melawan hukum materiel dianggap tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
Di samping persoalan mengenai putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, rumusan mengenai tindak pidana korupsi juga masih bersifat
parsial dan tersebar di beberapa undang-undang, sementara pemberatan sanksi seperti hukuman mati hanya ditujukan pada keadaan tertentu.
18
Dengan adanya persoalan-persoalan tersebut di atas, perlu difikirkan kebijakan formulasi hukum pidana dalam rangka
penanggulangan tindak pidana korupsi.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah berkisar pada masalah
kebijakan formulasi hukum pidana, khususnya terhadap aspek substansi mengenai perumusan tindak pidana korupsi dalam sistem perundang-
undangan di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penyusunan tesis ini, penulis membatasi masalah yang akan diangkat
18
Lihat penjelasan Pasal 2 ayat 2 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dalam penjelasan tersebut ditegaskan bahwa
dimaksudkan sebagai pemberatan bagi pelaku tindak pidana korupsi apabila tindak pidana tersebut dilakukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai dengan
undang-undang yang berlaku, pada waktu terjadi bencana nasional, sebagai pengulangan tindak pidana korupsi atau pada waktu negara dalam keadaan krisis
ekonomi dan moneter.
agar dalam pembahasan masalah yang dikaji tidak meluas dan tidak rancu. Adapun rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kebijakan formulasi tindak pidana korupsi dalam
perundang-undangan yang berlaku saat ini? 2. Bagaimana Kebijakan formulasi tindak pidana korupsi yang akan
datang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, maka sebagai tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Menganalisa kebijakan formulasi yang berkaitan dengan
pemberantasan tindak pidana korupsi saat ini. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa mengenai kebijakan formulasi
yang harus dilakukan dalam rangka penanggulangan tindak pidana korupsi di masa yang akan datang.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan tujuan yang ingin dicapai maka, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
atau bahan pertimbangan bagi legislatif dalam merumuskan hukum pidana guna penanggulangan tindak pidana korupsi.
2. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran berupa konsep, metode atau teori
dalam studi ilmu hukum, khususnya yang menyangkut penegakan hukum pidana terutama yang berkaitan dengan kebijakan legislatif
dalam merumuskan hukum pidana yang diperlukan bagi penanggulangan tindak pidana korupsi.
E. Kerangka