Analisis Pemanen Hujan dari Atap Bangunan SD Negeri Mulyasari di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung

ANALISIS PEMANEN HUJAN DARI ATAP BANGUNAN
SD NEGERI MULYASARI, DI DESA PULOSARI,
KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG

TEGUH

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pemanen
Hujan dari Atap Bangunan SD Negeri Mulyasari di Desa Pulosari, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Teguh
NIM F44090033

ABSTRAK
TEGUH. Analisis Pemanen Hujan dari Atap Bangunan SD Negeri Mulyasari di
Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh
YULI SUHARNOTO
Manusia dari semula telah menyadari pentingnya air bagi dia dan bagi
lingkungannya, karena air merupakan sumber daya alam esensial yang sangat
dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Permasalahan yang sering
ditemui di Indonesia saat ini masih terdapatnya daerah yang mengalami
kekeringan pada saat musim kemarau, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
air bersih. Rata-rata curah hujan yang cukup tinggi di daerah Pangalengan sangat
disayangkan jika tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu cara pemanenan
hujan yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan air hujan melalui atap gedung
dan menyimpannya dalam bak penampung air. Penelitian mengenai analisis
pemanenan hujan dari atap bangunan ini dilakukan di SDN Mulyasari Desa

Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Berdasarkan data curah
hujan di wilayah pangalengan, dapat dilihat bahwa desa Pulosari mengalami hujan
sepanjang tahun dengan variasi hujan yang berbeda setiap tahunnya. Data curah
hujan yang digunakan adalah data curah hujan dari Global Climate Model yang
sudah di downscaling untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum untuk periode
tahun 1981 hingga 2010. Berdasarkan jumlah jiwa, kebutuhan air di SDN
Mulyasari sebesar 10.770 liter/minggu (6 hari). Untuk menentukan volume bak
PAH (Penampung Air Hujan) dapat dilakukan dengan cara trial dan error
menggunakan perhitungan water balance. Hasil perhitungan kapasitas bak
optimum adalah sebesar 10.850 liter. Anggaran biaya konstruksi dibutuhkan
untuk membuat bak penampung air. Berdasarkan analisis anggaran biaya,
dibutuhkan biaya sebesar Rp 57.000.000 untuk membuat bak yang berkapasitas
10850 liter.
Kata kunci: bak penampung air, curah hujan, pemanen hujan

ABSTRACT
TEGUH. Analysis of The Roofing Rain Harvesting at The Primary School State
in Mulyasari Pulosari Village, Pangalengan District, Bandung Regency.
Supervised by YULI SUHARNOTO.
Humans from the beginning has realized the importance of water for them

and for the environment, because water is an essential natural resource that is
needed by humans and other living things. Problems that are often encountered in
Indonesia now a days is the presence of areas experiencing drought during the dry
season, therefore clean water is scarce. The Average annual rainfall which is quite
high in the area of pangalengan is uselles if it could not be used optimally. One of
the way to do the rain harvesting is by collecting rainwater through the roof and
stores it in a water tank. The roofing rain harvesting was carried out at SDN
Mulyasari Pulosari village, Pangalengan district, Bandung regency. Based on the
precipitation data in the Pangalengan region, it can be seen that Pulosari village

has rain almost throughout the year with the different variations of rain annually.
The precipitation data used in this study is downscaling data from Global Climate
Model (GCM) for Citarum River Basin for the period 1981 to 2010. Based on the
number of the people to be served, water needs in SDN Mulyasri is 10.770
liter/week (6 days). The calculation of rainfall tank volume was done by trial and
error from the result of water balance calculation. Results calculation of the
optimum capacity were 10.850 liters. A construction budget was needed to make
water the tank. From the analysis of the budget expenses, it costs Rp 57.000.000
to make a tub with 10850 litres capacity.
Keywords: rainfall, rainwater harvesting, tank


ANALISIS PEMANEN HUJAN DARI ATAP BANGUNAN
SD NEGERI MULYASARI, DI DESA PULOSARI,
KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG

TEGUH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Analisis Pemanen Hujan dari Atap Bangunan SD Negeri Mulyasari

di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung
:
Teguh
Nama
: F44090033
NIM

Disetujui oleh

Dr. Ir. Yuli Suhamoto, M.Eng
Pembimbing

Tanggal Lulus:

2 3 JUL 2013

Judul Skripsi : Analisis Pemanen Hujan dari Atap Bangunan SD Negeri Mulyasari
di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung
Nama
: Teguh

NIM
: F44090033

Disetujui oleh

Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, MAgr
Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah
Pemanen hujan, dengan judul Analisis Pemanen Hujan dari Atap Bangunan SD

Negeri Mulyasari di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng
selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran hingga terselesainya skripsi
ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Tim Project ADB TA
7189-INO : Institutional Strengthening for IWRM in the 6 Ci’s River Basin
Territorry-Package E, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta kakak dan adikku tercinta,
atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih juga disampaikan kepada
teman-teman Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 46, Ayu Agustri dan temanteman kos radar 10 atas bantuan dan dorongan semangatnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Teguh

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1


Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODE

4


Alat dan Bahan

5

Metodologi Penelitian

5

Prosedur Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN

8
14

Simpulan


14

Saran

15

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

16

RIWAYAT HIDUP

37

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Standar kebutuhan air bersih non-domestik untuk wilayah Desa .................. 4
Jumlah pengguna air di SDN Mulyasari ........................................................ 8
Hari kering dan hari basah maksimum......................................................... 10
Analisis volume-frekuensi ........................................................................... 11
Nilai Rata-rata, Standard Deviasi dan Station Skew .................................... 11
Curah hujan probabilitas 80% ...................................................................... 12

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Diagram alir penelitian ................................................................................... 5
Curah hujan bulanan rata-rata wilayah Pangalengan ..................................... 9
Dry Spells di wilayah Pulosari ..................................................................... 10
Kurva Analisis Frekuensi ............................................................................. 12
Water Balance dan kapasitas bak SDN Mulyasari ...................................... 13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Contoh Perhitungan Curah Hujan Andalan
Perhitungan Hujan yang dapat dipanen
Perhitungan Neraca Air (Water Balance)
Perhitungan Pondasi Bak Penampung
Gambar Bak Penampung Air Hujan
Gambar detail pondasi
Anggaran Biaya Konstruksi

16
20
23
25
26
29
30

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia dari semula telah menyadari pentingnya air bagi dia dan bagi
lingkungannya, karena air merupakan sumber daya alam esensial yang sangat
dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Air adalah semua air yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
(UU RI No. 7 tahun 2004). Sumber-sumber air yang paling utama terdiri dari air
permukaan (surface water) dan air tanah (ground water). Air mempunyai banyak
kegunaan, misalnya untuk irigasi, industri, keperluan rumah tangga (minum,
masak, mandi, dan mencuci) dan lain-lainnya. Permasalahan yang sering ditemui
di Indonesia saat ini masih terdapatnya daerah yang mengalami kekeringan pada
saat musim kemarau, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan air bersih.
Kebanyakan teknik untuk mengumpulkan air biasanya menggunakan
sumber air yang besar seperti sungai dan groundwater (misalnya: sumur dan
sistem irigasi), dan memerlukan investasi skala besar. Tetapi banyak negara di
dunia, beragam metode sekala kecil dan sederhana telah dikembangkan untuk
menangkap dan mengumpulkan air limpasan permukaan (runoff) yang digunakan
untuk beragam tujuan produktif. Kalau limpasan permukaan ini dibiarkan saja
akan dapat menyebabkan erosi tanah, runoff ini dapat dipanen dan dimanfaatkan.
Beragam teknik memanen air dengan aneka ragam aplikasinya telah tersedia. Cara
pemanen hujan dapat dibagi dalam dua bagian, pertama dilakukan dengan
mengumpulkan air hujan di atas atap bangunan (roof catchment) dan yang kedua
dilakukan dengan mengumpulkan air hujan di atas permukaan tanah (ground
catchment) (Asdak, 2007).
Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung sering
mengalami kekurangan air bersih pada saat musim kemarau, sehingga kebutuhan
akan adanya air bersih berkurang. Rata-rata curah hujan yang cukup tinggi di
daerah Pangalengan sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Salah satu cara pemanenan hujan yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan air
hujan melalui atap gedung dan menyimpannya dalam bak penampung air.
Perumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah perencanaan kapasitas
tampung air hujan yang ekonomis dan ideal. Pemanfaatan air hujan yang
maksimal dapat digunakan sebagai kebutuhan air bersih dan dapat mengurangi
runoff.

2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis potensi air hasil pemanenan hujan dari atap bangunan SDN
Mulyasari di Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan.
2. Menentukan bak penampung air yang optimum untuk meningkatkan
penyediaan air bersih dengan menggunakan air hujan.
3. Desain bak penampung air dan Rencana Anggaran Biaya bak penampung air.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian diharapkan dapat mengatasi permasalahan kekurangan air
bersih yang terjadi di SDN Mulyasari Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan,
Kabupaten Bandung saat musim kemarau.
2. Hasil penelitian dapat mempermudah siswa dan pegawai sekolah untuk
mendapatkan air bersih.
Ruang Lingkup Penelitian
Kegiatan penelitian tentang Analisis Pemanen Hujan dari Atap Bangunan
Sekolah Dasar Negeri Mulyasari di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan,
Kabupaten Bandung meliputi:
1. Penentuan tujuan penelitian.
2. Penentuan lokasi penelitian.
3. Pelaksanaan pengambilan data luasan atap bangunan dan jumlah pemakai air
4. Pelaksanaan pengambilan data curah hujan.
5. Pengolahan data yaitu perhitungan analisis hujan, perhitungan kapasitas
optimum bak penampung air, serta desain dan menentukan anggaran biaya
pembuatan bak penampung air.
6. Penyusunan laporan

TINJAUAN PUSTAKA
Hujan
Menurut Linsley dan Franzini (1987), proses-proses yang tercakup dalam
peralihan uap lengas dari laut ke daratan dan kembali ke laut lagi disebut dengan
siklus hidrologi. Bentuk presipitasi yang jatuh dari atmosfer dapat berupa hujan
air, embun, salju, hujan es, dan sebagainya. Tetapi di Indonesia sumber air utama
dari presipitasi adalah hujan air. Menurut Soemarto (1995), terjadinya hujan
diawali oleh suatu peristiwa penguapan air dari seluruh permukaan bumi, baik
dari muka tanah, permukaan pohon-pohonan dan permukaan air. Penguapan yang
terjadi dari permukaan air dikenal dengan penguapan (free water evaporation),
sedangkan penguapan yang terjadi dari permukaan yang terjadi dari permukaan
pohon-pohonan dikenal dengan transpirasi (transpiration). Sebagai akibat

3
terjadinya penguapan, maka akan dapat terbentuk awan. Oleh sebab adanya
perbedaan temperatur, awan tersebut akan bergerak oleh tiupan angin ke daerahdaerah tertentu. Hujan baru akan terjadi apabila berat butir-butir hujan air tersebut
telah lebih besar dari gaya tekan udara ke atas.
Dalam penelitian tentang penyediaan air bersih dikenal istilah curah hujan
tertampung, yang didefinisikan sebagai curah hujan yang langsung masuk ke
dalam tempat penampungan atau melalui suatu limpasan dari suatu atap bangunan
yang disalurkan ke tempat penampungan tersebut, dikurangi penguapan selama
proses penyimpanan dan tersedia untuk memenuhi keperluan air konsumtif. Air
hujan yang melalui media udara yang bersih banyak membawa gas CO2 dan O2,
karena gas ini tidak berbahaya bagi tubuh maka dapat dikatakan air hujan ini
dapat digunakan sebagai penyedia air bersih, karena tubuh manusia juga
membutuhkan garam maka biasanya ke dalam air hujan ini ditambahkan sedikit
garam (± 1 mg tiap liter air).
Curah Hujan
Menurut Soemarto (1995), curah hujan harus diperkirakan dari beberapa
titik pengamatan curah hujan. Rata-rata curah hujan sering dibutuhkan dalam
penyelesaian hidrologi, seperti penelusuran banjir, penentuan ketersediaan air
ataupun untuk mendesain bangunan air. Ada tiga macam cara yang umum dipakai
dalam menghitung hujan rata-rata kawasan : Aljabar, Poligon Thiessen, dan
Isohyet.
Menurut Chow (1964) di dalam Effendi (1984) kejadian-kejadian yang telah
lalu merupakan gambaran tentang kejadian yang akan datang dengan asumsi
bahwa kecendrungan kejadian yang akan datang dalam sistem hidrologi sama
dengan kecendrungan yang telah lalu. Untuk memperoleh probabilitas besaran
hujan di masa yang akan datang dilakukan dengan analisa frekuensi data hujan.
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat jenis
distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi adalah (1) Distribusi
normal, (2) Distribusi log normal, (3) Distribusi Log-Person III, dan (4) Distribusi
gumbel (Suripin, 2004).
Kebutuhan Air
Kebutuhan air adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Besarnya kebutuhan air bagi masing-masing orang tidak
sama dan sangat tergantung pada beberapa faktor. Menurut robert dan Roestam
(2005) air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan air domestik dan nondomestik. Kebutuhan air domestik digunakan untuk pemanfaatan keperluan rumah
tangga, berdasarkan standar dari Direktorat Jendral Cipta Karya kebutuhan air
rumah tangga untuk wilayah desa sebesar 60 liter/kapita/hari.
Kebutuhan air non-domestik meliputi pemanfaatan komersial, kebutuhan
irigasi, dan kebutuhan industri. Untuk standar kebutuhan air bersih non-domestik
wilayah desa dapat dilihat pada tabel 1.

4
Tabel 1 Standar kebutuhan air bersih non-domestik untuk wilayah Desa
No.
Sektor
Nilai
1
Sekolah
5
2
Rumah Sakit
200
3
Puskesmas
1.200
4
Hotel/losmen
90
5
Komersial/industri
10
Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep PU (2000)

Satuan
Liter/siswa/hari
Liter/bed/hari
Liter/hari
Liter/hari
Liter/hari

Pemanen Hujan
Pemanenan air hujan dalam makna yang luas dapat didefinisikan sebagai
kegiatan pengumpulan runoff untuk penggunaan yang produktif. Runoff dapat
ditangkap dan dikumpulkan dari cucuran atap atau dari permukaan lahan, atau
dari sungai-sungai musiman. Sistem pemanenan air yang memanen runoff dari
atap-bangunan atau dari permukaan lahan termasuk dalam kategori “pemanenan
air hujan”, sedangkan semua sistem yang mengumpulkan runoff dari sungaisungai musiman dikelompokkan dalam kategori “pemanenan air banjir”
(Soemarno, 2010).
Menurut Asdak (2007) cara pemanen hujan dapat dibagi kedalam dua
bagian, pertama dilakukan dengan mengumpulkan air hujan di atas atap bangunan
(roof catchment) dan yang kedua dilakukan dengan mengumpulkan air hujan di
atas permukaan tanah (ground catchment). Cara pemanenan hujan dari atap
bangunan yaitu dengan mengalirkan dan mengumpulkan air hujan dari atap
bangunan (rumah, bangunan besar, greenhouse, courtyard, dan permukaan yang
impermeable termasuk jalan. Cara pemanenan hujan dari atap bangunan yaitu
dengan mengalirkan dan mengumpulkan air hujan dari atap bangunan (rumah,
bangunan besar, greenhouse, courtyard, dan permukaan yang impermeable
termasuk jalan.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian mengenai analisis pemanenan hujan dari atap bangunan ini
dilakukan di SDN Mulyasari Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung. Pelaksanaan penelitian dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama
pengambilan data primer dan sekunder dan tahap kedua berupa analisis data.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juli Tahun 2013.

5
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur (tape) untuk
mengukur luas atap bangunan, alat tulis, dan seperangkat komputer yang
dilengkapi dengan program Microsoft Excel dan Hec-SSP 2.0. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan yang diperoleh dari
Global Climate Model (GCM) yang sudah di downscaling untuk Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citarum periode tahun 1981 sampai 2010, data jumlah siswa dan
pegawai SD yang didapatkan dari dokumen milik SDN Mulyasari, dan data luas
atap bangunan SD yang langsung didapatkan dilapangan dengan melakukan
pengukuran.
Metodologi Penelitian
Pengumpulan data

Data Primer :

Data sekunder :

Luas atap bangunan

Data curah hujan
Data siswa & pegawai

Hitung Kebutuhan Air
Analisis Hidrologi

Penentuan kapasitas bak penampung
Hitung jumlah air yang dapat dipanen
Perhitungan dengan Water
Balance/neraca Air

Jika jumlah sisa
air di hari kering
Ya
Desain dan Perhitungan Anggaran Biaya
Konstruksi

Selesai

Gambar 1 Diagram alir penelitian

Tidak

6
Prosedur Analisis Data
Penelitian mengenai analisis pemanen hujan dari atap bangunan untuk
menentukan kapasitas optimum bak penampung air ini dilakukan dengan tahapan
berupa pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data luas
bangunan atap sekolah yang diukur langsung dilapangan dan data sekunder
meliputi data curah hujan dan data jumlah siswa dan pegawai sekolah. Setelah
seluruh data yang dibutuhkan terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data
dengan metode yang telah ditentukan lalu dianalisis dan tahap akhir adalah
penyusunan laporan.
Prosedur analisis pada penelitian ini adalah :
1. Menentukan Masa Ulang Curah Hujan Andalan
Salah satu cara dalam mencari hujan andalan adalah dengan memberikan
posisi plotting kepada masing-masing data dalam deret yang ditinjau. Sebelum
dilakukan, dimulai dengan mengurutkan data terlebih dahulu. Posisi plotting ini
berperiode tahun, periode dengan suatu curah hujan “sama atau kurang dari”.
Periode ini yang dinamakan waktu balik (return period). Posisi plotting ini
dinyatakan dalam frekuensi relatif kejadian atau probabilitas yang suatu peristiwa
hidrologi dengan besaran tertentu akan terjadi. Menurut pengamatan besarnya
andalan yang diambil untuk penyelesaian optimum penggunaan air diantara 8090%.
Rumus Weibull :
× 100%
p=
Keterangan :
p = Probabilitas
m = nomor urut angka pengamatan
n = banyaknya pengamatan
Langkah-langkah untuk menentukan hujan andalan :
a. Susun data-data menurut urutan besarnya
b. Beri tiap harga pengamatan suatu nomor urut m
c. Hitung prosentasi untuk tiap harga pengamatan dengan rumus Weibull
Ambil tahun dengan probabilitas p = 80-90%, sebagai hujan andalan.
2. Perhitungan Kebutuhan Air
Perhitungan kebutuhan air bersih dilakukan dengan tingkat kebutuhan
sesuai dengan kelompok penggunanya. Perhitungan dilakukan dengan mengalikan
jumlah pengguna air dengan tingkat kebutuhan air.
3. Perhitungan Jumlah Air yang dipanen
Air hujan yang jatuh akan diterima oleh atap, dan luas atap mempengaruhi
banyaknya air hujan yang dapat ditampung. Perhitungan Qin(t) dengan
menggunakan rumus rasional.
Qin(t) = C.I.A
Keterangan :
Qin(t)
= Seluruh air hujan yang ditangkap oleh atap masuk ke dalam bak
PAH pada waktu t (m)
C
= koefisien aliran (diambil 0,9)

7
= luas atap (m2)
= curah hujan andalan selama n hari (mm)

A
I

4. Perhitungan Kapasitas Bak Penampung Air Hujan (PAH)
Untuk menentukan volume bak PAH dapat dilakukan dengan cara trial dan
error menggunakan perhitungan water balance. Jika jumlah sisa air nilainya
negatif berarti terjadi kekurangan air dan perkiraan bak PAH harus diperbesar
volumenya. Asumsi volume bak PAH ini benar jika jumlah sisa air mendekati nol
pada minggu kering.
Berikut adalah contoh tabel perhitungan neraca air (Water Balance):
Perhitungan untuk : Luas atap ... m2 ; Volume bak ... m3 ; ...jiwa
Bulan

Hari
ke-

Air yang
tersedia
(lt/hari)

1

2

3

Pemakaian Penguapan
(lt/hari)
(liter)
4

5

Sisa air
(liter)

Jumlah
sisa air
(liter)

6

7

Keterangan :
Kolom 1 = bulan
Kolom 2 = hari/minggu/bulan ke (makin kecil ∆t, perhitungan makin bagus)
Kolom 3 = air yang tersedia adalah banyaknya air hujan yang dapat dipanen
Kolom 4 = pemakaian adalah keperluan air untuk kebutuhan rumah tangga
Kolom 5 = penguapan dari bak PAH (dalam hal ini tidak ada penguapan
karenadesain bak tertutup)
Kolom 6 = sisa adalah sisa air, yaitu air yang tersedia(3) – pemakaian(4) –
penguapan(5)
Kolom 7 = akumulasi dari sisa air (6) tiap ∆t.
5. Desain dan Perhitungan Anggaran Biaya Konstruksi
Sebagaimana produk industri lainnya dapat dikatakan bahwa biaya
pembentuk produksi tersebut akan terdiri dari pengeluaran untuk bahan-bahan
baku, upah pekerja, ongkos peralatan, biaya overhead dan keuntungan
pembuatannya. Biaya total proyek atau anggaran biaya dapat diperoleh dari
“Daftar Kuantitas Pekerjaan” dikali dengan “ harga satuan”.

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Wilayah Desa Pulosari
Sekolah Dasar Negeri Mulyasari terletak di Desa Pulosari, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung. Secara geografis Kecamatan Pangalengan
terletak di bagian selatan Kabupaten Bandung. Kecamatan Pangalengan terdiri
dari 13 desa diantaranya adalah desa Pulosari. Secara administratif batas-batas
Kecamatan Pangalengan adalah :
Utara
Selatan
Timur
Barat

: Kecamatan Cimaung
: Kabupaten Garut
: Kecamatan Kertasari
: Kecamatan Pasir Jambu

Iklim di Desa Pulosari beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara
190C sampai dengan 240C, dan kelembaban udara bervariasi antara 78%. Tekstur
tanah didaerah ini umumnya berstruktur sedang (jenis lempung) dan kasar. Jenis
tanah lempung ini dicirikan dengan warnanya yang coklat hingga coklat kehitamhitaman. Dengan suhu udara yang cukup dingin, desa ini merupakan salah satu
daerah yang memiliki curah hujan rata-rata yang cukup tinggi.
Kebutuhan Air
Kebutuhan air bersih di SDN Mulyasari ditinjau dari jumlah siswa dan
pegawai di sekolah tersebut yang merupakan faktor utama dalam penentuan
kebutuhan air. Tingkat kebutuhan air untuk sektor sekolah yang berada di wilayah
desa sebesar 5 liter/siswa/hari (Ditjen Cipta Karya Dept. PU). Berdasarkan data
yang dikeluarkan oleh SDN Mulyasari, jumlah siswa tahun 2013 adalah 351 orang,
dan jumlah tenaga pendidik SDN Mulyasari tahun 2013 adalah 8 orang.
Tabel 2 Jumlah pengguna air di SDN Mulyasari
Pengguna Air

Jumlah (orang)

Tenaga Pendidik

8

351
Siswa
359
Total
Sumber : Data SDN Mulyasari, 2013
Perhitungan kebutuhan air bersih untuk siswa dan tenaga pendidik
dilakukan dengan cara mengalikan jumlah pengguna air dengan tingkat kebutuhan
air. Kebutuhan air untuk siswa dan tenaga pendidik di asumsikan sama karena
hampir setiap saat menghabiskan waktu yang sama berada di sekolah. Perhitungan
detail kebutuhan air dapat dilihat pada lampiran contoh perhitungan. Dari hasil
perhitungan, kebutuhan rata-rata harian di SDN Mulyasari adalah sebesar 1.795
liter/hari atau 1,8 m3/hari. Dalam 1 minggu kebutuhan air SDN Mulyasari adalah
12.565 liter, jika jumlah hari dalam 1 bulan adalah 30 hari, kebutuhan rata-rata

9
adalah 53.850 liter dan dalam satu tahun (365 hari), air bersih yang dibutuhkan
adalah 655.175 liter.
Analisis Hidrologi
Data curah hujan yang tersedia adalah pencatatan curah hujan harian dari
tahun 1981 sampai dengan tahun 2010. Nilai curah hujan bulanan pada gambar 2
adalah nilai curah hujan bulanan rata-rata di wilayah Pangalengan. Untuk
perhitungan curah hujan bulanan andalan tersedia pada lampiran 1.

Curah Hujan (mm)

Curah hujan bulanan rata-rata (1981-2010)
500
400
300
200
100
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Agu
Sep Okt Nop Des
st

Curah Hujan Tahun 1981242 265 384 448 291 182 143 67 149 261 435 384
2010

Gambar 2 Curah hujan bulanan rata-rata wilayah Pangalengan
Berdasarkan data curah hujan di wilayah pangalengan, dapat dilihat bahwa
desa Pulosari mengalami hujan sepanjang tahun dengan variasi hujan yang
berbeda setiap tahunnya. Dari gambar 1 menunjukan bahwa curah hujan tidak
merata sepanjang tahun. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April sebesar
448 mm dan curah hujan terendah pada bulan Agustus sebesar 67 mm. Pada bulan
Juni sampai bulan Oktober yaitu pada saat periode kering, curah hujan yang turun
juga cukup besar. Hal ini menunjukan bahwa distribusi curah hujan yang turun
relatif baik sepanjang tahun.
Hari Kering dan Hari Basah Maksimum
Terdapat beberapa indeks untuk curah hujan, diantaranya ialah wet spells
atau deret hari basah, dry spells atau deret hari kering, very wet days atau hari
sangat basah, dan extremely wet days atau hari ekstrim basah. Dalam pengertian
umum, kekeringan adalah kurangnya air bagi tujuan-tujuan tertentu. Berikut
adalah hasil perhitungan hari kering dan hari basah maksimum di Desa Pulosari
dari data curah hujan harian tahun 1981 sampai tahun 2010.

10
Tabel 3 Hari kering dan hari basah maksimum
Hari
Hari basah
kering
maksimum
maksimum
1981
29
239
1982
34
223
1983
20
246
1984
15
256
1985
20
193
1986
31
221
1987
17
225
1988
23
215
1989
13
237
1990
48
195
1991
25
200
1992
16
205
1993
23
211
1994
23
183
1995
17
206
Sumber : Hasil Perhitungan

Tahun

Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

Hari
Hari basah
kering
maksimum
maksimum
16
215
39
202
35
200
20
240
32
199
22
199
26
196
26
233
31
203
24
256
26
209
12
270
25
226
39
204
12
266

Peluang Terlampaui (%)

Dry Spell Hujan di Desa Pulosari
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00

Dry Spell

0

20

40

60

Hari

Gambar 3 Dry Spells di wilayah Pulosari
Deret hari kering yang tertinggi yaitu pada tahun 1990 selama 48 hari
berturut-turut hari kering, sedangkan yang terendah yaitu pada tahun 2007 dan
2010 selama 12 hari berturut-turut hari kering. Gambar 3 menunjukkan hubungan
deret hari kering dengan peluang terlampaui yang terjadi dalam persen, semakin
kecil lama hari kering, peluang terlampaui yang terjadi akan semakin besar.
Begitu juga sebaliknya, semakin besar lama hari kering, peluang terlampaui yang
terjadi akan semakin kecil. Dapat dilihat pula rata-rata hari basah yang terjadi di
wilayah Pulosari cukup panjang yaitu 183 hari sampai dengan 270 hari berturutturut. Hal ini disebabkan karena hujan yang turun di wilayah Pulosari relatif baik.

11

Volume – Frekuensi
Bila kekeringan dapat didefinisikan dalam pengertian khusus untuk suatu
proyek tertentu, maka frekuensi kekeringan dapat dianalisis dengan cara yang
sama seperti frekuensi banjir. Untuk analisis frekuensi dalam penelitian ini
menggunakan software Hec-Ssp versi 2.0, software ini menggunakan jenis
distribusi statistik Log Normal dan Log Person III dalam menentukan hujan
rencana. Pada perhitungan ini digunakan jenis distribusi Log Person III, karena
memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan Log Normal.
Tabel 4 Analisis volume-frekuensi
Analisis Volume-Frekuensi
Probabilitas
(%)
1
3
7
15
30
60
90
0.5
49,6 45,2
39
35,3
29
21,9 18,6
1.0
49 44,6 38,1 34,2 27,9 21,4 18,2
2.0
48,4 43,8
37
32,9 26,8 20,8 17,7
5.0
47,3 42,6 35,5 31,1 25,2 19,9
17
10.0
46,4 41,5 34,2 29,6
24
19,1 16,4
20.0
45,2 40,1 32,5 27,9 22,6 18,2 15,7
50.0
42,9 37
29,5 24,8 20,2 16,5 14,4
80.0
40,5 33,7 26,6 21,9 18,3 14,9
13
90.0
39,2 31,9 25,2 20,6 17,4 14,1 12,3
95.0
38,1 30,4
24
19,5 16,7 13,5 11,7
99.0
36 27,5 21,9 17,6 15,6 12,3 10,7
Sumber : Hasil Perhitungan Hec-Ssp 2.0

120
17,7
17,2
16,7
15,9
15,2
14,4
13,1
11,9
11,3
10,9
10

183
15,7
15,4
14,9
14,3
13,8
13,2
12,2
11,2
10,7
10,4
9,7

Tabel 5 Nilai Rata-rata, Standard Deviasi dan Station Skew
Durasi

1

3

7

15

Mean

1,631

1,564

1,468

1,393

Standar
0,029 0,045 0,052 0,062
d Dev.
Station
0,356 0,607 0,215 0,069
Skew
Sumber : Hasil Perhitungan Hec-Ssp 2.0

30
1,30
8
0,05
5
0,25
8

60

90

120
1,11
8

183

1,216

1,155

0,051

0,049

0,05

0,043

0,152

0,275

0,03
7

0,025

1,086

Hasil perhitungan pada tabel 3 merupakan analisis volume-frekuensi dengan
jenis distribusi Log Person III. Didapatkan nilai analisis setiap durasi 1, 3, 7, 15,
30, 60, 90, 120, 183 hari dengan probabilitas yang berbeda-beda. Tabel 4
menunjukan nilai rata-rata, standard deviasi, dan station skew dari setiap durasi
hari pada analisis perhitungan.

12

Gambar 4 Kurva Analisis Frekuensi
Gambar 3 menunjukan hubungan probabilitas dengan rata-rata curah hujan,
yaitu curah hujan harian dari tahun 1981 sampai dengan tahun 2010. Terlihat
bahwa setiap durasi frekuensi memiliki nilai rata-rata curah hujan yang berbedabeda. Dari hasil analisis volume-frekuensi, diambil nilai curah hujan dengan
probabilitas 80 %.
Tabel 6 Curah hujan probabilitas 80%
Frekuensi
Curah Hujan RataHari
rata (mm)
1
40,5
3
33,7
7
26,6
15
21,9
30
18,3
60
14,9
90
13
120
11,9
183
11,2
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 3 menunjukan nilai curah hujan rata-rata dengan probabilitas 80%.
Pada frekuensi 1 hari nilai rata-rata curah hujan adalah 40,5 mm. Sedangkan,
Frekuensi 183 hari, curah hujan rata-rata sebesar 11,2 mm. Dapat dilihat bahwa
hujan rata-rata yang terjadi di wilayah desa Pulosari sangat besar, sehingga air
hujan ini dapat mencukupi kebutuhan air di SDN Mulyasari dan dimanfaatkan
sebagai penyediaan air bersih.

13
Penentuan Kapasitas Bak Penampung Air Hujan
Untuk menentukan volume bak Penampung Air Hujan (PAH) dapat
dilakukan dengan cara trial dan error menggunakan perhitungan water balance.
Jika jumlah sisa air nilainya negatif berarti terjadi kekurangan air dan perkiraan
bak PAH harus diperbesar volumenya. Asumsi volume bak PAH ini benar jika
jumlah sisa air mendekati nol pada minggu kering. Kebutuhan air di SDN
Mulyasari adalah sebesar 1.795 liter/hari atau 1,8 m3/hari dengan tingkat
pemakaian 5 liter/orang/hari. Dalam waktu satu minggu kebutuhan air di SDN
Mulyasari adalah sebesar 12.565 liter/minggu atau 12,6 m3/minggu. Karena
aktivitas sekolah hanya berlangsung selama 6 hari dalam satu minggu, maka
pemakaian air oleh siswa dan pegawai sekolah selama satu minggu hanya sebesar
10.770 liter/minggu atau 10,85 m3/minggu. Untuk mendapatkan kapasitas bak
optimum menggunakan perhitungan water balance dapat dilihat pada lampiran 3.
Berikut adalah grafik water balance dan kapasitas bak optimum untuk SDN
Mulyasari.

Water Balance
Volume m3

100000
Kebutuhan Air

50000

Ketersediaan Air
0
0

10

20

30

40

50

60

Vol. Air di Bak

Minggu Ke -

Gambar 5 Water Balance dan kapasitas bak SDN Mulyasari
Gambar 5 menunjukkan grafik hasil perhitungan water balance dan
kapasitas bak SD Negeri Mulyasari. Air yang tersedia merupakan air yang dapat
dipanen dari atap bangunan SDN Mulyasari, luas total bangunan atap sekolah
adalah 640 m2. Perhitungan air yang dapat dipanen dapat dilihat pada lampiran 2.
Pada periode bulan kering yaitu bulan agustus, air yang dibutuhkan lebih besar
dari pada air yang tersedia, sehingga terjadi kekurangan air sebesar 6.031 liter
sampai 6.456 liter. Sehingga dibutuhkan penyimpanan air pada saat bulan kering
untuk menutupi kekurangan air yang dibutuhkan oleh siswa dan pegawai sekolah
di SDN Mulyasari, yaitu dengan menyimpan air didalam bak penampung air.
Dari hasil perhitungan water balance dengan melakukan trial dan error,
didapatkan kapasitas bak penampungan air hujan sebesar 10850 liter. Kapasitas
bak penampung sebesar 10.850 liter dapat memenuhi kebutuhan air sekolah
sebanyak 359 jiwa dengan pemakaian air sebesar 10.770 liter/minggu (6 hari
kerja). Dari hasil analisis pada saat bulan-bulan kering yaitu bulan Juni sampai
Oktober SDN Mulyasari tidak akan mengalami kekurangan air. Hal ini didapatkan
dari kumulatif jumlah sisa air bak penampungan yang masih memiliki kelebihan
air sebesar 1.952 liter dibulan kering. Apabila pihak sekolah dapat memanfaatkan

14
hujan sebagai kebutuhan air bersih, sekolah tidak akan mengalami kekurangan air
disaat musim kemarau.
Desain dan Perhitungan Anggaran Biaya Konstruksi
Hujan yang dapat dipanen dari luas total atap 640 m2, didapatkan kapasitas
bak penampung air hujan yang optimum untuk 359 orang dengan pemakaian 5
liter/orang/hari di SDN Mulyasari adalah 10.850 liter. Untuk gambar desain bak
penampung dan penompang bak dapat dilihat pada lampiran 5. Jumlah bak
didesain sebanyak 4 buah bak penampung air, hal ini disebabkan karena atap
bangunan sekolah terbagi atas 2 bangunan, yang terdiri dari 2 bak penampung
kapasitas 3.100 liter untuk atap seluas 360 m2 dan bak penampung kapasitas 3.100
liter dan 1.550 liter untuk atap seluas 280 m2.
Perhitungan pondasi bak penampung dapat dilihat pada lampiran 4. Desain
pondasi digunakan tipe pondasi menerus, dengan asumsi kekuatan dukung tanah
di desa Pulosari sebesar 1 kg/cm2 (jenis lempung). Ukuran pondasi untuk bak
penampung air yaitu, lebar bagian atas pondasi sebesar 0,4 m dan lebar bagian
bawah pondasi sebesar 0,45 m dengan kedalaman 0,7 m. Setelah melakukan
perhitungan, ukuran ini mampu menahan beban bak penampung air sebesar 4.650
kg pada kapasitas bak 3.100 dan 1.550 liter, serta 6.200 kg pada 2 buah bak yang
berkapasitas 3.100 liter. Gambar desain pondasi dapat dilihat pada lampiran 6.
Anggaran biaya konstruksi dibutuhkan untuk membuat bak penampung air.
Spesifikasi bahan-bahan yang dibutuhkan dan biaya perencanaan bak penampung
air ini dapat dilihat pada lampiran 7. Berdasarkan hasil perhitungan anggaran
biaya konstruksi, untuk membangun bak yang berkapasitas 10.850 liter
dibutuhkan biaya sebesar Rp 57.000.000.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Curah hujan yang turun di wilyah Desa Pulosari relatif baik sepanjang tahun.
Periode kering, yaitu bulan Juni sampai dengan bulan Oktober, curah hujan
yang turun juga cukup besar. Dapat dilihat dari curah hujan rata-rata pada
frekuensi 1 hari sebesar 40,5 mm dengan probabilitas 80%. Sehingga sangat
baik jika hujan ini dimanfaatkan untuk meningkatkan penyediaan air bersih
dengan memanen hujan tersebut dari atap bangunan SDN Mulyasari.
2. Dengan luas atap bangunan sekolah 640 m2 dan tingkat konsumsi air 5
liter/orang/hari, kapasitas bak Penampung Air Hujan (PAH) sebesar 10.850
liter merupakan kapasitas bak yang optimum untuk jumlah siswa dan pegawai
sekolah sebanyak 359 orang. Kapasitas bak sebesar 10.850 liter dapat
memenuhi kebutuhan air disekolah setiap minggunya, bahkan saat bulan kering,
yaitu bulan Juni sampai dengan Oktober.

15
3. Kapasitas bak penampung 10.850 liter didesain 4 buah bak dengan kapasitas
3.100 liter sebanyak 3 buah bak, dan kapasitas 1.550 liter sebanyak 1 buah bak,
karena atap bangunan sekolah terbagi atas 2 bangunan. Untuk membuat bak
penampung dengan total kapasitas bak sebesar 10.850 liter, dibutuhkan biaya
konstruksi pembuatan sebesar Rp 57.000.000.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melihat aspek kualitas air yang
digunakan yaitu, air hujan di wilayah Desa Pulosari, untuk meningkatkan
kesehatan siswa dan pegawai SDN Mulyasari.
2. Pembuatan sumur resapan untuk menampung air hujan yang berlebih dari bak
penampung air agar tidak terbuang begitu saja, sehingga dapat meningkatkan
cadangan airtanah dan mengurangi limpasan (runoff).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air
Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
(ID): Gadjah Mada University Press
Direktorat Jendral Cipta Karya. 2000. Petunjuk Teknis Pengelolaan Sistem
Penyediaan Air Minum Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum,
Direktorat Jendral Cipta Karya, Jakarta
Effendi A. 1984. Analisa Data Curah Hujan Harian untuk Merancang Bak
Penampung Air dari “Ferrocement” di Unit Pemukiman Transmigrasi
Belawang Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor
Kodoatie Robert j, Sjarief Roestam. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Yogyakarta (ID): ANDI
Linsley R.K, Franzini J.B. 1987. Teknik Sumber Daya Air. Edisi ke-3. Sasongko
D, Penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: WaterResources Engineering
Linsley R.K, Kohler M.A, Paulhus J.H, 1988; Hydrology for Engineers, Mc
Graw Hill Book Company.
Soemarno. 2010. Teknologi Panen Air Hujan dan Penyimpannya. [Internet].
[diunduh
2013
Maret
30].
Tersedia
pada:
http//marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Panen-Air-Hujan-danPenyimpannya-dalam-Tanah.doc.
Soemarto, C.D. 1995. Hidrologi Teknik. Jakarta (ID): Erlangga
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta (ID):
ANDI

16
Lampiran 1 Contoh Perhitungan Curah Hujan Andalan
Tahun hujan andalan
Curah
m
Tahun Probabilitas m
Hujan
1
2126
2001
3,23
16
2
2577
2008
6,45
17
3
2613
1993
9,68
18
4
2695
2004
12,90
19
5
2703
1990
16,13
20
6
2799
2005
19,35
21
7
2812
2000
22,58
22
8
2841
1991
25,81
23
9
2855
1997
29,03
24
10
2956
1998
32,26
25
11
2997
1983
35,48
26
12
2977
1988
38,71
27
13
3046
1986
41,94
28
14
3055
1985
45,16
29
15
3063
1982
48,39
30

Curah
Hujan
3153
3305
3323
3346
3440
3592
3626
3628
3754
3816
3949
3980
4101
4115
4257

Tahun Probabilitas
2003
2002
1996
2009
1981
1999
1992
1989
1995
1984
2010
2006
2007
1987
1994

Hujan Andalan = 80% - 90% (tahun 1984, 2010, 2006, 2007)

51,61
54,84
58,06
61,29
64,52
67,74
70,97
74,19
77,42
80,65
83,87
87,10
90,32
93,55
96,77

17

Bulan hujan andalan
Tahun
1984
2006
2007
2010
Rata-rata
Mendekati rata-rata

Jan
286
270
219
300
269
270
2006

Feb
108
341
617
138
301
341
2006

Mar
411
433
187
189
305
411
1984

Apr
586
466
406
493
488
493
2010

Mei
369
434
334
327
366
369
1984

Hujan dalam mm
Jun
Jul
Agust
210
200
101
172
130
132
297
224
171
333
331
189
253
221
148
210
224
132
1984 2007
2006

Sep
201
223
360
422
301
360
2007

Okt
260
394
479
318
363
394
2006

Nop
609
481
300
579
492
481
2006

Des
473
506
506
332
454
473
1984

Jumlah
Setahun
3.816
3.980
4.101
3.949

17

18

18

Hari hujan andalan
Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
18

Jan
2006
7
11
14
12
0
0
0
0
2
10
0
26
0
24
16
8
11
0
15
3
14
26
18

Feb
2006
6
10
11
4
2
3
0
2
32
11
0
0
20
3
3
5
6
6
17
22
13
22
20

Mar
1984
7
3
2
2
2
8
3
2
2
13
21
3
2
7
17
16
34
26
32
13
14
12
20

Apr
2010
26
18
10
34
42
23
24
0
23
35
29
21
22
37
16
6
3
2
3
4
6
3
3

Mei
1984
16
19
7
13
19
12
10
28
11
9
7
4
0
2
3
9
35
15
4
8
4
5
8

Jun
1984
19
2
11
4
4
12
6
16
1
2
2
7
1
7
15
8
1
3
1
1
2
4
14

Jul
2007
5
7
2
11
10
13
5
11
8
6
2
5
0
1
3
18
7
23
0
11
2
17
7

Agust
2006
4
10
1
1
1
2
0
0
0
0
8
9
3
0
0
0
2
5
12
28
14
9
11

Sep
2007
3
1
9
22
0
13
40
8
18
13
17
11
3
21
12
4
2
20
42
34
4
4
46

Okt
2006
0
14
3
29
1
7
26
0
23
4
5
15
31
0
43
7
14
5
25
21
10
13
0

Nop
2006
22
3
25
20
47
41
17
42
9
15
24
24
20
10
2
8
21
6
10
5
5
17
0

Des
1984
3
16
15
29
23
23
10
19
9
7
21
38
20
37
0
0
29
10
38
0
0
22
19

19

24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah

9
6
21
8
1
3
1
2
270

31
9
17
29
38

341

16
2
25
35
23
7
7
34
411

2
4
12
28
29
17
12
493

6
1
7
21
19
20
21
26
369

14
6
10
12
20
3
2
210

6
7
12
4
6
2
9
4
224

1
8
2
0
0
0
0
1
132

2
4
2
1
1
0
1
360

14
21
9
4
0
11
18
22
394

21
28
12
0
12
7
8
481

47
14
4
4
3
6
5
3
473

19

20

20

Lampiran 2 Perhitungan Hujan yang dapat dipanen

Bulan

Minggu

1
Nov
Nov
Nov
Nov
Nov-Des
Des
Des
Des
Des-Jan
Jan
Jan
Jan
Jan
Jan-Feb
Feb
Feb
Feb
Feb-Mar
Mar

2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Curah
Hujan
(mm)
3
176
144
56
90
101
127
134
106
38
29
84
87
51
37
65
61
142
62
46

Kehilangan
Air/Minggu
(mm)
4
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7

Hujan
Andalan
(mm)
5=3-4
169
137
49
83
94
120
127
99
31
22
77
80
44
30
58
54
135
55
39

Banyaknya Hujan yang
dapat dipanen
Q = C.I.A (liter)
Untuk atap 640 m2
6
86.690
70.035
25.198
42.291
48.070
61.522
65.178
50.546
15.719
11.072
39.441
40.778
22.509
15.346
29.603
27.811
68.935
28.034
20.207

21

Mar
Mar
Mar-Apr
Apr
Apr
Apr
Apr-Mei
Mei
Mei
Mei
Mei
Mei-Juni
Juni
Juni
Juni
Juni-Juli
Juli
Juli
Juli
Juli
Agust
Agust
Agust
Agust
Agust-Sep
Sep

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

145
124
125
182
134
22
117
108
37
80
81
87
45
37
52
51
63
36
67
45
19
20
62
31
37
108

7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7

138
117
118
175
127
15
110
101
30
73
74
80
38
30
45
44
56
29
60
38
12
13
55
24
30
101

70.502
60.128
60.557
89.395
65.133
7.777
56.081
51.686
15.260
37.621
38.065
40.912
19.425
15.217
22.988
22.462
28.520
14.906
30.525
19.369
6.109
6.534
28.188
12.123
15.163
51.549
21

22

22

Sep
Sep
Sep-Okt
Okt
Okt
Okt
Okt

46
47
48
49
50
51
52

73
138
20
88
105
87
99

7
7
7
7
7
7
7

66
131
13
81
98
80
92

33.787
66.860
6.471
41.642
50.019
41.209
47.050

23
Lampiran 3 Perhitungan Neraca Air (Water Balance)

Bulan
1
Nov
Nov
Nov
Nov
Nov-Des
Des
Des
Des
Des-Jan
Jan
Jan
Jan
Jan
Jan-Feb
Feb
Feb
Feb
Feb-Mar
Mar
Mar
Mar
Mar-Apr
Apr
Apr
Apr
Apr-Mei
Mei
Mei
Mei
Mei
Mei-Juni
Juni
Juni
Juni
Juni-Juli
Juli
Juli
Juli
Juli
Ags

Mingg
u

Air yg tersedia
(liter)

2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

3
86.690
70.035
25.198
42.291
48.070
61.522
65.178
50.546
15.719
11.072
39.441
40.778
22.509
15.346
29.603
27.811
68.935
28.034
20.207
70.502
60.128
60.557
89.395
65.133
7.777
56.081
51.686
15.260
37.621
38.065
40.912
19.425
15.217
22.988
22.462
28.520
14.906
30.525
19.369
6.109

Pemakaian
(liter/minggu
)
5 lt/jw/hr
4
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770

Sisa
(liter)
Vol.bak
liter
5
74.125
57.470
12.633
29.726
35.505
48.957
52.613
37.981
3.154
-1.493
26.876
28.213
9.944
2.781
17.038
15.246
56.370
15.469
7.642
57.937
47.563
47.992
76.830
52.568
-4.788
43.516
39.121
2.695
25.056
25.500
28.347
6.860
2.652
10.423
9.897
15.955
2.341
17.960
6.804
-6.456

Jumlah
Sisa
(liter)
Vol. bak
liter
6
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
7.857
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
6.189

24
Ags
Ags
Ags
Ags-Sep
Sep
Sep
Sep
Sep-Okt
Okt
Okt
Okt
Okt

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

6.534
28.188
12.123
15.163
51.549
33.787
66.860
6.471
41.642
50.019
41.209
47.050

10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770
10.770

-6.031
15.623
-442
2.598
38.984
21.222
54.295
-6.094
29.077
37.454
28.644
34.485

1.952
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
10.850
6.551
10.850
10.850
10.850
10.850

25
Lampiran 4 Perhitungan Pondasi Bak Penampung
Data Beban:
Berat jenis air
Berat pasangan batu kali
Berat beton bertulang

1.000 kg/m3 = 10 kN/m3
2.200 kg/m3 = 22 kN/m3 (PPIUG, 1983)
2.400 kg/m3 = 24 kN/m3 (PPIUG, 1983)

Data Ukuran Bangunan Bak 3100 liter:
Kapasitas bak (2 x 3100 liter)
6,2 m3
Tinggi bak
2,11 m
Diameter bak (2 x 1, 44 m)
2,88 m
Ukuran sloof
0,25 m x 0,3 m
Lebar sisi atas pondasi
0,4 m
Kedalaman pondasi
0,7 m
Data Tanah:
Asumsi Kuat dukung tanah = 1 kg/cm2 dengan angka aman (SF) = 3
Beban pondasi per 1 m’:
Berat bak
Berat sloof
Berat pondasi

= ((6.200 kg / 4) / 3 / 100)
= 0,25 x 0,3 x 24
= ½ x (0,4 + b) x 0,7 x 22

= 5,1667
kN
= 1,8
kN
= 7,7 x (0,4 + b) kN
= 7,7b + 10,047 kN

Tegangan izin tanah = kuat dukung tanah / faktor aman
= 1 kg/cm2 / 3
= 0,3 kg/cm2 atau 30 kN/m2
Prinsip : tegangan tanah yang terjadi didasar pondasi ≤ tegangan izin tanah
Tegangan tanah di dasar pondasi

= beban pondasi / luas alas pondasi
= (7,7b + 10,047 kN)/(1 x b)
30 kN/m2 = (7,7b + 10,047 kN)/(1 x b)
b = 0,45 m

26

26

Lampiran 5 Gambar Bak Penampung Air Hujan

27

27

28

28

29

Lampiran 6 Gambar detail pondasi

29

30

30
Lampiran 7 Anggaran Biaya Konstruksi
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Nama Pekerjaan
Lokasi
No.
I
II
III
IV

: Pembangunan Bak Penampung Air Hujan
: SDN Mulyasari, Desa Pulosari, Kec. Pangalengan,
Kab. Bandung
Uraian Pekerjaan
Jumlah Harga (Rp)
Pekerjaan Persiapan
2.187.400
Pekerjaan Tanah
1.893.060
Pekerjaan Pondasi
21.391.316
Pekerjaan Utilitas
26.434.339
Sub Total
51.906.114
PPN 10 %
5.190.611
Total
57.096.726
Dibulatkan
57.000.000
Terbilang : Lima Puluh Juta Rupiah

31
Daftar Kuantitas dan Harga
Nama Pekerjaan
Lokasi

: Pembangunan Bak Penampung Air Hujan
: SDN Mulyasari, Desa Pulosari, Kec. Pangalengan,
Kab. Bandung
Jumlah
Harga
Harga
No.
Uraian
Satuan Volume
Satuan
Satuan
(Rp)
I
Pekerjaan Persiapan
Pembersihan dan Perataan
unit
598.600
598.600
Pekerjaan Bowplank
m
48
33.100 1.588.800
Sub Total I.
2.187.400
II
Pekerjaan Tanah
Galian tanah
m3
16,32
36.800
600.576
Pasir urug
m3
2,4336
313.200
762.204
Urug pasir bawah lantai TB
m3
313.200
281.880
0,9
5 cm
Urug tanah peil lantai padat
m3
5,4
46.000
248.400
Sub total II
1.893.060
III Pekerjaan pondasi
Pondasi batu kali
m3
7,14
852.200 6.084.708
Sloof (0,25x0,3)
m3
1,8
4.357.258 7.843.064
Pelat lantai
m3
1,8
4.146.413 7.463.543
Sub Total III
21.391.316
IV Pekerjaan Plumbing
Pemipaan Air Hujan
Pipa PVC (1")
m
24
37.347
896.328
Talang PVC
m
58
33.413 1.937.925
Stop Kran 1 "
m
8
31.505
252.040
Bak Penampung Air
unit
3
4.450.000 13.350.000
(Penguin 3100 liter)
Bak Penampung Air
Unit
1
2.600.000 2.600.000
(Penguin 1550 liter)
Sumur Resapan
Unit
3.699.023 7.398.046
Sub Total IV
26.434.339
Jumlah
51.906.114

32
Daftar Bahan Bangunan, Peralatan, dan Upah Kerja
No.

Uraian

16
17
18
19
20
21

Bahan Bangunan
Bata Merah Bakar Kelas 1
Batu Belah Pondasi/batu kali
Pasir Beton
Pasir Urug
Tanah Urug
Semen PC / 50 kg
Kayu Papan bekisting
Paku 1 cm s/d 3 cm
Kawat besi
Besi Tulangan D=12 mm
Besi Tulangan D=8 mm
Pipa PVC untuk Talang
Pipa PVC Ø 3" (AW)
Multiplek 9 mm
Sambungan Pipa PVC Jenis AW 4 "
TY
Ijuk
Stop Kran 1/2 " KIT
Stop Kran 1 " KIT (besi)
Stop Kran 2 " KIT (besi)
Tangki Air 3100 liter tipe TB 300
Tangki Air 1550 liter tipe TB 160

B
1
2
3
4
5
6
C
1
2
3
4
5

A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Satuan
Bh
M3
M3
M3
M3
Zak
M3
Kg
Kg
Kg
Kg
Btg
Btg
M2
Bh

Harga Satuan
(Rp)
800
240.000
150.000
240.000
180.000
70.000
2.000.000
20.000
20.000
15.000
12.000
60.000
75.000
151.100
160.000

M2
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh

20.000
15.000
30.000
40.000
4.450.000
2.600.000

Alat Tukang
Alat-alat bantu (gergaji)
Cangkul
Palu 0,5 kg
Ember
Gerobak roda 3
Sekop

Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh

35.000
50.000
30.000
15.000
400.000
60.000

Upah
Pekerja
Tukang gali
Tukang Batu terampil
Tukang Besi
Mandor

Oh
Oh
Oh
Oh
Oh

80.000
100.000
100.000
100.000
120.000

33
Daftar Analisis Harga Satuan

No.

Uraian

Unit

Koef

Harga
Satuan

1 Pekerjaan Persiapan (Pembersihan dan perataan)
Alat-alat bantu (gergaji
Bh
1,0000
35.000
besi,kayu,dll)
Cangkul
1,0000
Bh
50.000
Palu 0,5 kg
1,0000
Bh
30.000
Ember
1,0000
Bh
15.000
Gerobak roda 3
1,0000
Bh
400.000
Sekop
1,0000
Bh
60.000
Oh
Pekerja
0,1000
80.000
Oh
Mandor
0,0050
120.000
Jumlah
2 Pekerjaan Bowplank
M3
Papan
0,0070
2.000.000
Kg
Paku
0,0200
25.000
Oh
Tukang Kayu
0,1000
100.000
Oh
Pekerja
0,1000
80.000
Oh
Mandor
0,0050
120.000
Jumlah
3 Pekerjaan Tanah (galian tanah 1 m)
Oh
Pekerja
0,4000
80.000
Oh
Mandor
0,0400
120.000
Jumlah
4 Pekerjaan Tanah (galian tanah 1 m)
Oh 0,5260
Pekerja
80.000
Oh
Mandor
0,0520
120.000
Jumlah
5 Pemadatan Tanah
Oh
Pekerja
0,5000
80.000
Oh
Mandor
0,0500
120.000
Jumlah
6 Urugan kembali
Oh
Pekerja
0,1920
80.000
Oh
Mandor
0,0190
120.000
Jumlah
7 Urugan Pasir
M3
Pasir Urug
1,2000
240.000
Oh
Pekerja
0,3000
80.000

Jumlah
Harga
Satuan
(Rp)
35.000
50.000
30.000
15.000
400.000
60.000
8.000
600
598.600
14.000
500
10.000
8.000
600
33.100
32.000
4.800
36.800
42.080
6.240
48.320
40.000
6.000
46.000
15.360
2.280
17.640
288.000
24.000

34

8

9

10

11

Oh
Mandor
0,0100
120.000
1.200
Jumlah
313.200
1 M3 Pekerjaan Aanstamping Batu Belah
M3
Batu Belah
1,2000
240.000
288.000
3
M
Pasir Urug
0,3000
240.000
72.000
Oh
Pekerja
0,3900
80.000
31.200
Oh
Tukang Batu
0,0390
100.000
3.900
Oh
Mandor
0,0390
120.000
4.680
Jumlah
399.780
Pekerjaan Pondasi 1pc : 4ps
M3
Batu Belah
1,1000
240.000
264.000
Kg
Semen Portland
202,0000
1.400
282.800
M3
Pasir Pasang
0,4850
240.000
116.400
Oh
Pekerja
1,5000
80.000
120.000
Oh
Tukang Batu
0,6000
100.000
60.000
Oh
Mandor
0,0750
120.000
9.000
Jumlah
852.200
Pekerjaan Sloof
M3
Kayu papan terentang
0,2700 2.000.000
540.000
Kg
Paku
2,0000
20.000
40.000
Minyak Bekesting
Liter
0,6000
55.000
33.000
Kg
Besi beton
150,0000
15.000 2.250.000
Kg
Kawat beton
3,0000
20.000
60.000
Kg
Semen Portland
323,00000
1.400
452.200
3
M
Pasir beton
0,5200
150.000
78.000
3
M
Koral beton
0,7800
211.100
164.658
Oh
Pekerja
4,8500
80.000
388.000
Oh
Tukang kayu
0,3500
100.000
35.000
Oh
Tukang Batu
1,5600
100.000
156.000
Oh
Tukang Besi
1,4000
100.000
140.000
Oh
Mandor
0,1700
120.000
20.400
Jumlah
4.357.258
1 M3 Membuat Beton Tumbuk