikasi kendatipun di antara m e ~ k a
terdapat scjumhh ol;mg yang Iayak untuk diminta pertimbangan atau infomasi
mengenai uspek budidaya sapi perah.
S U W A
(%tern Usaha Tani Berbasis Padi Berorkntasi Agribisais)
SU'IPA (sistem usaha tani berbasis padi berorientasi agtr'bisnis),adalah paket
kknologi dari pernerintah n~elaluiBadan Penelitian dan Pengembangan Perkah
Dep-rncn
Pertanian, merupakan Met tekndogi mutakhir yaitu salah satu sistem
pe~nim
m a s i s m r n pll sbagai k
~
d
t
d
i
&
pada daeruh yang mempunyai agroekosiskm lahan sawah beririgasi teknis
(Ahyma, 1997).
Menurut Hemanto (1 999), SUTPA dapat diartikan seb@ suatu pen*
multidisiplin yang W y a m e q k a n ilmu
teknologi, dan rekayasa
kelembagaan yang berkaitan dengan sistem usdm pertsnian padi s a d Usaha hi
dilakukan di tingIrat usaha tani suatu wilayah atau hamparan sedemikian rupa
sews nwncapai skda ekonomi tertentu yang dapt mendukungtumbuhnya sudu
bisnis penmian yang krkelanjutan.
Ah211 penerapan model program SUTPA melipti
w d tan=
d u a s 500
Setyqai unit hamparan pengkajian (UHF) yang dibagi atas dua bagian yaitu;
50 hektar tiigunakan sebagai unit pengkajian khusus (WK)dengan meIaksanakan
i
irzr:lociuksi teknologi barn. sedangkan 450 hektar lainnya digunakan untuk teknologi
y lag diperbaiki. Perkembangan selanjutnya program SUTPA dkahkan untuk
cicngkaji model pengembangan sistem usaha pertanian di d
d berekosisem
si;*.& irigasi, Oleh sebab itu keterlibatan petani dalam kdompok hamparan Sangat
di5utuhkan dalam menunjang keberhasilanpenerapan teknologi SUTPA selanjutnya
Tujuan program SUTPA addah; I) p e w t a n penyebum varietas unggul
barn (padi, palawija, s a p m dan ikan) gum mmgatasi kejenuhan p r o d h i pangan
seam nasional, 2) pahglaian daya
saing kcmoditas yang diusahakan ddam
perspektif agribisnis, 3) pemanfaa&n sistem usah tani spesifik