BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori Pemeriksaan Pendengaran dan Penglihatan pada Lansia a. Pemeriksaan Pendengaran
Pada umumnya lansia mengalami penurunan pendengaran simetris dan bilateral dan diperparah pada suasana ramai.
Penurunan pendengaran yang tidak berkaitan dengan proses menua dapat disebabkan oleh impaksi serumen, infeksi, adanya
benda asing, atau otosklerosis. Pengkajian efektif yang dapat dilakukan pada lansia dengan penurunan pendengaran adalah
dengan memberikan pertanyaan apakah lansia mengalami penurunan pendengaran dan telinga merasa berdengung.
Lakukan juga pemeriksaan dan evaluasi secara teratur pada alat bantu dengar yang digunakan oleh lansia. Masalah yang sering
terjadi pada alat bantu dengar antara lain adalah komponen yang rusak atau hilang, penyetelan volume yang kurang tepat
dan baterai yang lemah.
b. Pemeriksaan Penglihatan 1 Pemeriksaan visus.
a Memeriksa Visus sentral dan perifer secara sederhana b Mampu menentukan derajat penilaian visus
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata untuk menilai kekuatan resolusi mata. Pemeriksaan standar adalah dengan menggunakan
kartu Snellen yang terdiri dari baris-baris huruf yang semakin ke bawah ukurannya semakin kecil.
Tajam penglihatan dicatat sebagai jarak baca pada nomor baris, dari huruf terkecil yang dilihat. Tajam penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 64
hingga 66 2015 atau 2020 kaki. Apabila penglihatan kurang maka diukur dengan menentukan kemampuan melihat jumlah jari hitung jari ataupun
proyeksi sinar.
Teknis
1 Menggunakan kartu Snellen dan penerangan cukup. 2 Pasien didudukkan jarak 6 meter, paling sedikit jarak 5 meter dari kartu
Snellen. 3 Kartu Snellen di digantungkan sejajar setinggi lebih tinggi dari mata pasien.
4 Pemeriksaan dimulai pada mata kanan terlebih dahulu, mata kiri ditutup. Pasien disuruh membaca huruf SNELLEN dari baris paling atas ke bawah.
Hasil pemeriksaan dicatat, kemudian diulangi untuk mata sebelahnya.
2 Menghitung jari.
Yaitu dengan menutup mata sebelah dan melihat gerakan tangan perawat seberapa jauh arah gerakan tersebut. Jika tidak bisa melihat gerakan tangan dilakukan
penyinaran dengan penlight kearah mata pasien. Apabila pasien dapat mengenali saat disinari dan tidak disinari dari segala posisi nasal,temporal,atas,bawah maka
tajam penglihatan V = 1 ~ proyeksi baik Light PerceptionLP. Jika tidak bisa menentukan arah sinar maka penilai an V = 1 ~ LP, proyeksi salah. Jika sinar
tidak bisa dikenali maka tajam penglihatan dinilai V= 0 NLP.
3 Reflek pupil
Cara pemeriksaan : a Mata pasien fiksasi pada jarak tertentu.
b Berikan objek yang bisa di lihat dan dikenali Gambar atau benda. c Sumber cahaya haruslah terang dan mudah di manipulasi.
d Observasi general pupil : bentuk, ukuran, lokasi, warna iris, kelainan bawaan. e Rangsangan cahaya diberikan 2-5 detik.
4 Pemeriksaan Kornea
Alat : Kapas steril
Caranya :
a Bentuk ujung kapas dengan pinset steril agar runcing dan halus b Fiksasi mata pasien keatas agar bulu mata tidak tersentuh saat kornea disentuh
c Fiksasi jari pemeriksa pada pipi pasien dan ujung kapas yang halus dan
runcing disentuhkan dengan hati-hati pada kornea, mulai pada mata yang tidak sakit.
Hasil a Pada tingkat sentuhan tertentu reflek mengedip akan terjadi.
b Penilaian dengan membandingkan sensibilitas kedua mata pada pasien
tersebut.
2.2 Pedoman untuk Mengkaji Pendengaran dan Penglihatan a. Pedoman untuk Mengkaji Pendengaran