Landasar hukum WPR, antara lain Penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat :

d. Menekan dan mengendalikan kerusakan lingkungan, karena dilakukan pada wilayah yang sebelumnya telah ditetapkan peruntukkannya sebagai WPR ; e. Mencegah penambangan tanpa izin PETI.

1. Landasar hukum WPR, antara lain

: a. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu pada lampiran pembagian urusan pemerintahan konkuren antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupatenkota huruf cc tentang pembagian urusan Pemerintahan Bidang Energi Sumber Daya Mineral yang terdiri atas: • Mengenai Wilayah Pertambangan Rakyat tercantum pada sub urusaan Mineral dan Batubara 2, kolom kewenangan pemerintah pusat huruf a yang berbunyi : “Penetapan Wilayah Pertambangan sebagai bagian dari rencana tata ruang wilayah nasional, yang terdiri atas Wilayah Usaha Pertambangan, Wilayah Pertambangan Rakyat dan Wilayah Pencadangan Negara serta Wilayah Usaha Pertambangan Khusus”; • Mengenai Izin Pertambangan Rakyat tercantum pada sub urusan Mineral dan Batubara 2, Kolom kewenangan Daerah Provinsi huruf d yang berbunyi : “Penerbitan Izin pertambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah pertambangan rakyat”. b. Undang-undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 20-26 tentang Wilayah Pertambangan Rakyat dan pasal 66-73 tentang Ijin Pertambangan Rakyat ; c. PP No. 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan pasal 26- 27 tentang Wilayah Pertambangan Rakyat ; d. PP No. 23 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 47-48 tentang Ijin Pertambangan Rakyat.

2. Penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat :

Sebelum dikeluarkannya Izin Usaha Pertambangan Rakyat IPR maka terlebih dahulu ditetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat WPR. Dalam UU No.4 tahun 2009 pasal 20 “bahwa kegiatan Pertambangan Rakyat dilaksanakan dalam suatu WPR”. Wilayah Pertambangan Rakyat WPR adalah bagian dari wilayah pertambangan WP yang memiliki potensi mineral danatau batubara tempat dilakukannya kegiatan usaha pertambangan rakyat.

3. Kriteria Penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat :