Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

(1)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN

PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN

USAHA TANI KOPI

(Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

CUT FARHANI RIZKY

040309034

SEP/PKP

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Ketua,

(Ir. Yusak Maryunianta, M.Si)

Anggota,

(Ir. M. Jufri, M.Si)

HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN

PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN

USAHA TANI KOPI

(Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Cut Farhani Rizky

040309034

SEP/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing,

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

RINGKASAN

Cut Farhani Rizky (040309034) dengan judul skripsi HUBUNGAN

DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA TANI KOPI (Kasus : Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun). Penulisan skripsi ini dibimbingan oleh Bapak Ir.Yusak Maryunianta,M.Si dan Bapak Ir.M.Jufri,M.Si.

Dinamika Kelompok merupakan suatu pergerakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami, dapat diartikan sebagai pergerakan kelompok menuju ke arah yang lebih maju dan positif, dengan adanya pertemuan, pertentangan, motivasi, struktur dan kepemimpinan.

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu daerah dipilih karena terdapat kelompok tani kopi yang berdinamika. Kelurahan yang dipilih adalah Kelurahan Tigarunggu yang terletak di Kabupaten Simalungun. Pada kelurahan ini terdapat 36 kelompok tani yang berusaha tani kopi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada sampel kelompok tani sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dalam penelitian ini.

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Dinamika kelompok Kelurahan Tigarunggu adalah tinggi.

2. a. Produktivitas kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu adalah 1.8 ton/Ha selama satu tahun pada tahun ke-5.

b. Pendapatan kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu pada tahun ke-5 adalah rata-rata sekitar Rp. 309,982,925 pada setiap masing-masing kelompok tani.

3. a. Berdasarkan nilai klasifikasi hubungan statistika antara dua peubah, maka pada r ≤ 1 berarti tidak terdapat hubungan antara dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu atau hubungannya sangat lemah.

b. Korelasi antara dinamika kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0.823451575 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0.190533803

yang menyatakan bahwa korelasi lemah.

4. Masalah yang dihadapi oleh petani akan menyebabkan rendahnya

produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di dalam suatu kelompok tani. 5. Upaya-upaya yang diterapkan dalam penyelesaian masalah akan sangat

membantu untuk peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi pada kelompok tani kopi.


(4)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

RIWAYAT HIDUP

CUT FARHANI RIZKY, dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 15

November 1986 dari ayahanda T.Anwar Fuady (Alm) dan ibunda Cut Rizna Farida. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK Potomeurohom Banda Aceh tahun 1992, SDN 56 Banda Aceh tahun 1998, SLTPN 1 Lhokseumawe tahun 2001 SMUN 4 Banda Aceh tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan, antara lain Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP), dan Ikatan Pemuda-pemudi Tanah Rencong (IPTR).

Pada bulan Februari 2009 penulis melaksanakan penelitian skripsi di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun. Sebelumnya pada bulan Juni 2008 melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.


(5)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudu l HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI

DENGAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA TANI KOPI (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun). Adapun tujuan dari

penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.Yusak Maryunianta,M.Si. selaku Ketua Komisi Pembimbing 2. Bapak Ir.M.jufri, M.Si. selaku Anggota Komisi Pembimbing

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P. selaku Ketua Departemen SEP, FP, USU 4. Ibu DR. Ir. Salmiah, M.S. selaku Sekretaris Departemen SEP, FP, USU 5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen SEP, FP, USU

6. Bapak Sarimuda Purba selaku Camat Kecamatan Purba Kabupaten

Simalungun

7. Seluruh instansi dan respoden yang terkait dengan penelitian ini yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan


(6)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis haturkan kepada Ayahanda T.Anwar Fuady (Alm), Ibunda Cut Rizna Farida serta Abangnda penulis yaitu T.farid Azhar serta Adik-adik yaitu T.Fauzan Maulidin dan T.Fadlan Asyura atas motivasi, kasih sayang, dan dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan yang setulusnya kepada Bunda Vonny Yuliati dan bang Sapta yang telah banyak memberikan masukan

serta memberikan spirit kepada penulis, kepada teman-teman penulis di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian stambuk 2004 serta Adik-adik

Humoris Community (Dyan‘08, Funny‘08, Manda‘08, dan Mawaddah’08) dan tak

lupa pula kepada teman-teman LSM KKSP dan Adik-adik TAMFARAN yang telah banyak membantu penulis dalam pemberian motivasi dan semangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini..

Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Medan, Juni 2009


(7)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... RIWAYAT HIDUP ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... PENDAHULUAN

Latar Belakang ... Identifikasi Masalah ... Tujuan Penelitian ... Kegunaan Penelitian ... TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... Landasan Teori ... Kerangka Pemikiran ... Hipotesis Penelitian ... METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL,

DEFINISI DAN BATASAN OPERASIONAL

Metode Penentuan Daerah Penelitian ... Metode Penentuan Sampel ... Metode Pengumpulan Data ... Metode Analisis Data ... Definisi dan Batasan Operasional ... Definisi ... Batasan Operasional ... GAMBARAN UMUM DAN SOSIO KULTURAL

DAERAH PENELITIAN Gambaran Umum ... Kondisi Geografis ... Kondisi Pertanian Aktual ... Kondisi Kelembagaan Agribisnis ... Lembaga Penunjang Pertanian ... Struktur Penduduk ... Sosio Kultural Masyarakat ...


(8)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinamika Kelompok Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu .... Produktivitas dan Pendapatan Usaha Tani Kopi di

Kelurahan Tigarunggu ... Produktivitas ... Pendapatan ... Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Produktivitas Usaha Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu ... Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Pendapatan Usaha Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu ... Masalah-Masalah yang Terdapat dalam Meningkatkan

Produktivitas dan Pendapatan Usaha Tani Kopi

di Kelurahan Tigarunggu ... Upaya-Upaya yang dapat Dilakukan dalam Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Usaha Tani Kopi

di Kelurahan Tigarunggu ... KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...


(9)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 1 Data Kelompok Tani Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun Tahun 2008 ... 2 Data Pengambilan Sampel ... 3 Data Kelompok Tani Sampel Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun Tahun 2008 ...

4 Spesifikasi Pengumpulan Data ... 5 Tingkat Penilaian Indikator Negatif dan Positif

pada Dinamika Kelompok Tani Kopi ... 6 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

di Kelurahan Tigarunggu tahun 2008 ...

7 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

di Kelurahan Tigarunggu Tahun 2008 ... 8 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Ketenagakerjaan


(10)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 1 Skema Kerangka Pemikiran ... 2 PT.Allegrindo Nusantara ...

3 Tempat Sanitasi Mobil yang Akan

Memasuki Kandang Babi ... 4 Karat Daun ... 5 Jamur Pada Media Pati Kentang ...

6 Tanaman Kopi yang Ditumpang Sari


(11)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judu l Halaman 1 Data Kelompok Tani Kopi Kelurahan

Tigarunggu, Kabupaten Simalungun Tahun 2008 ... 2 Pernyataan Indikator Dinamika Kelompok ... 2.1 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan

Indikator Dinamika Kelompok ... 2.2 Frekuensi Jawaban Pernyataan Indikator

Dinamika Kelompok ... 2.3 Metode Succesive of Interval untuk

Indikator Dinamika Kelompok ... 2.4 Perhitungan Nilai Skala Kategori Jawaban

Pernyataan Indikator Dinamika Kelompok ... 2.4.1 Total Nilai Skala Kategori Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Indikator Dinamika Kelompok ... 3 Produktivitas Usaha Tani Kopi pada Kelompok

Tani per Tahun pada Tahun Ke-5 (2008) ... 4 Curahan Tenaga Kerja Usaha Tani Kopi

Arabika Per Hektar pada Tahun Ke-5 (2008) ... 4.1 Total Biaya Tenaga Kerja Usaha Tani Kopi

Arabika Per Hektar pada Tahun Ke-5 (2008) ... 5 Penggunaan Biaya Pupuk Usaha Tani Kopi

Arabika Per Kelompok Tani Tahun 2008 ... 6 Biaya Penyusutan Usaha Tani Kopi

Arabika Per Kelompok Tani Tahun 2008 ... 7 Total Biaya Produksi Usaha Tani Kopi

Arabika Per Kelompok Tani Tahun 2008 ... 8 Total Pendapatan Usaha Tani Kopi

Arabika Per Kelompok Tani Tahun 2008 ... 9 Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Produktivitas Usaha Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun ... 9.2 Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Pendapatan

Usaha Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun ...


(12)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Nama kopi (Coffea Spp.) sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi. Aroma harum, rasa khas nikmat, serta khasiatnya yang menyegarkan badan membuat kopi cukup akrab di lidah dan banyak digemari. Penggemarnya bukan saja bangsa Indonesia, tetapi juga bangsa di seluruh dunia. Oleh karena itu sekarang komoditi kopi banyak diperdagangkan (Najiati dan Danarti, 2004).

Di Indonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC antara tahun 1696 – 1699. Awalnya, penanaman kopi hanya bersifat coba-coba (penelitian). Namun, karena hasilnya memuaskan dan dipandang menguntungkan sebagai komoditas perdagangan, maka VOC menyebarkan bibit kopi ke berbagai daerah agar penduduk dapat menanamnya. Kemudian, perkebunan besarpun didirikan dan akhirnya tanaman kopi tersebar ke daerah Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan daerah lain di Indonesia (Najiati dan Danarti, 2004).

Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditas penting. Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat, tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Kopi telah menjadi sumber pendapatan bagi para petani. Tanpa pemeliharaan intensif pun, produksi kopi yang

dihasilkan cukup lumayan untuk menambah penghasilan (Najiati dan Danarti, 2004).

Sebagian besar dari kopi di dunia ditanam oleh para petani rakyat, walaupun ada perkebunan yang besar di beberapa daerah. Kopi dikirim ke pasar internasional melalui pedagang lokal, koperasi para petani kopi/pengolah kopi


(13)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

atau badan pemerintah. Lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi ini akhirnya mengirim kopi kepada para pengekspor yang mungkin badan atau monopoli pemerintah.

Banyaknya permintaan dari produksi kopi yang dibutuhkan untuk bahan makanan dan minuman serta kepentingan ekonomi, maka dibutuhkan pengelolaan usaha tani kopi yang baik dan diperlukan suatu kelompok tani yang memfokuskan produksinya pada komoditi kopi agar usaha tani kopi tersebut dapat berproduksi secara optimal serta menguntungkan.

Munculnya kelompok tani ini diharapkan dapat memberi pengaruh positif ke arah yang lebih maju. Sebab, dengan adanya pengaruh cara berfikir bebas, mengakibatkan individu bebas pula untuk menentukan segala sesuatu bagi dirinya, sehingga individu tersebut sering keliru dalam pengambilan keputusan yang sesuai dengan keinginannya. Adanya kelompok yang berdinamika akan memberikan suatu penguatan dalam pengambilan keputusan secara benar.

Kurt Lewin telah menjelaskan bahwa “tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya”. Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan individu (Santosa, 1999).

Adanya kelompok yang dikhususkan pada kelompok tani kopi dapat membantu tercapainya kesejahteraan masyarakat dari pendapatan komoditi kopi yang diusahakan. Lebih dari 90% tanaman kopi di Indonesia diusahakan oleh rakyat. Umumnya tanaman kopi rakyat tersebut sudah berumur cukup tua, sehingga tidak produktif lagi, tidak heran jika produksi dan mutunya rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu ditempuh langkah-langkah berikut:


(14)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

1. Mengembangkan varietas kopi arabika unggul pada lahan-lahan yang sesuai; 2. Mengganti tanaman yang sudah tua dengan tanaman muda varietas unggul

yang dianjurkan (peremajaan);

3. Menerapkan teknik budidaya yang benar, baik mengenai sistem penanaman, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, maupun pengaturan naungannya;

4. Menerapkan sistem pemanenan dan pengolahan yang benar baik cara

pemetikan, pengolahan, pengeringan, maupu n sortasi. (Najiati dan Danarti, 1997).

Agar tercapainya pengembangan usaha tani kopi, maka dibutuhkan pembentukan kelompok tani yang tujuannya dapat memudahkan pengorganisasian petani kopi untuk meningkatkan produksi kopi di Indonesia. Salah satu propinsi yang akan dilakukan penelitian adalah Sumatera Utara yang akan difokuskan pada Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

Adanya data kelompok tani di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun terdapat pada tabel berikut:


(15)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Tabel 1. Data Kelompok Tani Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun Tahun 2008

No Nama kelompok

tani Alamat

Luas lahan (Ha) Jumlah anggota

Tahun pembentukan

Ketua kelompok tani Sawah Darat

1 Karya tani Menak raya 3 30 23 1998 Jan W.

sumbayak

2 Bersama tani Sinta raya - 46 25 1999 Royen saragih

3 Subur tani Sinta raya 1 25 20 1985 Alimson sinaga

4 Sauhur jaya Menak raya 2 35 25 2007 Riando saragih

5 Maju bersama Tigarunggu - 20 20 2007 Aslen sinaga

6 Kurnia tani Tigarunggu - 25 23 1998 R. Soparman P

7 Karya sama Tigarunggu 1 30 25 1990 Gito samosir

8 Sahata Tigarunggu 1 40 25 1980 Agustin purba

9 Indah Tigarunggu 2 40 25 1998 Sahat purba

10 Makmur tani Tigarunggu 2 40 25 1980 Tuahma haloho

11 Dosmariahta Kp.baru 1 25 25 1985 T. Pinus saragih

12 Haroan bolon Kp.baru - 25 25 1998 Ramli haloho

13 Petani maju Kp.baru - 32 25 2007 Mura dame dmk

14 Sahora Kp.baru - 30 25 2007 Kasten sinaga

15 Maju tani Dolog maraja - 25 25 1990 Rasman saragih

16 Karya tani II Gunung purba - 25 25 2007 Lestan purba

17 Sauhur II Sp.sipanggu - 25 25 2007 Jawaspen purba

18 Maju Bersama II Sitalasari 1 20 25 2007 Budimantua sip

19 Tani jaya Sitalasari 2 35 25 2007 J. Kenedi purba

20 Sadar tani I Pagar batu 5 32 25 1998 Jadiman purba

21 Sadar tani II Sitalasari 6 42 25 2007 Rimadi turnip

22 Mekar sari Sitalasari 2,5 21 25 2007 Edison turnip

23 Jasa tani Sp.partibi 6 34 25 1990 Riden purba

24 Simata raja Sp.partibi - 40 25 2007 Mida saragih

25 Sariah Sp.parjakkaan - 20 25 2007 Jamerson purba

26 Hidup tani Parjakkaan 2 30 25 2007 Armel damanik

27 Nagori tongah tani Sp. N. tongah 3 42 25 1987 Sihol purba

28 Saparinuman Sp. Naga pane 1 45 25 2007 Balker haloho

29 Sauhur III Sp. Naga pane - 36 25 2007 P. Karen purba

30 Subur Sp. Naga pane 1 25 25 2007 Jonta sitio

31 Giat tani I Marubun

pane 4 35 25 1985 Kemper purba

32 Giat tani II Marubun

pane 2 32 25 2007 Harapan sinaga

33 Marsibalosan Kp. Tempel - 20 25 2007 E. Malau

34 Giat tani III Kp. Tempel - 40 25 2007 Kenorton gurning

35 Marsiurupan Kp. Tempel - 20 25 2007 P. Senta

simarmata

36 Mekar jaya Sp. N. tongah - 43 25 2006 Dialam purba

37 Naga pane tani Sp. Naga pane - 35 25 1985 T. Jonli sitio

38 Bayu tani Urung bayu - 25 25 2007 Suharman saragih

39 Sumber tani Urung pane - 35 25 1995 Lawar purba

40 Bintang terang Sp. Naga pane - 20 25 2007 Kasden purba


(16)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

42 Sauhur I Sahala 1,5 31 25 1990 Janti purba

43 Dosmauhur Sahala 1 27 25 2007 Jamarsen

damanik

Keterangan: kolom yang ditebalkan adalah kelompok tani kopi.

Sumber : Rencana Kerja PPL Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun Tahun 2009

Tabel 1 di atas menunjukkan beberapa kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan tabel di atas dari 43 kelompok tani Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun, terdapat 36 kelompok tani yang aktif mengusahakan kopi, walaupun tidak sedikit juga petani dalam kelompok tersebut mengusahakan tanaman hortikultura, namun mereka tetap memfokuskan usahataninya pada komoditi kopi.

Dalam sebuah kegiatan kelompok, sangat penting bagi seorang pemimpin untuk melakukan identifikasi secara cepat dan tepat mengenai perilaku konstruktif serta karakteristik masing-masing anggota. Identifikasi ini akan memudahkan suatu kelompok dalam mengorganisir dinamika yang berlangsung di dalam kelompok agar tercapainya suatu peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha tani yang difokuskan kepada komoditi kopi. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dinamika kelompok tani dengan produktivitas usahatani kopi, serta hubungan antara dinamika kelompok tani dengan pendapatan usahatani kopi maka peneliti perlu melakukan penelitian.


(17)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana dinamika kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana tingkat produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun?

3. Bagaimana hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi serta hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun? 4. Masalah-masalah apa yang terdapat dalam meningkatkan produktivitas dan

pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun? 5. Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas

dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dinamika kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun.

2. Mengetahui tingkat produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.


(18)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

3. Mengetahui hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi serta hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

4. Mengetahui masalah-masalah yang terdapat dalam meningkatkan

produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

5. Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan

produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk:

1. Bahan pertimbangan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam

meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi.

2. Bahan masukan bagi PPL dan kelompok tani dalam meningkatkan kinerja terhadap produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi melalui penguatan kelompok tani.

3. Bahan informasi yang berguna bagi semua pihak khususnya bagi penelitian tentang hubungan dinamika kelompok tani dengan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi.


(19)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpegenus coffea dari familia Rubiaceae. Tanaman kopi yang umumnya berasal dari benua Afrika, termasuk jenis Rubiaceae dan jenis kelamin coffea. Kopi bukan produk homogen, ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahannya. Di seluruh dunia kini terdapat sekitar 4.500 jenis kopi, yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu:

1. Coffea canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi

dagang robusta.

2. Coffea arabika, menghasilkan kopi dagang arabika.

3. Coffea excelsa, yang menghasilkan kopi excelsa.

4. Coffea liberica, yang menghasilkan kopi dagang liberika.

(Spillane, 1990).

Seperti halnya dengan tanaman lain, pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Bahkan tanaman kopi mempunyai sifat yang sangat khusus, karena masing-masing jenis kopi menghendaki lingkungan yang agak berbeda (Najiati dan Danarti, 2004).

Adanya pengelolaan tanaman kopi yang baik akan menambah produktivitas tanaman kopi, dan secara otomatis dapat menambah devisa dalam negeri. Bila melihat perolehan devisa dan jumlah kopi yang dikonsumsi di dalam negeri, tampaknya prospek kopi telah cukup menggembirakan. Namun demikian perlu disadari bahwa perdagangan kopi di Indonesia masih mempunyai kendala


(20)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

yang cukup berat. Hingga saat ini Indonesia masih sering mempunyai sisa produksi tiap tahunnya (Najiati dan Danarti, 1997).

Bidang kopi menjadi bidang penting bagi perekonomian beberapa propinsi penghasil kopi, seperti: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Kopi termasuk salah satu komoditi yang ditunjang pengembangannya dengan proyek-proyek pembangunan, bahkan sempat masuk rencana untuk dikembangkan di semua propinsi (Spillane, 1990).

Pentingnya komoditi kopi akan mempengaruhi kepentingan petani untuk mendapatkan informasi tambahan tentang cara peningkatan produktivitas kopi. Pembentukan kelompok tani akan sangat membantu petani dalam memperoleh informasi yang terbaru dan akurat, serta petani dapat menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam mengusahakan usaha tani kopi.

Erich fromm mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom untuk menunjukkan “perlunya individu bekerjasama dengan individu lain sehingga timbul solidariteit” di dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan karena terdorong oleh adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dalam kehidupan dimana hasrat kepastian ini hanya diperoleh bila masing-masing individu memiliki rasa solidaritas (Santosa, 1999).

Zender mengungkapkan bahwa perkembangan alam demokrasi akan lebih menjamin kepentingan hak individu, sehingga makin besar perkembangan demokrasi maka akan makin pesat pula perkembangan individu. Pendapat Zender ini berdasar pada suatu anggapan apabila kelompok kecil seperti keluarga, kelas, regu kerja serta kelompok besar seperti masyarakat, negara, dan perusahaan


(21)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

apabila mengikuti alam demokrasi maka kehidupannya akan lebih baik (Santosa, 1999).

Berdasarkan tingkat keformalan kelompok dibagi menjadi:

1. kelompok formal/kelompok resmi adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk pelaksanaan dan realisasi tugas tertentu, anggota-anggotanya diangkat dan dilegimitasi oleh suatu badan/organisasi. kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Contohnya adalah komite, panitia, organisasi pemuda.

2. kelompok informal, kelompok yang terbentuk dari proses interaksi, daya tarik dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan diangkat atau dilegalisasikan dalam pernyataan normal. kelompok ini tidak didukung oleh peraturan atau anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. kelompok ini bisa berkembang dalam kelompok formal, karena adanya beberapa anggota yang secara tertentu memiliki nilai-nilai yang perlu dibagi dengan sesama anggota

(Ratna, dkk

Beberapa penjelasan tentang korelasi dinamika kelompok kiranya perlu dikemukakan:

, 2003).

1. Orientasi korelasi adalah menguraikan proses komunikasi kelompok dengan cara mengkategorikan pernyataan atau ucapan-ucapan anggota kelompok ke dalam berbagai “kelas” atau “tipe”. Misalnya:

a. anggota kelompok yang mengirim pesan lebih banyak, akan lebih dikenal sebagai “pemimpin”;


(22)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

b. anggota kelompok yang mengirim pesan lebih banyak, akan lebih dikenal oleh anggota lain sebagai “peserta diskusi yang baik”;

c. anggota kelompok yang mengirim pedan lebih banyak, akan merasa lebih puas dengan proses kelompok.

2. Gambaran secara random dan tak dapat diduga dari proses komunikasi kelompok yang timbul dalam korelasi tidak akan selalu cocok dengan penelitian yang telah menganut orientasi atau tingkatan analisis yang berbeda. Artinya proses dasar yang berlangsung dalam kelompok-kelompok pengambilan – keputusan dianggap sebagai suatu proses dimana bermacam-macam usulan – keputusan dikemukakan dan ditanggapi oleh para anggota kelompok

(Goldberg dan Larson, 1985).

Karena banyaknya informasi-informasi yang dibutuhkan dalam kelompok, maka terjadilah dinamika kelompok. Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yakni Dinamika dan Kelompok. Berikut ini diawali dengan proses pertumbuhan kelompok itu sendiri. Individu sebagai makhluk hidup, mempunyai kebutuhan yang menurut A.Maslow dapat dikenal adanya:

1. kebutuhan fisik, 2. kebutuhan rasa aman, 3. kebutuhan kasih sayang,

4. kebutuhan prestasi dan prestise, serta 5. kebutuhan untuk melaksanakan sendiri (Santosa, 1999).


(23)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Di lain pihak individu itu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, namun potensi yang ada pada individu yang bersangkutan terbatas sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu lain. Menurut H.Smith kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi(Santosa, 1999).

Setelah pengertian kelompok dijelaskan, maka timbullah kata “Dinamika” yang berarti tingkah laku individu yang satu secara langsung mempengaruhi individu yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan interpendensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota yang lain secara timbal balik, dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan

Keseluruhan dari uraian di atas tentang dinamika kelompok, menyimpulkan bahwa: dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain. Ini berarti antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama (Santosa, 1999).

Landasan Teori

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit)


(24)

terus-Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah (Shaw, 1971).

Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is

not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”

(Shaw, 1971).

H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:

• Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut

• Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya

• Adanya saling menghargai pendapat anggota lain

• Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok

Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:

• Terdiri dari dua orang atau lebih

• Berinteraksi satu sama lain

• Saling membagi beberapa tujuan yang sama

• Melihat dirinya sebagai suatu kelompok (Shaw, 1971).


(25)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah (Shaw, 1971).

Proses dinamika kelompok dimulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda. Awalnya mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain, lalu es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking” (Shaw, 1971).

Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing” (Shaw, 1971).

Bagi sebagian besar wilayah, eksistensi kelembagaan pertanian dan petani belum terlihat perannya. Padahal fungsi kelembagaan pertanian sangat beragam,


(26)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

antara lain adalah sebagai penggerak, penghimpun, penyalur sarana produksi, pembangkit minat dan sikap, dan lain-lain. Elemen kelembagaan yang berperan adalah kelembagaan dalam bentuk lembaga organisasi dan kelembagaan norma (Kukuh, 2009).

Kelompok aktif yang memberikan kinerja yang lebih baik dapat menjamin keberhasilan dibandingkan dengan yang kinerjanya kurang baik akan berkecenderungan gagal sangat tinggi. Kelembagaan yang mampu tumbuh dan berkembang adalah kelembagaan atau kelompok komersial lokal yang berfungsi ganda (Kukuh, 2009).

Dengan kata lain, kelompok tani yang mampu berkembang sesuai dengan kondisi lokal adalah kelompok multi fungsi yang luwes. Kelompok tani yang belum efektif dapat menutup beberapa peluang yang seharusnya dapat dimanfaatkan seperti kesempatan mendapatkan kredit usaha tani, kesempatan mendapatkan saprodi dengan patokan harga pemerintah, menerapkan paket teknologi budi daya yang baik untuk meningkatkan produktivitas (Kukuh, 2009).

Perkembangan kelembagaan di suatu wilayah menunjukkan kesan bahwa kehadiran dan dinamika kelompok tani memegang peran penting untuk menjamin keberhasilan suatu program (Kukuh, 2009).

Salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan pertanian adalah dengan membentuk kelompok sosial pada masyarakat petani, seperti kelompok tani. Tingkat dinamika kelompok tani berpengaruh terhadap keberhasilan langkah pemerintah tersebut. Dinamis yang dimaksud adalah selalu siap untuk maju dan menyongsong pembaharuan seirama dengan pelaksanaan pembangunan pertanian yang digalakkan dewasa ini (Kukuh, 2009).


(27)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Dalam dinamika kelompok terdapat unsur-unsur yang dapat menggerakkan suatu kelompok yang pada mulanya statis (diam) menjadi dinamis (bergerak). Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Terjadi komunikasi dua arah antara ketua kelompok – anggota, serta anggota – anggota.

2. Adanya tujuan kelompok yang jelas dan diterima oleh anggota. 3. Partisipasi yang merata antar anggota kelompok.

4. Kepemimpinan didasarkan pada kemampuan dan informasi, buka n posisi dan kekuasaan.

5. Kesepakatan diupayakan untuk keputusan yang penting.

6. Kontroversi dan konflik tidak diabaikan, diingkari atau ditekan.

7. Kesejahteraan anggota tidak dikorbankan hanya untuk mencapai tujuan.

8. Secara berkala anggota membahas efektivitas kelompok dan mendiskusikan cara memperbaiki fungsinya.

Dinamika kelompok penting untuk dibahas karena:

1. Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat, dimana individu tersebut berada.

2. Individu tidak dapat pula bekerja sendiri di dalam kehidupan

3. Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja sebagai pekerjaan, agar dapat terlaksana apabila dikerjakan dalam kelompok kecil. 4. Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat

bekerja dengan efektif.

5. Semakin banyak diakui manfaat dari adanya penyelidikan yang ditujukan kepada kelompok-kelompok


(28)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

(Santosa, 1999).

Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa persoalan dinamika kelompok adalah semua gejala kejiwaan yang disebabkan oleh kehidupan bersama dalam kelompok yang face to face (bertatap muka). Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kohesi (persatuan) dan konflik (pertentangan)

Dalam persoalan kohesi ini akan dilihat dengan tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti: proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok dan sebagainya. Kohesi terjadi akibat adanya interaksi sosial yang dapat diukur dengan adanya frekuensi pertemuan yang berkesinambungan (bisa minggu, bulan dan tahun).

Terjadinya frekuensi komunikasi antara pimpinan kelompok dan anggota kelompok juga termasuk dalam indikator kohesi yang terjadi pada suatu kelompok, Anggota kelompok yang mempunyai kedudukan lebih tinggi akan menghubungi anggota di bawahnya lebih sering daripada yang bawah menghubungi atasannya (Santosa, 1999).

Seorang individu dalam berinteraksi sudah tentu mempunyai pemikiran yang berbeda terhadap individu lain. Hal ini akan menimbulkan konflik di dalam suatu kelompok. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendirian atau perasaan antar individu di dalam kelompok. konflik adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana bila seorang individu/kelompok dapat mencapai tujuan maka individu/kelompok lain akan hancur (Santosa, 1999).

Namun konflik tidak selamanya memberikan dampak yang jelek pada kelompok ataupun organisasi. Di dalam organisasi yang sehat justru konflik


(29)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

dianjurkan, hal ini sering dikenal dengan istilah kontroversi. Berbagai studi dalam bidang ilmu perilaku oranisasi yang menunjukkan bahwa adu argumentasi, ketidaksetujuan, debat, ide-ide atau informasi yang bermacam-macam ternyata sangat penting dalam meningkatkan kreatifitas dan kualitas kelompok (Shaw, 1971).

Menurut Newcomb dalam teori keseimbangan (a balance theory of group

formation) bahwa seseorang tertarik kepada yang lain didasarkan atas kesamaan

sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain. Teori ini menekankan pada aspek psikologis dalam proses pembentukan kelompok. Artinya seseorang menggabungkan diri dalam kelompok dengan tujuan memenuhi kebutuhannya dan berkeinginan untuk berafiliasi dengan orang lain yang kemampuannya sama atau lebih tinggi (Ratna, dkk

Keuntungan yang diperoleh dengan adanya konflik antara lain adalah anggota kelompok akan lebih terstimulasi atau terangsang untuk berpikir atau berbuat sehingga mengakibatkan kelompok menjadi lebih dinamis dan berkembang karena setiap orang mempunyai kesempatan untuk menuangkan ide-ide atau buah pikirannya secara lebih terbuka (Shaw, 1971).

, 2003).

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam artian produktif konstruktif, konflik harus dikendalikan secara positif. Kerugian yang ditimbulkan oleh konflik biasanya disebabkan karena konflik tersebut dibiarkan berjalan dalam waktu yang lama dan berkepanjangan atau dibiarkan menjadi semakin meruncing tanpa ada penyelesaian. Tentu hal ini dapat merusak iklim kerja dan pada akhirnya akan berpengaruh pada produktivitas kelompok (Shaw, 1971).


(30)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Persoalan motive ini berkisar pada ketertarikan anggota terhadap kehidupan kelompok. Seperti: kesatuan berkelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok.

Pembagian motive/dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian: a. Adanya dorongan internal yaitu individu bergabung dalam kelompok

karena adanya kesadaran dari dalam diri individu tersebut untuk melakukan interaksi sosial dalam kelompok, serta termotivasi untuk memajukan suatu kelompok tani;

b. Adanya dorongan eksternal, artinya individu tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh luar dalam melakukan interaksi sosial. Biasanya dilihat dari penghargaan yang diberikan terhadap suatu kesuksesan dan prestasi yang dapat membangkitkan semangat petani.

3. Struktur

Struktur terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antar anggota, pembagian tugas, dan sebagainya (Santosa, 1999).

Struktur terjadi karena adanya kerjasama yang dapat dikelompokkan dalam:

a. Bergaining yaitu suatu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran

barang-barang atau jasa antar kelompok, dalam hal ini biasanya pertukaran komoditi yang akan dipasarkan;

b. Coalition yaitu kombinasi antara dua kelompok atau lebih yang terbentuk

karena adanya tujuan yang sama sehingga tercapai kestabilan dari kelompok-kelompok tersebut, dapat diilustrasikan pada saat mengadakan


(31)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

acara-acara yang dihadiri oleh perwakilan beberapa kelompok tani, contohnya workshop dan training;

c. Joint venture yaitu suatu kerjasama antara dua kelompok atau lebih dan

melibatkan jasa, guna memperoleh keuntungan dalam waktu yang sama, yaitu dengan memberikan jasa kerjasama dalam penyimpanan komoditi yang akan dipasarkan.

4. Pimpinan

Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnya pada kehidupan kelompok dimana hal ini terlihat pada: bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, serta sistem kepemimpinan (Santosa, 1999).

Menurut Max Weber model kepemimpinan terbagi 3:

a. Kepemimpinan kharismatik: kepemimpinan yang diangkat berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya;

b. Kepemimpinan tradisional: bentuk kepemimpinan yang pimpinannya diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat;

c. Kepemimpinan rasional legal: bentuk kepemimpinan yang diangkat atas dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung.

Pemimpin mempunyai tugas-tugas khusus di dalam suatu kelompok, menurut David W. Johson, tugas dari pemimpin tersebut adalah

a. Information and opinion giver, pemimpin adalah pemberi keterangan dan

pendapat;

b. Direction giver, pemimpin sebagai pemberi tujuan kelompok yang ingin

dicapai;


(32)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

d. Coordinator, pemimpin sebagai koordinator kelompok dalam kegiatan

kelompok;

e. Diagnoser, pemimpin sebagai penganalisis terhadap segala sesuatu yang

dihadapi kelompok;

f. Energizer, pemimpin sebagai pengarah anggota kelompok ke arah

kegiatan dan pencapaian tujuan kelompok;

g. Reallity tester, pemimpin juga memberikan ujian secara reakter terhdap

kelompok;

h. Evaluator, pemimpin sebagai pemberi penilaian terhadap kegiatan

kelompok dalam pencapaian tujuan; (Ratna, dkk

Peningkatan produktivitas serta pendapatan usaha tani dapat dicapai dengan adanya suatu naungan yang bernama kelompok tani. Kerugian dalam produksi dapat dikurangi bila tujuan kelompok diubah sehingga menjadi konsisten dengan sasaran kelompok.

, 2003).

Dalam upaya restrukturisasi pola kemitraan kelembagaan pedesaan di tingkat petani sebagai pelaku utama proses produksi pertanian berwawasan agribisnis diperlukan strategi pengembangan dan pemberdayaan (development and revitalization) komponen kelembagaan agribisnis secara lengkap dalam tiap subsistem agribisnis (Departemen pertanian, 1998).

Kehilangan salah satu komponen seperti yang dijumpai di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur menyebabkan timbulnya kelemahan posisi pihak tertentu. Dalam hal ini pihak petani sebagai pelaku produksi berada dalam posisi menawar yang lemah (weak bargaining position) bila tidak bergabung dalam


(33)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

suatu lembaga. Beberapa hal yang mendukung kelancaran kemitraan lembaga adalah mulai dari yang relatif paling penting yaitu kondisi lahan petani yang sangat mendukung produktivitas dalam hal ini terdapat pada komoditi jagung (Departemen pertanian, 1998).

Pernah juga dilakukan penelitian terhadap pengembangan usaha pembibitan sapi potong di kawasan lahan pasir pantai selatan Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta yang mengalami perkembangan positif dengan rata-rata kepemilikan ternak 3,23 ekor/orang, tenaga kerja yang terlibat meningkat 3,31%, tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) meningkat 25, 77%, pertumbuhan asset kelompok selama periode 2002-2004 meningkat sebesar 9,02%. Kemitraan dan pembentukan organisasi di bidang agribisnis sapi potong juga telah terjalin baik meliputi aspek permodalan dan pengembangan kelembagaan (Gunawan. 2003).

Salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan pertanian adalah dengan membentuk kelompok sosial pada masyarakat petani, seperti kelompok tani. Tingkat dinamika kelompok tani berpengaruh terhadap keberhasilan langkah pemerintah tersebut. Dinamis yang dimaksud adalah selalu siap untuk maju dan menyongsong pembaharuan seirama dengan pelaksanaan pembangunan pertanian yang digalakkan dewasa ini (Drajat, 2006).

Sejumlah alasan boleh diperhitungkan untuk produktivitas kelompok yang lebih tinggi dengan kebanggaan serta kesetiaan kelompok yang tinggi pula. Dalam kelompok yang kesetiaannya tinggi, adanya arus kerja depan dan belakang di antara anggota, tergantung pada isinya. Kelompok yang rasa setianya rendah, akan timbul perasaan dari kelompok tersebut, bahwa setiap anggota menilai


(34)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

tanggungjawabnya rendah (Tannenbaum,dkk

Anggota dalam kelompok berproduksi tinggi tidak hanya mempunyai kesetiaan yang lebih besar dalam membantu sesamanya, tetapi memberikan bantuan berdasarkan inisiatifnya. Kemauan kelompok itu tampaknya datang dari hubungan antar personalia yang baik, serta dikembangkannya dengan kepemimpinan yang efektif (Tannenbaum,

, 1992). Hal ini akan sangat berpengaruh kepada pendapatan petani yang berdampak terhadap penurunan produktivitas kelompok.

dkk

Faktor penting yang dapat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan dalam usaha tani kopi adalah faktor sosial dan ekonomi, dimana kelompok tani yang dominan mengecap pendidikan rendah dan dengan umur yang sudah tua akan lebih pasrah dalam pengelolaan usaha tani, dengan menggantungkan usaha mereka terhadap perkembangan gejala alam, tanpa mau mempelajari inovasi terbaru meskipun mereka pempunyai pengalaman yang tinggi. Dari segi ekonomi, luas lahan dan kondisi keuangan kelompok tani juga harus diperhitungkan.

, 1992).

Faktor-faktor sosial dan ekonomi ini dapat dikelompokkan menjadi: 1. Faktor Sosial

a. Umur

Bagi kelompok tani yang anggotanya lebih tua, bisa jadi mempunyai pengalaman dan kemampuan yang lebih baik. Namun karena adanya keterbatasan tenaga menyebabkan kelompok tani tersebut hanya pasrah menunggu datangnya bantuan sehingga produktivitas rendah. Umur dapat digolongkan kepada pengalaman lamanya bertani, namun tidak selalu identik.


(35)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

b. Tingkat pendidikan

kesuksesan kelompok tani sangat ditentukan oleh pendidikan yang dimiliki oleh anggotanya, pendidikan sangat berpengaruh terhadap perilaku anggota kelompok tani. Akan tetapi jika di dalam kelompok tani terlalu menekankan kualitas akademis pada anggota, maka dapat menyebabkan kesulitas dikemudian hari, karena anggota kelompok yang memiliki pendidikan tinggi akan berperilaku dominan terhadap anggota lain.

c. Jumlah tanggungan keluarga

semakin besar jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh anggota kelompok tani akan semakin besar pula keuangan rumah tangga anggota kelompok tani tersebut. Produktivitas yang rendah akan berpengaruh terhadap pemenuhan keluarga anggota kelompok tani.

2. Faktor Ekonomi a. Luas lahan

semakin besar luas lahan yang dimiliki oleh kelompok tani, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha tani kopi tersebut.

b. Keuangan

kelompok tani yang sudah maju akan meminjam dana kepada Bank daripada meminjam kepada tengkulak yang menetapkan sistem bunga pinjaman yang besar. Semakin besar dana yang dimiliki oleh suatu kelompok tani akan membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi secara efektif dan efisien.


(36)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Kerangka Pemikiran

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara satu anggota dengan yang lain. Adanya dinamika kelompok berhubungan dengan produktivitas dan pendapatan usaha tani, dengan adanya kelompok yang dinamis diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun. Beberapa indikator yang menjadikan suatu kelompok berdinamika adalah: kohesi/persatuan, motive/dorongan, struktur dan pimpinan.

Dinamika kelompok difokuskan kepada kelompok tani kopi yang berada di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun. Kelurahan Tigarunggu mempunyai 43 kelompok tani, namun tidak semua kelompok tani memfokuskan usaha taninya kepada komoditi kopi. Dari 43 kelompok tani tersebut terdapat 38 kelompok tani yang anggotanya fokus terhadap komoditi kopi arabika. Hal ini akan berhubungan dengan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi.

Akan terdapat berbagai masalah yang dihadapi dalam pencapaian produktivitas dan pendapatan usaha tani, karena masalah akan berakibat pada kenaikan atau penurunan produktivitas dan pendapatan, namun hal ini dapat diatasi apabila ada upaya-upaya penyelesaian masalah yang dilakukan oleh kelompok tani Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun. Semua hal di atas juga sangat berhubungan dan bergantung terhadap lingkungan yang mendukung.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat digambarkan skema kerangka pemikiran dari penelitian sebagai berikut:


(37)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Lingkungan

Lingkungan

Keterangan:

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

= Menyatakan pengaruh = Menyatakan hubungan Dinamika Kelompok

Tani Kopi

Indikator yang

menyebabkan terjadinya Dinamika Kelompok: 1. Kohesi (persatuan)

dan konflik (pertentangan) 2. Motive/dorongan

3. Struktur 4. Pimpinan Produktivitas

Usaha tani Kopi

Masalah

Upaya

Pendapatan Usaha tani Kopi Dinamika Kelompok

Tani Kopi

Indikator yang

menyebabkan terjadinya Dinamika Kelompok:

•Kohesi (persatuan) dan konflik

(pertentangan)

• Motive/dorongan

•Struktur


(38)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Hipotesis Penelitian

1. Dinamika kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten

Simalungun tinggi.

2. Produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun tinggi.

3. Ada hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi serta hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

4. Ada masalah-masalah yang terdapat dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun. 5. Ada upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.


(39)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL,

DEFINISI DAN BATASAN OPERASIONAL

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu daerah dipilih karena terdapat kelompok tani kopi yang berdinamika. Kelurahan yang dipilih adalah Kelurahan Tigarunggu yang terletak di Kabupaten Simalungun. Pada kelurahan ini terdapat 36 kelompok tani yang berusaha tani kopi.

Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel akan dilakukan dengan metode stratified

random sampling, dengan mengelompokkan kelompok tani yang di stratakan

berdasarkan morfologi daerah. Dimana kelompok tani kopi dibagi dalam dua strata yaitu daerah datar dan daerah perbukitan. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Data Pengambilan Sampel

Strata Jenis Morfologi Jumlah Sampel

I Daerah datar 8 4

II Daerah Perbukitan 28 16

Jumlah 36 20

(Hasan, 2002).

Alasan peneliti membuat strata kepada sampel adalah karena, pada saat pra survey diasumsikan bahwa dinamika kelompok di daerah perbukitan lebih tinggi, mengingat terdapat beberapa titik kumpul untuk membahas seputar masalah komoditi kopi, seperti warung kopi, dan gereja, serta pada daerah perbukitan


(40)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

ketinggiannya adalah ±1.350 mdpl, sedangkan di deerah datar ketinggiannya adalah ±1.300 mdpl, sehingga keadaan fisik dari buah kopi tersebut lebih bagus, seperti biji kopi yang lebih besar dengan kadar air yang lebih rendah.

Kelompok tani tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Data Kelompok Tani Sampel Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun Tahun 2008

Sumber : Rencana Kerja PPL Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun Tahun 2009

No Nama kelompok

tani Alamat

Luas Lahan (Ha)

Jumlah anggota Tahun pembentukan Ketua kelompok tani

Sawah Darat

1 Karya tani Menak raya 3 30 23 1998 Jan W. sumbayak 2 Subur tani Sinta raya 1 25 20 1985 Alimson

sinaga 3 Maju bersama Tigarunggu - 20 20 2007 Aslen sinaga 4 Indah Tigarunggu 2 40 25 1998 Sahat purba 5 Maju tani Dolog maraja - 25 25 1990 Rasman

saragih 6 Karya tani II Gunung purba - 25 25 2007 Lestan purba 7 Sauhur II Sp.sipanggu - 25 25 2007 Jawaspen

purba 8 Tani jaya Sitalasari 2 35 25 2007 J. Kenedi

purba

9 Sadar tani I Pagar batu 5 32 25 1998 Jadiman purba 10 Sadar tani II Sitalasari 6 42 25 2007 Rimadi turnip 11 Jasa tani Sp.partibi 6 34 25 1990 Riden purba 12 Simata raja Sp.partibi - 40 25 2007 Mida saragih 13 Sariah Sp.parjakkaan - 20 25 2007 Jamerson

purba 14 Nagori tongah

tani Sp. N. tongah 3 42 25 1987 Sihol purba 15 Saparinuman Sp. Naga pane 1 45 25 2007 Balker haloho 16 Giat tani II Marubun pane 2 32 25 2007 Harapan

sinaga 17 Mekar jaya Sp. N. tongah - 43 25 2006 Dialam purba 18 Naga pane tani Sp. Naga pane - 35 25 1985 T. Jonli sitio 19 Sumber tani Urung pane - 35 25 1995 Lawar purba 20 Dosmauhur Sahala 1 27 25 2007 Jamarsen


(41)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari PPL dan ketua kelompok tani di Kelurahan Tigarunggu melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu kantor BP3K Tigarunggu, kantor Kelurahan Tigarunggu serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber

Metode

Wawancara Observasi

1 Identitas Kelompok Tani PPL √ 2 Deskripsi Daerah Penelitian PPL dan Kantor Lurah √ √ 3 Faktor Sosial dan Ekonomi Ketua Kelompok Tani √ √ 4 Masalah dalam Peningkatan

Produktivitas

BP3K dan PPL √ √ 5 Upaya dalam Penyelesaian

Masalah

PPL dan Ketua Kelompok Tani

√ √

Sumber: Diolah dari Daerah Penelitian Tahun 2009

Metode Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh di lapangan terlebih dahulu ditabulasi dan dianalisis dengan uji statis yang sesuai dengan hipotesis masing-masing.

Hipotesis 1 dicari menggunakan metode analisa penilaian dengan skor, untuk mencari indikator dinamika kelompok tani, yaitu:

a. SL = Selalu skor 5 ( jika jawaban yang dipilih ’a’) b. S = Sering skor 4 ( jika jawaban yang dipilih ’b’)


(42)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

c. BS = Biasanya skor 3 ( jika jawaban yang dipilih ’c’) d. KD = kadang-Kadang skor 2 ( jika jawaban yang dipilih ’d’) e. J = Jarang skor 1 ( jika jawaban yang dipilih ’e’)

Lalu untuk memberikan penilaian terhadap indikator negatif dan positifnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Tingkat Penilaian Indikator Negatif dan Positif pada Dinamika Kelompok Tani Kopi

TINGKAT PENILAIAN NEGATIF POSITIF

Selalu 1 5

Sering 2 4

Biasanya 3 3

Kadang-kadang 4 2

Jarang 5 1

Sumber: Diolah dari Daerah Penelitian Tahun 2009

Setelah didapatkan skor keseluruhan dari indikator dinamika kelompok tani, lalu digunakan Method Succesive of Interval (MSI), yang dimaksudkan untuk menaikkan tingkat pengukuran dari ordinal ke interval. Dalam menentukan adanya pergerakan dinamika kelompok, digunakan indikator yang berhubungan dengan dinamika kelompok tani yang dijawab oleh responden, maka langkah kerjanya sebagai berikut:

1. Perhatikan f (frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan respon yang ada).

2. Bagi setiap bilangan pada f (frekuensi) oleh banyaknya responden, sehingga diperoleh proporsi.

3. Jumlahkan p (proporsi) secara berurutan untuk setiap respon sehingga keluar proporsi kumulatif.

onden jumlahresp

frekuensi proporsi=


(43)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

SV = Density at lower lim it – Density at upper lim it

Area under upper lim it – Area under lower lim it

Produktivitas = Hasil Produksi Luas Lahan

4. Proporsi komulatif (pk) dinggap mengikuti distribusi normal baku. 5. Hitung SV (Scale Value = nilai skala) dengan rumus:

6. SV (Scale Value = nilai skala) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (=1).

Transformed scale value: Y = SV + / Sv min /

Pada hipotesis 2 yang dicari adalah produktivitas dan pendapatan kelompok tani kopi pada tahun ke – 5 dan membandingkannya dengan Kabupaten Dairi pada tahun ke – 5, dengan alasan bahwa Kabupaten Dairi mempnyai Topografi dan Morfologi daerah yang tidak jauh berbeda dari Kelurahan Tigarunggu. Rumus produktivitas yang akan digunakan adalah:

Setelah didapatkan nilai produktivitas, lalu dicari penerimaan dan pendapatan usaha tani kopi dengan rumus:

a. TR = Y. Py b. I = TR – TC Keterangan :

TR = Total revenue (total penerimaan)

Y = Produksi yang diperoleh dalam usaha tani Py = Harga jual komoditi

I = Income pendapatan TC = Total cost


(44)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

(Soekartawi, 1995).

Hipotesis 3 diselesaikan dengan menggunakan metode korelasi sederhana (korelasi Pearson) dalam mencari hubungan antara dinamika kelompok tani dengan produktivitas usaha tani kopi, serta dinamika kelompok tani dan pendapatan usaha tani kopi menggunakan rumus sebagai berikut:

( )( )

( )

( )

        −         − − =

n y y n x x n y x xy r 2 2 2 2 Keterangan:

∑xy = Penjumlahan dari perkalian x dan y r = Koefisien korelasi Pearson

n = Jumlah pasangan korelasi

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

dengan menggunakan kriteria hubungan sebagai berikut:

Nilai (r) Kriteria Hubungan

0 Tidak ada korelasi 0 – 0.5 Korelasi lemah 0.5 – 0.8 Korelasi sedang

0.8 - 1 Korelasi kuat 1 Korelasi sempur na


(45)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Nilai yang telah diperoleh selanjutnya akan diuji dengan statistik uji yang di rumuskan:

2

1 2

r n r thitung

− − =

Uji kriterianya adalah:

Apabila thitung≤ ttabel H0 diterima

Apabila thitung > ttabel H0 ditolak

(Siagian dan

Hipotesis 4 dan 5 dianalisis secara deskriptif dan langsung, yaitu dengan mencatat langsung permasalahan dan memaparkan upaya penyelesaian masalah dalam peningkatan produktivitas dan pendapatan yang terdapat pada kelompok tani tersebut.

Sugiarto, 2000)

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Definisi

1. Kelompok tani adalah kelembagaan nonformal bagi petani yang dibentuk atas dasar kesepakatan bersama.

2. Dinamika adalah interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.

3. Dinamika Kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih mempunyai hubungan kejiwaan secara jelas antara satu anggota dengan anggota lain.


(46)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

4. Produktivitas adalah hasil dari produksi yang diusahakan oleh kelompok tani dibidang pertanian.

5. Pendapatan adalah total penerimaan di kurang total biaya keseluruhan.

6. Faktor sosial adalah faktor yang terdapat dalam kelompok tani yang dapat mempengaruhi dinamika kelompok tani.

a.Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang diukur dengan satuan tahun.

b.Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal anggota kelompok tani yang diukur berdasarkan pendidikan terakhir anggota pada saat penelitian. c.Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga petani yang

dibiayai oleh petani yang termasuk dalam anggota kelompok tani.

7. Faktor ekonomi adalah faktor yang ada diluar kelompok tani yang dapat mempengaruhi dinamika kelompok tani.

a. Luas lahan adalah luas suatu lahan yang dimiliki oleh petani dalam mengelola usaha taninya yang diukur dengan satuan hektar.

b. Keuangan adalah pendapatan yang diterima oleh anggota kelompok tani yang diukur dengan satuan rupiah.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun. 2. Penelitian dilakukan pada tahun 2009.

3. Sampel yang digunakan adalah kelompok tani kopi.

4. BP3K adalah Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Peternakan dan


(47)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

GAMBARAN UMUM DAN SOSIO KULTURAL DAERAH

PENELITIAN

Gambaran Umum Kondisi Geografis

Kelurahan Tigarunggu merupakan bagian dari daerah Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Kelurahan Tigarunggu berada pada ketinggian +

Batas Utara : Pematang Purba

1.300 mdpl dan memiliki topografi bertipe tinggi (termasuk dalam dataran tinggi), dengan suhu rata-ratanya adalah 22oC. Luas daerah Kelurahan Tigarunggu adalah 2.097 hektar, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Batas Selatan : Kecamatan Dolok Pardamean Batas Barat : Purba Tongah

Batas Timur : Kecamatan Raya

Kondisi Pertanian Aktual

Daerah Kelurahan Tigarunggu memiliki wilayah yang cocok terhadap sektor pertanian, terutama pada tanaman keras seperti kopi. Oleh karenanya, sebagian besar penduduk Kelurahan Tigarunggu bermata pencaharian sebagai petani.

Di Kelurahan Tigarunggu terdapat beberapa komoditi pertanian yang sering diusahakan, seperti : jagung, ubi jalar, tomat, cabai merah, kentang, kubis, kopi, dan jeruk. Sebagian besar petani di Kelurahan Tigarunggu berusaha tani kopi. Luas tanaman kopi di Kelurahan Tigarunggu sebesar 280 Ha, penduduk


(48)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

yang berusaha tani kopi ada sekitar 851 KK petani yang sudah termasuk dalam 36 kelompok tani kopi. Data-datanya dapat dilihat pada lampiran 1.

Kondisi Kelembagaan Agribisnis

Kelurahan Tigarunggu merupakan daerah yang memiliki beberapa Kelompok Tani. Jumlah Kelompok Tani di Kelurahan Tigarunggu sebanyak 43 Kelompok Tani, dari 43 kelompok tani tersebut ada sebanyak 36 kelompok tani kopi, yang akan menjadi fokus pada pembahasan dalam penelitian ini. Pada dasarnya Kelompok Tani dibentuk atas dasar :

1. Domisili (tergantung pada tempat tinggal).

2. Hamparan (pada satu daerah berusaha tani dengan komoditi yang sama). 3. Kebutuhan (tergantung pada kebutuhan petani).

Pembentukan Kelompok Tani di Kelurahan Tigarunggu umumnya didasarkan atas campuran antara domisili dan hamparan.

Lembaga Penunjang Pertanian

PT.Allegrindo Nusantara adalah peternakan babi nomor 2 terbesar di Asia Tenggara, setelah peternakan babi di Kepulauan Riau, PT.Allegrindo Nusantara adalah anak cabang dari PT.Domba Mas Group yang terletak di daerah Tanjung Morawa, Medan. PT.Allegrindo Nusantara mempunyai luas areal peternakan ±126 Ha, dengan luas areal produksi 30 Ha, diperkirakan memiliki jutaan ekor babi yang setiap harinya dikirim ke Medan atau sesuai pesanan dari pihak yang membutuhkan. Selebihnya adalah tempat sanitasi babi, dan perumahan karyawan.


(49)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Secara tidak langsung PT.Allegrindo dapat menjadi lembaga penunjang pertanian, dalam hal memberikan kotoran ternaknya sebagai pupuk untuk usaha tani mereka.

Sampai saat ini PT.Allegrindo Nusantara menjadi kontroversi bagi sebagian besar masyarakat Tigarunggu, beberapa masyarakat menyatakan bahwa dampak negatif dari PT.Allegrindo Nusantara sangat mengganggu ketentraman warga, misalnya: banyaknya lalat dan nyamuk dalam bentuk dua kali ukuran normal karena mengkonsumsi kotoran babi yang mengandung hormon, serta diberikannya suntik hormon kepada ternak apokir (yang tidak mampu bereproduksi) agar tetap bereproduksi, hal ini sangat tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Bau bangkai yang sering timbul dari PT.Allegrindo Nusantara menyebabkan warga terkadang harus menggunakan masker, timbulnya polusi udara dan air oleh limbah PT.Allegrindo yang tidak dikelola dengan sempurna.

Menurut warga kotoran babi tersebut langsung dibuang ke jalanan atau di depan pekarangan warga, sehingga menimbulkan bau tak sedap, terutama pada saat musim hujan. Serta ada pendapat dari beberapa warga setempat bahwa limbah dibuang ke Danau Toba sehingga mencemari kawasan Danau Toba. Warga setempat juga merasa adanya ketidakadilan, karena tenaga kerja yang dipakai adalah tenaga kerja dari luar daerah yang dirubah kartu Tanda Pengenalnya menjadi penduduk Tigarunggu.

Hal ini dibantah oleh pihak PT.Allegrindo Nusantara yang diwakili oleh Bapak Simbolon (Humas PT.Allegrindo Nusantara). Menurut beliau limbah sudah memenuhi standar sterilisasi, dan ternak tidak pernah diberikan suntik hormon,


(50)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Gambar 2. PT.Allegrindo Nusantara Gambar 3. Tempat Sanitasi Mobil yang

Akan Memasuki Kandang Babi serta karyawan adalah 80% dari pemuda Tigarunggu. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.

Namun menurut sebagian warga ada juga beberapa dampak positif berdirinya PT.Allegrindo Nusantara yaitu: daerah Tigarunggu semakin maju dan ramai, serta ekonomi masyarakat membaik, dan sebagian warga dapat menggunakan kotoran babi tersebut sebagai pupuk untuk tanaman kopi dan hortikultura mereka.

Struktur Penduduk

1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Kelurahan tempat penelitian berjumlah 6,578 jiwa dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Tigarunggu Tahun 2008

No Jenis kelamin Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

1 Laki-laki 3,145 47.81 2 Perempuan 3,433 52.19

Jumlah 6,578 100.00


(51)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pria. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3,145 jiwa dengan persentase 47.81%, sedangkan jumlah penduduk wanita 3,433 jiwa dengan persentase 52.19%.

2. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tigarunggu Tahun 2008

No Jenis Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 TK 20 0.6

2 SD 2,221 62.2

3 SMP/SLTP 599 16.5

4 SMA/SLTA/Pendidikan

Agama 615 17.2

5 Akademi/D1 – D3 68 2.1 6 Sarjana/S1 – S3 50 1.4

Jumlah 3,573 100.00

Sumber : Kantor Camat Purba tahun 2009

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang lulus pendidikan Sekolah Dasar lebih banyak yaitu berjumlah 2,221 jiwa dengan pesentase 62.2%. Sedangkan yang paling rendah adalah pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak jumlah penduduk yang pernah merasakan pendidikan tersebut adalah 20 jiwa dengan persentase 6%.

3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Ketenagakerjaan

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Ketenagakerjaan di Kelurahan Tigarunggu Tahun 2008

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Karyawan: a. PNS b. ABRI c. Swasta a. 130 b. 12 c. 55

a. 5.91 b. 0.55 c. 2.50 2 Wiraswasta 49 2.23

3 Tani 1,948 88.59

4 Pertukangan 5 0.22

Jumlah 2,199 100.00


(52)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk bekerja sebagai tani sangat tinggi dengan jumlah 1,948 jiwa dan persentase sebesar 88.59%. Sedangkan pada ketenagakerjaan dalam bidang pertukangan adalah yang paling rendah dengan jumlah 5 jiwa atau dengan persentase 0.22%.

Sosio Kultural Masyarakat

Masyarakat di Kelurahan Tigarunggu masih sangat menjunjung tinggi adat-istiadat dan kebudayaan pada daerah mereka, dan dominant masyarakatnya adalah suku Batak Simalungun. Kata “Simalungun" sebagai nama daerah dan nama sukubangsa baru timbul sejak abad ke-18, yakni sesudah dibentuk oleh Dinasti Tuan Sisingamangaraja, raja Batak pada waktu itu.

Simalungun atau Sibalungun berarti "sunyi" atau "lengang", maksudnya adalah "negeri yang ditinggalkan". Memang pada masa itu daerah ini ditinggalkan oleh rajanya yang bernama Nagur. Oleh orang Batak yang lain Tanah Simalungun disebut juga "Tano Jau", yang didiami oleh orang-orang "Jau". Sebutan orang "Jau" untuk menunjuk orang-orang Batak asli dari sekitar wilayah Danau Toba yang "me-melayu-kan diri" ke daerah rantau dan menyatu dengan orang Melayu. Saat ini sebagian besar orang Simalungun mendiami daerah Kabupaten Simalungun, dan di Kotamadya Pemantang Siantar.

Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal “silsilah” karena penentu partuturan di Simalungun adalah “hasusuran” (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul dalam horja-horja adat. Dahulu kalau orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” tetapi “hunja


(53)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

do hasusuran ni ham?” seperti pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei.

Seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, raja Panei dari putri raja Siantar, raja Silau dari put ri raja Raya, raja Purba dari putri raja Siantar dan Silimakuta dari putri raja Raya atau Tongging.

Dalam budaya Batak, kepala adalah anggota tubuh yang paling tinggi martabatnya. Menyentuh kepala seseorang dengan tidak disertai permintaan maaf yang sungguh-sungguh, bisa berakibat parah. Sebaliknya anggota tubuh yang paling rendah derajatnya ialah telapak kaki. Oleh karena itu masyarakat Simalungun sangat menghormati orang yang lebih tua atau orang yang di tua kan di daerahnya, serta pada setiap ketua kelompok tani di Kelurahan Tigarunggu sangat disegani dan dihormati oleh anggotanya.

Adalah penghinaan besar jika seseorang berkata kepada seseorang lain : “Ditoru ni palak ni pathon do ho yang artinya Kau ada dibawah telapak kakiku ini", sambil mengangkat kaki memperlihatkan telapak kakinya pada seteru. Penghinaan seperti ini hanya dilontarkan oleh seseorang yang amarahnya sudah memuncak dan sudah siap berkelahi.

Pada zaman dulu, dalam setiap pertemuan, telapak kaki selalu diusahakan tidak nampak ketika duduk bersila, tradisi semacam ini masih tetap dijaga hingga sekarang karena memperlihatkan telapak kaki pada orang lain adalah pelanggaran


(1)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

membantu para petani yang tergabung dalam kelompok tani untuk memperkuat posisi tawar mereka.

4. Adanya peran Penyuluh Pertanian Lapangan dalam memberikan motivasi, pembinaan, kursus tani dan pengalaman keberhasilan oleh kelompok tani lain, serta adanya study banding yang dapat meningkatkan gairah para petani untuk bergbung dalam kelompok tani, dengan tujuan peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu. 5. Dibangunnya Sub Terminal Agribisnis di Saribu Dolog, yang jaraknya

±15 Km dari kelurahan Tigarunggu, diharapkan dapat meringankan biaya petani dalam memasarkan hasil produksi mereka tanpa harus menunggu agen.

Dengan adanya upaya dalam setiap penyelesaian masalah, maka hipotesis diterima.


(2)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinamika Kelompok merupakan suatu pergerakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami, dapat diartikan sebagai pergerakan kelompok menuju ke arah yang lebih maju dan positif, dengan adanya pertemuan, pertentangan, motivasi, struktur dan kepemimpinan, maka dapat dipastikan bahwa kelompok tersebut dinamis. Interpretase dinamika kelompok di Kelurahan Tigarunggu dengan nilai tinggi mendominasi hasil, maka dinyatakan bahwa dinamika kelompok Kelurahan Tigarunggu adalah tinggi.

2. Produktivitas dan pendapatan Kelompok tani kopi di Kelurahan

Tigarunggu adalah:

a. Produktivitas kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu adalah 1.8 ton/Ha selama satu tahun pada tahun ke-5. Produktivitas adalah perbandingan antara produksi dengan luas lahan.

b. Pendapatan kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu pada tahun ke-5 adalah rata-rata sekitar Rp. 309,982,925 pada setiap masing-masing kelompok tani.

3. Hubungan antara dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu serta Hubungan antara dinamika


(3)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu adalah:

a. Berdasarkan nilai klasifikasi hubungan statistika antara dua peubah, maka pada r ≤ 1 berarti tidak terdapat hubungan antara dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu atau hubungannya sangat lemah.

Tingkat signifikansi 0.933357≤ 2. 110, maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu ditolak.

b. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.190533803 yang menyatakan bahwa korelasi lemah. Tingkat signifikansi 0.823451575 ≤ 2. 110, maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara dinamika kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu ditolak.

4. Adanya masalah yang dihadapi oleh petani akan menyebabkan rendahnya produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di dalam suatu kelompok tani untuk dapat maju dan berkembang.

5. Upaya-upaya yang diterapkan dalam penyelesaian masalah akan sangat membantu untuk peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi pada kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu.


(4)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Saran

1. Kepada Kelompok Tani Kopi

Sebaiknya kelompok tani dapat mencari informasi dan inovasi terbaru dengan menggunakan media elektronik dan media massa agar tercapai peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi, serta lebih meningkatkan pertemuan dan diskusi yang terfokus pada komoditi kopi agar terjalinnya dinamika kelompok tani yang tinggi.

2. Kepada Pemerintah

Hendaknya pemerintah memberi kesempatan kepada kelompok tani untuk studi banding ke tempat-tempat yang usaha tani kopinya maju, serta pemerintah membentuk FGD (Focus Group Discussion) untuk petani kopi sehingga petani dapat mengakses berita dan mendiskusikan masalah serta penyelesaiannya secara aktual.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti tentang hubungan sosial kebudayaan masyarakat setempat dengan dinamika kelompok tani kopi. Dimana terdapat hubungan antara kejayaan masa lalu dengan kegiatan gotong-royong suatu kelompok pada masa sekarang.


(5)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian., 1998. Hasil Penelitian Pengkajian Sistem Usaha Pertanian Jagung di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Departemen Pertanian, Badan Litbang Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Nusa Tenggara Timur.

Drajat, Bambang., 2006. Model Inovasi Kelembagaan Dalam Primatani.Dikutip dari tabloid Sinar Tani Edisi 29 November-5 Desember 2006 N0. 3177 Tahun XXXVII Hal 12. Jakarta

Golberg dan Larson., 1985. Komunikasi Kelompok: Proses-Proses Diskusi dan Penerapannya, Diterjemahkan Oleh Koesdarini Soemiati dan Gari R.Jusuf, Penerbit UI – Press, Jakarta.

Gunawan. 2003. Model dan Strategi Kerjasama Penelitian Agribisnis Sapi Potong dalam Era Globalisasi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan.

Hasan, M.I., 2002 Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Kukuh Wahyu., Dampak Jalan Usahatani Terhadap Perubahan Dinamika Kehidupan Ekonomi Sosial Masyarakat di Dusun Lekong Lotim,

Najiati dan Danarti., 1997. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen, Penebar Swadaya, Jakarta.

Najiati dan Danarti., 2004. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen, Penebar Swadaya, Jakarta.

Penyuluh., 2008. Rencana Kerja PPL Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

Ratna, S.,dkk. 2003. Dinamika Kelompok. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Santosa S., 1999. Dinamika Kelompok, Bumi Aksara, Jakarta. Sastraatmadja E., 1993. Penyuluh Pertanian, Alumni, Bandung.

Shaw., 1971. Group Dynamics, The Psychology of Small Group Behavior, McGraw-Hill.


(6)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Siagian dan Sugiarto., 2000. Metode Statistika untuk Bisnis Ekonomi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press. Jakarta.

Spillane J., 1990. Komoditi Kopi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Tannenbaum R,dkk., 1992. Partisipasi dan Dinamika Kelompok, Dahara Prize, Semarang