Ungkapan “Ma qola, ‘Innaki min ahl al-bait.”
d. Ungkapan “Ma qola, ‘Innaki min ahl al-bait.”
1 . Al-Durr Al-Mantsûr, jil. 6, hal. 604, cet. Dar al-Fikr. Al- Mu’jam Al-Kabîr, jil. 23, hal. 336.
A YAT T ATHHIR (P ENYUCIAN )
Dari Amrah binti Af’a; ia berkata, “Aku telah mendengar Ummu Salamah berkata, ‘Ayat [Tathhir] ini (Innamâ Yuridu Allâha... ) turun di dalam rumahku. Pada saat itu, di dalam rumahku, ada tujuh orang yang hadir; Malaikat Jibril, Malaikat Mika’il, Rasulullah saw., Ali, Fathimah, Hasan dan Husain.” Ummu Salamah berkata, “Pada saat itu, aku ada di samping pintu dan berkata, “Ya Rasulu- llah! Apakah aku tidak termasuk Ahlul Bait?” Beliau bersabda, ‘Kamu berada pada kebaikan. Sesungguhnya kamu termasuk istri Nabi.’ Beliau tidak bersabda, ‘Sesungguhnya engkau termasuk Ahlul Bait.’”
e. Ungkapan “La, wa anti ‘ala khair.” ىلع ىطغ – ملس و هلآ و هيلع الله ىلص – بنلا نأ ةملس ما نع ،ديعس بيا نع ةيطع نع
1 . Musykil Al-Âtsâr, jil. 1, hal. 333, cet. Dar al-Baz. Târîkh Madînah Dimasyq, jil. 14, hal. 145, cet. Dar al-Fikr.
2 . Târîkh Madînah Dimasyq, jil. 13, hal 206, cet. Dar Al-Fikr. Sanad hadis ini selengkapnya demikian:
و ،ادمح نب ورمع وبا انا ،بيدلأا دعس وبا انا :لااق ،ىريشقلا رفظملا وبا و ىوارفلا الله دبع وبأ انربخا وبا انا :لااق ئرقملا نب ركب وبا انأ روصنم نب ميهاربا ىلع ئرق تلاق ،ةيولعلا ىبتجملا ما انتربخا .ةيطع نع ليضف نع ،دوواد نب الله دبع انأ ،ةنيمس ىبا نب ليئامسا نب دمحم انأ ،ىلعي Analisis atas sanad hadis:
214 T AFSIR I MAMAH D AN K EMAKSUMAN
Mengenai Abu Abdillah Farawi Muhammad bin Fudhail bin Ahad, Dzahabi mengatakan bahwa ia adalah syeikh, imam, fakih, mufti (orang yang mengeluarkan fatwa), musnad (orang daerah Khurasan yang ahli di bidang hadis- hadis ma’ruf). Sam’ani mengatakan bahwa Abdurrasyid Thabari di daerah Muru selalu mengatakan bahwa Al-Farawi bagaikan seribu perawi hadis. ( Sair A’lam An- Nubala’, jil. 19, hal 615, cet. yayasan risalah).
Mengenai Abu Saad Adib Kanjrudi, Dzahabi mengatakan bahwa ia adalah syeikh, fakih, imam, sastrawan, ahli nahwu, tabib, ahli hadis- hadis ma’ruf di wilayah Khurasan. ( Sair A’lam An-Nubala’, jil. 18, hal 101). Sam’ani mengatakan bahwa Abu Saad Adib Kanjrudi adalah seorang sastrawan, mulia, berakal, berakhlak, dapat dipercaya dan jujur. (Al-Ansab, jil.
5, hal 100, cet. Dar al-Kutub Al-ilmiyah, Beirut). Mengenai Abu Amr bin Hamdan, Dzahabi mengatakan bahwa ia adalah seorang imam, ahli hadis, bisa dipercaya, ahli nahwu yang mahir, orang yang zuhud, ahli ibadah dan ahli hadis- hadis ma’ruf kawasan Khurasan. (Sair A’lâm An-Nubalâ’, jil. 16, hal. 356). Mengenai Ibrahim bin Manshur, Dzahabi mengatakan bahwa ia adalah syeikh yang saleh dan bisa dipercaya. ( Sair A’lâm An-Nubalâ’, jil. 18, hal. 73). Mengenai Abu Bakar bin Al- Mukri’ Muhammad bin Ibrahim, Dzahabi mengatakan bahwa ia adalah syeikh penghafal, jujur. (S air A’lâm An-Nubalâ’, jil. 16, hal. 398). Abu Ya’la adalah pemilik musnad (hadis-hadis ma’ruf), dan ahli hadis dari kota mosul . ( Sair A’lâm An-Nubalâ’, jil. 14, hal. 174). Mengenai Muhammad bin Ismail bin Abi Saminah, Ibnu Hajar dalam Tahdzîb Al-Tahdzîb, menukil dari Abu Hatim dan Saleh bin Muhammad, bahwa ia tsiqah dan bisa dipercaya. (Tahdzîb Al-Tahdzîb, jil. 9, hal. 50, cet. Dara l- Fikr). Mengenai Abdullah bin Daud, Muzzi menukil dari Muhammad bin Sa’ad dalam kitab Al-Tabaqât Al-Kubra, bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya dan ahli ibadah. (Tahdzîb Al-Kamâl, jil. 14, hal. 458). Mengenai Fudhail bin Ghazwan, Ibnu hajar mengatakan bahwa Ahmad dan
Ibnu Mu’in berkaitan dengannya mengatakan bahwa ia adalah orang yang bisa dipercaya (tsiqah) dan Ibnu Hibban memasukkannya dalam kitab Al- Tsuqât. (Tahdzîb Al-Tahdzîb, jil. 8, hal. 267). ‘Athiyah bin Saad menurut Ibnu Sa’ad dalam Tahdzîb Al-Tahdzîb, jil. 7, hal. 200, merupakan orang yang bisa dipercaya. Menurut Ibnu Mu’in, (Dalam sebuah riwayat) ‘Athiyah bin Saad merupakan orang yang layak, dan keburukan-keburukan yang dinisbatkan kepadanya oleh ulama rijal, berkaitan dengan hadis-hadisnya. Orang-orang yang suka menisbatkan keburukan,
seperti Nasa’i (ia sangat berlebih-lebihan dalam mengkritik), menurut ahli hadis dan dirayah Ahli sunnah seperti Tahanawi dalam buku Qawaid Fi Ulum al-Hadis, hal 117, kritikan orang-orang semacam ini tidak bisa diterima. Dan
A YAT T ATHHIR (P ENYUCIAN )
Diriwayatkan dari ‘Athiyah, dari Abu Said, dari Ummu Salamah bahwa Nabi saw. meletakkan kain kisa’ di atas Ali, Fathimah, Hasan dan Husain, kemudian beliau bersabda, “Ya Allah! Mereka ini adalah Ahlul Baitku, mereka menuju kepada-Mu, bukan menuju kepada neraka.”
Ummu Salamah berkata, “Aku bertanya: “Ya Rasulu- llah! Apakah aku bersama mereka?” Beliau menjawab,
“Tidak. Akan tetapi kamu berada pada kebaikan.”