Faktor Organisasi Tinjauan Teori

28 e. Upaya peningkatan perilaku caring Upaya peningkatan perilaku caring perawat dapat dilakukan melalui pendekatan individu, psikologis, organisasi. 24 Pendekatan individual melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring dengan pelatihan, seminar, workshop maupun pendidikan formal. Pendekatan psikologis melalui supervise dan pembinaan serta role model , hal ini sesuai penelitian Sutriyanti 2009 yang menyatakan adanya perbedaan yang bermakna pada kepuasaan pasien antara kelompok perawat yang diberi pelatihan dan bimbingan sebanyak 6x dibanding dengan perawat yang diberi pelatihan dan bimbingan sebanyak 3x. pendekatan yang lainnya melalui pendekatan organisasi. 30

2. Faktor Organisasi

Organisasi mempunyai batas yang secara relatif dapat teridentifikasi relatively identifiable boundary. Batas ini dapat berubah makin meluas atau sebaliknya, makin menyempit. Fungsi dari batas organisasi adalah membedakan antara anggota organisasi dengan bukan anggota organisasi. Seseorang menjadi anggota organisasi melalui kontak sosial di mana anggota organisasi dan organisasinya saling memberi dan menerima. 31 29 Dalam faktor organisasi terdapat 4 empat indikator yang dapat menunjang kinerja karyawan: a. Struktur Organisasi Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. 32 Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. 33 Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan. 34 Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. 35 Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas. 32,33,34,35 30 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya struktur organisasi,yaitu: 32,36 1 Strategi Organisasi Struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan, maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Berdasarkan pengertian ini, maka perubahan yang terjadi pada strategi organisasi, akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi. 32,36 2 Skala Organisasi Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor, diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar, hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang di berbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dang dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. 32 3 Teknologi Faktor teknologi yang dimaksud adalah terkait dengan cara bagaimana sebuah produk dari sebuah orgnaisasi bisnis dihasilkan atau juga dengan cara bagaimana pekerjaan dilakukan. Di sisi lain faktor teknologi juga terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi. 32,36 31 4 Lingkungan Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga menesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Begitupun sebaliknya, lingkungan organisasi yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi. 32,36 Adapun fungsi kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi, berikut dibawah ini penjelasannya: 32 1 Kejelasan tanggung jawab. 2 Kejelasan kedudukan. 3 Kejelasan mengenai jalur hubungan. 4 Kejelasan uraian tugas. b. Desain Pekerjaan Desain pekerjaan adalah pembagian kerja atau job design. Jika pilihan cara pengorganisasian telah dilakukan apakah bersifat sentralisasi atau desentralisasi, bagian-bagian dalam organiasai telah ditetapkan apakah staf lini, maupun staf fungsional sebagaimana digambarkan oleh struktur organisasinya, maka langkah berikutnya adalah bagaimana pekerjaan menurut bagian- 32 bagiannya tersebut didesain untuk dikerjakan oleh orang-orang tertentu yang telah ditetapkan. 32 Desain pekerjaan pada organisasi menguraikan cakupan, kedalaman dan tujuan dari setiap pekerjaan yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan lainnya. 35 Menjelaskan desain pekerjaan mengacu pada proses yang diterapan pada manajer untuk memutuskan tugas pekerjaan dan wewenang. Desain pekerjaan merupakan upaya seorang manajer mengklasifikasikan tugas dan tanggung jawab dari setiap individu, menambahkan bahwa desain pekerjaan berpengaruh terhadap efektifitas organisasi. 37 c. Kepemimpinan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses memengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. 32 Kepemimpinan adalah sebuah aktivitas - aktivitas penyelesaian masalah. 38 Kepemimpinan menyangkut perubahan yaitu seseorang yang memupuk perubahan. Dengan demikian pemimpin bukanlah selalu mereka yang memegang kepemimpinan formal. Karena konsep kepemimpinan dan pemimpin menggambarkan adanya adanya orang-orang lain yang terlibat, sebenarnya kepemimpinan adalah suatu proses kolektif atau proses kelompok. 39 33 Kepemimpinan terbentuk ketika muncul kemampuan seorang pemimpin dalam menerima secara terbuka dan positif dengan memberikan kesempatan pada staf untuk menggali perasaan, kritikan, dan menyuarakan reaksi yang negatif secara terbuka. 40 Kinerja perawat pelaksana dipengaruhi oleh proses kepemimpinan yang dilaksanakan oleh kepala ruangan sebagai manajer langsung di ruangan. Jika manajer melibatkan staf dalam pencapaian tujuan organisasi, diharapkan kinerja perawat pelaksana semakin optimal. 41 d. Imbalan yang diterima. Manajemen perlu memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah menunjukkan kerja keras untuk menyenangkan pelanggan, seperti kenaikan. gaji atau promosi kesehatan, hal ini didukung oleh penelitian oleh Muzaputri 2008 menjelaskan ada hubungan antara imbalan dan kinerja perawat. 42 Perusahaan menggunakan rewards sebagai suatu sistem balas jasa atas hasil kerja anggotakaryawan. Perilaku yang diberi imbalan, dihukum, dan dibiarkan akan menentukan bagaimana budaya organisasi berevolusi. Perusahaan yang memiliki sistem rewards yang didasarkan pada intangible performance menciptakan budaya organisasi yang berorientasi pada karyawan. 43 Sistim rewards dibedakan menjadi financial dan non financial, sedangkan financial dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung. Penghargaan langsung diantaranya adalah yang disebut gaji, 34 insentif, bonus. 44 Upah atau gaji diartikan juga sebagai pembayaran dalam bentuk uang secara tunai, harga untuk jasa-jasa yang elah diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Fungsi upah adalah sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi yang dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang- undang dan peraturan yang dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja. Penghargaan yang lain dikenal dengan istilah kompensasi insentif merupakan program kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas. Tujuan dasar dari semua program insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan kompetitif. Model lain dari sistem rewards adalah bonus. Bonus untuk karyawan adalah pembayaran sekaligus yang diberikan karena karyawan memenuhi sasaran kinerja. 45 Sistem rewards finansial di rumah sakit merupakan suatu imbalan atau kompensasi yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pelangganpasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, tindakan medis, rehabilitasi medis atau pelayanan lain yang disebut dengan istilah jasa pelayanan. 46 Sedangkan menurut Keputusan Menkes RI No.477MenkesSKIV2004, jasa pelayanan di rumah sakit adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang 35 diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik dan atau pelayanan lainnya. 47 Kompensasi jasa finansial pada suatu rumah sakit ini juga terkait erat dengan berbagai faktor baik eksternal maupun internal. 48 Faktor eksternal yang dominan adalah peraturan perundang-undangan yang menetapkan aturan besarnya kompensasi, misalnya pada karyawan non ahli atau tenaga buruh, maka masalah kompensasi ini diatur oleh peraturan mengenai upah minimum regional UMR, akan tetapu untuk tenaga ahli atau tenaga profesional hingga saat ini belum ada aturan UMR- nya. Faktor eksternal lain yang terkait adalah standarisasi pendapatan, yang biasanya ditetapkan oleh Labour Union atau Perhimpunan Profesi, misalnya Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI, Ikatan Dokter Indonesia IDI atau Ikatan Bidan Indonesia IBI yang menetapkan standar kompensasi bagi anggota profesinya. Sayangnya hal ini belum terlaksana di Indonesia. 48 Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntunganmanfaat lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang. Kompensasi tidak langsung juga dikatakan sebagai program penghargaan dengan variasi yang luas, sebagai pemberian bagian keuntungan organisasiperusahaan. 36 Misalnya THR, Tunjangan Hari Natal, pemberian jaminan kesehatan, liburan, cuti, dan lain-lain. 49 Sistem rewards non finansial dapat berupa pujian, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan pengembangan diri. Sistem rewards non finansial terdiri dari pencapaian, pengakuan, tanggung jawab, pengaruh, Pertumbuhan diri atau pengembangan karir, Sistem Grading sebagai Jenjang Karir Profesional. 8

3. Faktor Individu