JADWAL KEGIATAN PROSEDUR PENDAFTARAN

BAB IV JADWAL KEGIATAN

Pasal 10 Jadwal kegiatan penerimaan calon peserta didik baru tahun pelajaran 20152016 adalah sebagai berikut : 1. Pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru untuk semua jenjang pendidikan tahun pelajaran 20152016 dilaksanakan pada tanggal 16 Juni sampai dengan 7 Juli 2015; 2. Pengumuman pendaftaran penerimaan calon peserta didik baru untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2015; 3. Pendaftaran ulang calon peserta didik baru untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni sampai dengan 29 Juni 2015; 4. Hari pertama masuk sekolah dimulai tanggal 22 Juli 2015 dengan kegiatan sebagai berikut : a. Kepada peserta didik kelas I SD dan SDLB, Kelas VII SMP dan SMPLB, Kelas X SMA, SMALB dan SMK dilaksanakan kegiatan pengenalan sekolah MOS selama tiga hari dimulai tanggal 23 Juli sampai dengan 25 Juli 2015 b. Kepada peserta didik kelas II sampai dengan kelas VI SD dan SDLB, kelas VII I dan IX SMPatau SMPLB, dan siswa kelas XI dan XII SMA atau SMALB dan SMK diisi dengan kegiatan yang konstruktif sesuai dengan situasi dan kondisi setempat misalnya : bakti social, pembenahan 7K, porseni antar kelas, atau yang lainnya sesuai dengan kebutuhan sekolahdaerah; c. Dalam rangka sosialisasi pencagahan HIVAIDS dan penyalagunaan narkoba maka setiap mengawali satu kegiatan mata pelajaran selalu meneriakan yel- yel “PRESTASI YES, NARKOBA NO, PERGAULAN BEBASHIVAIDS NO”

BAB V PROSEDUR PENDAFTARAN

Pasal 11 Pendaftaran calon peserta didik SMP dan SMA dilaksanakan secara rayonisasi dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pendaftaran dilakukan oleh calon peserta didik melalui sekolah masing-masing dengan pilihan maksimal 3 tiga sekolah dalam satu rayon; b. Sekolah-sekolah pendaftar mendaftar kepada ketua rayon; c. Penentuan penerimaan calon peserta didik pada sekolah yang diilih dilalukan oleh ketua rayon; d. Apabila pada rayon terdapat kelebihan peserta didik ketua rayon mengadakan pengaturan lebih lanjut bersama kepala-kepala sekolah setempat; e. Sekolah yang akan menerima calon peserta didik supaya mengumumkan seluas-luasnya dan sejelas-jelasnya kepada masyarakat, semua informasi yang diperlukan seperti daya tamping, jadwalwaktu, tempat pendaftaran dan persyaratan lainnya. Pasal 12 Bagi satuan pendidikan yang menerima siswa baru melalui sistim on line internet wajib mematahui beberapa ketentuan sebagai berikut : a. Tetap membuka sistem penerimaan siswa baru melalui jalur manual. b. Akses penerimaan siswa baru melalui sistem on-line; terbatas hanya untuk wilayah Papua dalam rangka menjamin ketersediaan peluang serta keberpihakan terhadap peserta didik asli Papua agar dapat diterima pada sekolah terbaik di Provinsi Papua c. Akses penerimaan siswa baru melalui sistem on-line untuk kawasan lebih luas mencakup wilayah di luar Papua; hanya berlaku bagi siswa baru yang mengikuti orang tua yang pindah tugas ataupun siswa mutasi karena mengikuti orang tua ke Papua. Pasal 13 Rasio peserta didik yang diterima untuk setiap Rombongan Belajar pada setiap jenis, jenjang dan satuan pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah peserta didik pada SD dalam satu rombongan belajar kelas maksimum 32 orang. 2. Jumlah peserta didik pada SDLB dalam satu rombongan belajar kelas maksimum 8 orang. 3. Jumlah peserta didik pada SMP dalam satu rombongan belajar kelas maksimum 36 orang. 4. Jumlah peserta didik pada SMPLB dalam satu rombongan belajar kelas maksimum 8 orang. 5. Jumlah peserta didik pada SMA dalam satu rombongan belajar kelas maksimum 30 orang. 6. Jumlah peserta didik pada SMALB dalam satu rombongan belajar kelas maksimum 8 orang. 7. Jumlah peserta didik pada SMK dalam satu rombongan belajar kelas maksimum 40 orang untuk bidang studi keahlian dan pekerjaan social serta bisnis dan manajemen maksimum 36 orang untuk bidang keahlian lainnya. 8. Khusus untuk SMP dan SMA dalam keadan memaksa dan jika ruang kelas memungkinkan boleh tiap rombongan belajar maksimal 48 orang. 9. Penambahan kelas dengan double shift sekolah pagi dan siang dimungkinkan dengan memperhatikan jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional tahun pelajaran 20132014 dan daya tanmpung sekolah swasta sekitarnya, serta jumlah tenaga pengajar apabila terdapat sekolah swasta disekitarnya yang jumlah peserta didiknya belum mencapai 40 orang per kelas maka double shift tidak dibuka. 10. Penambahan kelas pararel hanya dapat dilakukan sebatas kemampuan tenaga yang bakatdari jangkauan pembinaan yang efektif dan efisien. Pasal 14 Kegiatan penerimaan peserta didik baru dilaksanakan oleh sekolah dengan mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan melalui tahapan pemberitahuan kepada masyarakat, pendaftaran, pengumuman siswa yang diterima dan pendaftaran ulang siswa baru. Pasal 15 Sekolah dapat mengadakan seleksi jika daya tampung tidak cukup terbatas. Pasal 16 1. Seleksi calon peserta didik kelas I SDSDLB tingkat dasar dilakukan berdasarkan usia dan kriteria lain yang ditentukan oleh sekolah bersama komite sekolah 2. Seleksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 tidak merupakan seleksi akademis serta tidak dipersyaratkan telah mengikuti taman kanak-kanak TK. Pasal 17 1. Seleksi calon peserta didik kelas VII atau I SMP dan SMPLB dapat menggunakan Nilai Ujian Nasional SDSDLB atau Nilai Ujian Nasional Paket A dengan mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, bakat olah raga, bakat seni, prestasi dibidang akademis, iptek, ekonomi keluarga lemah dan usia calon siswa. 2. Apabila criteria sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dapat terpenuhi maka sekolah dapat melakukan tes bakat skolastik atau tes potensi akademik. Pasal 18 Seleksi calon peserta didik kelas X atau kelas I SMASMALB dilakukan berdasarkan Nilai Ujian Nasina SMPSMPLB atau Nilai Ujian kesetaraan Paket B dengan mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, bakat olah raga, bakat seni, prestasi dibidang akademis, iptek, ekonomi keluarga lemah, usia calon siswa dan atau prestasi lain yang diakui sekolah. Pasal 19 1. Seleksi calon peserta didik kelas I SMK dilakukan untuk mendapatkan keesuaian minat dan bakat siswa sesuai program keahlian yang dipilih dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah dan majelis sekolah serta pasangan asosiasi profesi. 2. Apabila seleksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 tidak diperlukan seleksi dilaksanakan berdasarkan peringkat Nilai Ujian Nasional SMPSMPLB atau Nilai Ujian kesetaraan Paket B dengan mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal ke sekolah, bakat olah raga, bakat seni, prestasi dibidang akademis, iptek, ekonomi keluarga lemah, usia calon siswa dan atau prestasi lain yang diakui sekolah.

BAB VI PENERIMAAN SISWA PINDAHAN