Sistem Pemilu dan Sistem Pemerintahan

8 partai dalam pemerintahan, serta hubungan antara mayoritas parlemen dan eksekutif, yaitu adanya divided government atau pemerintahan terbelah dalam sistem pemerintahan presidensial, atau kabinet minoritas dalam sistem pemerintahan parlementer. 10

B. Sistem Pemilu dan Sistem Pemerintahan

Para penjabat yang dipilih lewat pemilu adalah mereka yang duduk di lembaga legislatif Senat dan DPR atau DPR saja dan eksekutif presiden atau perdana menteri. Pada sistem pemerintahan parlementer, pemilu legislatif dengan sendirinya juga menentukan penjabat eksekutif. Sebab, parpol atau koalisi parpol yang menang pemilu dan menguasai mayoritas kursi parlemen, berhak membentuk pemerintahan. Sedang pada sistem pemerintahan presidensial, diperlukan pemilu tersendiri untuk memilih presiden. 11 Dalam pemilu legislatif terdapat tiga sistem utama, yaitu sistem pemilu mayoritarian, sistem pemilu proporsional, dan sistem semiproporsional. Inti dari sistem mayoritarian adalah pada setiap daerah pemilihan tersedia satu kursi atau single contituency dan calon yang memperoleh suara terbanyak dengan metode mayoritas atau pluralitas terpilih menjadi anggota parlemen. Sebaliknya, dalam sistem proporsional pada setiap daerah pemilihan tersedia banyak kursi, sehingga parpol memperoleh kursi secara proporsional dengan jumlah suara yang diraihnya. Sedang sistem semiproposional adalah kombinasi antara sistem mayoritarian dan sistem proporsional. Sementara dalam pemilu presiden terdapat sistem pemilihan langsung popularly elected pluralitas dan mayoritas dua putaran run-of, serta pemilihan tidak langsung electoral college. Dalam sistem pemilihan langsung, calon yang mendapat suara terbanyak ditetapkan sebagai presiden terpilih pluralitas. Namun untuk menjamin legitimasi, suara terbanyak diharuskan mencapai 50 persen lebih, sehingga perlu dilakukan pemilihan putaran 10 Mark Payne et all, Democracies in Development: Politics and Reform in America Latin, Washington DC: Inter-American Bank, The International IDEA, The Jhon Hopkins Unversity Press, h. 65-82. Lihat juga, Angelina Cheibub Figueiredo and Fernandi Limongi, Presidential Power and Party Behavior in Legislature, paper presented at the 1997 Meeting of the Latin American Studies Association LASA, Guadalajara, Mexico, April 17-19, 1997, dan Aurel Croissant, Gabriele Bruns dan Marie John ed, op. cit. h. 440-448. 11 Arend Lijphart, Democracies: Patterns of Majoritarian an Consensus Government in Twety-One Countries, New Haven and London: Yale University, 1984, h. 67-71. 9 kedua run-of yang diikuti oleh peraih suara terbanyak pertama dan kedua. Sementara dalam sistem pemilihan tidak langsung, pemilih di setiap daerah pemilihan atau provinsi atau negara bagian, memilih wakil-wakil yang secara formal kelak ditugaskan untuk memilih presiden. Itu artinya, jika calon berhasil menempatkan 50 persen lebih wakil-wakilnya, mereka akan menjadi calon terpilih. 12

C. Waktu Penyelenggaraan Pemilu dan Efektivitas Pemerintahan