Pasal 19
1 Hasil penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14. Pasal 15 dan Pasal 18, dicatat dalam Daftar Barang Milik Daerah DBMD.
2 Tata cara pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17 dan Pasal 18,
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
BAB VI PENGGUNAAN
Pasal 20
Barang milik daerah ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD dan dapat dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan
pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan.
Pasal 21
1 Status penggunaan barang milik daerah untuk masing-masing SKPD ditetapkan oleh Keputusan Walikota.
2 Penetapan status penggunaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sebagai berikut :
a. pengguna melaporkan barang milik daerah yang diterima kepada Pengelola disertai dengan usul penggunaannya;
b. Pengelola melalui Pembantu Pengelola meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul
penggunaan dimaksud
kepada Walikota
untuk ditetapkan
status penggunaannya.
Pasal 22
1 Penetapan status penggunaan tanah danatau bangunan dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan atau bangunan
tersebut untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pengguna dan atau Kuasa Pengguna.
2 Pengguna danatau Kuasa Pengguna wajib menyerahkan tanah danatau bangunan yang tidak digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada Pengelola melalui
Pembantu Pengelola.
Pasal 23
1 Pengguna yang tidak menyerahkan tanah danatau bangunan digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD, akan dikenakan sanksi bembekuan
dana pemeliharaan tanah danatau bangunan 2 Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas ditetapkan dengan Keputusan
Walikota. 3 Tanah danatau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas apabila tidak
digunakan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD akan dicabut penetapan status penggunaannya dan dapat dialihkan kepada SKPD lain.
BAB VII PEMANFAATAN
Bagian Kesatu Kriteria dan Bentuk Pemanfaatan
Pasal 24
1 Pemanfaatan barang
milik daerah
yang dipergunakan
untuk menunjang
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan Pengelola.
2 Pemanfaatan barang milik daerah selain tanah danatau bangunan yang tidak dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan
oleh Pengguna setelah mendapatkan persetujuan Pengelola. 3 Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan yang tidak
dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD, dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Walikota.
4 Pemanfaatan barang
milik daerah
dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan, kepentingan daerah dan kepentingan umum dengan memperhatikan
persyaratan administratif, yuridis danatau teknis.
Pasal 25
Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah berupa: a. Sewa;
b. Pinjam pakai; c. Kerjasama pemanfaatan;
d. Bangun guna serah dan bangun serah guna.
Pasal 26
1 Dalam rangka pemanfaatan barang milik daerah, Walikota membentuk Tim
Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang bertugas antara lain meneliti, memproses, meninjau lapangan dan menyiapkan dokumen yang diperlukan.
2 Ketentuan dan tata cara pemanfaatan barang milik daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Bagian Kedua Sewa
Pasal 27
1 Barang milik daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang belum dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah, dapat disewakan kepada pihak lain sepanjang
menguntungkan daerah. 2 Barang milik daerah yang disewakan tidak merubah status
hukumstatus kepemilikannya.
3 Penyewaan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan dari Walikota.
4 Penyewaan barang milik daerah atas sebagian tanah danatau bangunan, selain tanah danatau bangunan yang masih dipergunakan oleh Pengguna, dilaksanakan oleh
Pengguna setelah mendapat persetujuan dari Walikota. 5 Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama 5 lima tahun dan dapat
diperpanjang. 6 Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang sekurang
kurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
b. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu; c. tanggungjawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka
waktu penyewaan; d. persyaratan lain yang dianggap perlu.
7 Barang milik daerah, baik bergerak maupun tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada
ayat 1
selain disewakan
dapat dipungut
retribusi atas
pemanfaatanpenggunaan barang tersebut. 8 Pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 7 ditetapkan dengan
Peraturan Daerah. 9 Hasil penerimaan sewa dan retribusi disetor ke Kas Daerah secara bruto.
Bagian Ketiga Pinjam Pakai
Pasal 28
1 Barang milik daerah baik berupa tanah danatau bangunan maupun selain tanah danatau bangunan, dapat dipinjam pakaikan untuk kepentingan penyelenggaraan
pemerintahan. 2 Pinjam pakai barang hanya dapat diberikan kepada Instansi Pemerintah atau Lembaga
NegaraDaerah. 3 Barang milik daerah yang dipinjampakaikan tidak merubah status kepemilikan
barang. 4 Jangka waktu pinjam pakai barang milik daerah paling lama 2 dua tahun dan dapat
diperpanjang. 5 Pinjam pakai barang milik daerah dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat
persetujuan dari Walikota. 6 Pelaksanaan pinjam pakai dilakukan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-
kurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
b. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu; c. tanggungjawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka
waktu peminjaman; d. persyaratan lain yang dianggap perlu.
Bagian Keempat Kerjasama Pemanfaatan
Pasal 29
Kerjasama Pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka:
a. Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah; b. Meningkatkan penerimaan daerah.
Pasal 30
1 Kerjasama Pemanfaatan atas barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBD untuk memenuhi biaya operasional pemeliharaan perbaikan yang diperlukan terhadap barang milik
daerah dimaksud; b. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan
sekurang-kurangnya 5 lima pesertapeminat. Kecuali untuk barang milik daerah yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung;
c. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening Kas Daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan
pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan; d. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama
pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Walikota. 2 Biaya pengkajian, penelitian, pembentukan tim, penilaian aset dan pengumuman
tenderlelang dibebankan pada APBD. 3 Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan perjanjian,
konsultan pelaksanapengawas dibebankan pada pemenang tenderlelang. 4 Selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemanfaatan dilarang
menjaminkan atau menggadaikan barang milik daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan.
5 Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 10 sepuluh tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.
Pasal 31
1 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 5 tidak berlaku dalam hal kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah dilakukan untuk penyediaan
infrastruktur tersebut dibawah ini: a. infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, danau, dan bandar udara;
b. infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku dan
wadukbendungan; c. infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan
transmisi, jaringan distribusi dan instalasi pengolahan air minum; d. infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul
dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;
e. infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi; f. infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit, transmisi atau distribusi
tenaga listrik; atau g. Infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi. 2 Jangka waktu kerjasama pemanfaatan barang milik daerah untuk penyediaan
Infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 10 sepuluh tahun sejak perjanjian ditandatangani.
Pasal 32
Kerjasama Pemanfaatan atas barang milik daerah dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Walikota.
Bagian Kelima Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna
Pasal 33
1 Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna barang milik daerah dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemerintah daerah memerlukan bangunan dan fasilitas untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi;
b. tanah milik pemerintah daerah yang telah diserahkan oleh pengguna kepada walikota;dan
c. tidak tersedia dana dalam APBD untuk penyediaan bangunan dan fasilitas dimaksud.
2 Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Walikota.
Pasal 34
Penetapan status penggunaan barang milik daerah sebagai hasil dari pelaksanaan Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna dilaksanakan oleh Walikota dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD terkait.
Pasal 35
1 Jangka waktu Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna paling lama 10 sepuluh tahun sejak perjanjian ditandatangani.
2 Penetapan mitra Bangun Guna Serah dan mitra Bangun Serah Guna dilaksanakan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya 3 tiga
pesertapeminat. 3 Mitra Bangun Guna Serah dan mitra Bangun Serah Guna yang telah ditetapkan,
selama jangka waktu pengoperasian harus memenuhi kewajiban sebagai berikut: a. membayar kontribusi ke Rekening Kas Daerah setiap tahun, yang besarannya
ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Walikota; b. tidak menjaminkan, menggadaikan atau memindah tangankan objek Bangun Guna
Serah dan Bangun Serah Guna; dan c. memelihara objek Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna.
4 Objek Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b, berupa Sertifikat Hak Pengelolaan milik Pemerintah Daerah.
5 Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan milik Pemerintah Daerah dapat dijadikan jaminan dan atau diagunkan dan harus dilaksanakan sesuai ketentuan Perundang-
undangan. 6 Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna dilaksanakan berdasarkan surat
perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat : a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
b. objek bangun guna serah dan bangun serah guna; c. jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna;
d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian; e. sanksi;
f. persyaratan lain yang dianggap perlu.
7 Izin mendirikan bangunan hasil Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna harus diatasnamakan Pemerintah Daerah.
8 Biaya pengkajian, penelitian, pembentukan tim, penilaian aset dan pengumuman tenderlelang dibebankan pada APBD.
9 Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan perjanjian, konsultan pelaksanapengawas dibebankan pada pemenang tenderlelang.
Pasal 36
1 Mitra Bangun Guna Serah barang milik daerah harus menyerahkan objek Bangun Guna Serah kepada Walikota pada akhir jangka waktu pengoperasian, setelah
dilakukan audit oleh aparat pengawasan fungsional Pemerintah. 2 Bangun Serah Guna barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Mitra Bangun Serah Guna harus menyerahkan objek Bangun Serah Guna kepada Walikota segera setelah selesainya pembangunan;
b. Mitra Bangun Serah Guna dapat mendayagunakan barang milik daerah tersebut sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam surat perjanjian;
c. Setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek Bangun Serah Guna terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan fungsional pemerintah sebelum
penggunaannya ditetapkan oleh Walikota.
Pasal 37
Tata cara pelaksanaan pemanfaatan barang milik daerah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.
BAB VIII PENGAMANAN DAN PEMELlHARAAN