Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 1 gram dalam sistem resirkulasi pada padat penebaran berbeda
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH
IKAN SIDAT Anguilla marmorata UKURAN 1 GRAM
PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PADAT
PENEBARAN BERBEDA
HERU AHEN PRIATNA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ABSTRAK
HERU AHEN PRIATNA. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat
Anguilla marmorata ukuran 1 gram pada sistem resirkulasi dengan padat
penebaran berbeda. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan YANI
HADIROSEYANI.
Ikan sidat A. marmorata merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai jual
tinggi, tetapi produksinya masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Untuk
itu diperlukan upaya peningkatan produksi benih ikan sidat pada kegiatan
pendederan secara intensif melalui peningkatan padat penebaran. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh padat penebaran terhadap produksi benih
ikan sidat A. marmorata yang dipelihara dalam sistem resirkulasi melalui kajian
kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Benih yang digunakan berbobot 1,24 ±
0,02 gram/ekor yang dipelihara pada akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 40 cm
dan diisi air sebanyak 64 L. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak
lengkap dengan 3 perlakuan padat penebaran yaitu 1, 2, dan 3 ekor/L dan masingmasing 3 ulangan. Pakan berupa cacing sutera diberikan secara ad libitum. Data
yang diambil meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan, koefisien keragaman
bobot, dan konversi pakan. Padat penebaran ikan sidat 1, 2, dan 3 ekor/L pada
sistem resirkulasi tidak mempengaruhi kelangsungan hidup, yaitu menghasilkan
derajat kelangsungan hidup sebesar 76,92-77,95%. Peningkatan padat tebar
meningkatkan pertumbuhan dan menurunkan konversi pakan. Padat tebar 3
ekor/L menghasilkan pertumbuhan tertinggi dan konversi pakan terendah.
Kata kunci: Anguilla marmorata, padat penebaran, kelangsungan hidup,
pertumbuhan
ABSTRACT
HERU AHEN PRIATNA. Survival rate and growth of eel Anguilla marmorata
fry at size of 1 g in weight in recirculating system of different rearing density.
Supervised by TATAG BUDIARDI and YANI HADIROSEYANI.
Eel Anguilla marmorata is one of fish comodity that has high value, but its
production level is not met with the market demand yet. The effort is needed to be
done in order to increase production of eel fry by an intensive rearing system
through high rearing density. This study was performed to analyze the effect of
rearing density on eel Anguilla marmorata fry production in recirculation system
by analizing survival rate and growth of fry. Fry used was 1,24 ± 0,02 g in weight
and were reared in aquaria 80 cm x 40 cm x 40 cm filled with 64 liters water in
recirculation system. This study used the completely randomized design with 3
treatments that were rearing density those are 1, 2, and 3 fry/liter and 3
replication. This were feed by Tubifex ad libitum. Collected data were survival
rate, growth, standard deviation of weight, and feed conversion ratio. The result of
study showed that survival rate and standard deviation of weight did not affected
by rearing density, while growth and feed conversion ratio were did. Survival rate
of fish was high; 76,92-77,95%. Growth were increased, while feed conversion
ratio were decreased by increasing of rearing density.
Keyword: Anguilla marmorata, rearing density, survival rate, growth
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kelangsungan
hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 1 gram pada
sistem resirkulasi dengan padat penebaran berbeda” adalah benar merupakan hasil
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2013
Heru Ahen Priatna
C14080032
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH
IKAN SIDAT Anguilla marmorata UKURAN 1 GRAM
PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PADAT
PENEBARAN BERBEDA
HERU AHEN PRIATNA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
: Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat
Anguilla marmorata ukuran 1 gram dalam sistem resirkulasi
pada padat penebaran berbeda
Nama
: Heru Ahen Priatna
NIM
: C14080032
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
Disetujui oleh
Dr Ir Tatag Budiardi, MSi
Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Ir Yani Hadiroseyani, MM
Pembimbing II
PRAKATA
Tiada kata terindah untuk membuka pengantar ini selain mengucapkan
syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT sehingga karya ilmiah dengan
judul “Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla
marmorata ukuran 1 gram pada sistem resirkulasi dengan padat penebaran
berbeda” dapat diselesaikan. Penelitian dilaksanakan dari bulan September sampai
dengan bulan November 2012 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen
Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Karsim dan Ibunda Wiwin Taswinah serta Adik-adik, Herdi Dwi
Purwanto, dan Herlan Tri Wahyudi atas doa, kasih sayang, dan dukungannya.
2. Dr Ir Tatag Budiardi, MSi selaku Pembimbing I dan Ir Yani Hadiroseyani,
MM selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis sampai menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr Dinamella Wahjuningrum, SSi, MSi selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberikan semangat dan motivasi kepada penyusun.
4. Kang Dama, Pak Ranta, Kang Abe, Pak Wasjan, Mbak Retno atas
kerjasamanya yang baik dalam menyelesaikan skripsi.
5. Owo, Randi, Yoga, Joey, Dina, Adit, Ima, Bayu, Mamon, Titi, Wahyu,
Asbul, Ojan, Dendi, Jeanni, Daus, terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya
6. Keluarga besar BDP 45 terima kasih atas kebersamaan dan persahabatannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga semua
pihak yang membutuhkan.
Bogor, Maret 2013
Heru Ahen Priatna
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
METODE
2
Prosedur Penelitian
2
Persiapan Wadah
2
Penebaran Benih
3
Pemberian Pakan
3
Pengelolaan Kualitas Air
3
Pengambilan dan Pengumpulan Data
3
Derajat Kelangsungan Hidup
3
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
4
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
4
Koefisien Keragaman Bobot
4
Konversi Pakan
4
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
4
5
5
Derajat Kelangsungan Hidup
5
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
5
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
6
Koefisien Keragaman Bobot
6
Konversi Pakan
7
Kualitas Air
8
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
8
10
10
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
18
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik derajat kelangsungan hidup ikan sidat Anguilla marmorata padat
tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
5
2 Grafik laju pertumbuhan bobot harian ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari.
6
3 Grafik laju pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
6
4 Histogram koefisien keragaman bobot ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
7
5 Grafik konversi pakan ikan sidat Anguilla marmorata padat tebar (♦) 1,
(■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
7
DAFTAR LAMPIRAN
1 Skema sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
13
2 Sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata
dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
14
3 Rancangan tempat akuarium
14
4 Analisis statistik derajat kelangsungan hidup (%) ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara dalam
sistem resirkulasi
14
5 Analisis statistik laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari) ikan sidat
Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi
15
6 Analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian (%/hari) ikan sidat
Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi
16
7 Analisis satistik koefisien keragaman bobot (%) ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara dalam
sistem resirkulasi
16
8 Analisis statistik konversi pakan ikan sidat Anguilla marmorata dengan
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara dalam sistem resirkulasi
17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat Anguilla marmorata merupakan ikan katadromus, yaitu ikan yang
memijah di laut, tumbuh berkembang di air tawar dan setelah dewasa kembali ke
laut untuk memijah (Rusmaedi et al. 2010). Setelah tumbuh dan berkembang
dalam waktu yang panjang di perairan tawar, ikan sidat dewasa yang lebih dikenal
dengan yellow eel berkembang menjadi silver eel (matang gonad) kemudian akan
bermigrasi ke laut untuk memijah (Setiawan et al. 2003). Ikan sidat termasuk ikan
air tawar dengan bentuk tubuh panjang, berdaging putih, dan bertekstur lembut.
Ikan sidat memiliki nilai gizi tinggi. Hati ikan sidat mengandung vitamin A
sebanyak 15.000 IU/100 g. Kandungan EPA ikan sidat 1.337 mg/100 g
mengalahkan ikan salmon yang hanya 820 mg/100 g atau tenggiri 748 mg/100 g.
Kandungan DHA ikan sidat 742 mg/100 g, lebih tinggi dari ikan salmon dan
tenggiri yang hanya 492 mg/100 g dan 409 mg/100 g (Suitha 2008).
Ikan sidat merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai jual tinggi.
Permintaan terhadap ikan sidat juga sangat tinggi, baik pasar lokal maupun
internasional. Permintaan untuk daerah Jakarta saja mencapai 3 ton per bulan,
belum terhitung permintaan daerah lainnya (Subiakto 2012). Ukuran konsumsi
ikan sidat sekitar 125-200 g/ekor dan diekspor dalam bentuk hidup, segar, dan
beku ke Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Pasar ikan sidat di Asia terutama
adalah Jepang, Korea Selatan, China, dan Taiwan. Jepang merupakan konsumen
ikan sidat terbesar di dunia, membutuhkan 150 ribu ton dari 250 ribu kebutuhan
dunia (Aji 2010).
Sampai saat ini telah ditemukan 18 spesies ikan sidat dengan distribusi
geografi yang luas meliputi wilayah Indi-Pasifik, Atlantik, dan Oseania. Dari 18
spesies di dunia, sebanyak 6 spesies hidup di Indonesia, yaitu A. borneensis, A.
cebesensis, A. interioris, A. obicura. A. bicolor, dan A. marmorata. A.borneensis
merupakan spesies ikan sidat yang paling tua berdasarkan dendrogram filogeni
(Aoyama, 2001). Itulah sebabnya perairan Indonesia disebut “the origin of the
eels” (Tsukamoto 1999). Dari keenam spesies yang hidup di Indonesia, dua di
antaranya sudah mulai dibudidayakan, yaitu A. bicolor yang terdapat di wilayah
Pulau Jawa dan Sumatera, serta A. marmorata yang terdapat di wilayah Pulau
Kalimantan dan Sulawesi.
Dalam budidaya ikan sidat, ada tiga tahap yang perlu dilakukan yaitu
pendederan I yang merupakan pemeliharaan elver selama 1,5-2 bulan
(memperoleh benih 1-2 g), pendederan II (benih 1-2 g) selama 2-3 bulan untuk
mencapai benih siap tebar 10-20 g, dan pembesaran selama 7-9 bulan untuk
mencapai ukuran konsumsi (150-200 g) (Affandi dan Suhenda 2003). Rusmaedi
(2010) melakukan pemeliharaan ikan sidat dengan bobot rata-rata 1,8 g/ekor
menghasilkan pertumbuhan bobot harian sebesar 2,04%, konversi pakan 2,47.
Pemeliharaan dilakukan dengan padat tebar 500 ekor/1.600 L atau setara dengan
0,31 ekor/L. Untuk dapat hidup dan tumbuh, ikan sidat membutuhkan kondisi
lingkungan yang optimal dan pakan yang cukup, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Selain itu, upaya untuk meningkatkan produksi ikan sidat dapat
dilakukan dengan meningkatkan padat penebaran. Menurut Hepher dan Pruginin
2
(1981), peningkatan padat penebaran akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan
dan pertumbuhan akan berhenti pada padat penebaran tertentu. Peningkatan padat
penebaran harus sesuai dengan daya dukung (carrying capacity).
Faktor-faktor yang mempengaruhi carrying capacity antara lain kualitas air,
pakan, dan ukuran ikan. Dengan pemberian pakan yang tepat, oksigen yang
mencukupi, serta pemeliharaan pada media suhu yang optimal, maka akan
didapatkan performa produksi yang maksimal (Huisman 1987). Selain itu.
peningkatan padat penebaran akan meningkatkan hasil produksi pada kondisi
lingkungan optimal dan pakan yang mencukupi.
Sistem resirkulasi adalah suatu wadah pemeliharaan ikan yang
menggunakan sistem perputaran air, yang mengalirkan air dari wadah
pemeliharaan ikan ke wadah filter (treatment), lalu dialirkan kembali ke wadah
pemeliharaan (Timmons dan Losordo 1994). Keuntungan dari sistem resirkulasi
adalah tidak membutuhkan lahan yang luas, dapat dibuat di daerah-daerah
pemukiman penduduk, efektif dalam pemanfaatan air dan lebih ramah lingkungan,
karena kondisi air yang digunakan dapat dikontrol dengan baik. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian untuk menentukan padat penebaran optimal ikan sidat yang
dapat menghasilkan produksi maksimal dalam sistem resirkulasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh padat penebaran
terhadap produksi benih ikan sidat Anguilla marmorata yang dipelihara dalam
sistem resirkulasi melalui kajian kelangsungan hidup dan pertumbuhan.
METODE
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan sidat adalah akuarium
berukuran 80 cm x 40 cm x 40 cm sebanyak 9 unit menggunakan sistem
resirkulasi (Lampiran 1). Persiapan penelitian meliputi pembuatan konstruksi
sistem resirkulasi, pembersihan wadah, penempatan wadah, pengisian air, dan
stabilisasi sistem. Filter yang digunakan adalah satu unit filter yang berfungsi
sebagai filter fisik, kimia, dan biologi.
Bahan filter yang digunakan terdiri dari busa, karang jahe, pasir, karbon
aktif, zeolit, dan bioball. Pada sistem resirkulasi, air dari akuarium pemeliharaan
masuk ke dalam filter melalui pipa pengeluaran. Air yang keluar langsung
memasuki lamela separator kemudian memasuki bak fiber 1 yang berfungsi
sebagai filter melalui saringan yang dilengkapi busa untuk menyaring air sebelum
memasuki bak fiber 1. Bak fiber 1 telah dilengkapi oleh susunan karang jahe,
pasir, dan karbon aktif sebanyak 50% dari volume bak. Air yang telah melewati
bak fiber 1 memasuki bak fiber 2 dengan sistem bejana berhubungan. Bak fiber 2
telah dilengkapi dengan bioball, zeolit, dan termostat. Air dari bak fiber 2
dipompa ke masing-masing akuarium melalui pipa inlet.
Sebelum digunakan, akuarium pemeliharaan didisinfeksi dengan kalium
permanganat (KMnO4) selama 24 jam kemudian dibilas, dicuci, dikeringkan, dan
3
ditutup plastik hitam (Lampiran 2). Akuarium yang telah siap digunakan
kemudian diisi air sampai ketinggian 20,3 cm sehingga volume air 65 liter. Air
yang digunakan telah diendapkan selama 2 hari. Sistem resirkulasi yang telah
selesai disusun kemudian dijalankan selama 7 hari untuk menstabilkan debit air,
pemeriksaan komponen yang belum berfungsi, dan untuk menumbuhkan bakteri
nitrifikasi pada filter biologi. Untuk menstimulasi tumbuhnya bakteri nitrifikasi,
pelet ikan sebagai sumber nitrogen dimasukkan ke dalam filter biologi.
Penebaran Benih
Benih ikan sidat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki bobot
1,24±0,02 g/ekor yang berasal dari pendederan ikan sidat di Cimanggu, Bogor,
Jawa Barat. Bobot benih ikan sidat diukur dengan mengambil 30 sampel sehingga
dapat diperoleh bobot rata-rata. Benih diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum
ditebar. Penebaran dilakukan setelah 7 hari stabilisasi sistem resirkulasi. Benih
ditebar pada masing-masing akuarium sesuai dengan rancangan percobaan
(Lampiran 3). Jumlah benih yang ditebar pada setiap akuarium sebanyak 65 ekor
pada padat tebar 1 ekor/liter, 130 ekor pada padat tebar 2 ekor/liter, dan 195 ekor
pada padat tebar 3 ekor/liter, kemudian dipelihara selama 56 hari.
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa cacing sutera yang dibersihkan terlebih
dahulu. Pakan selalu tersedia di dalam akuarium (ad libitum). Pakan direndam
terlebih dahulu dalam larutan kalium permanganat untuk mencegah penyebaran
penyakit maupun bakteri dari asal habitat cacing tersebut. Setelah itu, ditimbang
dan diberikan pada benih ikan sidat yang dipelihara.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyifonan yang dilakukan pada
pagi hari. Air yang berkurang akibat penguapan selama pemeliharaan diganti
dengan penambahan volume air pada sistem pemeliharaan. Untuk mengetahui
kualitas air, dilakukan pengukuran parameter kualitas air pada pagi hari setiap 14
hari sekali yang meliputi parameter suhu, pH, DO, amoniak, dan nitrit dengan
menggunakan alat, serta alkalinitas dengan menggunakan metode titrasi.
Pengambilan dan Pengumpulan Data
Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup
sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan. Derajat
kelangsungan hidup dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996) yaitu:
N
DK t x 100%
N0
Keterangan:
DK= Derajat kelangsungan hidup (%)
N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
4
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Bobot ikan diukur dengan pengambilan contoh sebanyak 30 ekor per
akuarium menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g. Laju
pertumbuhan bobot harian dihitung dengan menggunakan rumus dari Busacker et
al. (1990):
ln(t ) ln(o)
=
100%
t
Keterangan :
= Laju pertumbuhan bobot harian individu (%/hari)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
t = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g/ekor)
o = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g/ekor)
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak adalah perubahan bobot rata-rata individu dari
awal sampai akhir pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak dihitung dengan
menggunakan rumus dari Goddard (1996):
t o
LPM =
t
Keterangan:
LPM = Laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari)
t = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
o = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
Koefisien Keragaman Bobot
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman, yang dihitung menggunakan rumus Steel
dan Torrie (1981):
Keterangan:
KK = Koefisien keragaman (%)
S
= Simpangan baku
Y = Rata-rata contoh
Konversi Pakan
Pada penelitian ini perhitungan konversi pakan (feed conversion ratio, FCR)
menggunakan rumus dari Goddard (1996):
F
FCR
Wt Wd W0
Keterangan :
FCR = Konversi pakan
Wt = Biomassa total ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wd = Biomassa total ikan mati selama pemeliharaan (g)
W0 = Biomassa total ikan pada awal pemeliharaan (g)
F = Jumlah total pakan selama pemeliharaan (g)
Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan
tujuan. Data parameter derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot
5
harian, laju pertumbuhan bobot mutlak, koefisien keragaman bobot, dan konversi
pakan dianalisis menggunakan Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada
selang kepercayaan 95% dari program SPSS 16.0. Analisis ini digunakan untuk
menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan
hidup, laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan bobot mutlak, koefisien
keragaman bobot, dan konversi pakan. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat
perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut menggunakan uji Tukey. Analisis
deskripsi kuantitatif digunakan untuk menjelaskan kelayakan media pemeliharaan
bagi kehidupan benih ikan ikan sidat selama penelitian, yang disajikan dalam
bentuk tabel dan gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah derajat kelangsungan hidup,
laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan bobot mutlak, koefisien
keragaman bobot, dan rasio konversi pakan.
Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup rata-rata ikan ikan sidat yang dipelihara
dengan perlakuan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 76,92%,
77,95%, dan 76,92% (Gambar 1). Perbedaan padat tebar ikan sidat tidak
berpengaruh secara nyata terhadap derajat kelangsungan hidup (P>0,05)
(Lampiran 4).
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 1 Grafik derajat kelangsungan hidup ikan sidat Anguilla marmorata padat
tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju pertumbuhan bobot harian ikan sidat yang dipelihara dengan
perlakuan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 0,66%/hari,
1,11%/hari, dan 1,36%/hari (Gambar 2) dengan bobot rata-rata akhir sebesar
1,80±0,24 g, 2,32±0,28 g, dan 2,66±0,06 g. Semakin tinggi padat tebar, maka laju
pertumbuhan bobot harian semakin tinggi (Lampiran 5). Perlakuan padat tebar 1
ekor/L berbeda nyata dengan perlakuan padat tebar 2 ekor/L dan 3 ekor/L.
6
Sementara itu perlakuan padat tebar 2 ekor/L tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 3 ekor/L (Lampiran 5)
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 2 Grafik laju pertumbuhan bobot harian ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56
hari.
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
Laju pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat yang dipelihara pada perlakuan
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 0,010 g/hari, 0,019 g/hari, dan
0,025 g/hari (Gambar 3). Semakin tinggi padat tebar, maka laju pertumbuhan
bobot harian semakin tinggi (Lampiran 6). Perlakuan padat tebar 1 ekor/L berbeda
nyata dengan perlakuan padat tebar 2 ekor/L dan 3 ekor/L.
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 3 Grafik laju pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56
hari
Koefisien Keragaman Bobot
Koefisien keragaman bobot ikan sidat yang dipelihara pada perlakuan padat
tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 22,89%, 22,85%, dan 20,91%
(Gambar 4). Perbedaan padat tebar ikan sidat tidak memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap koefisien keragaman bobot (P>0,05) (Lampiran 7).
7
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 4 Histogram koefisien keragaman bobot ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
Konversi Pakan
Konversi pakan ikan sidat yang dipelihara pada perlakuan padat tebar 1, 2,
dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 19,20; 8,36; dan 6,03 (Gambar 5). Perbedaan
padat tebar ikan sidat mempengaruhi konversi pakan (P0,05)
Gambar 5 Grafik konversi pakan ikan sidat Anguilla marmorata padat tebar (♦) 1,
(■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
8
Kualitas Air
Data kualitas air dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan
bahwa nilai kualitas air relatif homogen antar perlakuan dan masih dalam batas
toleransi untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sidat.
Tabel 1 Kisaran kualitas air media pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata
pada padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
Parameter
Suhu (°C)
pH
DO (mg/L)
Amoniak (mg/L)
Nitrit (mg/L)
Alkalinitas (mg/L
CaCO3 )
1 ekor/L
26,7-28,7
7,78-8,44
3,8-5,7
0,00050,0384
0,01-0,04
Perlakuan
2 ekor/L
26,8-28,7
7,70-8,49
3,7-5,7
0,00050,0620
0,01-0,04
3 ekor/L
26,7-28,7
7,98-8,44
3,4-5,7
0,00050,0997
0,01-0,04
52-108
52-108
52-108
Kisaran Optimal
23-30 (Usui 1974)
6,5-8,0 (Usui 1974)
>3 (Bieniarz et al. 1978)
3 mg/L
(Bieniarz et al. 1978).
Organ pernafasan ikan sidat adalah insang. Ikan sidat memiliki empat
pasang insang yang terletak di dalam rongga branchial. Setiap lembar insang
terdiri atas beberapa filamen insang dan setiap filamen terbentuk dari sejumlah
lamela yang di dalamnya terdapat jaringan pembuluh darah. Dengan kemampuan
10
mengambil oksigen langsung dari udara, menyebabkan ikan ini dapat bertahan
selama beberapa saat di udara terbuka yang memiliki kelembaban cukup tinggi.
Keistimewaan lainnya adalah ikan sidat mempunyai kemampuan mengabsorpsi
oksigen melalui seluruh permukaan tubuhnya. Ikan sidat dilengkapi dengan tutup
insang untuk mempertahankan kelembaban di rongga branchial. Tutup insang ini
berupa celah yang sangat kecil yang terletak di bagian belakang kepala dan agak
sulit dilihat jika diperhatikan secara sepintas (Tesch 2003).
Kandungan amoniak selama pemeliharaan ikan sidat berkisar antara 0,00050,0997 mg/L. Konsentrasi ini masih dalam kisaran normal untuk pemeliharaan
ikan sidat yaitu 20 mg/L mempunyai kapasitas bufer yang relatif tinggi
sehingga perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam dan basa (Boyd
1990).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Padat penebaran ikan sidat 1, 2, dan 3 ekor/L pada sistem resirkulasi tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup, yaitu menghasilkan derajat kelangsungan
hidup sebesar 76,92-77,95%. Peningkatan padat tebar meningkatkan pertumbuhan
dan menurunkan konversi pakan. Padat tebar 3 ekor/L menghasilkan pertumbuhan
tertinggi dan konversi pakan terendah.
Saran
Untuk tujuan produksi, sebaiknya dilakukan pendederan ikan sidat secara
intensif dengan menggunakan padat tebar 3 ekor/L. Untuk tujuan penelitian perlu
dilakukan peningkatan padat tebar lebih dari 3 ekor/L untuk memperoleh
informasi kepadatan optimal benih ikan sidat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R, Suhenda N. 2003. Teknik Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor).
Prosiding Sumberdaya Perikanan Sidat Tropik. UPT Baruna Jaya, BPPT-DKP,
Jakarta. Hlm. 47-54.
Aji RS. 2010. Potensi Budidaya Ikan Sidat: Desa Panikel Cilacap Jadi
Percontohan
Budidaya
Sidat
(Rabu,
19
Mei
2010).
http://www.timlo.net/baca/2012/desa-panikel-cilacap-jadi-percontohanbudidaya-sidat [26 Mei 2012].
Aoyama J, Nishida M, Tsukamoto K. 2001. Molecular phylogeny and evolution
of the freshwater eel, genus Anguilla. Mol. Phylogen Evol., 20: 450-459.
Bieniarz K, Cedrowski A, Bogdan E. 1978. The influence of water temperature on
the growth of European eel (elver and two years old) was investigated.
Raczniki Nauk Ralniczych 1978. Seri H. T. 9828.
Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Sci.
Publ. Comp, Amsterdam, Oxford, New York. 313 halaman.
Boyd CE. 1988. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Fourth Printing.
Auburn University Agriculture Experiment Station. Alabama. 359 p.
Boyd CE. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Auburn University,
Alabama.
Busacker GP, Adelman IR, Goolish EM. 1990. In Schreck CB and Moyle PB
(Editors): Methods for Fish Biology. American Fisheries Society, Bethesda,
Maryland, USA. p.: 363-387.
Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Effendi I, Bugri HJ, Widanarni. 2006. Pengaruh padat penebaran terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami Osphronemus
gouramy Lac. Ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 127-135.
Facey ED, Avyle MJ. 1987. American Eel. Spesies profiles: Life Histories and
Environmental Requirements of Coastal Fishes and Invertebrater (North
Atlantic). Biology Reproduction. Academic Press, Inc. USA.
Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and
Hall. New York. 194 hal.
Hepher B, Pruginin Y. 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to
Fish Culture in Israel. John Willey and Sons, New York. 261 hal.
Huisman EA. 1987. Principles of Fish Production. Wageningen Agricultural
University Press, Netherland.
Knosche R. 1994. An effective biofilter type for eel culture in resirculation
system. Aquaculture Engineering. 13: 71-82.
Rusmaedi, Praseno O, Rasidi, Subamia IW. 2010. Pendederan sidat (Anguilla
bicolor) sistem resirkulasi dalam bak beton. Prosiding Forum Inovasi
Teknologi Akuakultur 2010. Loka Riset Pemuliaan Teknologi Budidaya
Perikanan Air Tawar. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Hal 107-111.
Sasongko AY, Mundayana S, Mu’minah, Bastian T. 2005. Teknik Pembesaran
Sidat. Tinjauan Hasil BBATS 2004, BBAT Sukabumi. Sukabumi.
Setiawan IE, Amarullah H, Mochioka N. 2003. Kehidupan awal dan waktu
berpijah sidat tropik, Anguilla sp. Prosiding Sumberdaya Perikanan Sidat
Tropik, UPT Baruna Jaya, BPPT. Hal. 11-17.
12
Steel GD, Torrie JH. 1981. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 747 halaman.
Subiakto S. 2012. Budidaya Sidat Janjikan Omzet Menggiurkan (Senin, 23 April
2012).
http://indonesia.go.id/in/kementerian/kementerian/kementeriankelautan-dan-perikanan/823-perikanan/10997-budidaya-sidat-janjikan-omzetmenggiurkan.html. [25 Mei 2012].
Suitha IM. 2008. Teknik Pendederan Glass Eel/Elver Ikan Sidat. Makalah yang
Disampaikan dalam Indonesian Aquaculture 2008 Tanggal 17-20 November
2008 di Hotel Inna Garuda, Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen
Kelautan dan Perikanan.
Tesch FW. 2003. The eel. Oxford: Blackwell Science Ltd.
Timmons MB, Losordo TM. 1994. Aquaculture Water Reuse System:
Engineering Design and Management. Amsterdam: Elsevier Science.
Tsukamoto K. 1999. The Eel: Mystery of the great migration. In International
Ocean Symposium (IOC), p. 164-187.
Usui A. 1974. Eel culture. Fishing News (Books) Ltd. London.
Wedemeyer GA. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems.
Northwest Biological Science Center National Biological Service U. S
Departement of the Interior. Chapman and Hall. 232 hal.
Yamagata Y, Niwa M. 1982. Acute and chronic toxicity of ammonia to eel
Anguilla japonica. Bull.Jap. Soc. Sci. Fish. 48 (2), 171-176.
13
LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
Keterangan gambar:
: rak besi
: akuarium
: lamella separator
: bak fiber-1
: bak fiber-2
:saluran air bersih
: saluran air kotor
: saluran aerasi
: blower
: pompa air
: selang aerasi
: shelter
: termostat
13
13
14
Lampiran 2 Sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata
dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
Lampiran 3 Rancangan tempat akuarium
A1 B1 C1 C2 A2 C2 B2 B3 A3
Lampiran 4 Analisis statistik derajat kelangsungan hidup (%) ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara
dalam sistem resirkulasi
a. Deskripsi
Ulangan
Perlakuan
1 ekor/L
2 ekor/L
3 ekor/L
1
72,31
79,23
76,92
2
81,54
80,77
81,54
3
76,92
73,85
72,31
Rata-rata
76,92 ± 4,62
77,95 ± 3,64
76,92 ± 4,62
14
15
b. Anova
Sumber Keragaman
JK
DB
KT
F
P
Perlakuan
2,108
2
1,054
0,057
0,945
Sisa
111,594
6
18,599
Total
113,702
8
P>0,05, berarti perlakuan padat tebar tidak berpengaruh nyata terhadap derajat
kelangsungan hidup.
Lampiran 5 Analisis statistik laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari) ikan sidat
Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi
a. Deskriptif
Ulangan
Perlakuan
1 ekor/L
2 ekor/L
3 ekor/L
1
0,006
0,014
0,025
2
0,013
0,022
0,025
3
0,012
0,022
0,026
Rata-rata
0,010 ± 0,004
0,019 ± 0,005
0,025 ± 0,001
b. Anova
Sumber Keragaman
JK
DB
KT
F
P
Perlakuan
0,000
2
0,000
14,250
0,005
Sisa
0,000
6
0,000
Total
0,000
8
P
IKAN SIDAT Anguilla marmorata UKURAN 1 GRAM
PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PADAT
PENEBARAN BERBEDA
HERU AHEN PRIATNA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ABSTRAK
HERU AHEN PRIATNA. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat
Anguilla marmorata ukuran 1 gram pada sistem resirkulasi dengan padat
penebaran berbeda. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan YANI
HADIROSEYANI.
Ikan sidat A. marmorata merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai jual
tinggi, tetapi produksinya masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Untuk
itu diperlukan upaya peningkatan produksi benih ikan sidat pada kegiatan
pendederan secara intensif melalui peningkatan padat penebaran. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh padat penebaran terhadap produksi benih
ikan sidat A. marmorata yang dipelihara dalam sistem resirkulasi melalui kajian
kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Benih yang digunakan berbobot 1,24 ±
0,02 gram/ekor yang dipelihara pada akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 40 cm
dan diisi air sebanyak 64 L. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak
lengkap dengan 3 perlakuan padat penebaran yaitu 1, 2, dan 3 ekor/L dan masingmasing 3 ulangan. Pakan berupa cacing sutera diberikan secara ad libitum. Data
yang diambil meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan, koefisien keragaman
bobot, dan konversi pakan. Padat penebaran ikan sidat 1, 2, dan 3 ekor/L pada
sistem resirkulasi tidak mempengaruhi kelangsungan hidup, yaitu menghasilkan
derajat kelangsungan hidup sebesar 76,92-77,95%. Peningkatan padat tebar
meningkatkan pertumbuhan dan menurunkan konversi pakan. Padat tebar 3
ekor/L menghasilkan pertumbuhan tertinggi dan konversi pakan terendah.
Kata kunci: Anguilla marmorata, padat penebaran, kelangsungan hidup,
pertumbuhan
ABSTRACT
HERU AHEN PRIATNA. Survival rate and growth of eel Anguilla marmorata
fry at size of 1 g in weight in recirculating system of different rearing density.
Supervised by TATAG BUDIARDI and YANI HADIROSEYANI.
Eel Anguilla marmorata is one of fish comodity that has high value, but its
production level is not met with the market demand yet. The effort is needed to be
done in order to increase production of eel fry by an intensive rearing system
through high rearing density. This study was performed to analyze the effect of
rearing density on eel Anguilla marmorata fry production in recirculation system
by analizing survival rate and growth of fry. Fry used was 1,24 ± 0,02 g in weight
and were reared in aquaria 80 cm x 40 cm x 40 cm filled with 64 liters water in
recirculation system. This study used the completely randomized design with 3
treatments that were rearing density those are 1, 2, and 3 fry/liter and 3
replication. This were feed by Tubifex ad libitum. Collected data were survival
rate, growth, standard deviation of weight, and feed conversion ratio. The result of
study showed that survival rate and standard deviation of weight did not affected
by rearing density, while growth and feed conversion ratio were did. Survival rate
of fish was high; 76,92-77,95%. Growth were increased, while feed conversion
ratio were decreased by increasing of rearing density.
Keyword: Anguilla marmorata, rearing density, survival rate, growth
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kelangsungan
hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 1 gram pada
sistem resirkulasi dengan padat penebaran berbeda” adalah benar merupakan hasil
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2013
Heru Ahen Priatna
C14080032
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH
IKAN SIDAT Anguilla marmorata UKURAN 1 GRAM
PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PADAT
PENEBARAN BERBEDA
HERU AHEN PRIATNA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
: Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat
Anguilla marmorata ukuran 1 gram dalam sistem resirkulasi
pada padat penebaran berbeda
Nama
: Heru Ahen Priatna
NIM
: C14080032
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
Disetujui oleh
Dr Ir Tatag Budiardi, MSi
Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Ir Yani Hadiroseyani, MM
Pembimbing II
PRAKATA
Tiada kata terindah untuk membuka pengantar ini selain mengucapkan
syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT sehingga karya ilmiah dengan
judul “Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla
marmorata ukuran 1 gram pada sistem resirkulasi dengan padat penebaran
berbeda” dapat diselesaikan. Penelitian dilaksanakan dari bulan September sampai
dengan bulan November 2012 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen
Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Karsim dan Ibunda Wiwin Taswinah serta Adik-adik, Herdi Dwi
Purwanto, dan Herlan Tri Wahyudi atas doa, kasih sayang, dan dukungannya.
2. Dr Ir Tatag Budiardi, MSi selaku Pembimbing I dan Ir Yani Hadiroseyani,
MM selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis sampai menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr Dinamella Wahjuningrum, SSi, MSi selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberikan semangat dan motivasi kepada penyusun.
4. Kang Dama, Pak Ranta, Kang Abe, Pak Wasjan, Mbak Retno atas
kerjasamanya yang baik dalam menyelesaikan skripsi.
5. Owo, Randi, Yoga, Joey, Dina, Adit, Ima, Bayu, Mamon, Titi, Wahyu,
Asbul, Ojan, Dendi, Jeanni, Daus, terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya
6. Keluarga besar BDP 45 terima kasih atas kebersamaan dan persahabatannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga semua
pihak yang membutuhkan.
Bogor, Maret 2013
Heru Ahen Priatna
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
METODE
2
Prosedur Penelitian
2
Persiapan Wadah
2
Penebaran Benih
3
Pemberian Pakan
3
Pengelolaan Kualitas Air
3
Pengambilan dan Pengumpulan Data
3
Derajat Kelangsungan Hidup
3
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
4
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
4
Koefisien Keragaman Bobot
4
Konversi Pakan
4
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
4
5
5
Derajat Kelangsungan Hidup
5
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
5
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
6
Koefisien Keragaman Bobot
6
Konversi Pakan
7
Kualitas Air
8
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
8
10
10
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
18
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik derajat kelangsungan hidup ikan sidat Anguilla marmorata padat
tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
5
2 Grafik laju pertumbuhan bobot harian ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari.
6
3 Grafik laju pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
6
4 Histogram koefisien keragaman bobot ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
7
5 Grafik konversi pakan ikan sidat Anguilla marmorata padat tebar (♦) 1,
(■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
7
DAFTAR LAMPIRAN
1 Skema sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
13
2 Sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata
dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
14
3 Rancangan tempat akuarium
14
4 Analisis statistik derajat kelangsungan hidup (%) ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara dalam
sistem resirkulasi
14
5 Analisis statistik laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari) ikan sidat
Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi
15
6 Analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian (%/hari) ikan sidat
Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi
16
7 Analisis satistik koefisien keragaman bobot (%) ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara dalam
sistem resirkulasi
16
8 Analisis statistik konversi pakan ikan sidat Anguilla marmorata dengan
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara dalam sistem resirkulasi
17
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat Anguilla marmorata merupakan ikan katadromus, yaitu ikan yang
memijah di laut, tumbuh berkembang di air tawar dan setelah dewasa kembali ke
laut untuk memijah (Rusmaedi et al. 2010). Setelah tumbuh dan berkembang
dalam waktu yang panjang di perairan tawar, ikan sidat dewasa yang lebih dikenal
dengan yellow eel berkembang menjadi silver eel (matang gonad) kemudian akan
bermigrasi ke laut untuk memijah (Setiawan et al. 2003). Ikan sidat termasuk ikan
air tawar dengan bentuk tubuh panjang, berdaging putih, dan bertekstur lembut.
Ikan sidat memiliki nilai gizi tinggi. Hati ikan sidat mengandung vitamin A
sebanyak 15.000 IU/100 g. Kandungan EPA ikan sidat 1.337 mg/100 g
mengalahkan ikan salmon yang hanya 820 mg/100 g atau tenggiri 748 mg/100 g.
Kandungan DHA ikan sidat 742 mg/100 g, lebih tinggi dari ikan salmon dan
tenggiri yang hanya 492 mg/100 g dan 409 mg/100 g (Suitha 2008).
Ikan sidat merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai jual tinggi.
Permintaan terhadap ikan sidat juga sangat tinggi, baik pasar lokal maupun
internasional. Permintaan untuk daerah Jakarta saja mencapai 3 ton per bulan,
belum terhitung permintaan daerah lainnya (Subiakto 2012). Ukuran konsumsi
ikan sidat sekitar 125-200 g/ekor dan diekspor dalam bentuk hidup, segar, dan
beku ke Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Pasar ikan sidat di Asia terutama
adalah Jepang, Korea Selatan, China, dan Taiwan. Jepang merupakan konsumen
ikan sidat terbesar di dunia, membutuhkan 150 ribu ton dari 250 ribu kebutuhan
dunia (Aji 2010).
Sampai saat ini telah ditemukan 18 spesies ikan sidat dengan distribusi
geografi yang luas meliputi wilayah Indi-Pasifik, Atlantik, dan Oseania. Dari 18
spesies di dunia, sebanyak 6 spesies hidup di Indonesia, yaitu A. borneensis, A.
cebesensis, A. interioris, A. obicura. A. bicolor, dan A. marmorata. A.borneensis
merupakan spesies ikan sidat yang paling tua berdasarkan dendrogram filogeni
(Aoyama, 2001). Itulah sebabnya perairan Indonesia disebut “the origin of the
eels” (Tsukamoto 1999). Dari keenam spesies yang hidup di Indonesia, dua di
antaranya sudah mulai dibudidayakan, yaitu A. bicolor yang terdapat di wilayah
Pulau Jawa dan Sumatera, serta A. marmorata yang terdapat di wilayah Pulau
Kalimantan dan Sulawesi.
Dalam budidaya ikan sidat, ada tiga tahap yang perlu dilakukan yaitu
pendederan I yang merupakan pemeliharaan elver selama 1,5-2 bulan
(memperoleh benih 1-2 g), pendederan II (benih 1-2 g) selama 2-3 bulan untuk
mencapai benih siap tebar 10-20 g, dan pembesaran selama 7-9 bulan untuk
mencapai ukuran konsumsi (150-200 g) (Affandi dan Suhenda 2003). Rusmaedi
(2010) melakukan pemeliharaan ikan sidat dengan bobot rata-rata 1,8 g/ekor
menghasilkan pertumbuhan bobot harian sebesar 2,04%, konversi pakan 2,47.
Pemeliharaan dilakukan dengan padat tebar 500 ekor/1.600 L atau setara dengan
0,31 ekor/L. Untuk dapat hidup dan tumbuh, ikan sidat membutuhkan kondisi
lingkungan yang optimal dan pakan yang cukup, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Selain itu, upaya untuk meningkatkan produksi ikan sidat dapat
dilakukan dengan meningkatkan padat penebaran. Menurut Hepher dan Pruginin
2
(1981), peningkatan padat penebaran akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan
dan pertumbuhan akan berhenti pada padat penebaran tertentu. Peningkatan padat
penebaran harus sesuai dengan daya dukung (carrying capacity).
Faktor-faktor yang mempengaruhi carrying capacity antara lain kualitas air,
pakan, dan ukuran ikan. Dengan pemberian pakan yang tepat, oksigen yang
mencukupi, serta pemeliharaan pada media suhu yang optimal, maka akan
didapatkan performa produksi yang maksimal (Huisman 1987). Selain itu.
peningkatan padat penebaran akan meningkatkan hasil produksi pada kondisi
lingkungan optimal dan pakan yang mencukupi.
Sistem resirkulasi adalah suatu wadah pemeliharaan ikan yang
menggunakan sistem perputaran air, yang mengalirkan air dari wadah
pemeliharaan ikan ke wadah filter (treatment), lalu dialirkan kembali ke wadah
pemeliharaan (Timmons dan Losordo 1994). Keuntungan dari sistem resirkulasi
adalah tidak membutuhkan lahan yang luas, dapat dibuat di daerah-daerah
pemukiman penduduk, efektif dalam pemanfaatan air dan lebih ramah lingkungan,
karena kondisi air yang digunakan dapat dikontrol dengan baik. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian untuk menentukan padat penebaran optimal ikan sidat yang
dapat menghasilkan produksi maksimal dalam sistem resirkulasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh padat penebaran
terhadap produksi benih ikan sidat Anguilla marmorata yang dipelihara dalam
sistem resirkulasi melalui kajian kelangsungan hidup dan pertumbuhan.
METODE
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan sidat adalah akuarium
berukuran 80 cm x 40 cm x 40 cm sebanyak 9 unit menggunakan sistem
resirkulasi (Lampiran 1). Persiapan penelitian meliputi pembuatan konstruksi
sistem resirkulasi, pembersihan wadah, penempatan wadah, pengisian air, dan
stabilisasi sistem. Filter yang digunakan adalah satu unit filter yang berfungsi
sebagai filter fisik, kimia, dan biologi.
Bahan filter yang digunakan terdiri dari busa, karang jahe, pasir, karbon
aktif, zeolit, dan bioball. Pada sistem resirkulasi, air dari akuarium pemeliharaan
masuk ke dalam filter melalui pipa pengeluaran. Air yang keluar langsung
memasuki lamela separator kemudian memasuki bak fiber 1 yang berfungsi
sebagai filter melalui saringan yang dilengkapi busa untuk menyaring air sebelum
memasuki bak fiber 1. Bak fiber 1 telah dilengkapi oleh susunan karang jahe,
pasir, dan karbon aktif sebanyak 50% dari volume bak. Air yang telah melewati
bak fiber 1 memasuki bak fiber 2 dengan sistem bejana berhubungan. Bak fiber 2
telah dilengkapi dengan bioball, zeolit, dan termostat. Air dari bak fiber 2
dipompa ke masing-masing akuarium melalui pipa inlet.
Sebelum digunakan, akuarium pemeliharaan didisinfeksi dengan kalium
permanganat (KMnO4) selama 24 jam kemudian dibilas, dicuci, dikeringkan, dan
3
ditutup plastik hitam (Lampiran 2). Akuarium yang telah siap digunakan
kemudian diisi air sampai ketinggian 20,3 cm sehingga volume air 65 liter. Air
yang digunakan telah diendapkan selama 2 hari. Sistem resirkulasi yang telah
selesai disusun kemudian dijalankan selama 7 hari untuk menstabilkan debit air,
pemeriksaan komponen yang belum berfungsi, dan untuk menumbuhkan bakteri
nitrifikasi pada filter biologi. Untuk menstimulasi tumbuhnya bakteri nitrifikasi,
pelet ikan sebagai sumber nitrogen dimasukkan ke dalam filter biologi.
Penebaran Benih
Benih ikan sidat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki bobot
1,24±0,02 g/ekor yang berasal dari pendederan ikan sidat di Cimanggu, Bogor,
Jawa Barat. Bobot benih ikan sidat diukur dengan mengambil 30 sampel sehingga
dapat diperoleh bobot rata-rata. Benih diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum
ditebar. Penebaran dilakukan setelah 7 hari stabilisasi sistem resirkulasi. Benih
ditebar pada masing-masing akuarium sesuai dengan rancangan percobaan
(Lampiran 3). Jumlah benih yang ditebar pada setiap akuarium sebanyak 65 ekor
pada padat tebar 1 ekor/liter, 130 ekor pada padat tebar 2 ekor/liter, dan 195 ekor
pada padat tebar 3 ekor/liter, kemudian dipelihara selama 56 hari.
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa cacing sutera yang dibersihkan terlebih
dahulu. Pakan selalu tersedia di dalam akuarium (ad libitum). Pakan direndam
terlebih dahulu dalam larutan kalium permanganat untuk mencegah penyebaran
penyakit maupun bakteri dari asal habitat cacing tersebut. Setelah itu, ditimbang
dan diberikan pada benih ikan sidat yang dipelihara.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyifonan yang dilakukan pada
pagi hari. Air yang berkurang akibat penguapan selama pemeliharaan diganti
dengan penambahan volume air pada sistem pemeliharaan. Untuk mengetahui
kualitas air, dilakukan pengukuran parameter kualitas air pada pagi hari setiap 14
hari sekali yang meliputi parameter suhu, pH, DO, amoniak, dan nitrit dengan
menggunakan alat, serta alkalinitas dengan menggunakan metode titrasi.
Pengambilan dan Pengumpulan Data
Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup
sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan. Derajat
kelangsungan hidup dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996) yaitu:
N
DK t x 100%
N0
Keterangan:
DK= Derajat kelangsungan hidup (%)
N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
4
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Bobot ikan diukur dengan pengambilan contoh sebanyak 30 ekor per
akuarium menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g. Laju
pertumbuhan bobot harian dihitung dengan menggunakan rumus dari Busacker et
al. (1990):
ln(t ) ln(o)
=
100%
t
Keterangan :
= Laju pertumbuhan bobot harian individu (%/hari)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
t = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g/ekor)
o = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g/ekor)
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak adalah perubahan bobot rata-rata individu dari
awal sampai akhir pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak dihitung dengan
menggunakan rumus dari Goddard (1996):
t o
LPM =
t
Keterangan:
LPM = Laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari)
t = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
o = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
Koefisien Keragaman Bobot
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman, yang dihitung menggunakan rumus Steel
dan Torrie (1981):
Keterangan:
KK = Koefisien keragaman (%)
S
= Simpangan baku
Y = Rata-rata contoh
Konversi Pakan
Pada penelitian ini perhitungan konversi pakan (feed conversion ratio, FCR)
menggunakan rumus dari Goddard (1996):
F
FCR
Wt Wd W0
Keterangan :
FCR = Konversi pakan
Wt = Biomassa total ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wd = Biomassa total ikan mati selama pemeliharaan (g)
W0 = Biomassa total ikan pada awal pemeliharaan (g)
F = Jumlah total pakan selama pemeliharaan (g)
Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan
tujuan. Data parameter derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot
5
harian, laju pertumbuhan bobot mutlak, koefisien keragaman bobot, dan konversi
pakan dianalisis menggunakan Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada
selang kepercayaan 95% dari program SPSS 16.0. Analisis ini digunakan untuk
menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan
hidup, laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan bobot mutlak, koefisien
keragaman bobot, dan konversi pakan. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat
perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut menggunakan uji Tukey. Analisis
deskripsi kuantitatif digunakan untuk menjelaskan kelayakan media pemeliharaan
bagi kehidupan benih ikan ikan sidat selama penelitian, yang disajikan dalam
bentuk tabel dan gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah derajat kelangsungan hidup,
laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan bobot mutlak, koefisien
keragaman bobot, dan rasio konversi pakan.
Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup rata-rata ikan ikan sidat yang dipelihara
dengan perlakuan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 76,92%,
77,95%, dan 76,92% (Gambar 1). Perbedaan padat tebar ikan sidat tidak
berpengaruh secara nyata terhadap derajat kelangsungan hidup (P>0,05)
(Lampiran 4).
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 1 Grafik derajat kelangsungan hidup ikan sidat Anguilla marmorata padat
tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju pertumbuhan bobot harian ikan sidat yang dipelihara dengan
perlakuan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 0,66%/hari,
1,11%/hari, dan 1,36%/hari (Gambar 2) dengan bobot rata-rata akhir sebesar
1,80±0,24 g, 2,32±0,28 g, dan 2,66±0,06 g. Semakin tinggi padat tebar, maka laju
pertumbuhan bobot harian semakin tinggi (Lampiran 5). Perlakuan padat tebar 1
ekor/L berbeda nyata dengan perlakuan padat tebar 2 ekor/L dan 3 ekor/L.
6
Sementara itu perlakuan padat tebar 2 ekor/L tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 3 ekor/L (Lampiran 5)
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 2 Grafik laju pertumbuhan bobot harian ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56
hari.
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
Laju pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat yang dipelihara pada perlakuan
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 0,010 g/hari, 0,019 g/hari, dan
0,025 g/hari (Gambar 3). Semakin tinggi padat tebar, maka laju pertumbuhan
bobot harian semakin tinggi (Lampiran 6). Perlakuan padat tebar 1 ekor/L berbeda
nyata dengan perlakuan padat tebar 2 ekor/L dan 3 ekor/L.
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 3 Grafik laju pertumbuhan bobot mutlak ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar (♦) 1, (■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56
hari
Koefisien Keragaman Bobot
Koefisien keragaman bobot ikan sidat yang dipelihara pada perlakuan padat
tebar 1, 2, dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 22,89%, 22,85%, dan 20,91%
(Gambar 4). Perbedaan padat tebar ikan sidat tidak memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap koefisien keragaman bobot (P>0,05) (Lampiran 7).
7
Keterangan: Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 4 Histogram koefisien keragaman bobot ikan sidat Anguilla marmorata
padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
Konversi Pakan
Konversi pakan ikan sidat yang dipelihara pada perlakuan padat tebar 1, 2,
dan 3 ekor/L berturut-turut sebesar 19,20; 8,36; dan 6,03 (Gambar 5). Perbedaan
padat tebar ikan sidat mempengaruhi konversi pakan (P0,05)
Gambar 5 Grafik konversi pakan ikan sidat Anguilla marmorata padat tebar (♦) 1,
(■) 2, dan (▲) 3 ekor/L yang dipelihara selama 56 hari
8
Kualitas Air
Data kualitas air dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan
bahwa nilai kualitas air relatif homogen antar perlakuan dan masih dalam batas
toleransi untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sidat.
Tabel 1 Kisaran kualitas air media pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata
pada padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
Parameter
Suhu (°C)
pH
DO (mg/L)
Amoniak (mg/L)
Nitrit (mg/L)
Alkalinitas (mg/L
CaCO3 )
1 ekor/L
26,7-28,7
7,78-8,44
3,8-5,7
0,00050,0384
0,01-0,04
Perlakuan
2 ekor/L
26,8-28,7
7,70-8,49
3,7-5,7
0,00050,0620
0,01-0,04
3 ekor/L
26,7-28,7
7,98-8,44
3,4-5,7
0,00050,0997
0,01-0,04
52-108
52-108
52-108
Kisaran Optimal
23-30 (Usui 1974)
6,5-8,0 (Usui 1974)
>3 (Bieniarz et al. 1978)
3 mg/L
(Bieniarz et al. 1978).
Organ pernafasan ikan sidat adalah insang. Ikan sidat memiliki empat
pasang insang yang terletak di dalam rongga branchial. Setiap lembar insang
terdiri atas beberapa filamen insang dan setiap filamen terbentuk dari sejumlah
lamela yang di dalamnya terdapat jaringan pembuluh darah. Dengan kemampuan
10
mengambil oksigen langsung dari udara, menyebabkan ikan ini dapat bertahan
selama beberapa saat di udara terbuka yang memiliki kelembaban cukup tinggi.
Keistimewaan lainnya adalah ikan sidat mempunyai kemampuan mengabsorpsi
oksigen melalui seluruh permukaan tubuhnya. Ikan sidat dilengkapi dengan tutup
insang untuk mempertahankan kelembaban di rongga branchial. Tutup insang ini
berupa celah yang sangat kecil yang terletak di bagian belakang kepala dan agak
sulit dilihat jika diperhatikan secara sepintas (Tesch 2003).
Kandungan amoniak selama pemeliharaan ikan sidat berkisar antara 0,00050,0997 mg/L. Konsentrasi ini masih dalam kisaran normal untuk pemeliharaan
ikan sidat yaitu 20 mg/L mempunyai kapasitas bufer yang relatif tinggi
sehingga perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam dan basa (Boyd
1990).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Padat penebaran ikan sidat 1, 2, dan 3 ekor/L pada sistem resirkulasi tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup, yaitu menghasilkan derajat kelangsungan
hidup sebesar 76,92-77,95%. Peningkatan padat tebar meningkatkan pertumbuhan
dan menurunkan konversi pakan. Padat tebar 3 ekor/L menghasilkan pertumbuhan
tertinggi dan konversi pakan terendah.
Saran
Untuk tujuan produksi, sebaiknya dilakukan pendederan ikan sidat secara
intensif dengan menggunakan padat tebar 3 ekor/L. Untuk tujuan penelitian perlu
dilakukan peningkatan padat tebar lebih dari 3 ekor/L untuk memperoleh
informasi kepadatan optimal benih ikan sidat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R, Suhenda N. 2003. Teknik Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor).
Prosiding Sumberdaya Perikanan Sidat Tropik. UPT Baruna Jaya, BPPT-DKP,
Jakarta. Hlm. 47-54.
Aji RS. 2010. Potensi Budidaya Ikan Sidat: Desa Panikel Cilacap Jadi
Percontohan
Budidaya
Sidat
(Rabu,
19
Mei
2010).
http://www.timlo.net/baca/2012/desa-panikel-cilacap-jadi-percontohanbudidaya-sidat [26 Mei 2012].
Aoyama J, Nishida M, Tsukamoto K. 2001. Molecular phylogeny and evolution
of the freshwater eel, genus Anguilla. Mol. Phylogen Evol., 20: 450-459.
Bieniarz K, Cedrowski A, Bogdan E. 1978. The influence of water temperature on
the growth of European eel (elver and two years old) was investigated.
Raczniki Nauk Ralniczych 1978. Seri H. T. 9828.
Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Sci.
Publ. Comp, Amsterdam, Oxford, New York. 313 halaman.
Boyd CE. 1988. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Fourth Printing.
Auburn University Agriculture Experiment Station. Alabama. 359 p.
Boyd CE. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Auburn University,
Alabama.
Busacker GP, Adelman IR, Goolish EM. 1990. In Schreck CB and Moyle PB
(Editors): Methods for Fish Biology. American Fisheries Society, Bethesda,
Maryland, USA. p.: 363-387.
Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Effendi I, Bugri HJ, Widanarni. 2006. Pengaruh padat penebaran terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami Osphronemus
gouramy Lac. Ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2): 127-135.
Facey ED, Avyle MJ. 1987. American Eel. Spesies profiles: Life Histories and
Environmental Requirements of Coastal Fishes and Invertebrater (North
Atlantic). Biology Reproduction. Academic Press, Inc. USA.
Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and
Hall. New York. 194 hal.
Hepher B, Pruginin Y. 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to
Fish Culture in Israel. John Willey and Sons, New York. 261 hal.
Huisman EA. 1987. Principles of Fish Production. Wageningen Agricultural
University Press, Netherland.
Knosche R. 1994. An effective biofilter type for eel culture in resirculation
system. Aquaculture Engineering. 13: 71-82.
Rusmaedi, Praseno O, Rasidi, Subamia IW. 2010. Pendederan sidat (Anguilla
bicolor) sistem resirkulasi dalam bak beton. Prosiding Forum Inovasi
Teknologi Akuakultur 2010. Loka Riset Pemuliaan Teknologi Budidaya
Perikanan Air Tawar. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Hal 107-111.
Sasongko AY, Mundayana S, Mu’minah, Bastian T. 2005. Teknik Pembesaran
Sidat. Tinjauan Hasil BBATS 2004, BBAT Sukabumi. Sukabumi.
Setiawan IE, Amarullah H, Mochioka N. 2003. Kehidupan awal dan waktu
berpijah sidat tropik, Anguilla sp. Prosiding Sumberdaya Perikanan Sidat
Tropik, UPT Baruna Jaya, BPPT. Hal. 11-17.
12
Steel GD, Torrie JH. 1981. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 747 halaman.
Subiakto S. 2012. Budidaya Sidat Janjikan Omzet Menggiurkan (Senin, 23 April
2012).
http://indonesia.go.id/in/kementerian/kementerian/kementeriankelautan-dan-perikanan/823-perikanan/10997-budidaya-sidat-janjikan-omzetmenggiurkan.html. [25 Mei 2012].
Suitha IM. 2008. Teknik Pendederan Glass Eel/Elver Ikan Sidat. Makalah yang
Disampaikan dalam Indonesian Aquaculture 2008 Tanggal 17-20 November
2008 di Hotel Inna Garuda, Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen
Kelautan dan Perikanan.
Tesch FW. 2003. The eel. Oxford: Blackwell Science Ltd.
Timmons MB, Losordo TM. 1994. Aquaculture Water Reuse System:
Engineering Design and Management. Amsterdam: Elsevier Science.
Tsukamoto K. 1999. The Eel: Mystery of the great migration. In International
Ocean Symposium (IOC), p. 164-187.
Usui A. 1974. Eel culture. Fishing News (Books) Ltd. London.
Wedemeyer GA. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems.
Northwest Biological Science Center National Biological Service U. S
Departement of the Interior. Chapman and Hall. 232 hal.
Yamagata Y, Niwa M. 1982. Acute and chronic toxicity of ammonia to eel
Anguilla japonica. Bull.Jap. Soc. Sci. Fish. 48 (2), 171-176.
13
LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
Keterangan gambar:
: rak besi
: akuarium
: lamella separator
: bak fiber-1
: bak fiber-2
:saluran air bersih
: saluran air kotor
: saluran aerasi
: blower
: pompa air
: selang aerasi
: shelter
: termostat
13
13
14
Lampiran 2 Sistem resirkulasi dalam pemeliharaan ikan sidat Anguilla marmorata
dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L
Lampiran 3 Rancangan tempat akuarium
A1 B1 C1 C2 A2 C2 B2 B3 A3
Lampiran 4 Analisis statistik derajat kelangsungan hidup (%) ikan sidat Anguilla
marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang dipelihara
dalam sistem resirkulasi
a. Deskripsi
Ulangan
Perlakuan
1 ekor/L
2 ekor/L
3 ekor/L
1
72,31
79,23
76,92
2
81,54
80,77
81,54
3
76,92
73,85
72,31
Rata-rata
76,92 ± 4,62
77,95 ± 3,64
76,92 ± 4,62
14
15
b. Anova
Sumber Keragaman
JK
DB
KT
F
P
Perlakuan
2,108
2
1,054
0,057
0,945
Sisa
111,594
6
18,599
Total
113,702
8
P>0,05, berarti perlakuan padat tebar tidak berpengaruh nyata terhadap derajat
kelangsungan hidup.
Lampiran 5 Analisis statistik laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari) ikan sidat
Anguilla marmorata dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/L yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi
a. Deskriptif
Ulangan
Perlakuan
1 ekor/L
2 ekor/L
3 ekor/L
1
0,006
0,014
0,025
2
0,013
0,022
0,025
3
0,012
0,022
0,026
Rata-rata
0,010 ± 0,004
0,019 ± 0,005
0,025 ± 0,001
b. Anova
Sumber Keragaman
JK
DB
KT
F
P
Perlakuan
0,000
2
0,000
14,250
0,005
Sisa
0,000
6
0,000
Total
0,000
8
P