FAKTOR INTERNAL (PRODUKTIVITAS DAN INOVASI)

6.1. FAKTOR INTERNAL (PRODUKTIVITAS DAN INOVASI)

Bila dibandingkan dengan negara-negara seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, terlihat bahwa produktivitas UMKM Indonesia masih relatif lebih rendah. Studi ini juga memberikan indikasi tingkat inovasi yang rendah, yang juga didukung dari hasil studi Presisi Indonesia pada tahun 2015. Perbaikan pada tingkat pendidikan dan keahlian manajerial sangat berpengaruh dalam peningkatan produktivitas UMKM. Pendidikan dalam hal ini meliputi pendidikan formal dan nonformal, yang dapat meningkatkan keahlian pekerja UMKM. Sementara itu, keahlian manajerial sangat penting agar sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan efisien dan juga membantu untuk meningkatkan skala usaha.

Disamping itu keterkaitan keahlian yang rendah antara kebutuhan (demand) tenaga kerja UMKM dengan lulusan (supply) Sekolah Menengah Kejuruan juga masih lemah. Hal ini banyak dikeluhkan oleh UMKM yang membutuhkan keahlian khusus untuk menjalankan usahanya. Umumnya, UMKM tersebut harus memberikan pelatihan tersendiri agar lulusan SMK dapat terlibat langsung dalam proses produksi dan operasional perusahaan.

Pada tahun anggaran 2016, pemerintah, khususnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengalokasikan 50 persen dari anggaran Kementerian untuk pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan efektivitas program peningkatan SDM, evaluasi dan kesinambungan program perlu dilakukan dan diperhatikan. Berdasarkan FGD dengan pemangku kepentingan terlihat bahwa pelatihan mengenai entrepreneurship, pencatatan laporan keuangan, kemampuan Bahasa Inggris dapat menjadi prioritas dalam program tersebut karena berdasarkan hasil FGD ditemukan bahwa banyak UMKM yang belum memiliki kemampuan dasar ini.

Demikian juga halnya dengan pelatihan, khususnya basic skills dalam era digital ini, sehingga UMKM dapat memaksimalkan penggunaan e-commerce yang berkembang pesat saat ini. Pelatihan dimaksud

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: STRATEGI MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM INDONESIA

BABVI - KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: STRATEGI MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM INDONESIA

BABVI - KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: STRATEGI MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM INDONESIA

dapat dilakukan melalui Balai Latihan Kerja Daerah (BLKD) dengan menyesuaikan dengan kebutuhan UMKM di daerah masing-masing.

Dari hasil FGD, pendampingan terhadap usaha mikro dan kecil dibutuhkan agar operasional usaha dapat berjalan dengan efisien dan produktivitasnya meningkat. Beberapa bank dan yayasan yang secara khusus menyalurkan kredit usaha mikro dan pendampingan usaha mikro sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan mengakui bahwa pemberian kredit dan atau bantuan keuangan bagi usaha mikro dan kecil akan lebih baik bagi pertumbuhan usaha tersebut bila ada pendampingan, di mana usaha/pengusaha mikro dan kecil mendapatkan bantuan mencari solusi bila ada masalah yang dihadapi dalam berusaha, misalkan membuat business plan ketika mengajukan pinjaman ke bank, membuat laporan keuangan, memahami kontrak sederhana dan melakukan ekspor.

Hal lain yang juga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah fasilitasi pertemuan dan diskusi antara UMKM dan pengajar SMK untuk memastikan bahwa kurikulum SMK telah memasukkan keahlian yang diperlukan UMKM dalam proses produksinya dan UMKM dapat menyerap siswa lulusan SMK yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah fasilitasi pengurusan standar dan sertifikasi yang diperlukan oleh UMKM dalam rangka memasuki pasar ekspor. Pengetahuan tentang standar di negara yang dituju serta biaya pengurusan standar dan sertifikasi relatif mahal apabila ditanggung oleh usaha mikro dan kecil secara sendiri-sendiri dan biaya ini bersifat sunk cost sehingga bila pemerintah dapat memfasilitasi UMKM dalam hal ini akan menurunkan biaya transaksi UMKM dan meningkatkan probabilitias perusahaan untuk melakukan ekspor.

Bila bercermin pada temuan ERIA (2014) bahwa koordinasi dan mismatch antara pelatihan yang dibutuhkan dengan pelatihan yang diberikan sering terjadi. Kementerian Koperasi dan UMKM perlu meningkatkan efektivitas koordinasi antar lembaga dalam pemberian pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia UMKM secara umum serta melakukan monitoring dan evaluasi atas program pengembangan SDM yang dilakukan untuk menjaga kesinambungan program, efektivitas dan efisiensinya.