Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 3 Gram Pada Sistem Resirkulasi Dengan Salinitas Berbeda

KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Anguilla bicolor bicolor
BERUKURAN AWAL 3 GRAM PADA SISTEM RESIRKULASI
DENGAN SALINITAS BERBEDA

ASIH MAKARTI MUKTITAMA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Kinerja Produksi Ikan
Sidat Anguilla bicolor bicolor Berukuran Awal 3 gram pada Sistem Resirkulasi
dengan Salinitas Berbeda” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2017

Asih Makarti Muktitama
NIM C151140481

RINGKASAN
ASIH MAKARTI MUKTITAMA. Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor
bicolor Berukuran Awal 3 gram pada Sistem Resirkulasi dengan Salinitas Berbeda.
Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan KUKUH NIRMALA.
Ikan sidat Anguilla bicolor bicolor merupakan komoditas perikanan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar internasional, terutama di negara
Asia, Eropa, Amerika, dan Australia mencapai 250 000 ton/tahun. Namun demikian
hanya 16.8% dari permintaan pasar global yakni 130 000 ton/ tahun yang baru
mampu dipenuhi. Pemenuhan permintaan ini berasal dari hasil tangkapan dan
budidaya. Perairan Indonesia yang terdiri dari sungai dan laut memiliki potensi
yang cukup besar bagi penyebaran ikan sidat. Kondisi ini sesuai dengan sidat yang
bersifat katadromus yaitu ikan sidat dewasa akan melakukan migrasi ke laut untuk
melakukan pemijahan, sedangkan larva ikan sidat hasil pemijahan akan kembali
lagi ke perairan tawar. Kesesuaian antara sifat ikan sidat dengan kondisi perairan

Indonesia sangat mendukung pengembangan kegiatan budidaya ikan sidat di
Indonesia.
Pada budidaya ikan sidat masih terdapat banyak kendala, antara lain berupa
mortalitas yang cukup tinggi pada benih. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan
adaptasi benih terhadap lingkungan budidaya. Oleh karena itu diperlukan upaya
pengelolaan kualitas air agar optimum bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan sidat.
Salah satu faktor kualitas air tersebut adalah salinitas yang dapat mempengaruhi
konsumsi pakan, laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan salinitas
optimal yang dapat menghasilkan kinerja produksi terbaik pada pendederan ikan
sidat A. bicolor bicolor melalui kajian fisiologis. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
acuan dalam pengembangan budidaya ikan sidat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2016. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan tingkat salinitas yang masing masing diulang sebanyak tiga kali.
Perlakuan tersebut yaitu salinitas 0 g L-1, salinitas 10 g L-1, salinitas 20 g L-1, dan
salinitas 30 g L-1. Ikan uji yang digunakan adalah ikan sidat A. bicolor bicolor
dengan bobot rata rata 3±0.5 g. Pemeliharaan dilakukan pada akuarium berukuran
100×50×40 cm3 dengan padat tebar 4 g L-1. Pemeliharaan ikan dilakukan selama
60 hari. Pakan yang diberikan berupa pakan komersil dengan kandungan protein

45%. Penyifonan air dilakukan setiap hari dan pergantian air dilakukan setiap 3 hari
sekali dengan persentase 20% dari total volume air.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kisaran salinitas optimum yang
dapat mendukung kinerja produksi ikan sidat A. bicolor bicolor berukuran awal 3
g ekor-1 adalah 0-10 g L-1. Nilai yang dihasilkan dari kedua perlakuan tersebut yaitu
derajat kelangsungan hidup 97.11%, laju pertumbuhan mutlak biomassa 3.88–3.43
g hari-1, laju pertumbuhan spesifik biomassa 0.83–0.76 % hari-1, dan rasio konversi
pakan 2.58-3.26. Nilai terbaik untuk respons fisiologis menunjukkan kisaran nilai
yaitu gradien osmotik 0.34–0.43 mOsm L-1, tingkat konsumsi oksigen 0.67–0.71
mgO2 g-1 jam-1, kortisol 33.13––35.95 nmol L-1, dan kadar glukosa darah 31.63–
35.15 mg dL-1. Kualitas air selama penelitian masih tergolong dalam kisaran
optimum kualitas air pemeliharan ikan sidat, yaitu suhu 28.6‒30.5 oC, pH 6.0‒8.0,

oksigen terlarut 3.9‒6.6 mg L-1, nitrit 0.00‒0.51 mg L-1, dan amonia 0.0000‒0.0106
mg L-1. Kisaran salinitas optimum yang dapat mendukung kinerja produksi ikan
sidat A. bicolor bicolor berukuran awal 3 g adalah 0‒10 g L-1.
Kata Kunci: Anguilla bicolor bicolor, kinerja produksi, resirkulasi, salinitas

SUMMARY
ASIH MAKARTI MUKTITAMA. Production Performance of Eel Anguilla bicolor

bicolor with Initial Size 3 gram in Recirculating System at Different Salinity.
Supervised by TATAG BUDIARDI and KUKUH NIRMALA.
Eels Anguilla bicolor bicolor are one of many aquaculture commodities with
high economic value. Its demand, internationally, mainly in Asian, European,
American and Australian market has reached up to 250 000 ton/ year. However,
only 16.8% of global market demand which is 130 000 ton/ year that could be
supplied from capture fisheries and aquaculture. Indonesian water which is
consisted of rivers and oceans has considerably high potency for the reproduction
of eel. This condition supports eel reproductive behavior which is catadromous, that
matured eel will migrate to the ocean to spawn, and the offspring will swim back to
the freshwater area. The compatibility of eel reproductive behavior with Indonesian
water environment highly supports the development of eel farming in Indonesia.
There are still challenges to face in eel farming, including high mortality of
the off spring. This was caused by its low ability to adapt farming environment.
Therefore, a good water quality management was required to obtain optimum water
condition for growth and survival of the eel. One of mostly defining factors of water
quality management was salinity which highly affects feed consumption, growth
rate, and survivability, directly or indirectly. The purpose of this research was to
determine optimum salinity that could support better production performance in eel
A. bicolor bicolor farming through physiological studies. The results of this

research could be a reference on the development of eel farming.
This research was started from April to June 2016. Experimental design
applied in this research was completely randomized design (RAL) with four
replications of salinity level, each replicated three times. Treatments consisted of
the following level of salinities: 0 g L-1, 10 g L-1, 20 g L-1, and 30 g L-1. Eel A.
bicolor bicolor with average weight of 3±0.5 g was used as sample. Rearing was
performed in 100×50×40 cm3 sized aquarium with stocking density of 4 g.L-1.
Rearing was conducted for 60 days. Eels were fed using feed which contains 45%
of protein. Syphoning performed daily and water exchange was performed every 3
days at 20% of total water volume.
The results showed that optimum salinity range which could support
production performance of eel A. bicolor bicolor sized 3 g individual-1 was 0–10 g
L-1. Value resulted from both treatments were 97.11% of survival rate, absolute
biomass growth of 3.88–3.43 g day-1, specific biomass growth of 0.83–0.76 % day1
, and feed conversion ratio 2.58‒3.26. The following range of values indicates the
best result for physiological responses: osmotic gradient 0.34-0.43 mOsm L-1,
oxygen consumption rate 0.67–0.71 mgO2 g-1 hour-1 , cortisol rate 33.13––35.95
nmol L-1 and blood glucose level 31.63–35.15 mg dL-1. Water quality during
maintenance was considered within the optimum range of water quality for eel
farming with temperature 28.6‒30.5 oC, pH 6.0‒8.0, dissolved oxygen 3.9–6.6 mg

L-1, nitrite 0.00–0.51 mg L-1, and ammonia 0.0000‒0.0106 mg L-1. Optimum
salinity to support the production performance of Eel A. bicolor bicolor with initial
size 3 g is 0 g L-1 and the maximum is 10 g L-1.

Keywords: Anguilla bicolor bicolor, production performance, recirculation, salinity

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang‒Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Anguilla bicolor bicolor
BERUKURAN AWAL 3 GRAM PADA SISTEM RESIRKULASI
DENGAN SALINITAS BERBEDA

ASIH MAKARTI MUKTITAMA


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Sri Nuryati, SPi MSi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia dan berkah‒Nya sehingga serangkaian karya ilmiah yang berjudul
“Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berukuran Awal 3 gram pada
Sistem Resirkulasi dengan Salinitas Berbeda” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan dengan hormat kepada Dr Ir Tatag Budiardi,

M.Si serta Dr Ir Kukuh Nirmala, M.Sc selaku pembimbing selayaknya orang tua
yang telah banyak memberikan arahan dan masukan baik teknis maupun non teknis
kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Terimakasih juga
penulis ucapkan kepada Dr Sri Nuryati, S.Pi M.Si selaku dosen penguji luar komisi
serta Dr Dinamella Wahjuningrum, S.Si M.Si selaku perwakilan Program Studi
Ilmu Akuakultur pada ujian tesis atas segala saran yang diberikan sehingga tesis ini
menjadi lebih baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada ayahanda
Drs H. Nurdin F Joes, MM serta ibunda Hj. Azizah Aziz S.Pd beserta keluarga besar
atas segala dukungan, kesabaran, pengertian, doa dan kasih sayangnya selama
penulis menjalani masa studi.Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan
kepada rekan sepenelitian begitu juga kerabat dan rekan rekan yang selama masa
studi dapat menjadi motivasi dan memberikan pengaruh yang positif bagi penulis;
Agasthya Kuswandi S.Pi, Yuliana Asri S.Pi M.Si, Aminatul Zahra S.Pi, Shella
Marlinda S.Pi M.Si, Mufti Islam Insani S.Si, serta keluarga besar Program Studi
Ilmu Akuakultur lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Bapak Ranta dan Kang Abe atas segala bantuan dan
kesabaran yang diberikan selama penulis menjalani masa studi
Penelitian dan penyusunan tesis ini dapat terlaksana atas bantuan dana dari
Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik

Indonesia melalui program Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Tesis‒Disertasi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2017

Asih Makarti Muktitama

DAFTAR ISI
DAFTRA TABEL
DAFTRA LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat
Hipotesis
2 METODE
Waktu dan Tempat
Rancangan Percobaan
Prosedur Penelitian
Persiapan Media

Pemeliharaan Ikan Uji
Parameter Uji
Derajat Kelangsungan Hidup
Laju Pertumbuhan Mutlak Biomassa
Laju Pertumbuhan Spesifik Biomassa
Rasio Konversi Pakan
Tingkat Konsumsi Oksigen
Kortisol
Gradien Osmotik
Glukosa Darah
Parameter Kualitas Air
Analisis Data
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Halaman
vi
vi
1
1
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
9
14
14
14
15
19
24

DAFTAR TABEL
1 Parameter kualitas air yang diamati selama pemeliharaan
2 Pengukuran kinerja produksi ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada media
dengan salinitas berbeda
3 Parameter respons stres ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada media
dengan salinitas berbeda
4 Pengukuran kualitas air ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada media
dengan salinitas berbeda

6
7
8
9

DAFTAR LAMPIRAN
1 Prosedur pengukuran kadar kortisol tubuh
2 Prosedur pengukuran gradien osmotik
3 Prosedur pengukuran tingkat konsumsi oksigen (TKO)
4 Analisis statistik

19
19
20
20

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat Anguilla bicolor bicolor merupakan komoditas perikanan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar internasional, terutama di
negara Asia, Eropa, Amerika, dan Australia mencapai 250 000 ton/tahun (Ringuet
et al. 2002) dengan harga pada pasar internasional berkisar antara Rp180000
sampai Rp300 000/kg (FAO 2014). Harga ikan sidat di pasar lokal dengan ukuran
konsumsi berkisar antara Rp120 000 sampai Rp180 000/kg (KKP 2011).
Permintaan yang besar terhadap ikan ini belum terpenuhi seluruhnya. Menurut
KKP (2011) hanya 16.8% dari permintaan pasar global yakni 130 000 ton/ tahun
yang baru mampu dipenuhi. Pemenuhan permintaan ini berasal dari hasil
tangkapan dan budidaya.
Tingginya permintaan terhadap ikan sidat dikarenakan ikan ini memiliki
kandungan yang tinggi akan protein, lemak, vitamin A, B 1, B2, C, D, dan E serta
beberapa mineral lain dalam dagingnya (Rovara 2007). Suitha (2008) juga
menyatakan bahwa kandungan EPA ikan sidat 1337 mg/100 g mengalahkan ikan
salmon yang hanya 820 mg/100 g atau tenggiri 748 mg/100 g. Kandungan DHA
ikan sidat 742 mg/100 g, lebih tinggi dari ikan salmon dan tenggiri yang hanya
492 mg/100 g dan 409 mg/100 g.
Perairan Indonesia yang terdiri dari sungai dan laut memiliki potensi yang
cukup besar bagi penyebaran ikan sidat. Kondisi ini sesuai dengan sidat yang
bersifat katadromus yaitu ikan sidat dewasa akan melakukan migrasi ke laut untuk
melakukan pemijahan, sedangkan larva ikan sidat hasil pemijahan akan kembali
lagi ke perairan tawar. Kesesuaian antara sifat ikan sidat dengan kondisi perairan
Indonesia sangat mendukung pengembangan kegiatan budidaya ikan sidat di
Indonesia. Pengembangan budidaya ikan sidat sudah dimulai sejak tahun 1894
hingga sekarang (Usui 1974). Namun demikian masih terdapat banyak kendala
dalam budidaya ikan sidat, antara lain berupa mortalitas yang cukup tinggi pada
benih. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan adaptasi benih terhadap
lingkungan budidaya. Oleh karena itu diperlukan upaya pengelolaan kualitas air
agar optimum bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan sidat. Salah satu faktor
kualitas air tersebut adalah salinitas yang dapat mempengaruhi konsumsi pakan,
laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Salinitas berpengaruh terhadap kerja osmotik ikan. Agar sel dapat bekerja
dengan baik maka diperlukan mekanisme yang baik untuk keseimbangan antara
ion di luar dan di dalam tubuh (Affandi dan Tang 2002). Perbedaan tingkat
osmotik yang tidak sesuai akan berdampak pada pembelanjaan energi yang cukup
besar untuk proses osmoregulasi. Dengan demikian, energi yang seharusnya untuk
proses pertumbuhan akan dibelanjakan untuk penyeimbangan konsentrasi ion
tubuh. Apabila konsentrasi ion di media dan dalam tubuh sesuai maka energi
untuk pertumbuhan akan lebih besar. Stickney (1979) menyatakan, bahwa ikan
yang dipelihara pada salinitas mendekati konsentrasi ion dalam darah

2

(isoosmotik), menggunakan energi lebih banyak untuk pertumbuhan dan lebih
sedikit untuk osmoregulasi.
Pengaruh tekanan osmotik media terhadap pertumbuhan dapat terjadi melalui
pembelanjaan budget energi yang dikonsumsi untuk osmoregulasi. Jika energi
yang digunakan tinggi, maka porsi energi untuk pertumbuhan akan berkurang. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Boeuf dan Payan (2001), bahwa gradien
osmotik yang semakin rendah akibat salinitas media yang ideal dapat menambah
jumlah energi yang tersedia untuk pertumbuhan.
Beberapa penelitian mengenai media bersalinitas telah dilakukan. Sutrisno
(2008) telah meneliti pengaruh salinitas bagi benih ikan sidat dan menunjukkan
bahwa hasil terbaik diperoleh pada salinitas 5 g L -1 dengan tingkat kelangsungan
hidup 100% dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 2.33%. Hasil penelitian
Lamson et al. (2009) mengenai sidat amerika Anguilla rosrata ukuran 1 gram
yang dipelihara di air laut menghasilkan pertumbuhan rata-rata panjang 2.2 kali
dan pertumbuhan bobot 5.3 kali lebih cepat dari pada ikan sidat yang dipelihara
di air tawar.
Perumusan Masalah
Tingginya pemintaan pasar terhadap ikan sidat masih belum sepenuhnya
terpenuhi. Hal ini disebabkan banyaknya kendala dalam proses produksi seperti
benih masih mengandalkan tangkapan alam, tingginya kematian benih pada fase
glass eel akibat kondisi lingkungan budidaya yang tidak optimal. Tingkat
keberhasilan budidaya ikan sidat ditentukan salah satunya oleh kualitas air.
Salinitas merupakan salah satu parameter kualitas air yang dapat mempengaruhi
konsumsi pakan, laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
Selain itu salinitas juga berpengaruh terhadap kerja osmotik ikan. Agar sel
dapat bekerja dengan baik maka diperlukan mekanisme yang baik untuk
keseimbangan antara ion di luar dan di dalam tubuh (Affandi dan Tang 2002).
Perbedaan tingkat osmotik yang tidak sesuai akan berdampak pada pembelanjaan
energi yang cukup besar untuk proses osmoregulasi. Pada kondisi demikian maka
proses-proses fisiologi dalam tubuh tidak maksimal termasuk di dalamnya proses
metabolisme. Energi yang diperoleh terlebih dahulu digunakan untuk proses
osmoregulasi. Makin tinggi gradien osmotik maka energi yang dibutuhkan untuk
osmoregulasi makin besar, sehingga pertumbuhan ikan akan menurun. Penelitian
ini dilakukan untuk menentukan kisaran optimal yang mampu diterima oleh elver
ikan sidat.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kisaran salinitas optimal yang
dapat menghasilkan kinerja produksi pada pendederan ikan sidat Anguilla bicolor
bicolor berukuran awal 3 g melalui kajian fisiologis.
Hipotesis

3

Jika salinitas media pemeliharaan optimal dapat mengurangi pemanfaatan
energi untuk kegiatan osmoregulasi, maka energi untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan dapat ditingkatkan sehingga kinerja produksi dapat meningkat.

2 METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2016 bertempat
di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Analisis osmolaritas media dan cairan tubuh dilakukan di Laboratorium
Embriologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas
Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Analisis kortisol dilakukan di Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok. Analisis kualitas air
dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur Departemen Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan tingkat salinitas yang masing masing diulang sebanyak tiga kali.
Perlakuan pertama sebagai kontrol yaitu salinitas 0 g L-1 (A), salinitas 10 g L-1 (B),
salinitas 20 g L-1 (C), dan salinitas 30 g L-1 (D).
Prosedur Penelitian
Persiapan Media
Wadah yang digunakan untuk penelitian berupa 12 akuarium bersekat
dengan sistem resirkulasi internal. Sekat ini berfungsi untuk memisahkan bagian
filter dan bagian untuk pemeliharaan. Dimensi akuarium yang digunakan adalah
100×50×40 cm3, dengan bagian filter berukuran 10×50×30 cm3 dan bagian
pemeliharaan adalah 90×50×40 cm3. Volume air yang digunakan untuk
pemeliharaan sejumlah 90 L. Untuk mendapatkan salinitas media yang diinginkan
dilakukan penambahan NaCl berupa garam krosok.
Media budidaya kemudian diberi aerasi untuk membantu kelarutan garam
dan oksigen dalam media budidaya. Sistem resirkulasi yang telah selesai disusun
kemudian dijalankan. Tandon disiapkan untuk persiapan sirkulasi air selama masa
pemeliharaan. Pada sistem resirkulasi, air dari akuarium pemeliharaan masuk ke
dalam filter melalui pipa serapan dan dialirkan secara gravitasi. Air yang keluar
langsung memasuki media filter secara berurutan, yaitu kapas, karbon aktif, zeolit,
karang jahe dan bioball. Air yang telah melewati filter akan mengalir ke dalam

4

sekat penampungan air. Selanjutnya air tersebut dipompa ke dalam akuarium
pemeliharaan melalui pipa pemasukan.
Pemeliharaan Ikan Uji
Benih sidat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ukuran bobot
3±0.5 g ekor-1 yang berasal dari pengepul sidat di daerah Cilacap, Jawa Tengah.
Benih yang baru datang diaklimatisasi terlebih dahulu pada bak tandon. Ikan
dipuasakan pada hari pertama, kemudian mulai diberi pakan pada hari berikutnya.
Penebaran dilakukan setelah 7 hari stabilisasi sistem resirkulasi. Bobot setiap
benih sidat diukur sehingga diperoleh bobot rata-rata untuk menentukan biomassa
dalam setiap perlakuan. Ikan uji dimasukkan ke dalam akuarium dengan padat
tebar 4 g L-1 per akuarium sesuai dengan Diansyah (2014) kemudian dipelihara
selama 60 hari.
Pakan komersil dengan kadar protein sebesar 45% diberikan secara at
satiation (sekenyangnya). Pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi tiga kali
sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Untuk mempertahankan kualitas air dalam
media pemeliharaan dilakukan penyifonan setiap harinya dan pergantian air setiap
3 hari sekali sebanyak 20% dari total volume air. Air pergantian berasal dari
masing masing tandon sesuai dengan salinitas perlakuan. Pengukuran parameter
penelitian dilakukan setiap 15 hari sekali untuk parameter kinerja produksi,
glukosa darah, dan kualitas air. Pengukuran tingkat kinerja osmotik, kortisol, dan
tingkat konsumsi oksigen dilakukan pada awal, tengah, dan akhir penelitian.
Parameter Uji
Parameter yang diuji pada penelitian ini mencakup tiga kelompok yaitu
kinerja produksi, respons stres, dan kualitas air. Kinerja produksi meliputi derajat
kelangsungan hidup (DKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), laju
pertumbuhan spesifik biomassa (LPSB), jumlah konsumsi pakan (JKP), dan rasio
konversi pakan (RKP). Respons stres meliputi gradien osmotik (GO), tingkat
konsumsi oksigen (TKO), glukosa darah (GD), dan kortisol. Kualitas air meliputi
suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas,alkalinitas, amonia, dan nitrit.
Derajat Kelangsungan hidup (DKH)
Derajat kelangsungan hidup yaitu tingkat perbandingan antara jumlah ikan
yang hidup pada akhir dan awal pemeliharaan, dihitung dengan menggunakan
rumus Goddard (1996):
DKH =

Keterangan: DKH
Nt
N0

Nt
× 100
No

= Derajat kelangsungan hidup (%)
= Jumlah ikan akhir (ekor)
= Jumlah ikan awal (ekor)

Laju Pertumbuhan Mutlak Biomassa (LPMB)

5

Laju pertumbuhan mutlak biomassa dihitung berdasarkan Goddard (1996):

LPMB =
Keterangan:

Wt − Wo
× 100
t

LPMB = Laju pertumbuhan mutlak biomassa (g hari-1)
Wt
= Biomassa ikan sidat akhir (g)
Wo
= Biomassa ikan sidat awal (g)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)

Laju Pertumbuhan Spesifik Biomassa (LPSB)
Laju pertumbuhan spesifik biomassa dihitung dengan cara menentukan
selisih bobot rata-rata
akhir dengan bobot rata-rata awal, selanjutnya
dibandingkan dengan waktu pemeliharaan. Perhitungan laju pertumbuhan spesifik
menggunakan rumus Huisman (1987):
t ŵt
LPSB=
−1 x 100
ŵo

[√

Keterangan:

]

LPSB = Laju pertumbuhan spesifik biomassa (% hari-1)
ŵt
= Biomassa ikan sidat akhir (g)
ŵo
=Biomassa ikan sidat awal (g)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)

Rasio Konversi Pakan (RKP)
Rasio konversi pakan merupakan satuan yang menyatakan banyaknya pakan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Pengukuran nilai konversi pakan
menggunakan rumus Goddard (1996):

RKP =
Keterangan: Pa
Bi
Bo
Bm

Pa
Bi − Bo + Bm

= Jumlah pakan yang diberikan
= Biomassa ikan pada hari ke-i
= Biomassa ikan pada hari ke-0
= Biomassa ikan yang mati

Tingkat Konsumsi Oksigen
Tingkat konsumsi oksigen dihitung berdasarkan NRC (1977). Prosedur
lengkap tersedia pada Lampiran 3.

TKO =

V × OTo − OTt
w×t

6

Keterangan : TKO
V
OTo
OTt
w
t
Kortisol

= tingkat konsumsi oksigen (mgO2 g-1 jam-1)
= volume air dalam wadah (L)
= konsentrasi oksigen terlarut pada awal pengamatan (mg L-1)
= konsentrasi oksigen terlarut pada waktu t (mg L-1)
= bobot ikan uji (g)
= periode pengamatan (jam)

Pengukuran kortisol dilakukan dengan melakukan ekstraksi sampel yang
kemudian dilakukan pembacaan opyical density dengan menggunakan alat baca
ELISA yang diatur dengan filter berpanjang gelombang 450 nm. Prosedur lengkap
tersedia pada Lampiran 1.
Y = -a Ln (x) + b
Gradien Osmotik (GO)
Untuk menghitung gradien osmotik digunakan rumus Anggoro (1992).
Prosedur lengkap tersedia pada Lampiran 2.
GO (mOsm L-1 H2O) =│ODI –OM│
Keterangan : ODI = Osmolaritas darah ikan (mOsm L-1)
OM = Osmolaritas media (mOsm L-1)
Glukosa Darah (GD)
Glukosa darah dihitung dengan metode enzimatik menggunakan tool kit
blood glucose test meter (Gluco Dr. Auto AGM‒4000).
Parameter Kualitas Air
Tabel 1 Parameter kualitas air yang diamati selama pemeliharaan
Parameter
Satuan
Alat Ukur/ Metode
Salinitas
g L-1
Salinorefraktometer
Suhu
˚C
Termometer
pH
pH-meter
Oksigen terlarut
mg L-1
DO-meter
Alkalinitas
mg L-1
Titrimetri
Amonia
mg L-1
Spektrofotometer
-1
Nitrit
mg L
Spektrofotometer
Pengukuran parameter kinerja produksi, glukosa darah, dan kualitas air
dilakukan setiap 15 hari sekali. Pengukuran gradien osmotik, kortisol, dan tingkat
konsumsi oksigen dilakukan pada awal, tengah, dan akhir penelitian.Pengukuran
kualitas air berupa suhu, oksigen terlarut, pH, salinitas dilakukan setiap hari,
sedangkan parameter kualitas lainnya dilakukan setiap 15 hari sekali selama
pemeliharaan.

7

Analisis Data
Data yang diperoleh selama penelitian dianalisis menggunakan perangkat
lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 21.1, yang meliputi:
1) Analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%. Analisis ini
digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap
parameter derajat kelangsungan hidup (DKH), dan laju pertumbuhan spesifik
biomassa (LPSB), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), jumlah konsumsi
pakan (JKP), rasio konversi pakan (RKP), gradien osmotik (GO), tingkat
konsumsi oksigen (TKO), kortisol, dan glukosa darah (GD) dan apabila
berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut Tukey untuk menentukan perbedaan
antar perlakuan.
2) Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan kualitas air media
selama pemeliharaan ikan sidat.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 2 menunjukkan hasil kinerja produksi ikan sidat selama
pemeliharaan. Hasil analisis ragam menunjukkan, bahwa perlakuan memberikan
pengaruh nyata terhadap semua parameter kinerja produksi, yaitu derajat
kelangsungan hidup (DKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), laju
pertumbuhan spesifik biomassa (LPSB), jumlah konsumsi pakan (JKP) dan rasio
konversi pakan (RKP). Nilai DKH tertinggi pada perlakuan salinitas 0 g L -1 yang
sama dengan 10 g L-1 yaitu 97.11 %, sedangkan terendah pada perlakuan salinitas
30 g L-1. Nilai LPMB tertinggi terjadi pada perlakuan salinitas 0 g L-1 yaitu 3.88 g
hari-1 dan terendah pada perlakuan salinitas 30 g L-1yaitu 0.06 g hari-1. Nilai LPSB
tertinggi terjadi pada perlakuan salinitas 0 g L-1 yaitu 0.83 % hari-1 dan terendah
pada perlakuan salinitas 30 g L-1 yaitu 0.02 % hari-1. Nilai JKP tetinggi ada pada
perlakuan 20 g L-1 yaitu 706.95 g dan terendah pada perlakuan 30 g L-1 yaitu
365.05 g. Nilai RKP terendah terjadi pada perlakuan salinitas0 g L-1 yaitu 2.58 dan
tertinggi pada perlakuan salinitas 30 g L-1 yaitu 5.19. Secara umum terlihat bahwa
terjadi kecenderungan penurunan nilai parameter kinerja produksi dengan
meningkatnya salinitas media pemeliharaan.
Tabel 2 Parameter kinerja produksi ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada
media dengan salinitas berbeda
Parameter
Derajat
kelangsungan hidup
(%)
Bobot awal (g)

Perlakuan salintas media (g.L-1)
0

10

20

30

97.11±1.33a

97.11±1.81a

89.11±1.36b

79.71±2.82c

3.12±0.01a

3.10± 0.02ab

3.09±0.01b

3.08±0.01c

8

Biomassa awal (g)

360.00±0.01a

Biomassa akhir (g)

592.76±5.05a

359.00 ± 0.02a
565.08
±15.72b

359.33±0.01a

359.67±0.01a

414.78±4.65c

363.27±3.02d

Bobot individu akhir
5.29±0.05a
5.03± 0.03b
4.00± 0.05c
3.91±0.12c
(g)
Laju Pertumbuhan
Mutlak Biomaasa
3.88±0.07a
3.43±0.26b
0.92±0.15c
0.06±0.04d
-1
(g hari )
Laju pertumbuhan
spesifik biomassa
0.83±0.01a
0.76±0.05b
0.24±0.04c
0.02±0.01d
-1
(% hari )
Jumlah konsumsi
631.56±4.56b
706.95±6.99a
438.96±17.66c 365.05±34.20d
pakan (g)
Rasio konversi
2.5±0.03a
3.26±0.10b
4.63±0.28c
5.19±0.10d
pakan
Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf superscript yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey).

Pola pertumbuhan biomassa ikan sidat pada Gambar 1 menunjukkan,
bahwa pada hari pemeliharaan ke-0 sampai hari ke-15 pada semua perlakuan
menunjukkan pertambahan biomassa yang relatif kecil, yaitu hanya dua hingga
delapan gram. Setelah hari pemeliharaan ke-15, biomassa ikan sidat mulai
meningkat dengan cepat pada perlakuan salinitas 0 g L -1 (A) dan 10 g L-1 (B),
sedangkan pada perlakuan salinitas 20 g L-1 (C) dan 30 g L-1 (D) relatif lambat.
700.00

592.76
565.08

600.00

510.87
496.03
449.50
428.79

500.00

369.76
368.07
365.93
362.68

360.00
359.67
359.00
359.33
400.00

371.26
356.27

414.78
363.27

389.39
359.10

Biomassa (gram) 300.00
A

B

C

D

200.00
100.00
0.00
0

15

30

45

60

Waktu (hari)

Gambar 1 Biomassa ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada perlakuan pada
media dengan salinitas berbeda; A (0 g L-1), B (10 g L-1), C (20 g L-1),
dan D (30 g L-1)
Tabel 3 menunjukkan parameter respons stres yang diukur selama
pemeliharan. Nilai tingkat konsumsi oksigen (TKO) yang didapatkan
menunjukkan nilai yang berbeda nyata antar perlakuan. Nilai TKO perlakuan D
memiliki nilai tertinggi yaitu 0.78 mgO2 g-1 jam-1 dan terendah pada perlakuan A
yaitu 0.67 mgO2 g-1 jam-1. Nilai gradien osmotik (GO) menghasilkan nilai yang
tidak berbeda nyata antar tiap perlakuan, yaitu berkisar antara 0.43-0.45 mOsm

9

L-1. Begitu pula dengan nilai kortisol yang tidak berbeda antar tiap perlakuan.
Nilai kortisol tiap perlakuan berkisar antara 33.13-40.62 nmol L-1. Nilai glukosa
darah menunjukkan nilai yang berbeda nyata antar perlakuan. Nilai glukosa darah
tertinggi pada perlakuan D yaitu 43.55 mg dL -1 dan terendah pada perlakuan A
yaitu 31.63 mg dL-1.
Tabel 3 Parameter respons stres ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada media
dengan salinitas berbeda
Parameter
Gradien Osmotik
(mOsm L-1)
Tingkat
konsumsi
oksigen
(mgO2 g-1 jam-1)
Kortisol (nmol L-1)

Perlakuan salintas media (g L-1)
10
20

0

30

0.34 ± 0.08 a

0.43 ± 0.00 a

0.43 ± 0.00a

0.45 ± 0.00 a

0.67 ± 0.03a

0.71 ± 0.05ab

0.76 ± 0.03ab

0.78 ± 0.02b

35,95 ± 7,08a

33,13 ± 8,97a 40,05 ± 2,49a
40, 62 ± 8,16 a
35.15 ±
40.52 ±
Glukosa Darah (mg dL-1) 31.63 ± 5.57 a
43.55 ± 1.40b
4.12ab
4.71ab
Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf superscript yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey).

Tabel 4 menunjukkan nilai kualitas air selama pemeliharaan ikan sidat
selama 60 hari pada media dengan penambahan salinitas berbeda. Nilai paramter
suhu, pH, oksigen terlarut, alkalinitas, amonia, dan nitrit masih dalam kisaran
optimal bagi ikan sidat.
Tabel 4 Pengukuran kualitas air ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada media
dengan salinitas berbeda; A (0 g L-1), B (10 g L-1), C (20 g L-1), dan D
(30 g L-1)
Parameter
Salinitas (g L-1)
Suhu (˚C)
pH (unit)
Oksigen
terlarut (mg L1
)
Alkalinitas
(mg L-1)
Amonia
(mg L-1)
Nitrit (mg L-1)

Perlakuan salintas media (g L-1)
A (0)
0.01‒
0.92
28.8‒
30.0

Kisaran Optimal

B (10)
8.92‒
10.70

C (20)
19.67‒
20.10

D (30)
29.4‒
30.70

29.8‒30.4

28.6‒30.3

29.1‒30.5

6.7‒8.0

6.9‒7.8

7.0‒8.0

6.0‒8.0

23–31
(Usui 1974)
6.0–8.0 (Ritonga
2014)

4.0‒5.7

4.0‒6.4

4.0‒6.1

3.9‒6.6

>3.0 (Herianti
2005)

45.80‒
114.50
0.0000‒
0.0051
0.01‒
0.31

41.22‒
183.20
0.0000‒
0.0106

45.80‒
187.79
0.0000‒
0.0048

50.38‒
155.72
0.0000‒
0.0050

0.01‒0.45

0.26‒0.47

0.00‒0.51

Pembahasan



30-500 (Bhatnagar
& Devi 2013)

Dokumen yang terkait

Pemberian Pakan Pelet dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow eel

1 8 34

Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow Eel yang Diberi Pakan Pasta dengan Sumber Protein Berbeda

1 8 35

Kinerja Produksi Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) Berukuran Awal 3 Gram dengan Kepadatan Tinggi pada Sistem Resirkulasi Melalui Kajian Fisiologis

0 8 44

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 10 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L dan 4 g/L pada Sistem Resirkulasi.

0 6 27

Kinerja Produksi Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 3 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam Sistem Resirkulasi

0 5 25

Kinerja Produksi Ikan Sidat (Anguilla Bicolor Bicolor) Ukuran Awal 2 G/Ekor Dengan Pergantian Air 5%, 10%, 15%, Dan 20% Per Hari Pada Sistem Resirkulasi

0 4 29

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 10 G.Ekor-1 Pada Media Budidaya Dengan Salinitas Dan Kalsium Karbonat (Caco3) Yang Berbeda

1 13 57

Kinerja Pertumbuhan Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Yang Diberi Pakan Dengan Kadar Protein Dan Rasio Energi Protein Berbeda.

0 3 32

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 3 Gram Dengan Pemberian Kalsium Karbonat (Caco3) Pada Salinitas Optimum Dalam Sistem Resirkulasi

0 6 46

Kinerja Produksi dan Respons Fisiologis Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Fingerling Terhadap Salinitas Berbeda pada Sistem Resirkulasi

0 4 38