Latar Belakang Penelitian T PD 1302750 Chapter1

Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting, baik bagi peserta didik maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya karena matematika adalah alat dalam pendidikan perkembangan dan kecerdasan akal. Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, oleh karena itu, matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak Sekolah Dasar bahkan Taman Kanak-kanak Hudojo, 2005, hlm. 35. Pada kenyataanya, selalu ada hambatan dalam pembelajaran matematika, salah satunya matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Ruseffendi 2006 mengatakan bahwa anak-anak menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana. Makin tinggi tingkatan sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya akan semakin berkurang minatnya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Wahyudin 1999 matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipahami, sehingga ketidaksenangan terhadap pelajaran matematika kemungkinan disebabkan oleh sukarnya memahami mata pelajaran matematika. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 disebutkan tentang tujuan pembelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa mampu: 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4 mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5 memiliki sikap menghargai kegunaan Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu matematika dalam kehidupan yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan pembelajaran matematika diajarkan di sekolah pada butir pertama mengisyaratkan bahwa kemampuan pemahaman merupakan syarat utama dalam proses pembelajaran matematika. Pemahaman merupakan pondasi atau dasar untuk dapat mencapai kemampuan yang diharapkan dalam matematika. Dipertegas dalam NCTM 2000 yang menyatakan bahwa peserta didik dalam belajar matematika harus disertai dengan pemahaman. Hal ini merupakan visi pengembangan pembelajaran matematika dari belajar matematika. Dengan memahami suatu konsep, siswa dapat mengembangkan pemahaman konsep- konsep selanjutnya. Hal ini terjadi karena matematika terdiri dari konsep-konsep yang tersusun secara sistematis, logis, dan hierarkis dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks. Disamping itu, kemampuan pemahaman matematis merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematik lainnya seperti penalaran, pemecahan masalah, komunikasi, dan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Kemampuan pemahaman merupakan salah satu kemampuan matematik yang harus dimiliki siswa untuk dapat menguasai materi matematika lebih lanjut. Pentingnya kemampuan pemahaman dimiliki siswa karena hal yang berhubungan dengan belajar akan membutuhkan pemahaman dan pemaknaan terhadap materi. Jika materi awal tidak dipahami siswa, maka muncul banyak kesulitan yang akan dihadapi siswa untuk memahami materi baru sehingga memunculkan ketidakmengertian yang terjadi secara beruntun. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran matematika harus ada unsur pemahaman matematisnya. Siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, membangun pengetahuan baru secara aktif dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Belajar matematika dengan pemahaman akan menjadikan siswa mampu menerapkan prosedur, konsep, dan proses matematika Turmudi, 2009. Namun yang terjadi di lapangan, seperti yang dikemukakan Ruseffendi 2006, hlm. 156 bahwa terdapat banyak anak yang setelah belajar matematika untuk bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahaminya, bahkan banyak Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu konsep yang dipahami secara keliru. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, karena kebanyakan dari mereka hanya sekedar menghapal konsepnya bukan memahaminya. Rendahnya siswa pada kemampuan pemahaman matematis akan mempengaruhi kemampuan lainnya dalam mempelajari matematika itu sendiri. Menurut Wahyudin 1999, hlm. 22 bahwa salah satu penyebab siswa lemah dalam matematika adalah kurangnya siswa tersebut memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali konsep-konsep dasar matematika aksioma, definisi, kaidah, dan teorema. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Lestari 2008, menyatakan bahwa dari hasil deskripsi jawaban soal tampak siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal untuk pemahaman relasional. Rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa menimbulkan dampak pada sikap siswa, begitu pula sebaliknya. Salah satunya yaitu sikap percaya diri self-confidence . Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika akan mempengaruhi sejauh mana siswa tersebut menyelesaikan permasalahan matematika secara logis dan sistematis. Hal ini ditemukan dalam penelitian Arslan dan Altun dalam Rafianti, 2013, bahwa minimnya spesifikasi pengetahuan dan keterampilan peserta didik seperti konsep, rumus, algoritma, pemecahan masalah mengakibatkan ketidakpercayaan diri pada siswa dalam menghadapi masalah matematik. Hal tersebut senada dengan Kloosterman Middleton Spanias, 1999, dalam Rafianti, 2013 yang telah meneliti bahwa keberhasilan dan kegagalan yang dicapai siswa kelas VII dipengaruhi oleh motivasi, kepercayaan diri, dan keyakinan akan usaha yang mereka lakukan dalam pembelajaran matematika. Sama halnya dengan penelitian Hannula, et.al 2004 menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara sikap kepercayaan diri self-confidence dan kemampuan matematik siswa. Dengan demikian, aspek sikap percaya diri self-confidence siswa juga perlu diperhatikan dengan seksama sebagai komponen yang penting saat proses pembelajaran. Self-confidence penting dikembangkan untuk mempengaruhi tingkah laku agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita siswa. Banyak siswa mengalami kegagalan bukan disebabkan tingkat intelegensi yang rendah atau Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keadaan fisik yang lemah melainkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melaksanakan tugas. Ketidakmampuan siswa dalam melaksanakan tugas ada kalanya didasari oleh kurangnya rasa percaya diri. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika akan mempengaruhi sejauh mana siswa tersebut menyelesaikan permasalahan matematika secara logis dan sistematis. Dengan rasa percaya diri, siswa senantiasa akan membangun pemahaman matematis dengan mencoba mengutarakan pertanyaan terhadap guru dan teman lainnya yang berkaitan dengan konsep matematika yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika di kelas, tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, dalam hal ini kemampuan pemahaman matematis saja, melainkan aspek sikap self-confidence pun perlu untuk dikembangkan. Kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa dapat berkembang jika proses pembelajaran mendukung keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa harus diberi kesempatan untuk bereksplorasi mengenai materi dan menemukan hal baru yang dapat membuat pikiran siswa berkembang. Higgins dalam O’Connel, 2007, hlm. 85 menyatakan bahwa siswa akan lebih dapat memahami dan memaknai konsep yang menjadi tujuan pembelajaran jika dalam proses pembelajaran berlangsung siswa melakukan kegiatan berdiskusi, saling menjelaskan, dan berelaborasi. Oxsford, dalam Sari, 2012 juga menyatakan bahwa konsep akan dapat dipahami siswa jika konsep tersebut dikonstruksikan sendiri oleh siswa melalui pembelajaran dalam suatu kelompok sehingga siswa akan melakukan proses sosial. Proses sosial yang terjadi pada setiap kelompok tersebut menjadikan pembelajaran yang aktif, karena Wahyudin 2008 menyatakan pembelajaran matematika yang pasif memiliki kemungkinan besar mengalami kegagalan. Mengacu pada uraian di atas maka porsi pembelajaran matematika perlu lebih menekankan kepada aktivitas siswa sebagai pusat pembelajaran dan mendorong siswa mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui bimbingan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran diharapkan mampu menggiring siswa untuk memahami konsep matematika secara Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bermakna. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang mampu membawa siswa untuk memahami konsep dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi baru. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Ausubel Joyce, Weil Calhoun, 2000 yang mengemukakan bahwa seseorang dapat belajar secara bermakna apabila siswa dapat menghubungkan informasi yang diterima dengan apa yang telah diketahui sebelumnya. Sebaliknya jika informasi yang diterima tidak sesuai dengan pengetahuan yang telah ada, maka proses belajar hanya terjadi secara hafalan tanpa pengertian sehingga sukar untuk diingat kembali. Pembelajaran yang bermakna dapat membantu siswa untuk memahami materi sehingga siswa akan terhindar dari pembelajaran yang bersifat hafalan. Menurut Turmudi 2008, hlm.7, dalam pembelajaran matematika, siswa harus dirangsang untuk mencari sendiri, melakukan penyelidikan sendiri investigation , melakukan pembuktian terhadap suatu dugaan conjecture yang mereka buat sendiri, dan mencari tahu jawaban atas pertanyaan teman atau pertanyaan gurunya. Selain itu, menurut Sumarmo 2000, untuk mendukung proses pembelajaran matematika diperlukan perubahan pandangan, yaitu 1 dari pandangan kelas sebagai kumpulan individu ke arah kelas sebagai masyarakat belajar; 2 dari pandangan guru sebagai pencapaian jawaban yang benar saja ke arah logika dan peristiwa matematika dan verifikasi; 3 dari pandangan guru sebagai pengajar ke arah guru sebagai pendidik, motivator, fasilitator, dan manajer belajar, 4 dari penekananan pada mengingat prosedur penyelesaian ke arah pemahaman dan penalaran matematika melalui penemuan kembali reinvention ; 5 dari memandang dan memperlakukan matematika sebagai kumpulan konsep dan prosedur yang terisolasi ke arah hubungan antar konsep, ide matematika, dan aplikasinya baik dalam matematika sendiri, bidang ilmu lainnya, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu upaya yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari konsep matematika yang sulit dengan bekerjasama dalam kelompoknya, sehingga akan menumbuhkan self-confidence pada siswa dalam belajar matematika. Hal ini didukung oleh pernyataan Suhardita 2011 yang menyatakan untuk meningkatkan self-confidence perlu kegiatan yang di dalamnya terdapat dinamika atau interaksi kelompok. Maka dari itu, Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dan kebutuhan di atas adalah pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok group investigation . Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok group investigation adalah suatu pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam kelompoknya dari mulai tahap perencanaan pembelajaran sampai tahap evaluasi, juga menciptakan interaksi aktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tipe ini menuntut siswa untuk melakukan proses penyelidikan, selanjutnya, siswa mengomunikasikan hasil perolehannya, sehingga siswa lebih aktif dalam kelompoknya dan mampu mengeksplorasi potensi dan kreativitas berpikirnya. Menurut Winataputra 2001 dalam pembelajaran group investigation terdapat terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau inquiri , pengetahuan atau knowledge , dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group . Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling interaksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation mampu membuat suasana belajar yang lebih interaktif Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keberhasilan beberapa penelitian dengan pembelajaran kooperatif tipe grup investigasi group investigation terhadap peningkatan kemampuan matematik dan sikap afektif siswa dilaporkan oleh beberapa peneliti Kurniawan, 2011, Miliyawati, 2012, Salamor 2013. Hasil penelitian Kurniawan 2011, bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe group investigation , dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa SMP, dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Didukung hasil penelitian Miliyawati 2012 dengan pembelajaran kooperatif tipe grup investigasi , bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe group investigasi termasuk ke dalam kategori sedang. Begitu pula pada penelitian Salamor 2013 bahwa kemampuan berpikir kritis dan self concept matematik siswa lebih baik dibanding siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Mengingat matematika merupakan ilmu yang terstruktur, artinya untuk menguasai suatu konsep matematika diperlukan penguasaan konsep dasar matematika lainnya, oleh karena itu, selain menerapkan pendekatan pembelajaran dengan kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence , terdapat hal lain yang diperhatikan dalam pembelajaran yaitu kemampuan awal matematis KAM. KAM tersebut memiliki peranan penting dalam penguasaan konsep baru matematika dan mengaitkan dengan konsep lainnya yang saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arends 2008, hlm. 268, yang menyatakan bahwa kemampuan awal siswa untuk mempelajari ide-de itu bergantung pada pengetahuan awal mereka sebelumnya dan struktur kongnitif yang sudah ada. Pada penelitian ini, KAM yang digunakan terdiri dari tiga level kemampuan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Selain untuk melihat penguasaan materi yang telah dipelajari sebelumnya, hal ini juga dimaksudkan untuk melihat apakah implementasi pembelajaran kooperatif tipe group investigation memberikan pengaruh yang sama pada semua level KAM atau hanya level KAM tertentu saja, dalam hal ini peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa. Edison , 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS D AN SELF-CONFID ENCE SISWA MELALUI PENGEMBANGAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION D I SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengkategorian KAM juga dimaksudkan agar dalam pembagian anggota kelompok selama pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat terbentuk anggota kelompok yang heterogen dari segi akademik agar diskusi kelompok berjalan optimal. Selain mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematik dan self- confidence , pelaksanaan pembelajaran juga menggunakan pembelajaran langsung direct instruction sebagai pembanding. Hal ini dikarenakan pembelajaran langsung merupakan pendekatan pembelajaran yang sering diimplementasikan di SD. Model ini hampir sama dengan ekspositori. Namun model ini memiliki sintaks yang lebih jelas dan sistematis dibanding ekspositori. Guru secara sistematis mengajar mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian, temuan sejumlah studi dan analisis di atas, peneliti menduga jika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe group investigation, maka diprediksi akan memberikan hasil belajar yang lebih baik di Sekolah Dasar. Rasional tersebut mendorong penulis untuk melaksanakan suatu eksperimen untuk mengembangkan kemampuan pemahaman matematis dan self-confidence siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation di Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah Penelitian