PENDAHULUAN Multi-Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB)

I. PENDAHULUAN

Tuberkulosis TB adalah suatu penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis gambar . Sumber penularan adalah dahak yang mengandung kuman TB. Gejala umum TB paru pada orang dewasa adalah batuk yang terus‐menerus dan berdahak, selama tiga minggu atau lebih. Bila tidak diobati penyakit dapat berkembang menjadi fatal. Estimasi global terhadap insidensi MDR‐TB pada tahun adalah sebesar . atau sekitar , dari jumlah total estimasi insidens tuberkulosis TB di negara pada tahun . . . Dua negara penyumbang kasus terbesar adalah China dan ndia, yang diperkirakan menyumbang sekitar dari seluruh kasus MDR‐TB dan diikuti oleh Rusia sekitar . Gambar . M. tuberculosis dalam pewarnaan tahan asam kiri dan melalui mikroskop elektron kanan . CDC Resistensi obat pada kasus TB adalah masalah yang mendapat perhatian besar dalam program penanggulangan TB oleh karena beberapa strain MDR‐TB yang sulit diobati. Strain ini mendapat perhatian oleh karena dapat menyebar di seluruh dunia, menekankan perlunya peningkatan program kontrol, seperti metode diagnostik baru, obat‐obatan yang lebih efektif dan penemuan vaksin yang lebih efektif. Pasien dengan MDR-TB membutuhkan pengobatan lebih lama dengan obat yang sebenarnya kurang efektif namun lebih toksik. Oleh karena itu sangat penting untuk membedakan diagnosis MDR-TB dengan resistensi lain dengan melakukan kultur mikobak j y terial dan u i sensitifitas karena implikasi terapi ang berbeda. 4 Prevalensi resistensi OAT diantara pasien baru merupakan indikator yang sangat penting dalam program pengendalian TB. Prevalensi resisten diantara orang yang belum pernah diobati merefleksikan gambaran program selama periode yang panjang dan mengindikasikan tingkat penularan di dalam masyarakat. Pasien yang menjalani pengobatan Universitas Sumatera Utara kembali merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari pasien kronik yang merupakan kasus gagal pengobatan, kasus relaps, dan pasien yang kembali setelah putus berobat. Dalam beberapa kasus, dari populasi ini lebih dari menunjukkan hasil smear positif. Kasus kronik dan pengobatan yang gagal memiliki resiko yang lebih besar mendapatkan resistensi dan MDR‐ TB. Terdapat bukti yang menunjukkan hubungan antara TB dan V. Namun meskipun kejadian kasus TB resisten OAT diantara pasien V positif secara nosokomial sudah secara luas diketahui, masih sedikit informasi yang didapat tentang hubungan V dan resistensi OAT dalam tingkat populasi. Ada dua alasan utama kenapa TB resisten OAT dapat dikaitkan dengan V. Pertama adalah terdapatnya resistensi rifampisin diantara pasien TB dengan V dan dalam pengobatan TB, meskipun hal ini berkaitan dengan pengobatan yang terputus‐putus. Malabsorbsi OAT juga telah berhasil dibuktikan dalam penelitian kohort pada kelompok dengan prevalensi V yang tinggi, yang menunjukkan pasien TB dengan V kemungkinan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan resistensi. Alasan kedua berhubungan dengan paparan, faktor risikonya adalah riwayat dirawat di rumah sakit yang berarti pasien TB dengan V memiliki risiko yang tinggi terpapar kuman yang resisten.

II. DEFENISI