PERSIAPAN PERESMIAN BERDIRINYA UNIVERSITAS
3.3. Fakultas yang Akan Dibuka
Sesungguhnya Panitia telah memikirkan setidaknya ada 5 fakultas penting akan dibuka seiring dengan peresmian Universitas HKBP Nommensen. Fakultas-fakultas tersebut adalah Fakultas Theologia untuk menghasilkan Sarjana Theologia yang akan menjadi pemimpin dalam bidang kerohanian kekristenan. Kemudian Fakultas Hukum yang akan menyediakan ahli hukum
Kristen dan Fakultas Ekonomi yang akan menghasilkan pemimpin dalam bidang ekonomi. Selanjutnya Fakultas Pertanian yang akan menghasilkan sarjana yang menjadi pimpinan dalam pertanian modern serta Fakultas Sastra dan Filsafat yang akan menghasilkan sarjana-sarjana dibidang pengajaran dan filsafat. Selain kelima fakultas tersebut, sebenarnya dalam benak Panitia pun telah terpikirkan juga akan pentingya membuka Fakultas Kedokteran yang akan menghasilkan dokter yang dapat melayani masyarakat.
Panitia sangat menyadari bahwa banyak tantangan yang bakal dihadapi nanti apabila Universitas telah diresmikan. Oleh karena itu panitia hanya berharap akan membuka 3 dari 5 fakultas pada awal peresmian berdirinya Universitas HKBP Nommensen. Ketiga fakultas dimaksud adalah Fakultas Theologia, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ekonomi. Dalam peresmiannya tanggal 7 Oktober 1954, ketiga fakultas tersebutlah yang dibuka yang berarti mempunyai tanggal lahir yang sama dengan tanggal lahir Universitas HKBP Nommensen. Diharapkan ketiga fakultas itu akan dapat bertahan dan semakin berkembang dikemudian hari. Walaupun Fakultas Hukum sudah ada di UISU dan USU, namun dianggap tidak menjadi saingan karena lokasi Universitas HKBP Nommensen berada di Pematang Siantar sehingga diharapkan akan dapat bertahan dan berjalan dengan baik.
Dua fakultas lainnya, yaitu Fakultas Pertanian baru dibuka tahun 1980-an sedangkan Fakultas Sastra dan Filsafat hingga saat ini belum dibuka. Sementara itu pendirian Fakultas Kedokteran baru wujud setelah usia Universitas lebih dari setengah abad. Penerimaan mahasiswa untuk fakultas yang disebut terakhir ini baru berlangsung sejak tahun ajaran 2009/2010 dan peletakan batu pertama untuk pembangunan gedungnya diadakan pada hari Jumat,
9 Oktober 2009 yang lalu.
3.4. Fungsionaris
Sebelum Universitas resmi didirikan, Panitia pun membicarakan siapa-siapa yang akan ditetapkan menjadi fungsionaris. Panitia berharap agar Presiden Universitas (Rektor)
Universitas haruslah orang Batak. Bahkan lebih dari itu, diharapkan juga bahwa mereka yang sudah mencapai gelar doktorlah yang akan menjadi Rektor Universitas HKBP Nommensen, terutama yang sudah meraih gelar Doktor Theologia atau Doktor Falsafah (Angka Hatorangan…, 1954). Apa yang dipikirkan oleh Panitia diharapkan akan menjadi keputusan yang berlaku secara permanen di Universitas HKBP Nommensen. Memang ketika itu sudah ada beberapa orang yang telah mencapai gelar doktor namun sudah sempat bekerja di tempat lain. Sementara itu beberapa orang lagi belum selesai karena mereka sedang studi untuk menggondol gelar PhD, yang semuanya belajar di luar negeri.
Oleh karena keterbatasan jumlah doktor ketika itu di kalangan orang Batak, maka dalam rapat Panitia tanggal 13 Agustus tahun 1954 ditetapkan personil yang akan mengelola Universitas. Oleh karena Universitas ini didirikan bangsa Indonesia dan beragama Kristen Protestan, maka yang menjadi Rektor Universitas (ketika itu dinamakan Presiden Universitas) dan Dekan Fakultas adalah orang Indonesia (suku Batak) dan beragama Kristen Protestan. Dalam rapat tersebut ditetapkan siapa yang akan menjadi fungsionaris Universitas dan Fakultas. Dalam rapat diputuskan bahwa yang menjadi Pelaksana Presiden (Acting Presiden) adalah Ds. T. Sihombing dan sekaligus menjabat Dekan Fakultas Theologia. Dekan Fakultas Ekonomi adalah Mr. A. Hutauruk, dan sebagai Dekan Fakultas Hukum adalah Mr. J. Purba. Sementara itu Presiden Dewan Kuratorium akan dijabat F. Pasaribu (ketika itu menjabat Walikota Pematang Siantar) (Brosure, 1954).
3.5. Peresmian Universitas
Dalam masa kerja yang relatif singkat, Panitia telah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk peresmian Universitas. Dalam rapat Panitia yang dilaksanakan tanggal 13 Agustus 1954 bicarakan berbagai hal, antara lain lain jumlah fakultas yang akan didirikan, fungsionaris, dan waktu peresmian Universitas. Sebagaimana disebutkan di atas, Panitia memutuskan Dalam masa kerja yang relatif singkat, Panitia telah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk peresmian Universitas. Dalam rapat Panitia yang dilaksanakan tanggal 13 Agustus 1954 bicarakan berbagai hal, antara lain lain jumlah fakultas yang akan didirikan, fungsionaris, dan waktu peresmian Universitas. Sebagaimana disebutkan di atas, Panitia memutuskan
Peresmian Universitas HKBP Nommensen dilakukan oleh Ephorus Dr. Justin Sihombing dengan teks: “Marhite-hite goar ni Debata Ama, AnakNa Tuhan Yesus Kristus dohot Tondi Porbadia, hubungka ma Universitas Huria Kristen Batak Protestan Nommensen on” (dalam bahasa Indonesia : Dalam nama Allah Bapa, anakNya Tuhan Yesus Kristus dan persekutuan Rohul Kudus, saya buka Universitas Huria Kristen Batak Protestan Nommensen ini dengan resmi). Dalam peresmian ini Ephorus HKBP berpedoman pada Alkitab yang tertulis dalam Job. 28 ayat
28, yaitu: “Ida ma biar mida Jahowa ido hapistaran, jala sumurut sian hajahaton ido parbinotoan” (dalam bahasa Indonesia: Sesungguhnya takut akan Tuhan itulah hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi, Ayub 28 ayat 28) (Siagian, 1973; Kenang-kenangan..., 1979). Kampus yang baru didirikan itu belakangan hari beralamat di Jalan Sangnaualuh (d/h Jln Asahan) No. 4A Pematang Siantar.
Pesta pembukaan tersebut diikuti setidaknya oleh 50 orang pendeta HKBP. Mereka berjalan secara prosesi dan dipimpin Ephorus HKBP Dr. Justin Sihombing. Prosesi dimulai dari gereja HKBP Jl. Gereja Pematang Siantar sampai ke kampus Universitas dan diikuti oleh ribuan jemaat HKBP. Dalam acara peresmian tersebut turut hadir para pembesar, seperti : (1) Drs. Tooy, Wakil Kementerian PK dari Jakarta, (2) M. Siregar, Kepala Koordinator Inspeksi PPK Sumatera Utara, (3) Residen Daudsyah mewakili Gubernur Sumatera Utara, (4) Wakil Kepolisian Sumatera Utara, (5) Kepala-kepala Jawatan, (6) Sekretaris Universitas Sumatera Utara, (7) Wakil Universitas Islam Sumatera Utara, (8) Ds H.F. De Kleine, Wakil Reinische Zending Mission, (9) Dr. K.
Briston, Wakil LWF, dan jemaat HKBP Pematang Siantar (Siagian, 1973; Kenang-kenangan..., 1979).
Membuka 3 fakultas adalah keputusan yang sangat selektif. Panitia sangat menyadari bahwa lebih baik membuka fakultas- fakultas yang dianggap penting terlebih dahulu dan kemudian memikirkan fakultas-fakultas yang lain. Adalah lebih baik mempertahankan Universitas dengan fakultas-fakultas yang ada dan terus berupaya untuk menambah fakultas bila dibutuhkan oleh masyarakat.
Dr. N. Arne Bendtz Sibaso Universitas HKBP Nommensen