PENGGUNAAN PEMANFAATAN Perda Kota Tual Nomor 05 Tahun 2014

Pasal 19 1 Hasil penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14. Pasal 15 dan Pasal 18, dicatat dalam Daftar Barang Milik Daerah DBMD. 2 Tata cara pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17 dan Pasal 18, ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB VI PENGGUNAAN

Pasal 20 Barang milik daerah ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD dan dapat dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan. Pasal 21 1 Status penggunaan barang milik daerah untuk masing-masing SKPD ditetapkan oleh Keputusan Walikota. 2 Penetapan status penggunaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sebagai berikut : a. pengguna melaporkan barang milik daerah yang diterima kepada Pengelola disertai dengan usul penggunaannya; b. Pengelola melalui Pembantu Pengelola meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul penggunaan dimaksud kepada Walikota untuk ditetapkan status penggunaannya. Pasal 22 1 Penetapan status penggunaan tanah danatau bangunan dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan atau bangunan tersebut untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pengguna dan atau Kuasa Pengguna. 2 Pengguna danatau Kuasa Pengguna wajib menyerahkan tanah danatau bangunan yang tidak digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada Pengelola melalui Pembantu Pengelola. Pasal 23 1 Pengguna yang tidak menyerahkan tanah danatau bangunan digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD, akan dikenakan sanksi bembekuan dana pemeliharaan tanah danatau bangunan 2 Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas ditetapkan dengan Keputusan Walikota. 3 Tanah danatau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas apabila tidak digunakan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD akan dicabut penetapan status penggunaannya dan dapat dialihkan kepada SKPD lain.

BAB VII PEMANFAATAN

Bagian Kesatu Kriteria dan Bentuk Pemanfaatan Pasal 24 1 Pemanfaatan barang milik daerah yang dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan Pengelola. 2 Pemanfaatan barang milik daerah selain tanah danatau bangunan yang tidak dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapatkan persetujuan Pengelola. 3 Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan yang tidak dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Walikota. 4 Pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kebutuhan, kepentingan daerah dan kepentingan umum dengan memperhatikan persyaratan administratif, yuridis danatau teknis. Pasal 25 Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah berupa: a. Sewa; b. Pinjam pakai; c. Kerjasama pemanfaatan; d. Bangun guna serah dan bangun serah guna. Pasal 26 1 Dalam rangka pemanfaatan barang milik daerah, Walikota membentuk Tim Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang bertugas antara lain meneliti, memproses, meninjau lapangan dan menyiapkan dokumen yang diperlukan. 2 Ketentuan dan tata cara pemanfaatan barang milik daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Bagian Kedua Sewa Pasal 27 1 Barang milik daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang belum dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah, dapat disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan daerah. 2 Barang milik daerah yang disewakan tidak merubah status hukumstatus kepemilikannya. 3 Penyewaan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan dari Walikota. 4 Penyewaan barang milik daerah atas sebagian tanah danatau bangunan, selain tanah danatau bangunan yang masih dipergunakan oleh Pengguna, dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan dari Walikota. 5 Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama 5 lima tahun dan dapat diperpanjang. 6 Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang sekurang kurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; b. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu; c. tanggungjawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan; d. persyaratan lain yang dianggap perlu. 7 Barang milik daerah, baik bergerak maupun tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 selain disewakan dapat dipungut retribusi atas pemanfaatanpenggunaan barang tersebut. 8 Pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 7 ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 9 Hasil penerimaan sewa dan retribusi disetor ke Kas Daerah secara bruto. Bagian Ketiga Pinjam Pakai Pasal 28 1 Barang milik daerah baik berupa tanah danatau bangunan maupun selain tanah danatau bangunan, dapat dipinjam pakaikan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan. 2 Pinjam pakai barang hanya dapat diberikan kepada Instansi Pemerintah atau Lembaga NegaraDaerah. 3 Barang milik daerah yang dipinjampakaikan tidak merubah status kepemilikan barang. 4 Jangka waktu pinjam pakai barang milik daerah paling lama 2 dua tahun dan dapat diperpanjang. 5 Pinjam pakai barang milik daerah dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan dari Walikota. 6 Pelaksanaan pinjam pakai dilakukan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang- kurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; b. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu; c. tanggungjawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman; d. persyaratan lain yang dianggap perlu. Bagian Keempat Kerjasama Pemanfaatan Pasal 29 Kerjasama Pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka: a. Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah; b. Meningkatkan penerimaan daerah. Pasal 30 1 Kerjasama Pemanfaatan atas barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBD untuk memenuhi biaya operasional pemeliharaan perbaikan yang diperlukan terhadap barang milik daerah dimaksud; b. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya 5 lima pesertapeminat. Kecuali untuk barang milik daerah yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung; c. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening Kas Daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan; d. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Walikota. 2 Biaya pengkajian, penelitian, pembentukan tim, penilaian aset dan pengumuman tenderlelang dibebankan pada APBD. 3 Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan perjanjian, konsultan pelaksanapengawas dibebankan pada pemenang tenderlelang. 4 Selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemanfaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan barang milik daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan. 5 Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 10 sepuluh tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang. Pasal 31 1 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 5 tidak berlaku dalam hal kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah dilakukan untuk penyediaan infrastruktur tersebut dibawah ini: a. infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, danau, dan bandar udara; b. infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku dan wadukbendungan; c. infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi dan instalasi pengolahan air minum; d. infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan; e. infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi; f. infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit, transmisi atau distribusi tenaga listrik; atau g. Infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi. 2 Jangka waktu kerjasama pemanfaatan barang milik daerah untuk penyediaan Infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 10 sepuluh tahun sejak perjanjian ditandatangani. Pasal 32 Kerjasama Pemanfaatan atas barang milik daerah dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Walikota. Bagian Kelima Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna Pasal 33 1 Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna barang milik daerah dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. pemerintah daerah memerlukan bangunan dan fasilitas untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi; b. tanah milik pemerintah daerah yang telah diserahkan oleh pengguna kepada walikota;dan c. tidak tersedia dana dalam APBD untuk penyediaan bangunan dan fasilitas dimaksud. 2 Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Walikota. Pasal 34 Penetapan status penggunaan barang milik daerah sebagai hasil dari pelaksanaan Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna dilaksanakan oleh Walikota dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD terkait. Pasal 35 1 Jangka waktu Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna paling lama 10 sepuluh tahun sejak perjanjian ditandatangani. 2 Penetapan mitra Bangun Guna Serah dan mitra Bangun Serah Guna dilaksanakan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya 3 tiga pesertapeminat. 3 Mitra Bangun Guna Serah dan mitra Bangun Serah Guna yang telah ditetapkan, selama jangka waktu pengoperasian harus memenuhi kewajiban sebagai berikut: a. membayar kontribusi ke Rekening Kas Daerah setiap tahun, yang besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Walikota; b. tidak menjaminkan, menggadaikan atau memindah tangankan objek Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna; dan c. memelihara objek Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna. 4 Objek Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b, berupa Sertifikat Hak Pengelolaan milik Pemerintah Daerah. 5 Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan milik Pemerintah Daerah dapat dijadikan jaminan dan atau diagunkan dan harus dilaksanakan sesuai ketentuan Perundang- undangan. 6 Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat : a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; b. objek bangun guna serah dan bangun serah guna; c. jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna; d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian; e. sanksi; f. persyaratan lain yang dianggap perlu. 7 Izin mendirikan bangunan hasil Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna harus diatasnamakan Pemerintah Daerah. 8 Biaya pengkajian, penelitian, pembentukan tim, penilaian aset dan pengumuman tenderlelang dibebankan pada APBD. 9 Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan perjanjian, konsultan pelaksanapengawas dibebankan pada pemenang tenderlelang. Pasal 36 1 Mitra Bangun Guna Serah barang milik daerah harus menyerahkan objek Bangun Guna Serah kepada Walikota pada akhir jangka waktu pengoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pengawasan fungsional Pemerintah. 2 Bangun Serah Guna barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Mitra Bangun Serah Guna harus menyerahkan objek Bangun Serah Guna kepada Walikota segera setelah selesainya pembangunan; b. Mitra Bangun Serah Guna dapat mendayagunakan barang milik daerah tersebut sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam surat perjanjian; c. Setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek Bangun Serah Guna terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan fungsional pemerintah sebelum penggunaannya ditetapkan oleh Walikota. Pasal 37 Tata cara pelaksanaan pemanfaatan barang milik daerah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

BAB VIII PENGAMANAN DAN PEMELlHARAAN