Hubungan Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja Hubungan Modal Kerja dengan Penyerapan Tenaga Kerja Hubungan Nilai Produksi Tenaga Kerja dengan Penyerapan Tenaga

41 41 pula jumlah barang yang diproduksi. Dengan asumsi faktor produksi lainnya tetap maka nilai produksi juga akan meningkat.

2.1.11 Penyerapan Tenaga Kerja

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dengan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan pengusaha untuk dipekerjakan dibeli. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang dan jasa karena barang dan jasa tersebut memberikan nikmat kepada si pembeli. Sementara pengusaha mempekerjakan seseorang karena orang tersebut membantu memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Dengan kata lain, pertambahan permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja bergantung pertambahan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksi. Permintaan tenaga kerja yang seperti itu dinamakan derived demand Simanjuntak, 1985.

2.2 Hubungan Variabel Terikat Terhadap Variabel Tidak Terikat

Pada bagian ini menjelaskan tentang teori dan hubungan antara variabel independend upah, penerimaan modal kerja dan nilai produksi terhadap variabel dependend penyerapan tenaga kerja pada industri kecil PRT dari kayu di Kabupaten Klaten.

2.2.1 Hubungan Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Upah bagi pengusaha dapat dipandang sebagai beban, karena semakin besar upah yang dibayarkan kepada karyawan, semakin kecil proporsi keuntungan 42 42 bagi pengusaha Simanjuntak, 1985. Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan.

2.2.2 Hubungan Modal Kerja dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Modal kerja adalah modal lancar yang meliputi seluruh uang tunai dan persediaan barang yang digunakan untuk kegiatan usaha proses produksi oleh pengguna BPS, 2009. Menurut Handayani 2002, dalam jurnal Analisis Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Tempe di Kota Semarang menjelaskan bahwa variabel yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja salah satunya adalah modal. Dalam praktiknya faktor-faktor produksi baik sumber daya manusia maupun non sumber daya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan menambah penggunan tenaga kerja. Modal merupakan subtitusi dari tenaga kerja. Hal ini berdasarkan fungsi produksi yaitu Q=f K,L,R,T dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat digunakan gabungan faktor produksi yang berbeda. Sukirno, 2005. 43 43

2.2.3 Hubungan Nilai Produksi Tenaga Kerja dengan Penyerapan Tenaga

Kerja Nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke tangan konsumen. Naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan mempengaruhi penyerapan tenaga kerjanya. Apabila permintaan hasil produksi perusahaan atau industri meningkat, produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya. Maka maksud tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya Sudarsono, 1990.

2.3 Penelitian Terdahulu