LAPORAN PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA KU

LAPORAN PERJALANAN DINAS
DALAM RANGKA
KUNJUNGAN KERJA KE PABRIK KALTIM-5 PT. PUPUK KALTIM
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA DASAR - DITJEN BIM
DI BONTANG – KALIMANTAN TIMUR
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------I.

Nama dan Jabatan

: Raditya Eka Permana
Kasie Standard dan Teknologi
Direktorat Industri Kimia Dasar

II.

Kota Tujuan

: Bontang – Propinsi Kalimantan Timur

III.


Lokasi Kegiatan
Kalimantan Timur

: PT. Pupuk Kaltim, Bontang,

IV.

Program Kegiatan

: Fasilitasi Revitalisasi Pabrik Pupuk

V.

Tanggal Pelaksanaan

: 11 – 13 Juni 2015

Latar Belakang

:


VI.

a. Dasar Hukum.
 Undang-Undang No. 3 tahun 2014 Tentang Perindustrian.
 Undang-undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
 Undang undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
 Peraturan Pemerintah No. 39 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional.
 Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional.
 Inpres No. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional Tahun 2010.
 Inpres No. 2 Tahun 2010 Tentang Revitalisasi Industri Pupuk.
 Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang
Persyaratan Minimal Mutu Pupuk Organik & Pembenah Tanah Indonesia.
b.


Gambaran Umum Singkat


Program ketahanan pangan nasional telah menjadi salah satu prioritas
utama Pemerintah. Berkaitan dengan hal ini, program revitalisasi industri
pupuk termasuk ke dalam salah satu program prioritas nasional 100 hari
Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Hal ini ditegaskan dalam
Inpres Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas



VII.

Pembangunan Nasional Tahun 2010 dan kembali ditegaskan dalam Inpres
Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Revitalisasi Industri Pupuk.
Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, kebijakan
pemupukan di sektor pertanian dimasa mendatang tidak hanya terfokus
pada pengembangan pupuk tunggal namun juga mengarah pada
penggunaan pupuk majemuk dan pupuk organik. Oleh karena itu selain

melakukan program revitalisasi terhadap pabrik pupuk urea, dalam Renstra
Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 program revitalisasi industri
pupuk tidak hanya diarahkan pada pengembangan dan pembangunan
pabrik pupuk tunggal saja, melainkan juga mencakup pengembangan
industri pupuk majemuk dalam hal ini pupuk NPK serta pengembangan
industri pupuk organik.

Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
- Kunjungan kerja Menteri Perindustrian untuk meninjau kesiapan peresmian
pabrik Kaltim-5 di PT. Pupuk Kaltim
b. Tujuan Kegiatan
- Terlaksananya kegiatan tinjauan kesiapan Pabrik Kaltim-5 untuk diresmikan oleh
Presiden RI.

VIII.

Kegiatan Kunjungan Selama Pelaksanaan

Kawasan Industri di Bontang, Kalimantan Timur yaitu Kaltim Industrial Estate,

merupakan salah satu kluster industri petrokimia unggulan di Indonesia berbasis gas
bumi (Methane Gas) yang di dalam kawasan ini terdapat setidaknya 12 perusahaan.
PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk (PT. Pupuk Kaltim) dan PT. Kaltim Methanol
Industri (PT. KMI) merupakan bagian penting dalam pengembangan industri berbasis
gas bumi di Bontang. Peranan PT. Pupuk Kaltim sangat kita hargai, terutama dalam
upaya mendukung pemenuhan pupuk Urea di dalam negeri khususnya untuk sektor
pertanian sejak tahun 1984 sampai sekarang.
Pembangunan proyek Pabrik Kaltim-5 merupakan bagian dari Program Revitalisasi
Industri Pupuk yang merupakan tindak lanjut dari Inpres No. 2 Tahun 2010 Tentang
Revitalisasi Industri Pupuk dan merupakan program prioritas nasional.
Dengan beroperasinya pabrik Kaltim-5, maka total kapasitas produksi Urea akan
meningkat menjadi 3.4 juta ton per tahun atau meningkat sekitar 15%. Dari kapasitas

produksi Urea tersebut, PT. Pupuk Kaltim akan memberikan sumbangan untuk
memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri sekitar 40% dari kapasitas produksi pupuk
Urea nasional yang mencapai 8,5 juta ton.
Dalam proses pembangunan Pabrik Kaltim-5 yang merupakan pembangunan pabrik
Amoniak dan Urea terbesar di Asia Pasifik, kami mengetahui bahwa prosesnya
tidaklah mudah. Banyak tantangan dan hambatan dari segi teknik maupun kondisi
alam yang dihadapi selama masa pembangunan pabrik Kaltim-5 ini. Walaupun ada

perubahan jadwal proyek pembangunan pabrik Kaltim-5 tetapi kami melihat PT.
Pupuk Kaltim sudah melakukan banyak upaya agar pembangunan pabrik dapat
berjalan sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan apresiasi kepada manajemen dan
karyawan PT. Pupuk Kaltim yang sejauh ini telah berupaya sebaik-baiknya dalam
menyelesaikan pembangunan pabrik. Selain itu kami sampaikan juga terima kasih
kepada jajaran Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Kalimantan Timur maupun
Tingkat II Bontang, Kontraktor, dan pihak-pihak lain yang telah ikut mendukung
keberhasilan pelaksanaan pembangunan proyek tersebut.
Kami berharap pada tahapan akhir Performance Test dan Plant Acceptance akan
berjalan sesuai dengan jadwal sehingga Pabrik Kaltim-5 dapat segera beroperasi
dan berkontribusi pada pasokan pupuk nasional.
Mengingat lokasi pabrik ini berada dalam Kawasan Timur Indonesia, keberadaan
industri ini tentunya akan lebih mendorong dalam mempercepat pembangunan di
Kawasan Timur Indonesia, yang masih sangat perlu mendapat prioritas yang lebih
dari Pemerintah. Bagi daerah Kalimantan Timur sendiri keberadaan industri ini akan
menambah potensi dan khasanah bagi pengembangan ekonomi daerah. Dengan
dukungan sumber daya alam yang tersedia di Kalimantan Timur khususnya gas bumi
sebagai bahan dasar pembuatan bahan baku, dan kawasan yang ada seperti
kawasan industri Pupuk Kaltim dimana kita berada ini, tentunya akan mempunyai

daya tarik sendiri bagi pengembangan industri khususnya industri petrokimia,
dimana dengan beroperasinya pabrik Kaltim-5 menjadikan komplek industri ini
menjadi komplek industri Ammonia dan Urea dalam satu lokasi yang terbesar di Asia

bahkan di dunia. Disamping itu dengan adanya pabrik Methanol yang telah
beroperasi di lokasi ini dan diikuti dengan pabrik-pabrik industri yang lain seperti
Malamine, Ammonium Nitrat dan Soda Ash menjadikan kawasan ini sebagai
kawasan industri kimia besar yang sejajar dengan kawasan industri petrokimia yang
ada di Jawa, hal ini tentunya perlu perhatian yang lebih besar dari Pemerintah
terhadap jaminan suplai gas bumi dengan harga yang wajar untuk menjaga
kelangsungan seluruh industri tersebut agar dapat berkembang dengan struktur
yang kokoh dan berkelanjutan.
Dengan keberadaan PT. Pupuk Kaltim dan PT. Kaltim Methanol Industri di Bontang,
kami berharap semoga mendatangkan manfaat yang besar bagi bangsa Indonesia,
khususnya dalam membantu program ketahanan pangan nasional dan memajukan
industri kimia di Indonesia.

Jakarta,

Juni 2015


Penyusun Laporan

Raditya Eka Permana