Kajian Pengaruh Lingkungan Penyimpanan Terhadap Kualitas Jagung (Studi Kasus di Kabupaten Kupang)

1)

6 > [ q&".
!

h ?

KAJIAN
PENGARUH LINGKUNGAN PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS JAGUNG
(STUD1 KASUS D l KABUPATEN KUPANG)
I

Okeh :
SEMUEL PAKAN

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOW R
BOWR
1996


ANALYSIS OF ENVIRONMENTAL STORAGE EFFECT ON CORN QUALITY
(A Case Study a t Kabupaten Kupang)
by

Sernuel Pakan
Under Supervision by Prof. Dr Ir Rizal Syarief. DESS., (Chairman)Prof. Or Ir F. Gunarwan Suratrno,
Or Ir Meity Suradji Sinaga. Dr I?Kooswhardhono Mudikdjo. and Prof. Dr. Ir. M. S. Saeni

ABSTRACT
Research on the analysis of environmental storage effect on corn
quality had been conducted. It was a case study at Kupang. then followed by storage simulation at Kelapa Lima Kupang and Food Technology
Development Center (FTDC) of Bogor Agricultural University. The objective of the research was t o observe the farmer's corns storage systems
and t h e effect of physical and biological environment o n corn quality.
The result of the research shows that traditionally corn farming at
It contributed
Amarasi and East Kupang were economically profitable.
most household income. The corn storage was done b y hanging corn
The infection of Sifophilus zeamais
bundle o n the upstair of trivet.
occured during corn drying.

Method of corn drying was usually done by
postphoning corn harvesting and keeping corn-cob naturally drying it self.
During the farmer's cob-corn storage system, S. zeamais and Aspergillus
flavus were investigated as dominant infections.
There was investigated one parasite on storage simulation i n the
cob-form and storage simulation using plastics and gunny at Kelapa Lima
Kupang. It was Anisopreromalus calandrae living as parasite of S. zeamais larva. S. zeamais was the dominant infection of corn. After three
months storage. A. calandrae parasite had been investigated and able to
depress S. zeamais population.
The method of cob-corn storage system was more effective than
gunny and plastic methods in order t o decrease S. zeamais population and
broken corns. The Arjuna variety was more susceptible f r o m S. zeamais
than the Harapan variety was. There was investigated m o l d producing
m icotoxin such as Fusarium moniliforme, A. flavus, A. ochraceus, Penicillium cifrinum and Eurotium chevalieri. After three months storage, the
content of corn aflatoxins stored i n gunny, plastic and i n the cob-form is
really higher than the maximum threshold determinated b y WHO, F A 0 and
UNICEF.
Based o n deterioration index (Dl), July-September is the safe duration for storage at Kupang area. Treatment before and after storage was
needed at Kupang due t o most of the farmers at Kupang started to store
the corn on March-May.

There were positive correlation between S.
zeamais population and broken corn, moisture content, and weight loss.
In the other hand, there was negative correlation between S. zeamais
population and carbohydrate.
ds-.--?2u*h
+.=*

SEMUEL PAKAN (Nrp. 9 1 522).
Kajian Pengaruh Lingkungan Penyimp a n a n Terhadap Kualitas Jagung, Studi Kasus Di Kabupaten Kupang
( D i b a w a h bimbingan Prof. Dr Ir Rizal Syarief, DESS sebagai ketua, Prof. Dr
Ir F. G u n a r w a n Suratmo, Dr Ir M e i t y Suradji Sinaga, Dr Ir Kooswardhono
Mudikdjo. dan Prof. Dr Ir M u c h a m m a d Sri Saeni, masing-masing sebagai
anggota).
Kualitas jagung selama disimpan sangat bergantung kepada berbagai lingkungan biotik dan abiotik dalam sistem penyimpanan.
s a n g a t p e n t i n g dari lingkungan biotik penyimpanan.
c e n d a w a n gudang.

Faktor yang

y a i t u hama dan


Selain itu, kondisi fisik tempat penyimpanan. sanitasi,

d a n higienis penyimpanan,

seperti kelembaban yang terlalu tinggi, aerasi

y a n g kurang baik, s u h u yang terlalu tinggi, adanya serangan hama, kontaminasi c e n d a w a n dan m i k o t o k s i n sangat menentukan kualitas jagung.
Kabupaten Kupang sebagai daerah penghasil jagung yang cukup tinggi,
d a n kegunaan jagung sebagai makanan pokok,
memiliki

permasalahan

mempertahankan

dalam

penyimpanan


khususnya bagi petani

karena sekaligus

kualitas pascapanen jagung

yang

dihasilkan.

dituntut
Oleh

karena i t u diperlukan s u a t u penelaahan aspek lingkungan biotik, abiotik
p e n y i m p a n a n dan kondisi awal sebelum penyimpanan yang berpotensi
m e n i m b u l k a n kerusakan jagung.
U n t u k memberikan solusi y a n g tepat terhadap permasalahan pascap a n e n jagung di Kabupaten Kupang, maka dilakukan suatu penelitian yang
b e r t u j u a n : (1) mempelajari sistem penyimpanan jagung di tingkat petani
(cara penyimpanan, budaya penyimpanan, analisis usahatani dan biaya
penyimpanan) serta usaha perbaikan sistem penyimpanan jagung k e arah

y a n g lebih menguntungkan, ( 2 ) menelaah pengaruh perkembangan hama,
c e n d a w a n patogenik, dan kondisi lingkungan tempat penyimpanan ( s u h u
d a n R),

terhadap kualitas jagung,

kondisi sanitasi, dan higienis penyim-

p a n a n (mikrobiologi dan mikotoksin), dan (3) mempefajari potensi kerusakan jagung dalam penyimpanan yang disebabkan oleh komponen lingk u n g a n penyimpanan.

Tahap a w a l penelitian, yaitu mengumpulkan data primer dan sekunder u n t u k mengetahui aspek lingkungan penyimpanan jagung d i tingkat
petani y a n g berpotensi menurunkan kualitas jagung.
simulasi

penyimpanan untuk

menganalisis

Kemudian dilakukan


peranan varietas,

populasi

Sitophifus zeamais Motsch., (Curculionidae) sebagai serangga perusak dan
cara penyimpanan

terhadap

perubahan sifat fisik-kimia jagung, pertum-

b u h a n dan perkembangan hama dan cendawan penyimpanan, serta kontaminasi mikotoksin.
M e t o d e penelitian rnencakup wawancara, pengukuran, dan pengambilan c o n t o h jagung dengan m e t o d e cuplikan di lapang u n t u k dianalisis
d i Laboratorium.

Wawancara dilakukan terhadap 60 responden d i Keca-

m a t a n Amarasi (Desa Nonbes dan Kotabes) dan Kecamatan Kupang Timur
(Desa Naibonat dan Tuatuka), Kabupaten Kupang yang berlangsung dari
bulan J u n i sampai dengan September 1995.


Peubah y a n g dikumpulkan

d a n diukur meliputi budaya dan karateristik penyimpanan, kontribusi penerimaan d a r i usahatani jagung. biaya usahatani dan penyimpanan jagung,
spesies dan populasi hama dan cendawan, kadar air, b u t i r rusak, dan
s u s u t b o b o t jagung.
Penelitian pengaruh varietas d a n cara penyirnpanan y a n g dilakukan
d i Kelapa Lima Kupang dari bulan April sampai dengan J u l i 1996, dicobak a n varietas Arjuna dan Harapan dengan cara penyimpanan jagung pipil
daiam k a r u n g goni,
tongkol.

karung plastik,

dan penyimpanan

dalam b e n t u k

Pengamatan dan pengukuran dilakukan terhadap pertumbuhan

d a n perkembangan hama dan cendawan, pengukuran karbohidrat dengan

hidrolisis asarn, protein dengan Kjeldahl-mikro, m i k o t o k s i n dengan HPLC,
kadar air dengan m e t o d e oven, susut bobot, butir rusak, b u t i r w a r n a lain,
d a n k o t o r a n dengan m e t o d e perhitungan jumlah biji dan b o b o t .
Penelitian pengaruh varietas d a n populasi S. zeamais y a n g dilaksan a k a n d i Pusbangtepa

IPB, Bogor dari bulan Pebruari sampai dengan

Agustus 1996, dicobakan varietas Arjuna d a n Harapan, dengan perlakuan

tanpa infestasi. infestasi 5, 10, dan 15 pasang i m a g o S. zeamais. Pengukuran dilakukan

terhadap pertumbuhan populasi S. zeamais, persentase

kerusakan biji oleh hama, susut bobot,

karbohidrat, protein, kadar air,

butir rusak, butir w a r n a lain, dan kotoran dengan m e t o d e pengamatan
seperti pada penelitian pengaruh varietas dan cara penyimpanan.


Kedua

penelitian tersebut menggunakan percobaan fatorial dalam rancangan acak
lengkap, dengan tiga ulangan. Analisis data rnenggunakan analisis ragam,
profit, uji beda n y a t a jujur, dan uji korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan b a h w a usahatani jagung d i kecamatan
Amarasi d a n Kupang Timur menguntungkan secara ekonomi dengan rasio

R / C masing-masing 2.72 dan 2.81, walaupun usahatani tersebut masih
dilakukan secara tradisional.

Kontribusi usahatani jagung terhadap pene-

rirnaan rumahtangga setiap t a h u n sebesar 3 5 . 5 2 % (Rp 5 0 3 780,-1, dan
merupakan sumber

penerimaan terbesar dibandingkan dengan sumber

penerimaan rumahtangga yang lain. Penyirnpanan jagung d i tingkat petani
dilakukan selama 1 t a h u n dan setelah 5 bulan biaya penyimpanan sudah

t i n g g i y a i t u sebesar Rp 41.431kg.
Cara penyimpanan jagung oleh petani d i Kupang dilakukan dalam
b e n t u k tongkol.
masing-masing

Sebelurn disimpan, jagung dalam b e n t u k t o n g k o l
1 0 tongkol,

diikat

kemudian digantung d i atas t u n g k u dapur

dalam bangunan b u l a t berbentuk r u m a h a d a t NTT.

Kadar air jagung pada

a w a l penyimpanan c u k u p tinggi, y a i t u 15.89-18.05°b dan populasi a w a l
i m a g o Sitophilus zearnais Motsch. 7-1 2 ekor/kg jagung.
tersebut terjadi pada saat pengeringan jagung.

Serangan h a m a

Pengeringan dilakukan d i

pertanaman dengan menunda w a k t u panen a t a u membiarkan tongko!
jagung kering dengan sendirinya pada tanaman.

Hama dominan pada

penyimpanan jagung di tingkat petani setelah penyimpanan sekitar ernpat
bulan adalah S. zearnais dengan populasi imago 250 e k o r l k g di Kecamatan
Amarasi d a n 219 e k o r l k g d i Kecamatan Kupang Timur. Sedangkan cenda-

w a n d o m i n a n adalah Aspergiilus flavus Link dengan populasi 1 6 0 . 0 c f u l g
d i Kecamatan Arnarasi dan 7 6 . 0 c f u / g d i Kecamatan Kupang Timur. Susut
b o b o t jagung d i Amarasi dan Kupang Timur setelah empat bulan penyimp a n a n s u d a h sangat tinggi y a i t u berturut-turut 18.57%

dan 1 6 . 2 1 5%.

dengan rata-rata butir rusak masing-masing 3 3 . 5 3 % dan 30.45%.

Kadar

air biji jagung 1 2 . 2 7 % di Kecamatan Amarasi dan 1 2 . 3 2 % d i Kecamatan
Kupang Timur.
Dalam simulasi penyimpanan jagung d i Kupang, baik pada penyirnpanan jagung dalam b e n t u k tongkol, maupun penyimpanan jagung pipil
d a l a m k a r u n g goni dan karung plastik ditemukan enam spesies hama d a n
s a t u parasit. Parasit yang d i t e m u kan adalah Anisopteromalus calandrae H.
(Pterornalidae), merupakan parasit larva hama S. zeamais.
dorninan adalah

zeamais

Spesies hama

dengan populasi imago berkisar 34.7-539.3

ekor/kg, kemudian diikuti oleh parasit A. calandrae dengan populasi imago
berkisar 1.0-31.0

d a p a t m e n e k a n populasi hama
t i g a b u l a n penyirnpanan.

lebih r e n t a n terhadap hama

calandrae

S. zeamais sebesar 12.92-66.88%

Populasi S. zeamais

positif d e n g a n populasi A. calandrae

Harapan.

Parasit A.

ekortkg selama penyimpanan.

setelah

secara n y a t a berkorelasi

dengan r = 0.72.

Varietas Arjuna

S. zeamais dibandingkan dengan varietas

Susut b o b o t varietas Arjuna (2.21 %) lebih tinggi dibandingkan

d e n g a n varietas Harapan (1.66%).
Penyimpanan jagung

dalam

bentuk tongkol

lebih efektif

dalam

rnenekan populasi hama S. zeamais dan butir rusak dibandingkan dengan
p e n y i m p a n a n jagung pipil dalam karung goni dan karung plastik.
n a m p a k pada rendahnya s u s u t b o b o t (1.09%)

jagung

Hal ini

yang disimpan

d a l a m b e n t u k t o n g k o l dibandingkan dengan penyimpanan dalarn karung
g o n i (2.57%). d a n karung plastik (2.1 6 % ) .
C e n d a w a n dominan penghasil mikotoksin y a n g diternukan pada
simulasi penyirnpanan jagung adalah Fusarium rnoniliforrne Sheldon, As-

pergi//us flavus, A. ochraceus W ilhelm,
Eurotium chevalieri Mangin.

Penici//ium citrinum Thorn, dan

Populasi t o t a l cendawan pada a w a l penyim-

p a n a n 1 7 4 0 c f u l g dengan faju perkembangan yang rendah r = 0.042.
Populasi c e n d a w a n yang rendah tersebut ternyata sudah m a m p u menghasilkan mikotoksin, khususnya toksin Aspergillus f/avus dan

Fusarium

moniliforme. Kandungan total aflatoksin pada a w a l penyimpanan 1 0 . 4 7 3 7 . 1 0 p p b dan meningkat menjadi 4 7 . 3 8 - 2 2 5 . 1 1 p p b setelah tiga bulan
pada jagung yang disimpan dalam karung goni, karung plastik, dan dalam
b e n t u k tongkol, ternyata

lebih besar dari batas maksimum yang ditetap-

k a n oleh WHO, FAO, dan UNICEF, y a i t u 3 0 ppb.
l n d e k s kerusakan (Dl) dari lingkungan

yang arnan u n t u k penyim-

p a n a n jagung d i Kupang terhadap serangan cendawan, y a i t u pada bulan
Juli-September, dengan D l rendah (1.08-1.66).

Penyimpanan jagung di

t i n g k a t petani secara u m u m dimulai pada bulan Maret-Mei dengan. D l
sedang (2.49-3.18) d a n

D l t i n g g i (7.45). sehingga penanganan jagung

sebelum d a n setelah penyimpanan sangat diperlukan.

lndeks kerusakan

( D l ) k u r a n g berperan dalam menggambarkan potensi kerusakan dari hama

S. zeamais dalam penyimpanan.
Hasil penelitian pengaruh varietas d a n infestasi S. zeamais menunj u k k a n b a h w a populasi S

zeamais

secara nyata

berkorelasi positif

d e n g a n b u t i r rusak (r = 0.951, sehingga meningkatkan susut bobot.
r u s a k biji jagung tanpa infestasi

S. zeamais

terjadi sebesar 3.73%

Butir
dan

m e n i n g k a t menjadi 4 2 . 1 1-52.61 % pada jagung dengan infestasi 5 , 1 0 dan
1 5 pasang imago

S.

zeamais.

Demikian halnya dengan susut b o b o t

jagung

tanpa infestasi hama terjadi sebesar 0.65%.

jagung

y a n g terinfestasi

S. zeamais

sedangkan pada

susut b o b o t meningkat

(14.00-

1 9 . 4 1 %), lebih besar dari susut b o b o t yang diboiehkan, y a i t u 1 .O-1 .5%.
Populasi imago S. zeamais secara nyata berkorelasi positif dengan
kadar air biji jagung (r = 0.88).

Selarna tiga bulan penyimpanan, kadar air

jagung

tanpa infestasi harna

13.99%

dan meningkat rnenjadi 1 6 . 5 8 -

17.93% pada jagung dengan infestasi 5,

10 dan 1 5 pasang imago S.

zeamais. Populasi a w a l S. zeamais yang tinggi ( 1 5 pasang) meningkatkan
p r o t e i n t o t a l menjadi 6.54%,

dibandingkan dengan jagung tanpa terinfes-

tasi oleh S. zeamais, y a i t u sebesar 5.19%.

Hal ini bukan berarti kualitas

jagung meningkat, tetapi menunjukkan b a h w a biji jagung telah rusak berat
dan t i d a k layak lagi dikonsurnsi karena populasi harna bertambah. Sebalikn y a populasi S. zeamais yang tinggi rnenurunkan karbohidrat rnenjadi
5 7 . 1 8 - 5 8 . 3 0 % dibandingkan jagung tanpa infestasi sebesar 6 1 . 6 5 % .
U n t u k mencegah kehilangan hasil dan penurunan kualitas jagung
yang disebabkan oleh infestasi harna, kontaminasi cendawan d a n rnikotoksin dalam penyimpanan, disarankan agar penyimpanan dilakukan dengan
kondisi kadar air a w a l yang rendah (13-14%).

Disarnping itu, panen dila-

k u k a n t e p a t w a k t u u n t u k rnenghindari infestasi S. zeamais d a n A. flavus.
Untuk

rnenjarnin kualitas produk pertanian secara rnenyeluruh, terutama

dalam rnenyongsong perdagangan bebas (era globalisasi),

Departernen

Pertanian a t a u instansi terkait agar m e m b u a t pedoman G A P (Good Agricultural Practices) dan GHP (Good Handling Practices).
Dalam penelitian ini rnasih banyak hal-ha1 lain y a n g p e n t i n g b e l u m
t e r u n g k a p y a n g b e l u m diteliti, dan rnengingat besarnya kehilangan hasil
pascapanen berupa penurunan kualitas terutama tingginya

kandungan

aflatoksin d a n susut bobot, rnaka disarankan agar penelitian u n t u k rnenceg a h a t a u m e n u r u n k a n kandungan aflatoksin hingga t i n g k a t y a n g tidak
rnembahayakan seperti penggunaan varietas resisten d a n peranan parasit
A. calandrae dalam penyimpanan jagung perlu dilanjutkan.

KAJIAN
PENGARUH LJNGKUNGAN PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS JAGUNG
(STUD1 KASUS Dl KABUPATEN KUPANG)

Oleh
SEMUEL PAKAN

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
1996

Judul Penelitian

: KAJIAN PENGARUH LINGKUNGAN PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS JAGUNG (STUD1 KASUS Dl
KABUPATEN KUPANG)

Nama Mahasiswa : SEMUEL PAKAN
Nomor Pokok

: 91522

Menyetujui
1. Komisi Pembimbing

-

-

,

(~r/of.Dr Ir Rizal W r i e f . 'DESS)
Ketua

Anggota

~d
-.

(Dr Ir Kooswardhono Mudikdjo)
Anggota

2. Ketua Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan

(Prof. Dr Ir F. Gunarwan Suratmo)

Tanggal lulus : 16 Desember 1996

n

(Dr Ir ~

I I

e ~ u rt a & Sinaga)
i~
Anggota

5
-

-

(Prof. Dr Ir M. S. Saeni)
Anggota

Penulis dilahirkan p a d a tanggal 18 September 1957 d i Tana Toraja
s e b a g a i a n a k k e d u a dari t u j u h bersaudara.

Orang t u a n y a bernama Z. K.

P a k a n ( a y a h ) dan D. T. Pariakan (ibu).
Pada t a h u n 1976 ia lulus dari S M A Kristen Rantepao, Tana Toraja.
Penulis m e m p e r o l e h gelar sarjana m u d a pertanian p a d a t a h u n 1981 d i
F a k u l t a s Itmu-llmu Pertanian Universitas Hasanuddin U j u n g Pandang, d a n
p a d a t a h u n 1983 m e m p e r o l e h gelar sarjana pertanian p a d a Fakultas Pertan i a n Universitas Hasanuddin Ujung Pandang.
sains p a d a p r o g r a m

Menyelesaikan magister

s t u d i Teknologi Pascapanen Fakultas Pascasarjana,

l n s t i t u t Pertanian Bogor pada t a h u n 1990.

Kemudian p a d a t a h u n 1991

penulis m e l a n j u t k a n s t u d i p a d a p r o g r a m S,

p r o g r a m s t u d i Pengelolaan

S u m b e r d a y a A l a m d a n Lingkungan pada Program Pascasarjana, l n s t i t u t
Pertanian Bogor.
Penulis bekerja sebagai staf pada Kelompok Penelitian Penya k i t
Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Pangan Maros dari t a h u n 1983 s a m p a i
t a h u n 1984. Sejak t a h u n 1985 sampai sekarang, penulis bekerja sebagai
d o s e n p a d a Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana di Kupang.
M e n i k a h d e n g a n Ir. Lince M u k k u n , M S pada b u l a n Pebruari 1983,
d a n t e i a h dikaruniai tiga o r a n g anak masing-masing b e r n a m a A d r i a n S.
Pakan. A d r i a n i P. Pakan, d a n Priska 0.Pakan.

KATA PENGANTAR

Kualitas jagung selama disimpan sangat bergantung kepada berbagai f a k t o r dalam sistem penyimpanan. Faktor yang sangat penting adalah
lingkungan penyimpanan yang meliputi suhu, kelembaban udara, hama dan
c e n d a w a n penyimpanan.

Di samping i t u karakteristik jagung sendiri juga

sangat menentukan daya simpannya.
Oleh karena i t u pengetahuan lingkungan penyimpanan akan sangat
b e r g u n a dalam usaha mempertahankan kualitas jagung selama disimpan.
Selain itu, pengetahuan lingkungan penyimpanan sangat p e n t i n g dalam
pengendalian faktor-faktor

penyebab kerusakan jagung,

karena faktor

ekologis yang tidak sesuai dengan kehidupan hama dan cendawan dapat
diatur u n t u k menekan populasinya sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
Dengan demikian pengetahuan lingkungan penyimpanan dapat digunakan
dalam menentukan strategi dan cara pengendalian faktor-faktor penyebab
kerusakan jagung daiam penyimpanan.

Oleh karena i t u penelitian Kajian

Pengaruh lingkungan Penyimpanan Terhadap Kualitas J a g u n g (Studi Kasus
D i Kabupaten Kupang) pertu dilakukan.
Pelaksanaan penelitian dan penulisan disertasi ini dapat diselesaikan
b e r k a t bimbingan, bantuan, d a n pengarahan dari t i m komisi pembimbing
serta adanya bantuan dan kemudahan-kemudahan y a n g diberikan oleh
rekan-rekan dan handai taulan.

Oleh karena i t u pada kesempatan ini penu-

lis sangat berterima kasih kepada :
1 . Prof. Dr Ir Rizal Syarief, DESS, sebagai ketua komisi pembimbing d a n
anggota t i m komisi Prof. O r Ir F. G u n a r w a n Suratmo, Dr Ir M e i t y Suradji Sinaga, Dr Ir Kooswardhono Mudikdjo, dan Prof. Dr Ir M u c h a m m a d
Sri Saeni atas saran, bimbingan, dan

nasehat-nasehat berharga serta

kritik y a n g diberikan selama pelaksanaan penelitian d a n penulisan disertasi.

2. Dr. O k k y Setyawati Dharmaputra,
Tropika,

Program Manajer Biologi Hama

SEAMEO BIOTROP, Drs. Sunjaya dan Ir Achmad,

staf d i

Laboratorium Hama Pascapanen SEAMEO BIOTROP atas bantuan dan
kemudahan y a n g diberikan selama penelitian ini dilaksanakan, terutama
dalam identifikasi cendawan dan serangga harna pascapanen.

3. Dra. Romsyah Maryam, Staf Bagian Toksikologi Balai Penelitian Veteriner (BALITVET) Bogor atas bantuan dan kemudahan y a n g diberikan
dalam analisis mikotoksin.
4. Prof. Dr Ir Rizal Syarief, DESS, sebagai direktur FTDC dan seluruh Staf
Laboratorium FTDC IPB Bogor atas bantuannya selama penelitian ini
berlangsung.

5. T M P D (Tunjangan Manajemen Program Doktor), Kompas Harian Pagi,
dan

Pemerintah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur atas du-

k u n g a n n y a sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

6. l s t e r i tercinta Ir. Lince Mukkun, MS, anak-anak tersayang Adrian S.
Pakan, Adriani P. Pakan, dan Priska Deviani Pakan atas pengertian,
kesabaran serta dorongan dan doa r e s t u kepada penulis setama s t u d i
d a n sampai peneyelesaian penyusunan disertasi ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan puji d a n syukur
kepada Tuhan Yang M a h a Esa y a n g telah memberikan r a h m a t d a n perkenanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Program S
,
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alarn d a n Lingkungan, Program
Pascasarjana IPB, Bogor.
Penulis menyadari b a h w a masih terdapat kekurangan dalam tulisan
ini, n a m u n penulis mengharapkan semoga hasil-hasil y a n g dituangkan
dalam disertasi ini dapat bermanfaat b a g i y a n g memerlukannya.

Bogor,

Desember 1996
Penulis

xii

DAFTAR IS1
Halaman

....................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................
DAFTAR GAMBAR
.......................................................
PENDAHULUAN .................................... .-. ..................
Latar Belakang .....................................................
Perumusan dan Pemecahan Masalah .......................
Tujuan dan Kegunaan ............................................
T I N J A U A N PUSTAKA ....................................................
Ekosistem Penyimpanan ........................................
Teknik Penyimpanan .............................................
Produksi dan Komposisi Kimia Jagung .....................
Susut dan lndeks Kerusakan ..................................
B A H A N D A N METODE ...................................................
Tempat dan Waktu Penelitian ..................................
Bahan d a n Alat ....................................................
M e t o d e Percobaan ................................................
Penyimpanan Jagung d i Tingkat Petani ................

DAFTAR IS1

xiii
xv
xxi

1
'1

3
4
7

7
14

18
23

29

29
29

30
30

Pengaruh Varietas dan Cara Penyimpanan terhadap
Kualitas J a g u n g ...............................................

34

Pengaruh Varietas dan lnfestasi Sitophilus zeamais
terhadap Kualitas J a g u n g ..................................

43

.......................................................
H A S l L D A N PEMBAHASAN ............................................
Aspek Lingkungan Sosial Ekonomi ..........................
Penyimpanan Jagung di Tingkat Petani ................
Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani J a g u n g ...
Analisis Biaya Penyimpanan Jagung
....... ...........
Analisis Data

:

46

48
48
48

50
54

Halaman
Aspek Lingkungan Biologi

............................... --.-..

Penyimpanan Jagung d i Tingkat Petani

................

Pengaruh Varietas dan Cara Penyimpanan terhadap
Kualitas Jagung ...............................................
Pengaruh Varietas dan lnfestasi S. zeamais terhadap
Kualitas Jagung ...............................................
Aspek Fisik-Kimia Jagung
Kualitas Fisik Jagung

......................................
..................... ...................

Pengaruh Varietas dan Cara Penyimpanan terhadap
Kualitas Fisik Jagung .........................................
Pengaruh Varietas dan lnfestasi S. zeamais terhadap
Kualitas Fisik Jagung ........................................
Pengaruh Varietas dan Cara Penyimpanan
terhadap Kualitas Kimia J a g u n g ...........................
Pengaruh Varietas dan lnfestasi S. zeamais terhadap
Kualitas Kimia Jagung .......................................

...........................................
KESIMPULAN D A N SARAN ............................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................
LAMPIRAN ...................................................................
Indeks Kerusakan (Dl)

xiv

57

57

DAFTAR TABEL

Halaman

Nomor
1.

Kebutuhan Konsentrasi Oksigen M i n i m u m Bagi Beberapa
Stadia Serangga (Syarief d a n Halid, 1 9 9 3 ) .............

2.

Produksi, Kebutuhan, Impor, dan Ekspor Jagung Indonesia
Selama Tahun 1 9 8 8 - 1 9 9 5 (Adjid, 1 9 9 4 ;
Anonim, 1 9 9 6 ) ..................................................

3.

Sasaran Produksi. t u a s Panen, dan Pertumbuhan Produksi
Jagung Selama Pelita V I (Adjid, 1 9 9 4 ) ..................

4.

Rata-Rata Luas Panen J a g u n g Per Bulan Selama Tahun
1 9 8 3 - 1990 (Anonim, 1 9 9 4 ) ..................................

5.

Kornposisi Kimia J a g u n g Berdasarkan Bagian-Bagian Biji
J a g u n g (Syarief dan lrawati, 1 9 8 8 ) .......................

6.

Komposisi Kimia J a g u n g Kuning (Saryono, 1992a)

7.

Persyaratan Kuantitatif Jagung Kuning (Purwadaria,
1 9 8 8 ) ...............................................................

13

.........

8. lndeks Kerusakan Berdasarkan Data l k l i m ( 1 982-1 9 8 8 )
d i Beberapa Daerah d i Indonesia (Syarief dan
Santoso, 1 9 9 0 ) ..................................................

26

9. Rata-Rata Luas Tanam, Produksi, dan Penggunaan Produksi
Usahatani J a g u n g d i Kecarnatan Amarasi dan
Kecamatan Kupang Timur ....................................

51

1 0 . Analisis Rata-Rata Biaya d a n Pendapatan Usahatani J a g u n g
Selama Satu Tahun d i Kecamatan Amarasi dan
Kupang Timur .....................................................

52

1 1. Analisis Konstribusi Berbagai Sumber terhadap Rata-Rata
Penerimaan Rumah Tangga/Tahun di Kecamatan
Amarasi d a n Kecamatan Kupang Timur ..................

53

1 2 . Analisis Biaya Penyimpanan J a g u n g Dalam Setiap Bulan
Selama S a t u Tahun d i Kecamatan Amarasi dan
Kecamatan Kupang Timur ....................................

55

13. Populasi Tiap Spesies Imago Serangga pada J a g u n g y a n g
Disimpan Dalam Bentuk Tongkol d i Tingkat Petani, d i
Kecarnatan Amarasi dan Kupang Timur, Kabupaten
Kupang .........................................

57

Populasi Tiap Spesies Cendawan pada J a g u n g y a n g Disirnpan dalam Bentuk Tongkol d i Tingkat Petani, d i
Kecamatan Amarasi dan Kupang Tirnur,
Kabupaten Kupang .............................................
Populasi Tiap Spesies Serangga pada J a g u n g Varietas
A r j u n a ' d a n Varietas Harapan y a n g Disirnpan
dengan Cara Penyirnpanan yang berbeda ..............
Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap Populasi Imago S.
zeamais pada Varietas yang Berbeda dan Uji B N J ....
Pengaruh Varietas terhadap Populasi l m a g o S. zeamais
pada Cara Penyirnpanan yang Berbeda dan Uji BNJ

.

Pengaruh Varietas terhadap Susut Bobot pada Cara
Penyimpanan y a n g Berbeda d a n Uji BNJ ................
Pengaruh Varietas terhadap Persentase Kerusakan J a g u n g
Oleh S. zeamais pada Cara Penyimpanan yang
Berbeda dan Uji BNJ ..........................................
Uji Keberimpitan Pengaruh lnteraksi Cara Penyimpanan
dengan Varietas terhadap Populasi lmago S. zeamais
U n t u k Seluruh Waktu Pengamatan, serta Uji S N J ....
Uji Keberimpitan Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap
Populasi lmago S. zeamais, Persentase Kerusakan,
dan Susut Bobot pada Varietas Berbeda U n t u k
Seluruh W a k t u Pengarnatan, serta Uji BNJ .............

72

Uji Keberimpitan Pengaruh Varietas terhadap Populasi Imago
S. zeamais, Persentase Kerusakannya. dan Susut
Bobot pada Cara Penyimpanan y a n g Berbeda U n t u k
Seluruh W a k t u Pengamatan dan Uji B N J

74

Populasi Tiap Spesies Cendawan pada Jagung Varietas
Arjuna d a n Varietas Harapan pada A w a l
Penyimpanan .....................................................

75

Populasi Tiap Spesies Cendawan pada Jagung. karena
Pengaruh lnteraksi Varietas dan Cara Penyirnpanan, Setelah Tiga bulan Penyimpanan .................

76

Suhu d a n Ketembaban Relatif Ruang Penyimpanan Jagung.
d i Kelapa Lima, Kupang .......................................

77

.................

Uji Kesejajaran Pengaruh lnteraksi Cara Penyirnpanan
dengan Varietas terhadap Total Populasi Cendawan,
U n t u k Seluruh W a k t u Pengamatan d a n Uji B N J

.......

27. Jenis dan Kandungan Aflatoksin pada Jagung,

karena
Pengaruh lnteraksi Varietas d a n Cara Penyimpanan,
Setelah Tiga Bulan Penyimpanan ...........................

Jenis dan Kandungan M i k o t o k s i n pada Jagung, karena
Pengaruh lnteraksi Varietas dan Cara Penyimpanan,
Setelaha Tiga Bulan Penyimpanan ..........................
Rata-Rata Populasi Imago S. zeamais, karena Pengaruh
lnteraksi Varietas dan lnfestasi S. zeamais
Selama Penyimpanan ..........................................
Pengaruh Varietas terhadap Populasi imago S. zeamais,
pada Cara Penyimpanan y a n g Berbeda dan Uji BNJ

.

Pengaruh lnfestasi S. zeamais terhadap Poputasi l m a g o
S. zeamais pada Varietas yang Berbeda dan Uji BNJ
Pengaruh lnfestasi S. zeamais terhadap Susut Bobot pada
Varietas yang Berbeda d a n Uji BNJ
......................
Pengaruh lnfestasi S. zearnais terhadap Persentase Kerusakan oleh S. zeamais pada Varietas yang Berbeda
d a n Uji B N J ......................................................
Uji Kerimpitan Pengaruh lnfestasi S. zeamais terhadap Populasi lmago S. zeamais, Persentase Kerusakannya,
d a n Susut Bobot U n t u k Seluruh Waktu Pengamatan,
Serta Uji B N J .....................................................

Analisis Fisik Jagung Varietas Arjuna d a n Varietas Harapan
pada A w a l Penyimpanan .....................................
Pengaruh Varietas terhadap Kadar Air Biji J a g u n g pada
Cara Penyimpanan y a n g Berbeda dan Uji BNJ

........

Pengaruh Cara Penyirnpanan terhadap Kadar Air Biji d a g u n g
pada Varietas yang Berbeda dan Uji B N J ................
Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap Butir Rusak pada
Varietas y a n g Berbeda d a n Uji B N J .......................
Pengaruh lnteraksi Varietas d a n Cara Penyimpanan terhad a p Butir Rusak d a n Uji B N J ................................
Pengaruh Varietas terhadap Kotoran pada Cara Penyimp a n a n yang Berbeda dan Uji BNJ ...........................
Pengaruh Cara Penyirnpanan terhadap
Varietas y a n g Berbeda d a n Uji B N J

Kotoran pada

................... .

4 2 . Pengaruh Varietas terhadap Butir Warna Lain pada Cara
Penyimpanan yang Berbeda dan Uji BNJ ................
Uji Kesejajaran lnteraksi Cara Penyimpanan dengan Varietas
terhadap Butir Rusak U n t u k Seluruh Waktu
Pengamatan dan Uji BNJ .....................................
Uji Keberimpitan Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap
Kotoran pada Varietas y a n g Berbeda Untuk Seluruh
W a k t u Pengamatan dan Uji BNJ ...........................
Pengaruh lnfestasi S. zeamais terhadap Kadar Air, Butir
Rusak, Butir Warna Lain, den Kotoran, serta Uji BNJ
Uji Keberimpitan Pengaruh tnfestasi S. zearnais terhadap
Kadar Air, Butir Rusak, Butir Warna Lain. dan Kotoran
pada Varietas yang berbeda U n t u k Seluruh W a k t u
Pengamatan dan Uji BNJ .....................................
Pengaruh lnteraksi Cara Penyimpanan dan Varietas terhadap
Kandungan Karbohidrat dan Uji BNJ ......................
Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap Kandungan Protein
pada Varietas yang Berbeda dan Uji BNJ ...............
Uji Kesejajaran Pengaruh lnteraksi Cara Penyimpanan dan
Varietas terhadap Karbohidrat U n t u k Seluruh W a k t u
Pengamatan dan Uji BNJ .....................................
Pengaruh lnfestasi Imago S. zeamais terhadap Karbohidrat
d a n Protein pada Varietas yang berbeda, serta
U j i BNJ .............................................................
Uji Keberimpitan lnfestasi Imago S. zeamais terhadap Karbohidrat d a n Protein pada Varietas yang Berbeda,
serta Uji B N J .....................................................
Rata-Rata Total Populasi Imago S. zeamais pada Simulasi
Penyirnpanan Jagung di Kupang ..........................
Rata-Rata Total Populasi Cendawan pada Simulasi Penyimpanan Jagung di Kupang .....................................

Komposisi Medium u n t u k lsolasi dan ldentifikasi Cendawan
(Pitt dan Hocking, 1985) .....................................
ldentitas Responden di Kecamatan Amarasi dan Kupang
Timur, Kabupaten Kupang ..................................

3.

F Hitung Populasi S. zeamais, karena Pengaruh Varietas
dan Cara Penyimpanan .......................................

4.

F H i t u n g Susut Bobot, karena Pengaruh Varietas dan Cara
Penyimpanan .....................................................

5.

F H i t u n g Persentase Kerusakan oleh S. zeamais, karena
Pengaruh Varietas dan Cara Penyimpanan ..............

6.

Hasil Analisis Profil Data Kualitas Jagung, karena Pengaruh
Varietas dan Cara Penyirnpanan ............................

7.

F H i t u n g Populasi S. zeamais, karena Pengaruh Varietas
dan lnfestasi S. zeamais .....................................

8.

F Hitung Susut Bobot, karena Pengaruh Varietas dan Infestasi S. zeamais

9.

...................................................

F Hitung Persentase Kerusakan oleh S zeamais, karena
Pengaruh Varietas dan lnfestasi S. zeamais Selarna
Penyimpanan .....................................................

10. Hasil Analisis Profil Data Kualitas Jagung, karena Pengaruh
Varietas dan lnfestasi Imago S. zeamais .................
1 1 . F H i t u n g Kadar Air,
Penyimpanan

karena Pengaruh Varietas dan Cara

.....................................................

1 2 . F Hitung Butir Rusak. karena Pengaruh Varietas dan Cara
Penyirnpanan .....................................................
1 3 . F Hitung Butir Warna Lain, karena Pengaruh Varietas d a n
Cara Penyimpanan .............................................

1 4 . F Hitung Kotoran,
Penyimpanan

karena Pengaruh Varietas dan Cara

.....................................................

1 5 . F Hitung Kadar Air Jagung, karena Pengaruh Varietas d a n
lnfestasi S. zeamais ............................................

16. F Hitung Butir Rusak, karena Pengaruh Varietas dan Infestasi S. zeamais ...................................................
1 7 . F Hitung Butir Warna Lain,
lnfestasi S. zeamais

karena Pengaruh Varietas dan

............................................

1 8 . F Hitung Kotoran, karena Pengaruh Varietas dan lnfestasi
S. zeamais ........................................................
1 9 . F Hitung Karbohidrat, karena Pengaruh Varietas dan Cara
Penyimpanan .....................................................

20. F Hitung Protein,

karena Pengaruh Varietas

Penyimpanan

dan Cara

.....................................................

2 1 . F Hitung Karbohidrat, karena Pengaruh Varietas dan Infestasi S. zeamais ...................................................

22. F Hitung Protein, karena Pengaruh Varietas dan lnfestasi

S. zeamais

........................................................

23. Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Refatif Udara (Tahun
1986-1 994) di Kabupaten Kupang, Stasiun Klimatologi Klas II Lasiana, Kupang .................................

DAFTAR GAMBAR
Halarnan

Nomor
1.

Bagan Masalah Lingkungan Penyimpanan Jagung dan
Pemecahan Masalah ...........................................

2.

Perbedaan Ekosistem Alam dengan Ekosistem Manusia
(Clapham Jr, 1 9 7 6 ) ............................................

3.

Jaringan M a k a n a n Hama dalam Penyimpanan Jagung (NRI,
1 9 9 1 ; Syarief dan Halid, 1 9 9 3 ) ............................

4.

A m b a n g Hidratasi Berbagai Jenis Kerusakan Biji-Bijian pada
S u h u Penyirnpanan 22O-30°C (Syarief, 1 9 8 3 ) .........

5.

lndeks Kerusakan d i Los Banos dari Bulan k e Bulan dalam
Penyimpanan Gabah (Teter, 1 9 8 4 a ) .......................

6.

lndeks Kerusakan d i Los Banos dari J a m k e J a m dalam
Penyimpanan Gabah (Teter, 1 9 8 4 a ) ........................

7.

Bagan Pelaksanaan Analisis M i k o t o k s i Jagung

8.

Kegiatan Pascapanen Jagung y a n g Dilakukan Petani Sebel u m Penyimpanan ...............................................

9.

Pengaruh Varietas dan Cara Penyimpanan terhadap Susut
B o b o t Jagung Selama Penyimpanan ......................

................

1 0 . Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap Populasi lmago
S. zeamais, Persentase Kerusakan, dan Susut
5 o b o t Jagung ....................................................
1 1 . Pengaruh Varietas Jagung dan Cara Penyimpanan terhadap
Populasi lmago S. zeamais dan lmago Parasit
A. calandrae ......................................................
1 2 . Pengaruh Varietas terhadap Toksin Aspergillus flavus, A .
ochraceus d a n Fusarium moniliforme, Setela h
Tiga Bulan Penyimpanan .....................................
1 3. Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap Toksin Aspergillus
flavus, A. ochraceus, dan Fusarium moniliforme,
Setelah Tiga Bulan Penyimpanan ..........................
14. Grafik Populasi lmago S. zeamais, Persentase Kerusakan
dan Susut Bobot Jagung, karena Pengaruh lnteraksi
Varietas dengan lnfestasi S. zeamais Selama
Penyimpanan .....................................................

Histogram Kadar Air, Butir Rusak, Butir Warna Lain, dan
Kotoran, karena Pengaruh Varietas pada Cara
Penyimpanan yang Berbeda. serta Pengaruh Cara
Penyimpanan pada Varietas yang Berbeda,
U n t u k Seluruh W a k t u Pengamatan ........................
Histogram Kadar Air, Butir Rusak, Butir Warna Lain, d a n
Kotoran, karena Pengaruh Varietas pada Cara Penyimpanan y a n g Berbeda, Selama Penyimpanan ............
Grafik lndeks Kerusakan d i Kupang dari Bulan ke Bulan
dalam Penyimpanan Jagung .................................

Gambar Lokasi Survai dan Lokasi Simulasi Penelitian Penyimpanan Jagung di Kabupaten Kupang ....................
Bangunan Penyimpanan J a g u n g d i Tingkat Petani pada
Kecamatan Amarasi dan Kecamatan Kupang Timur,
(a) Bangunan dengan A t a p Seng, (b) Bangunan
d e n g a n A t a p Alang-Alang atau Rumput Kering, d a n
( c ) Cara Penyimpanan J a g u n g oleh Petani ..............
Simulasi Percobaan Penyimpanan Pengaruh Varietas dan
Cara Penyimpanan terhadap Kualitas Jagung, (a)
Bangunan Penyimpanan. (b) Penyimpanan Jagung
dalam Bentuk Tongkol, dan ( c ) Penyimpanan Jagung
Pipil dalam Karung Goni d a n Karung Plastik ............
C o n t o h Pemisahan Jagung Ke Dalam Bagian-Bagiannya,
Yaitu Butir Utuh, Butir Rusak, Butir Berlubang,
Butir Warna Lain, dan Kotoran ..............................
Simulasi Percobaan Penyimpanan Pengaruh Varietas dan
lnfestasi S. zeamais terhadap Kualitas Jagung. - (a)
8iakan S. zeamais, ( 6 ) Pemisahan Imago Jantan dan
Betina, dan (c)Penyimpanan Jagung pada Berbagai
Perlakuan, Setelah Tiga Bulan Penyimpanan ...........
Spesies Serangga Hama dan Parasit yang Ditemukan pada
Simulasi Pengaruh Varietas dan Cara Penyimpanan
terhadap Kualitas J a g u n g di Kupang (Diarnbil dari
Koleksi Laboratorium Hama Pascapanen BIOTROP
d a n NRI, 1 9 9 1 ) ..................................................
C o n t o h Hasil lsolasi Cendawan dari Biji Jagung pada M e d i u m
DG,,
Setelah Enarn Hari pada Suhu 2 S 0 dengan Penge
10-3
dan 10-4pada Contoh Jagung dari Berceran I0-2,
bagai Perlakuan, Setelah Tiga Bulan Penyirnpanan ...

8.

9.

Contoh Khromatogram Nivalenol (NIV). Deoksinivaeleonol
(DON). dan Zearalenon {ZEN) dari Biji Jagung dengan
HPLC ...............................................................

.

.

Contoh Khromatogram Aflatoksin (B,. B.
G , . G . ) . dari Biji
Jagung dengan HPLC .........................................

10. Contoh Khromatogram Okhratoksin (OKH). dari Biji Jagung
dengan HPLC .....................................................

xxiii

149

.

150
151

PENDAHULUAN
Latar Belakang
J a g u n g (Zea mays

L.) merupakan hasil pertanian pangan y a n g

termasuk dalam kelompok biji-bijian.

D i Indonesia jagung

merupakan

m a k a n a n p e n t i n g kedua setelah beras.

Selain itu, jagung juga merupakan

bahan b a k u makanan ternak dan bahan b a k u industri.
Produksi Jagung d i Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati u r u t a n
kedua terbesar dalam produksi pangan setelah u b i k a y u (Pemda. Tingkat I
Nusa Tenggara Timur, 1 9 9 0 ) .

Selama t a h u n 1 9 8 8 - 1 9 9 5 produksi jagung

d i N T T d a n Indonesia berturut-turut 1.64-1 - 7 8 t o n l h a d a n
t o n / h a (Anonim. 1 9 9 6 ) .

1.95-2.26

Produksi ini masih rendah, jika dibandingkan

dengan sasaran produksi u n f u k mencapai swasembada jagung pada t a h u n
1 9 9 8 , y a i t u 2 . 4 4 ton/ha (Adjid. 1 9 9 4 ) .
U n t u k pemenuhan

kebutuhan jagung

m e n e t a p k a n kebijakan ekspor-impor jagung.
1 9 9 3 - 19 9 5 berturut-turut 4 9 4 4 4 6 ,

dalam

negeri,

pemerintah

lmpor jagung sejak t a h u n

1 1 0 9 253, d a n 9 6 9 1 4 5 ton, se-

d a n g k a n ekspor pada t a h u n y a n g sama berturut-turut 5 2 0 8 8 , 34 0 9 1 ,
d a n 7 4 880 t o n (Anonim, 1 9 9 6 ) .

Besarnya impor jagung dibandingkan

dengan ekspor antara lain disebabkan o l e h kebutuhan y a n g rneningkat
setiap tahun.

A d j i d ( 1994) memperkirakan b a h w a selarna Pelita VI, rata-

rata peningkatan kebutuhan jagung u n t u k konsumsi 1 . 9 8 % / t h n d a n u n t u k
k e b u t u h a n benih, pakan, d a n industri 5.33%/thn.
Salah s a t u usaha y a n g dapat dilakukan u n t u k mencapai swasembada jagung adalah dengan menekan susut atau kehilangan hasil selarna
kegiatan pascapanen.

Kehilangan biji-bijian dalam penyimpanan rneliputi

p e n y u s u t a n kuantitatif d a n penyusutan kualitatif.

M e n u r u t Syarief d a n

l r a w a t i (19 8 8 ) penyusutan kuantitatif dinyatakan dalam s u s u t

bobot,

sedangkan

seperti

penyusutan

kualitatif

berupa

penyirnpangan

mutu

adanya penyimpangan warna, penurunan nilai gizi, penyimpangan sifats i f a t fisik-kimia, kontaminasi jasad renik dan senyawa beracun pada bijibijian yang disimpan.
nian di lndonesia

Secara umum, kehilangan pascapanen hasil perta-

sebelum dikonsumsi dapat mencapai 3 5 - 4 5 % (Syarief

dkk., 1 9 8 5 ) .
M e n u r u t Purwadaria ( 19 8 8 ) susut pascapanen jagung berbeda-beda
m e n u r u t kebiasaan y a n g dilakukan d i tiap daerah.

Susut pascapanen

jagung y a n g dipanen pada kadar air rendah ( 1 7 - 2 0 % ) m a u p u n pada kadar
air t i n g g i (35-40'36) menunjukkan
hampir sama.

susut tercecer dan s u s u t m u t u y a n g

Susut tercecer dan susut m u t u pada panen kadar air rendah

masing-masing 1.2-4.796 dan 5.0-9.0%,

sedangkan panen kadar air t i n g g i

masing-masing 1.7-5.2% dan 6.0-1 0.0%.
Dorosh dkk. ( 1 9 8 7 ) melaporkan b a h w a penyimpanan jagung yang
dilakukan oleh Bulog selama empat bulan mengalami susut sebesar 1 0 % .
Sedangkan susut b o b o t yang diperkenankan m e n u r u t FA0 sebesar 2 %
(Saul dan Harris,

1 9 7 8 ) . di Amerika sebesar 0.5%.

dan d i Indonesia

1 .O-1 . 5 % (Syarief dan Irawati, 1 9 8 8 ) .
Kualitas biji-bijian dalam penyimpanan sangat ditentukan oleh aspek
lingkungan penyimpanan.

Aspek lingkungan ini meliputi faktor fisik teru-

t a m a s u h u dan kelembaban udara,
cendawan,

faktor biotik terutama oleh hama,

dan bakteri, serta faktor sosial seperti kebiasaan d a n cara

penyimpanan y a n g digunakan.

M e n u r u t Syarief

( 1 9 8 3 ) kapang akan

b a n y a k menimbulkan kerusakan pada kelembaban relatif (R,)
62-1009'0 dan kerusakan kimia akan terjadi pada

R,

penyimpanan

50-75%,

masing-

masing pada s u h u penyimpanan 22-30°C.
Suhu dan kelembaban relatif (R,)

masing-masing daerah, juga dapat

menggambarkan indeks kerusakan (Deterioration lndeks atau Dl), y a i t u

potensi kerusakan y a n g mungkin terjadi dalam penyimpanan biji-bijian
y a n g disebabkan oleh perbedaan lingkungan penyimpanan.

Penelitian

Syarief dan Santoso ( 1 990) d i Pulau J a w a menunjukkan b a h w a terdapat
korelasi positif antara nilai indeks kerusakan dengan perkembangan jazad
renik dalam penyirnpanan gabah.

lndeks kerusakan ini terutama berguna

dalam memilih jenis teknologi u n t u k penyimpanan biji-bijian yang sesuai
d e n g a n kondisi lingkungan setempat.
Umumnya.

penyimpanan

jagung

di

Indonesia

dilakukan

sekitar

ernpat bulan, sedangkan penyimpanan paling lama ditemukan d i Nusa
Tenggara Timur y a i t u selama satu tahun, berlangsung dari rnusim panen
sampai m u s i m panen berikutnya.

Lamanya penyimpanan jagung tersebut

karena panen hanya dilakukan sekali dalam setahun, sedangkan jagung
merupakan makanan p o k o k yang selalu dibutuhkan tiap hari (Dorosh dkk.,
1987).

lnformasi mengenai kehilangan hasil dalam penyimpanan jagung,

serta bagaimana karakteristik penyimpanan yang dilakukan oleh petani
b e l u m banyak diketahui. Demikian halnya dengan faktor-faktor lingkungan
p e n y i m p a n a n yang menyebabkan turunnya kualitas jagung.
Perumusan dan Pemecahan Masalah
Masalah susut pascapanen jagung dalam
10% s u d a h merupakan ha1 yang c u k u p serius.

penyimpanan sebesar
Terlebih bila mengingat

s u s u t b o b o t yang diperkenankan oleh FAO, hanya sebesar
b o b o t karena respirasi sebesar 1.O-1.5%.
jagung

selama

disimpan

sangat

2 % dan s u s u t

Telah dilaporkan b a h w a kualitas

bergantung

kepada

berbagai

fing-

k u n g a n biotik dan abiotik dalam sistem penyimpanan (NRI, 1991; Syarief
dan Halid (1993).

Faktor yang sangat penting dalam lingkungan b i o t i k

penyimpanan, yaitu serangga, serangga hama, cendawan, d a n c e n d a w a n

patogen. Sebelum dan setelah panen, jagung dapat terserang oleh Aspergillus flavus Link dan Fusarium spp.

M e n u r u t Q u i t c o (19 9 1 ), jagung pada

t i n g k a t masak susu lebih rentan terhadap serangan A . flavus dibandingkan
dengan jagung y a n g sudah masak.

Selanjutnya,

dilaporkan b a h w a di

Philipina, 70% u n i t sampel jagung tongkol d i pertanaman terserang
flavus, dengan kandungan aflatoksin B, sebesar 929 ppb.

A.

Hal ini ditun-

jang oleh Siriacha dkk. ( 1 9 9 4 ) . yang menemukan b a h w a kontaminasi A.
flavus p a d a biji jagung di pertanaman terjadi sejak tanaman berumur 80
hari.

Sedangkan aflatoksin ditemukan pada biji jagung setelah tanaman

b e r u m u r 1 0 2 hari, dengan kandungan aflatoksin B, sebesar

1 9 . 2 ppb.

Disamping itu, cara penyimpanan, dan adanya hama g u d a n g seperti Sirophilus zeamais Motsch., serta kondisi sanitasi dan higienis penyimpanan
s a n g a t menentukan kualitas jagung dalam penyimpanan.

Kondisi sanitasi

d a n higienis penyimpanan antara lain disebabkan o l e h adanya kontaminasi
c e n d a w a n dan mikotoksin.
U n t u k mempertahankan kuatitas pascapanen jagung

d i Kupang,

dimana petani melakukan penyimpanan hingga s a t u t a h u n perlu dilakukan
s u a t u penelaahan aspek lingkungan biotik dan abiotik y a n g berpotensi
menimbulkan kerusakan jagung dalam penyimpanan (Gambar 1 ).

tnforma-

si y a n g diperoleh dari kajian tersebut dapat digunakan dalam penentuan
strategi pengendalian kerusakan pascapanen, proses pascapanen, dan cara
penyimpanan y a n g tepat.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
7 . Mempelajari sistem penyimpanan jagung d i tingkat petani (cara penyim-

p a n a n dikaitkan dengan iklim dan kondisi setempat, b u

1
Penyimpanan
dan Aktivitas
Petani

1

1

Masalah
Lingkungan Penyimpanan

Potensi
Dalam Penyimpanan

Fisik-Kimia Jagung :
penurunan kualitas jagung seperti peningkatan butir rusak, penyimpangan wama, dan
penurunan kadar gizi
seperti karbohidrat.
2. Biotik : serangan hama
(Sitophilus zeamais) ,
dan cendawan penghasil
toksin .
3. Sosial-ekonomi: kurang
pengetahuan tentang
manfaat penyimpanan
dan masih kurangnya
perlakuan pascapanen
sebelum penyimpanan.

1. Fisik-Kimia Jagung :

1.

produksi jagung, penurunan kadar air jagung
selama penyimpanan2. Biotik : keanekaragaman hayati (varietas yang diusahakan
banyak) .
3. Sosial-ekonomi: tradisi atau kebiasaan penyimpanan, kesadaran
masyarakat untuk menyimpan sebagai stok
makianan dan benih serta jagung merupakan
makanan pokok masyarapedesaan di Kupang.

c->

TEKNOLOGI

PENYIMPANAN JAGUNG

PENELITIAN
Penyimpanan

:

Lingkungan Penyimpanan dan
Kualitas Jagung

.I
Peranan Lingkungan Penyimpanan terhadap
Kualitas Jagung dan Potensi

]

Penyempurnaan Teknologi penyimpanan Jagung

Gambar 1 .

I

Bagan Masalah Lingkungan Penyimpanan Jagung dan
Pemecahan Masaiah

panan, analisis usahatani dan biaya penyimpanan), serta usaha

per-

baikan cara penyimpanan jagung ke arah yang lebih menguntungkan.

2. Menelaah pengaruh perkembangan hama, cendawan patogen pascapanen
dan kondisi lingkungan tempat penyimpanan ( s u h u dan R,)

terhadap

kualitas jagung, kondisi sanitasi, dan higienis penyimpanan (rnikrobiologi
dan mikotoksin).
3. Mempelajari potensi kerusakan jagung dalam penyimpanan y a n g disebab-

k a n oleh aspek lingkungan penyimpanan.
Kegunaan Penelitian
1 . Sebagai informasi dasar dalam

penyusunan strategi pengendalian keru-

sakan jagung dalam penyimpanan, agar jagung pada saat dibutuhkan
masih tetap aman d a n layak u n t u k dikonsumsi.

2. Dapat digunakan sebagai sumber inforrnasi dalam penyusunan pedornan
G A P (Good Agricultural Practices) dan GHP (Good Handling Practices)
u n t u k dapat menjamin kualitas hasil pertanian secara menyeluruh, k h u susnya jagung.

T I N J A U A N PUSTAKA
Ekosistem Penyirnpanan
Ekosistem adalah satuan fungsional dasar dalam ekologi karena d i
dalam ekosistem terdapat mahluk hidup (komunitas biotik) dan lingkungan
abiotik

yang

masing-masing

saling

mempengaruhi

sifat-sifatnya

dan

keduanya perlu u n t u k memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan alam d i b u m i (Odurn, 1 9 7 1 ) .

Di dalam Undang Undang Ling-

k u n g a n Hidup (1 982) ekosistem diartikan sebagai tatanan kesatuan secara
u t u h menyeluruh antara segenap unsur lingkungan h i d u p yang saling
mempengaruhi.

Sedangkan lingkungan hidup y a n