Reproduksi dan Kebiasaan Makanan Ikan "Shirogisu" Sillago japonica Temminck dan Schlegel di Perairan Teluk Kagoshima, Jepang
: Reproduksi dan Kebiasaan Makanan Ikan "Shirogisu" Sillago
Judul Skripsi
japonica Ternminck dan Schlegel di Peiairan Teluk
Kagoshiina, Jepang
Nama Mahasiswa
:
Maria Dian Ira Herdianingtyas
Nomor Pokok
:
C02496012
Program Studi
: Manajemen Sunberdaya Perairan
I
Disetujui,
Dr. I r Sulistiono, MSc.
Ketua
Ir. M. ~ u k h l i Kamal,
s
MSc.
Anggota
11. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Tanggal Lulus : 30 Mei 2000
Ringkasan
Maria Dian Ira Herdianingtyas. Reproduksi dan Kebiasaan Makanan Ikan
"Shirogisu" Sillago japonica Temminck dan Schlegel di Perairan Teluk
Kagoshima, Jepang. Dibawah Bimbingan Sulistiono dan M. Mukhlis Kamal.
Salah satu potensi sumberdaya perikanan ekonomis penting di dunia yang
cukup besar adalah jenis ikan-ikan sillaginid yang tersebar di sepanjang Lautan
Hindia dan Lautan Pasifik bagian barat. Penangkapan berlebih dan perubahan
lingkungan menyebabkan populasi sillaginid perlu diperhatikan kelestariannya.
Potensi untuk membudidayakan ikan tersebut, khususnya di perairan estuaria seperti
pada kolam air payau, cukup besar terutama di Asia. Salah satu jenis ikan sillaginid
yang paling populer di Jepang adalah ikan "Shirogisu" Sillago japonica. Informasi
tentang S. japonica antara lain aspek reproduksi dan kebiasaai makanannya sangat
diperlukan sebagai dasar bagi pengelolaan populasinya, baik yang berhubungan
dengan penangkapan maupun kegiatan budidaya.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tersebut yang meliputi
faktor kondisi, rasio kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks
Kematangan Gonad (IKG), "Hepatosomatic Indexn(HSI) serta distribusi diameter
telur dan kebiasaan makanan. Diharapkan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
perbandingan untuk kelompok ikan sillaginid jenis lain, terutama yang terdapat di
perairan Indonesia.
Penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan November 1999 di
Laboratorium Hidrobiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor dengan bahan ikan contoh yang diambil di perairan Teluk Kagoshima, Jepang,
oleh Sulistiono pada bulan Mei - Agustus 1998. Tingkat kematangan gonad
ditentukan dengan menggunakan klasifikasi TKG modifikasi metode Palekar dan Bal
dengan metode Effendie dalam Sulistiono (1998). Untuk pengamatan yang lebih
rinci, gonad dianalisis secara histologi. Analisis data meliputi faktor kondisi, rasio
kelamin, Indeks Kematangan Gonad, "Hepatosomatic Index,: fekunditas, Indeks
Berat Isi Lambung (ISC), frekuensi kejadian, Index of Preponderance, Indeks
Similaritas, dan relung makanan.
Ikan contoh yang diamati aspek reproduksi dan kebiasaan makanannya
berjumlah 203 ikan (104 jantan, 99 betina) dengan panjang total bervariasi dari 149
mm - 249 mrn dan jumlahnya paling banyak pada kelas panjang 160 - 172 mm. Rasio
kelamin secara keseluruhan 1: 0,95 atau 51% jantan dan 49% betina, menunjukkan
rasio kelamin yang seimbang demikian pula variasi nilai rasio kelamin berdasarkan
bulan penangkapan.
Ikan jantan lebih banyak diperoleh pada bulan Juni serta
Agustus dan ikan betina pada bulan Mei serta Juli. Hubungan antara nilai rasio
kelamin dan panjang total dinyatakan tidak seimbang. Ikan jantan lebih banyak dari
betina pada ukuran kelas panjang yang lebih kecil(147
- 172 mm) dan proporsi ikan
betina meningkat pada kelas panjang yang semakin besar.
Ikan jantan dan betina dengan TKG I11 dan IV terdapat pada bulan Mei Agustus dengan persentase terbesar ikan yang matang gonad (TKG IV) pada bulan
Mei baik pada ikan jantan maupun betina. Dari hasil tersebut diperkirakan bulan Mei
- Agustus mempakan musim pemijahan ikan ini dengan puncaknya terjadi pada
bulan Mei. Hal ini didukung oleh nilai faktor kondisi dan IKG yang mencapai
maksimum pada bulan tersebut dimana hubungan faktor kondisi dan IKG ikan betina
I
S. japonica di Teluk Kagoshima dengan panjang totalnya relatif lebih kuat daripada
ikan jantan. Berdasarkan data TKG ikan S. japonica yang diteliti berdasarkan kelas
panjangnya diperkirakan ikan jantan dan betina pertama kali matang gonad pada
ukuran 147 - 159 mm. Persentase ikan dengan TKG 111 dan IV cenderung semakin
meningkat pada kelas panjang yang semakin besar. Anatomi histologi gonad ikan
betina menunjukkan TKG I11 telah terdapat rzpe eggs, pada TKG IV ukuran ripe eggs
bertambah besar dan TKG V terlihat early perinucleous stage serta folikel yang
kosong. Sedangkan pada testis ikan jantan, TKG I1 ditunjukkan dengan adanya
spermatogonia, TKG 111 ditemukan spermatocytes, TKG IV terdapat spermatid dan
spermatozoa dan pada TKG V spermatid dan berkurangnya spermatozoa.
Hubungan antara IKG dan HSI pada ikan betina menunjukkan bahwa pada
saat IKG maksimum di bulan Mei (TKG I11 dan IV mencapai loo%), nilai HSI juga
maksimum. Sedangkan pada ikan jantan hubungan antara IKG dan HSI tidak jelas.
Fekunditas dari TKG I11 dan IV betina bemariasi dari 12.788 (panjang total 150 mm)
sampai 313.692 (panjang total 231 mm). Ikan S.japonica dari Teluk Kagoshima ini
memiliki waktu pemijahan yang panjang (multiple spawner) ditunjukkan dengan
adanya dua puncak pada distribusi diameter telur.
Ikan tersebut paling aktif makan pada bulan Mei yang ditunjukkan oleh nilai
ISC yang maksimal pada bulan tersebut. Jenis makanan yang berhasil dianalisis dari
lambung ikan S. japonica adalah Polychaeta (cacing), Arnphipoda, Brachyura,
Gastropoda, Chepaloda, Natantia (udang), Holothuroidea (teripang), dan Ophiuroidea
(bintang laut). Dari hasil analisis terlihat bahwa ikan S. japonica yang diambil dari
Teluk Kagosliima bersifat karnivor. Makanan utarna ikan S. japonica adalah Natantia
dan sebagian kecil Polychaeta dimana konsumsi terhadap Natantia cenderung
meningkat dengan bertambahnya ukuran panjang
dan sebaliknya terhadap
Polychaeta.
Antara ikan jantan dan ikan betina terdapat kesamaan jenis makanan yang besar
baik melalui nilai indeks similaritas maupun- tumpang tindih relan-g -makanan.
Kesamaan jenis makanan antar bulan untuk setiap jenis kelamin paling dekat antara
bulan Mei dengan Juli pada ikan jantan dan betina bulan Mei dengan Juni. Jenis
Natantia maupun Polychaeta cenderung dikonsumsi oleh ikan jantan dan betina setiap
bulan. Luas relung makanan ikan jantan lebih besar daripadq ikan betina. Luas
relung makanan ikan jantan semakin menyempit dengan bertambahnya ukuran,
sedangkan luas relung ikan betina bervariasi pada panjang total yang berbeda.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menpcapkan tenha kasih yang sebesar-besamyakepada :
1.
Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus yang telah menganugerahkan segala ha1
yang terbaik untuk saya.
2. Bapak Dr. Ir. Sulistiono, MSc. selaku Ketua Komisi Pembimbing atas
kesempatan, arahan dan bimbingan yang diberikan selama penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini.
3.
Bapak Ir. M. Mukhlis Kamal, MSc. selaku Dosen Pembimbing I1 yang
telah mengarahkan serta membimbing selama penelitian dan penyusunan
skripsi.
4. Bapak Ir. Sigid Hariyadi, MSc. selaku Ketua Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan atas kesediaamya menjadi dosen penguji dan saransaran yang diberikan.
I
5. Bapak Dr. Ir. Sutrisno Sukimin yang telah bersedia menjadi dosen penguji
tamu serta memberikan saran dan masukan.
6. Staf Laboratorium Avertebrata Air yang telah membantu menyediakan
sarana dan prasarana yang diperlukan selama penelitian.
7. Bapak, Mama, Mbak Win, Dudy, Donny, Dilla, David atas segala doa,
perhatian, kasih sayang, bantuan serta dukungannya.
8. Auxentius Cahyo Bintoro atas segala pengorbanan, cinta kasih, kesetiaan,
perhatian, dan dukungan yang tidak ada hentinya.
9. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian: Invan, Paska, Lina, dan
Hengky atas kerjasama dan kebersamaamya dalam suka dan duka selama di
Perikanan dan penelitian ini.
10. Rekan-rekan MSP atas persahabatan, kerja sama dan penghiburannya
selama ini.
11. Mas Porno, Benny, Noer, Capunk clan Ronald yang telah bersedia
menyediakan waktunya untuk membantu saya.
12. Semua pihak yang telah berperan serta dalam kelancaran studi, penelitian
dan penyelesaian skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan
kamnia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Penelitian ini.
Penelitian ini mempakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian' Bogor.
Laporan Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan informasi dasar yang meliputi faktor kondisi, "Hepatosomatic Index",
nisbah kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indek Kematangan Gonad
(IKG), fekunditas serta distribusi diameter telur dan kebiasaan makanan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sulistiono, MSc.
yang telah menyediakan sampel ikan Sillago japonica
dan menjadi Dosen
Pembimbing serta kepada Bapak Ir. Moh. ~ l k h l i sKamal, MSc. yang juga telah
membimbing dan membantu dalam menyusun Laporan Penelitian ini.
Semoga
laporan
penelitian
ini
bermanfaat
para
pembaca
memerlukannya.
Bogor,
Mei 2000
Penulis
yang
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR IS1
11
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................
....................................
vii
I.
11.
..
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
...................................................
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Identifikasi
2.2 Penyebaran dan Habita
... ........................................
2.3 Reproduksi
2.3.1 Rasio Kelamin .......
..
2.3.2 Faktor Kondisi ........
2.3.3 Tingkat Kematangan Gonad .:...........................................
2.3.4 Indeks Kematangan Gonad ...:..............
.
.
.
..................
2.3.5 Fekunditas .............:...........................................................
>>
2.3.6 "Hepatosomatic Index
2.3.7 Diameter Telur
. ...............................
..
2.3.8 Pemljahan
2.4 Kebiasaan Makan dan Makana
2.4.1 Relung Makanan
"<
111. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2 Alat dan Bahan
e
2.2 Metode Kerja ..............................................................................
3.3.1 Penentuan Stasiun Pengambilan Contoh ..........................
3.3.2 Pengarnbilan Ikan Contoh ................................................
3.3.3 Pengukuran dan Pengamatan Aspek Biologi Reproduksi
dan Kebiasaan Makanan Ikan Contoh di Laboratorium ....
3.3.3.1 Reproduksi ...........................................................
""3
2 .> .>.- Kebiasaan Makanan .......................................
......
3.4 Analisis Data
?
1
2
Judul Skripsi
japonica Ternminck dan Schlegel di Peiairan Teluk
Kagoshiina, Jepang
Nama Mahasiswa
:
Maria Dian Ira Herdianingtyas
Nomor Pokok
:
C02496012
Program Studi
: Manajemen Sunberdaya Perairan
I
Disetujui,
Dr. I r Sulistiono, MSc.
Ketua
Ir. M. ~ u k h l i Kamal,
s
MSc.
Anggota
11. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Tanggal Lulus : 30 Mei 2000
Ringkasan
Maria Dian Ira Herdianingtyas. Reproduksi dan Kebiasaan Makanan Ikan
"Shirogisu" Sillago japonica Temminck dan Schlegel di Perairan Teluk
Kagoshima, Jepang. Dibawah Bimbingan Sulistiono dan M. Mukhlis Kamal.
Salah satu potensi sumberdaya perikanan ekonomis penting di dunia yang
cukup besar adalah jenis ikan-ikan sillaginid yang tersebar di sepanjang Lautan
Hindia dan Lautan Pasifik bagian barat. Penangkapan berlebih dan perubahan
lingkungan menyebabkan populasi sillaginid perlu diperhatikan kelestariannya.
Potensi untuk membudidayakan ikan tersebut, khususnya di perairan estuaria seperti
pada kolam air payau, cukup besar terutama di Asia. Salah satu jenis ikan sillaginid
yang paling populer di Jepang adalah ikan "Shirogisu" Sillago japonica. Informasi
tentang S. japonica antara lain aspek reproduksi dan kebiasaai makanannya sangat
diperlukan sebagai dasar bagi pengelolaan populasinya, baik yang berhubungan
dengan penangkapan maupun kegiatan budidaya.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tersebut yang meliputi
faktor kondisi, rasio kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks
Kematangan Gonad (IKG), "Hepatosomatic Indexn(HSI) serta distribusi diameter
telur dan kebiasaan makanan. Diharapkan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
perbandingan untuk kelompok ikan sillaginid jenis lain, terutama yang terdapat di
perairan Indonesia.
Penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan November 1999 di
Laboratorium Hidrobiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor dengan bahan ikan contoh yang diambil di perairan Teluk Kagoshima, Jepang,
oleh Sulistiono pada bulan Mei - Agustus 1998. Tingkat kematangan gonad
ditentukan dengan menggunakan klasifikasi TKG modifikasi metode Palekar dan Bal
dengan metode Effendie dalam Sulistiono (1998). Untuk pengamatan yang lebih
rinci, gonad dianalisis secara histologi. Analisis data meliputi faktor kondisi, rasio
kelamin, Indeks Kematangan Gonad, "Hepatosomatic Index,: fekunditas, Indeks
Berat Isi Lambung (ISC), frekuensi kejadian, Index of Preponderance, Indeks
Similaritas, dan relung makanan.
Ikan contoh yang diamati aspek reproduksi dan kebiasaan makanannya
berjumlah 203 ikan (104 jantan, 99 betina) dengan panjang total bervariasi dari 149
mm - 249 mrn dan jumlahnya paling banyak pada kelas panjang 160 - 172 mm. Rasio
kelamin secara keseluruhan 1: 0,95 atau 51% jantan dan 49% betina, menunjukkan
rasio kelamin yang seimbang demikian pula variasi nilai rasio kelamin berdasarkan
bulan penangkapan.
Ikan jantan lebih banyak diperoleh pada bulan Juni serta
Agustus dan ikan betina pada bulan Mei serta Juli. Hubungan antara nilai rasio
kelamin dan panjang total dinyatakan tidak seimbang. Ikan jantan lebih banyak dari
betina pada ukuran kelas panjang yang lebih kecil(147
- 172 mm) dan proporsi ikan
betina meningkat pada kelas panjang yang semakin besar.
Ikan jantan dan betina dengan TKG I11 dan IV terdapat pada bulan Mei Agustus dengan persentase terbesar ikan yang matang gonad (TKG IV) pada bulan
Mei baik pada ikan jantan maupun betina. Dari hasil tersebut diperkirakan bulan Mei
- Agustus mempakan musim pemijahan ikan ini dengan puncaknya terjadi pada
bulan Mei. Hal ini didukung oleh nilai faktor kondisi dan IKG yang mencapai
maksimum pada bulan tersebut dimana hubungan faktor kondisi dan IKG ikan betina
I
S. japonica di Teluk Kagoshima dengan panjang totalnya relatif lebih kuat daripada
ikan jantan. Berdasarkan data TKG ikan S. japonica yang diteliti berdasarkan kelas
panjangnya diperkirakan ikan jantan dan betina pertama kali matang gonad pada
ukuran 147 - 159 mm. Persentase ikan dengan TKG 111 dan IV cenderung semakin
meningkat pada kelas panjang yang semakin besar. Anatomi histologi gonad ikan
betina menunjukkan TKG I11 telah terdapat rzpe eggs, pada TKG IV ukuran ripe eggs
bertambah besar dan TKG V terlihat early perinucleous stage serta folikel yang
kosong. Sedangkan pada testis ikan jantan, TKG I1 ditunjukkan dengan adanya
spermatogonia, TKG 111 ditemukan spermatocytes, TKG IV terdapat spermatid dan
spermatozoa dan pada TKG V spermatid dan berkurangnya spermatozoa.
Hubungan antara IKG dan HSI pada ikan betina menunjukkan bahwa pada
saat IKG maksimum di bulan Mei (TKG I11 dan IV mencapai loo%), nilai HSI juga
maksimum. Sedangkan pada ikan jantan hubungan antara IKG dan HSI tidak jelas.
Fekunditas dari TKG I11 dan IV betina bemariasi dari 12.788 (panjang total 150 mm)
sampai 313.692 (panjang total 231 mm). Ikan S.japonica dari Teluk Kagoshima ini
memiliki waktu pemijahan yang panjang (multiple spawner) ditunjukkan dengan
adanya dua puncak pada distribusi diameter telur.
Ikan tersebut paling aktif makan pada bulan Mei yang ditunjukkan oleh nilai
ISC yang maksimal pada bulan tersebut. Jenis makanan yang berhasil dianalisis dari
lambung ikan S. japonica adalah Polychaeta (cacing), Arnphipoda, Brachyura,
Gastropoda, Chepaloda, Natantia (udang), Holothuroidea (teripang), dan Ophiuroidea
(bintang laut). Dari hasil analisis terlihat bahwa ikan S. japonica yang diambil dari
Teluk Kagosliima bersifat karnivor. Makanan utarna ikan S. japonica adalah Natantia
dan sebagian kecil Polychaeta dimana konsumsi terhadap Natantia cenderung
meningkat dengan bertambahnya ukuran panjang
dan sebaliknya terhadap
Polychaeta.
Antara ikan jantan dan ikan betina terdapat kesamaan jenis makanan yang besar
baik melalui nilai indeks similaritas maupun- tumpang tindih relan-g -makanan.
Kesamaan jenis makanan antar bulan untuk setiap jenis kelamin paling dekat antara
bulan Mei dengan Juli pada ikan jantan dan betina bulan Mei dengan Juni. Jenis
Natantia maupun Polychaeta cenderung dikonsumsi oleh ikan jantan dan betina setiap
bulan. Luas relung makanan ikan jantan lebih besar daripadq ikan betina. Luas
relung makanan ikan jantan semakin menyempit dengan bertambahnya ukuran,
sedangkan luas relung ikan betina bervariasi pada panjang total yang berbeda.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menpcapkan tenha kasih yang sebesar-besamyakepada :
1.
Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus yang telah menganugerahkan segala ha1
yang terbaik untuk saya.
2. Bapak Dr. Ir. Sulistiono, MSc. selaku Ketua Komisi Pembimbing atas
kesempatan, arahan dan bimbingan yang diberikan selama penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini.
3.
Bapak Ir. M. Mukhlis Kamal, MSc. selaku Dosen Pembimbing I1 yang
telah mengarahkan serta membimbing selama penelitian dan penyusunan
skripsi.
4. Bapak Ir. Sigid Hariyadi, MSc. selaku Ketua Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan atas kesediaamya menjadi dosen penguji dan saransaran yang diberikan.
I
5. Bapak Dr. Ir. Sutrisno Sukimin yang telah bersedia menjadi dosen penguji
tamu serta memberikan saran dan masukan.
6. Staf Laboratorium Avertebrata Air yang telah membantu menyediakan
sarana dan prasarana yang diperlukan selama penelitian.
7. Bapak, Mama, Mbak Win, Dudy, Donny, Dilla, David atas segala doa,
perhatian, kasih sayang, bantuan serta dukungannya.
8. Auxentius Cahyo Bintoro atas segala pengorbanan, cinta kasih, kesetiaan,
perhatian, dan dukungan yang tidak ada hentinya.
9. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian: Invan, Paska, Lina, dan
Hengky atas kerjasama dan kebersamaamya dalam suka dan duka selama di
Perikanan dan penelitian ini.
10. Rekan-rekan MSP atas persahabatan, kerja sama dan penghiburannya
selama ini.
11. Mas Porno, Benny, Noer, Capunk clan Ronald yang telah bersedia
menyediakan waktunya untuk membantu saya.
12. Semua pihak yang telah berperan serta dalam kelancaran studi, penelitian
dan penyelesaian skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan
kamnia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Penelitian ini.
Penelitian ini mempakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian' Bogor.
Laporan Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan informasi dasar yang meliputi faktor kondisi, "Hepatosomatic Index",
nisbah kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indek Kematangan Gonad
(IKG), fekunditas serta distribusi diameter telur dan kebiasaan makanan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sulistiono, MSc.
yang telah menyediakan sampel ikan Sillago japonica
dan menjadi Dosen
Pembimbing serta kepada Bapak Ir. Moh. ~ l k h l i sKamal, MSc. yang juga telah
membimbing dan membantu dalam menyusun Laporan Penelitian ini.
Semoga
laporan
penelitian
ini
bermanfaat
para
pembaca
memerlukannya.
Bogor,
Mei 2000
Penulis
yang
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR IS1
11
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................
....................................
vii
I.
11.
..
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
...................................................
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Identifikasi
2.2 Penyebaran dan Habita
... ........................................
2.3 Reproduksi
2.3.1 Rasio Kelamin .......
..
2.3.2 Faktor Kondisi ........
2.3.3 Tingkat Kematangan Gonad .:...........................................
2.3.4 Indeks Kematangan Gonad ...:..............
.
.
.
..................
2.3.5 Fekunditas .............:...........................................................
>>
2.3.6 "Hepatosomatic Index
2.3.7 Diameter Telur
. ...............................
..
2.3.8 Pemljahan
2.4 Kebiasaan Makan dan Makana
2.4.1 Relung Makanan
"<
111. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.2 Alat dan Bahan
e
2.2 Metode Kerja ..............................................................................
3.3.1 Penentuan Stasiun Pengambilan Contoh ..........................
3.3.2 Pengarnbilan Ikan Contoh ................................................
3.3.3 Pengukuran dan Pengamatan Aspek Biologi Reproduksi
dan Kebiasaan Makanan Ikan Contoh di Laboratorium ....
3.3.3.1 Reproduksi ...........................................................
""3
2 .> .>.- Kebiasaan Makanan .......................................
......
3.4 Analisis Data
?
1
2