Dina, 2012 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
berpikir analitis siswa.Untuk selanjutnya penelitian ini diarahkan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan
keterampilan berpikir analitis siswa tersebut. Pembelajaran ini diterapkan di kelas XI SMApada konsep hidrolisis garam. Alasan memilih kompetensi dasar tersebut
sebagai pokok bahasan diterapkannya pembelajaran berbasis masalah karena hidrolisis garam merupakan konsep kimia yang fenomenanya dapat dilihat secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu, pembelajaran hidrolisis garam perlu diperbaiki. Hamdu 2007 dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil
kerja ilmiah siswa pada konsep hidrolisis garam masih cukup rendah. Salah satu penyebabnya menurut Pitasari adalah dikarenakan siswa kurang mengetahui
aplikasi konsep hidrolisis garam dalam konteks nyata Hamdu, 2007.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan masalah pokok penelitian ini yaitu:
“Bagaimana pengembanganmodel pembelajaran berbasis masalah yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir analitis siswa SMA pada konsep
hidrolisis garam ?”
Untuk mempermudah pengkajian secara sistematis terhadap masalah yang akan diteliti, maka rumusan masalah tersebut dirinci menjadi sub-sub
masalah sebagai berikut:
Dina, 2012 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1. Bagaimana desain model pembelajaran berbasis masalah yang dapat
meningkatkan keterampilan berpikir analitis siswa SMA pada konsep hidrolisis garam?
2. Bagaimana implementasi model pembelajaran berbasis masalah yang
dikembangkan? 3.
Bagaimana pengaruh implementasi model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan terhadap keterampilan berpikir analitis siswa SMA pada
konsep hidrolisis garam?
C. Batasan Masalah
Agar lingkup masalah yang diteliti lebih fokus, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Peningkatan keterampilan berpikir analitis siswa dimaksudkan sebagai
perubahanketerampilan berpikir analitis siswa kearah yang lebih baik antara sebelum dan setelah pembelajaran. Kategori peningkatan kemampuan ini
ditentukanberdasarkan skor rata-rata gain ternormalisasi g. 2.
Keterampilan berpikir analitis siswa yang ditinjau pada penelitian ini mengacu pada indikator yang dikemukakan oleh Enright Powers 1991
dan dibataskan
hanya mencakup
indikator-indikator keterampilan
argumentasi, menarik inferensi dan mengembangkan kesimpulan, serta mendefinisikan masalah.
Pembatasan ini dilakukan untuk menyesuaikan hasil belajar yang ingin dicapai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa SMA kelas XI.
Dina, 2012 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Analitis Siswa SMA Pada Konsep Hidrolisis Garam Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Konsep kimiayang ditinjau pada penelitian ini adalah konsep hidrolisis garam
kelas XI SMA yangterdiri dari tiga subkonsep yaitu: ciri-ciri garam, sifat larutan garam, pH larutan garam, dan peristiwa hidrolisis garam dalam
kehidupan sehari-hari. 4.
Penelitian R D mengacu pada tahapan
4D models
oleh Thiagarajan,
et al
yang dibatasi hanya pada tahap
define
mendefinisikan melalui kegiatan studi pustaka literatur teoritis, dan studi lapangan empiris untuk
mengumpulkan informasi,
design
merancang model pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan berpikir analitis pada konsep hidrolisis garam
dilanjutkan validasi model pembelajaran oleh ahli dan revisi, serta
develop
mengembangkan melalui uji coba draft model pembelajaran di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Subang. Namun, untuk tahap
disseminate
diseminasi tidak dilakukan dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti.
D. Tujuan Penelitian