20 PSAK 22 Revisi 2010 : Kombinasi Bisnis
1 Januari 2011 PSAK 23 Revisi 2010 : Pendapatan
1 Januari 2011 PSAK 7 Revisi 2009 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
1 Januari 2011 ISAK 14 : Aset Tidak Berwujud Biaya Situs Web
1 Januari 2011 PSAK 3 Revisi 2010 : Laporan Keuangan Interim
1 Januari 2011 PSAK 18 Revisi 2010 : Akuntansi dan Pelaporan Program
Manfaat Purnakarya 1 Januari 2012
PSAK 8 Revisi 2010 ; Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 1 Januari 2011
PSAK 34 Revisi 2010 : Akuntansi Kontrak Konstruksi 1 Januari 2012
PSAK 24 Revisi 2010 : Imbalan Kerja 1 Januari 2012
ISAK 15 : PSAK 24-Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya
1 Januari 2012 ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
1 Januari 2011 PSAK 60 : Instrumen Keuangan: Pengungkapan
1 Januari 2012 PSAK 33 Revisi 2010 : Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum 1 Januari 2012
PSAK 56 REVISI 2010 : Laba Perusahaan 1 Januari 2012
PSAK 64 : Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
1 Januari 2012 Sumber: Website IAI, 2012
2.1.3 Teori Regulasi
Dalam Belkaoui
2011, diungkapkan
bahwa regulasi
pada umumnya
diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan dirancang serta dioperasikan terutama untuk kepentingannya sendiri. Terdapat dua kategori utama
dalam regulasi suatu industri tertentu: 1. Teori-teori kepentingan publik The Public Interest Theory; berpendapat bahwa
regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan publik yang dibuat terutama untuk memberikan perlindungan dan kebaikan bagi masyarakat umum.
21 2. Kelompok yang berkepentingan atau teori perebutan The Interest Group
Theory ; berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan
dari kelompok dengan kepentingan khusus dengan tujuan untuk memaksimalkan laba dari para anggotanya. Versi utama dari teori ini adalah teori regulasi kaum
elit yang menguasai politik dan teori regulasi ekonomi. Menurut Astika 2008, teori kepentingan publik menyatakan bahwa regulasi terjadi karena tuntutan
publik dan muncul sebagai koreksi atas kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi karena adanya alokasi informasi yang belum optimal dan ini dapat disebabkan
oleh 1 keengganan perusahaan mengungkapkan informasi, 2 adanya penyelewengan informasi, dan 3 penyajian informasi akuntansi secara tidak
semestinya Konvergensi PSAK menjadi IFRS ditujukan untuk menciptakan suatu regulasi
yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Belkaoui 2011 mengungkapkan bahwa setiap negara sebaiknya memiliki teori akuntansi sendiri karena teori akuntansi
lahir dari kondisi, lingkungan, dan situasi ekonomi yang ada di suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan dampak
perubahan regulasi pengadopsian standar akuntansi global IFRS di Indonesia dengan negara lain.
22
2.1.4 Kerangka Konseptual Akuntansi
IASB bersama dengan FASB merumuskan kerangka konseptual IFRS yang baru hasil konvergensi antara IASB dan FASB Martani, et al, 2012. Kerangka dasar
ini pada hakikatnya memuat lima unsur utama, yaitu 1 tujuan laporan keuangan yang dituangkan dalam paragraf 12-21, 2 asumsi dasar dituangkan pada paragraf
22-23, dan konsep modal dan pemeliharaan modal yang dituangkan pada paragraf 102-110, 3 karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam
laporan keuangan yang dituangkan pada paragraf 24-46, 4 elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada paragraf 47-81, 5 definisi, pengakuan dituangkan
pada paragraf 82-98, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan dituangkan pada paragraf 99-101 Narsa, 2007.
Tujuan pelaporan keuangan maksud umum adalah untuk menyediakan informasi keuangan mengenai entitas pelaporan yang berguna bagi investor yang ada
maupun investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditur lainnya dalam membuat keputusan mengenai pengadaan sumber daya ke entitas IASB, 2010. Pengguna yang
dimaksud dalam kerangka konseptual IFRS adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan
masyarakat. Konsep reporting entity dimasukkan sebagai suatu bagian tersendiri dalam
kerangka konseptual, dimana isinya menjelaskan mengenai laporan keuangan yang
23 dihasilkan Martani, et al, 2012. Sedangkan karakteristik kualitatif informasi
keuangan penuh-guna terdiri dari karakteristik fundamental fundamental dan karakteristik peningkat enhanching Warsono, 2011. Selanjutnya Simbolon 2011
mengungkapkan bahwa asumsi yang digunakan dalam kerangka konseptual adalah kelangsungan usaha dan basis akrual
2.1.5 Prinsip Dasar Akuntansi