Mikroenkapsulasi Ibuprofen Tersalut Poli(asamlaktat)-Lilin Lebah dengan Pengemulsi Poli(vinil alkohol)

MIKROENKAPSULASI IBUPROFEN TERSALUT
POLI(ASAMLAKTAT)-LILIN LEBAH DENGAN
PENGEMULSI POLI(VINIL ALKOHOL)

FACHRURRAZIE

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

ABSTRAK
FACHRURRAZIE. Mikroenkapsulasi Ibuprofen Tersalut Poli(asam laktat)−Lilin
Lebah dengan Pengemulsi Poli(vinil alkohol). Dibimbing oleh TETTY KEMALA
dan AHMAD SJAHRIZA.
Distribusi bahan aktif yang seragam pada sistem pengantaran bahan aktif
meningkatkan efektivitas bahan aktif dan mengurangi risiko iritasi.
Mikroenkapsulasi merupakan salah satu cara untuk memodifikasi pelepasan bahan
aktif sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan efek samping yang
merugikan. Dalam penelitian ini paduan poli(asam laktat) (PLA) dengan lilin

lebah digunakan sebagai penyalut bahan aktif ibuprofen. Mikroenkapsulasi
ibuprofen dibuat dengan metode emulsifikasi minyak didalam air. Ragam
nisbah.PLA:lilin lebah 1:9, 2:8, 3:7, dan 4:6 serta ragam konsentrasi pengemulsi
poli (vinil alkohol) (PVA) 0.5%, 1.0%, dan 1.5%. Efisiensi enkapsulasi pada
nisbah PLA: lilin lebah 4:6 dan konsentrasi PVA 0.5% yang memiliki efisiensi
diatas 70%. Ukuran mikrokapsul yang dihasilkan berkisar 50−100 µm. Pola
pelepasan ibuprofen memiliki laju konstan dan dipengaruhi oleh efisiensi
enkapsulasi. Pola pelepasan ibuprofen mengikuti model kinetika orde ke-0 dengan
mekanisme pelepasan ibuprofen berdasarkan super case-II transport.

ABSTRACT
FACHRURRAZIE. Microencapsulation of Ibuprofen Coated by Poly(lactic acid)Beeswax and Poly(vinyl alcohol) as Emulsifier. Supervised by TETTY KEMALA
and AHMAD SJAHRIZA.
Uniform drug distribution in drug delivery systems improves effective
absorption of the drug and reduces the risk of irritation. Mikroencapsulation is a
way to modify the release of drug so it can reduce or eliminate adverse side
effects. In this research poly(lactic acid) (PLA) with the bees wax were used to
coat ibuprofen. Microencapsulation of ibuprofen was done by emulsification of oil
in water method. Ratio variation of PLA:beeswax were 1:9; 2:8; 3:7, and 4:6, with
various concentration of the emulsifier poly(vinyl alcohol) (PVA) of 0.5%, 1.0%,

and 1.5%. The efficiency of encapsulation in PLA ratio:beeswax 4:6 and 0.5%
PVA concentration showed an efficiency above 70%. The size of microcapsules
ranged from 50 to 100 µm. The release pattern of ibuprofen had a constant rate
and influenced by the efficiency of encapsulation. Ibuprofen release pattern
followed the model zero order kinetic with the mechanism of drug release based
on the super case-II transport.

MIKROENKAPSULASI IBUPROFEN TERSALUT
POLI(ASAM LAKTAT)-LILIN LEBAH DENGAN
PENGEMULSI POLI(VINIL ALKOHOL)

FACHRURRAZIE

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Judul

: Mikroenkapsulasi Ibuprofen Tersalut Poli(asamlaktat)-Lilin Lebah
dengan Pengemulsi Poli(vinil alkohol)
Nama : Fachrurrazie
NIM : G44070038

Disetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr Tetty Kemala, S.Si, M.Si
NIP 19710407 199903 2 001


Drs Ahmad Sjahriza
NIP 19620406 1989031 002

Diketahui
Ketua Departemen Kimia

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS.
NIP 19501227 197603 2 002

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
Mikroenkapsulasi Ibuprofen Tersalut Poli(asam laktat)-Lilin Lebah dengan
Pengemulsi Poli(vinil alkohol). Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan semoga kita semua menjadi
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tetty Kemala, S.Si, M.Si
dan Bapak Drs. Ahmad Sjahriza selaku pembimbing yang senantiasa memberikan

arahan, dorongan semangat, dan doa kepada penulis selama melaksanakan
penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepadastaf laboran
Laboratorium AnorganikPak Syawal, Pak Mulyadi, Pak Caca dan Bu Nurul; serta
staf laboran lainnya, yaituPakSabur, Pak Suherman, dan BuNunung atas bantuan
serta masukkan selama penelitian berlangsung.
Terima kasih tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayah, Ibu, serta seluruh
keluarga, atas doa dan kasih sayangnya.Kepada Randi, Putri, Gina, dan temanteman Kimia 44 yang telah yang banyak membantu, memberikan saran, semangat,
motivasi, dan dorongan selama penelitian penulis ucapkan terima kasih.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.

Bogor, Januari 2012

Fachrurrazie

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 Mei 1989 dari Ayah Nurali
Usman dan Ibu Nining Dahniar. Penulis adalah Putra kedua dari dua bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri106 Jakarta dan pada tahun yang sama
penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia
Anorganik pada tahun ajaran 2010/2010, asisten praktikum Kimia Polimer
2010/2011, asisten praktikum Sintesis Kimia Anorganik tahun ajaran 2011/2012,
dan asisten praktikum Kimia Polimer program ekstensi 2011/2012. Penulis juga
aktif dibeberapa organisasi antara lain sebagai staf PSDM Ikatan Mahasiswa
Kimia (Imasika) dan Staf PSDM Serambi Ruhyah Mahasiswa FMIPA (Serum G)
dan UKM Karate IPB. Bulan Juli–Agustus 2010 penulis melaksanakan Praktik
Lapangan di Balai Besar Industri Agro dengan judul Analisis Energi Pelet
Biomassa Tempurung Kelapa Sawit.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE
Bahan dan Alat ........................................................................................... 1

Lingkup Kerja ............................................................................................ 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis Poli(asamlaktat) (PLA) .................................................................
Mikroenkapsulasi Ibuprofen ......................................................................
Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Standar .................................
Efisiensi Enkapsulasi .................................................................................
Pelepasan Bahan Aktif ...............................................................................
Pola Pelepasan Bahan Aktif .......................................................................
Morfologi Mikrokapsul ..............................................................................

3
3
4
4
5
5
6

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan .................................................................................................... 7

Saran........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 7
LAMPIRAN ..................................................................................................... 9

DAFTAR TABEL
Halaman
1
2

Komposisi mikrokapsul ibuprofen tersalut paduan PLA-lilin lebah....... 2
Parameter pelepasan ibuprofen dari mikrokapsul ................................... 5

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.


7.

Reaksi sintesis PLA ................................................................................
Mikrokapsul ibuprofen tersalut paduan PLA-lilin lebah 4:6
(Pembesaran 30x). ...................................................................................
Tahap pembentukan mirokapsul (i) emulsifikasi fase organik ke
dalam fase cair dan (ii) penguapan pelarut .............................................
Efisiensi enkapsulasi mikrokapsul ibuprofen dengan konsentrasi
PVA (A) = 1.5%; (B) = 1.0%; dan (C) = 0.5%.. .....................................
Pelepasan ibuprofen dari mikrokapsul formula 4A dan 4C terhadap
waktu (menit).. ........................................................................................
Foto mikroskop mikrokapsul PLA:lilin lebah (4:6) (a), dan
PLA:lilin lebah (1:9) (b) pada perbesaran 40× dengan konsentrasi
PVA 1.5% ...............................................................................................
Foto SEM mikrokapsul dengan PVA 1.5% (a) dan dengan PVA
0.5% (b) pada perbesaran 500× ...............................................................

3
3

4
4
4

6
6

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Diagram alir penelitian .............................................................................
Data bobot molekul PLA ..........................................................................

Absorbansi larutan ibuprofen pada berbagai panjang gelombang (λ) ......
Konsentrasi dan absorbansi larutan ibuprofen pada pembuatan kurva
standar ibuprofen (λmaks=221.6 nm) ..........................................................
Efisiensi enkapsulasi ibuprofen dalam mikrokapsul tersalut paduan
PLA-lilin lebah ..........................................................................................
Persentase rerata pelepasan ibuprofen dalam uji disolusi medium basa
dari mikrokapsul tersalut paduan PLA-lilin lebah ....................................
Pelepasan ibuprofen dalam mikrokapsul pada waktu t .............................
Pola pelepasan ibuprofen pada berbagai pendekatan kinetika ..................

10
11
12
13
14
15
16
19

PENDAHULUAN
Mikroenkapsulasi merupakan salah satu
cara yang dilakukan untuk memodifikasi
pelepasan aktif sehingga dapat mengurangi
atau mengeliminasi efek samping yang
merugikan. Distribusi bahan aktif yang
seragam pada tiap mikrokapsul menghasilkan
penyerapan bahan aktif lebih efektif dan
mengurangi resiko iritasi lokal. Tujuan sistem
pengantaran
terkendali
adalah
untuk
menyediakan sejumlah bahan aktif ke organ
dengan tujuan menjaga konsentrasi bahan
aktif yang diinginkan selama pengobatan.
Tujuan ideal ini dapat dicapai dengan cara
mengendalikan kecepatan pelepasan bahan
aktif (Gowda et al. 2009).Sistem pengantaran
bahan aktif inovatif sangat disadari tidak
hanya untuk meningkatkan keamanan dan
kemanfaatan tetapi juga meningkatkan kinerja
keseluruhan bahan aktif (Ranjha et al. 2009).
Mikroenkapsulasi telah banyak digunakan
untuk pembuatan mikrokapsul dengan bahan
aktifseperti ibuprofen dan nifedipine yang
tersalut polimer biodegradabel (Thompson et
al. 2006). Bahan penyalut mikrokapsul yang
banyak digunakan saat ini biasanya adalah
golongan poliester alifatik. Beberapa polimer
degradabel yang dapat digunakan untuk tujuan
ini adalah poli(asam laktat) (PLA), poli(asam
laktat-ko-glikolat) (PLGA), dan poli(εkaprolakton) (PCL) (Kemala 2010).
PLA banyak digunakan karena diproduksi
dari sumber daya terbarukan, biodegradabel,
biokompatibel, dan tidak beracun (Yu et al.
2006). Selain itu, PLA dapat terurai dengan
baik di dalam tubuh menjadi bahan-bahan
yang tidak berbahaya, seperti oligomer dalam
air dan karbondioksida (Preeti et al. 2003).
Menurut Porjazoska et al. (2004) PLA
memiliki kerapuhan dan stabilitas termal yang
rendah. Untuk memperbaiki sifat mekanik
PLA, dapat dilakukan kopolimerisasi dengan
monomer lain, pencampuran (blending)
dengan polimer lain dan plastisisasi dengan
pemlastis biokompatibel (Hu et al. 2003).
Sejauh ini telah banyak yang melakukan
sistem pencampuran PLA dengan polimer lain,
diantaranya dengan PCL (Kemala 2010) dan
poli(etilen glikol) PEG (Sheth et al. 1997
dalam Porjazoska et al. 2004).
Menurut Ranjha et al. (2010) lilin lebah
dapat digunakan sebagai bahan mikrokapsul
dan memiliki beberapa kelebihan yaitu stabil
pada beberapa nilai pH dan tingkat
kelembaban, biokompatibel, tidak imunogenik,
efek minimal pada makanan di saluran
pencernaan,
dan
tidak
menyebabkan

peningkatan dosis obat. Campuran antara PLA
dengan lilin lebah akan memperbaiki sifat
mekanis
dari
PLA,
mempermudah
bercampurnya bahan aktif dengan matriks
paduan dan meningkatkan waktu degradasi
paduan. Bahan aktif yang tidak larut air akan
mudah bercampur dengan matrik lilin lebah
dan menunjukkan tingkat penyerapan yang
baik (Gowda et al. 2009). Lilin lebah
merupakan bahan yang sangat kompleks,
terbuat dari n-alkana jenuh dan tak jenuh,
ester rantai panjang, asam lemak, diester,
hidroksiester, dan konstituen minor lainnya,
seperti flavonoid (Garnier et al. 2002).
Mikrokapsul dibuat dengan metode
penguapan pelarut. Metode ini relatif mudah
dalam melakukan pengungkungan dari
berbagai jenis bahan aktif hidrofobik
(Thompson et al. 2006). Sistem emulsifikasi
yang banyak digunakan adalah minyak di
dalam air (o/w). Poli(vinil alkohol) (PVA)
berfungsi
sebagai
pengemulsi
dalam
pembuatan mikrosfer. Gugus hidroksi dari
PVA yang bersifat polar akan berikatan
dengan molekul air sedangkan rantai vinilnya
akan berikatan dengan molekul diklorometana
sehingga emulsi menjadi lebih stabil (Robani
2004). Menurut Kemala et al. (2012),
besarnya konsentrasi PVA yang digunakan
akan mempengaruhi stabilitas emulsi dan
mempengaruhi ukuran kapsul. Ukuran kapsul
yang seragam meningkatkan efisiensi dan laju
disolusi bahan aktif yang telah dikungkung.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan
mikrokapsul dari paduan PLA-lilin lebah,
mengetahui pengaruh variasi komposisi
paduan dan konsentrasi pengemulsi terhadap
efisiensi pengungkungan ibuprofen, dan
mengetahui pola pelepasan ibuprofen dari
persamaan orde ke-0 dan orde ke-1 untuk
model kinetika dan persamaan Kosmeyer
Peppas untuk mekanisme pelepasan dari
mikrokapsul yang dihasilkan.

METODE
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah asam laktat, lilin lebah,
PVA (Merck), ibuprofen pro-analis yang
diperoleh dari PT Kalbe Farma,etil asetat,
diklorometana dan buffer fosfat (NaH2PO4Na2HPO4) pH 7.2.
Alat-alat analisis yang digunakan adalah
viskometer Ostwald, mikroskop, alat disolusi
tipe dayung Guoming RC-6, spektrofotometer
UV-1700 PharmaSpec, mikroskop elektron

2

payaran (SEM) Jeol-JSM-6360LA, JeolJEE4B Vacuum Evaporator, dan pengaduk
magnetik.
Lingkup Kerja
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
tahapan (Lampiran 1) di antaranya pembuatan
PLA, penentuan bobot molekul PLA,
pembuatan mikrokapsul paduan (PLA dengan
lilin
lebah),
pengukuran
efisiensi
pengungkungan bahan aktif, uji disolusi
mikrokapsul, dan karakteristik mikrokapsul
yang dihasilkan dengan mikroskop dan SEM.
Sintesis PLA (Rusmana 2009; Gonzales et
al. 1999)
Pembuatan
PLA
dilakukan
tanpa
menggunakan katalis pada suhu 140−150 °C
selama 24 jam. Gelas piala 100 mL
dibersihkan, dikeringkan, dan ditimbang
bobotnya. Setelah itu, asam laktat sebanyak
25 mL dimasukkan ke dalam gelas piala dan
ditimbang. Asam laktat kemudian dipanaskan
secara perlahan-lahan sampai suhu 120 °C
selama 1 jam. Pemanasan dilanjutkan dengan
suhu 140–150 °C selama 24 jam. PLA yang
dihasilkan didinginkan pada suhu ruang dan
ditimbang.
Pengukuran Bobot Molekul PLA (Kaitian
et al. 1996)
Bobot
molekul
PLA
dihitung
menggunakan pengukuran waktu alir. PLA
dilarutkan dalam etil asetat hingga diperoleh
larutan PLA dengan konsentrasi 0.2%, 0.3%,
0.4%, dan 0.5%. Pengukuran viskositas
dilakukan menggunakan viskometer Ostwald
pada suhu 25 °C (suhu konstan menggunakan
penangas air) dengan cara menghitung waktu
alir pelarut dan waktu alir larutan PLA pada
berbagai konsentrasi. Setelah itu, viskositas
relatif (η relatif) ditentukan dengan cara
membandingkan waktu alir pelarut dengan
waktu alir larutan polimer (t0/t). Viskositas
intrinsik [η] dicari dengan cara memplotkan η
spesifik/[PLA] sebagai sumbu Y dan
konsentrasi [PLA] sebagai sumbu X.
ditentukan
Bobot
molekul
(Mv)
berdasarkan persamaan Mark-Houwink:
[η] = k(Mv)a
k dan a merupakan tetapan yang bergantung
pada pelarut, polimer, dan suhu. Pelarut dan
suhu yang digunakan pada penelitian ini
adalah etil asetat dan 25 °C. Nilai k dan a
secara berturut-turut adalah 1.58×10-4 dan 0.78.

Pembuatan
Mikrokapsul
Ibuprofen
Tersalut Paduan PLA dan Lilin Lebah
Larutan paduan PLA dan lilin lebah dibuat
dengan melarutkan PLA dengan lilin lebah
dalam diklorometana kemudian diaduk hingga
homogen. Setelah itu, ibuprofen dicampurkan
ke dalam larutan paduan PLA dan lilin lebah.
Campuran tersebut kemudian didispersikan ke
dalam air yang telah mengandung PVA
menggunakan motor pengaduk. Setelah itu
campuran didekantasi hingga mikrokapsul
yang terbentuk mengendap. Mikrokapsul yang
diperoleh kemudian disaring, dicuci dengan
akuades, dikeringudarakan selama 1 hari.
Tabel 1 Komposisi mikrokapsul ibuprofen
tersalut paduan PLA-lilin lebah
Nisba paduan
Konsentrasi
Formula
(PLA:lilin lebah)
PVA (%)
1A
1:9
1.5
2A
2:8
1.5
3A
3:7
1.5
4A
4:6
1.5
1B
1:9
1.0
2B
2:8
1.0
3B
3:7
1.0
4B
4:6
1.0
1C
1:9
0.5
2C
2:8
0.5
3C
3:7
0.5
4C
4:6
0.5
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
dan Pembuatan Kurva Standar
Larutan ibuprofen dalam buffer fosfat pH
7.2 dengan konsentrasi 10 ppm diukur
absorbansnya pada panjang gelombang (λ)
210−240 nm menggunakan spekrofotometer
ultraviolet
(UV).
Panjang
gelombang
maksimum (λmaks) yang diperoleh digunakan
untuk analisis selanjutnya.
Kurva standar dibuat dengan mengukur
absorbans
larutan
ibuprofen
dengan
konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, dan
20 ppm pada panjang gelombang maksimum.
Hasil yang diperoleh merupakan hubungan
konsentrasi ibuprofen dengan absorbans.
Efisiensi Enkapsulasi
Sebanyak 25 mg kapsul ditimbang dan
dilarutkan ke dalam 50 mL buffer fosfat pH
7.2. Campuran tersebut dikocok selama 24
jam lalu disaring (Tayade & Kale 2004).
Filtrat diencerkan sebanyak 10 kali dan dibaca
absorbansnya dengan spektrofotometer UV
pada
panjang
gelombang
maksimum.

Absorbans yang diperoleh digunakan untuk
menentukan konsentrasi ibuprofen dengan
menggunakan kurva standar.
Uji Disolusi secara In Vitro (Depkes 1995)
Uji disolusi mikrokapsul dilakukan dengan
alat disolusi tipe 2 (tipe dayung). Sebanyak
200 mg mikrokapsul ditimbang dan
dimasukkan ke dalam chamber disolusi. Uji
disolusi dilakukan dalam medium simulasi
cairan usus (larutan buffer fosfat pH 7.2)
selama 6 jam pada suhu (37 ± 0.5) °C dengan
kecepatan pengadukan 100 rpm. Volume
medium disolusi yang digunakan sebanyak
500 mL. Pengambilan alikuot dilakukan setiap
15 menit dengan volume setiap kali
pengambilan 10 mL. Setiap kali pengambilan
alikuot, volume medium yang terambil
digantikan dengan larutan medium yang baru
dengan volume dan suhu yang sama.
Konsentrasi ibuprofen dalam larutan alikuot
diukur menggunakan spektrofotometer UV
pada λmaks. Data yang diperoleh dibuat kurva
hubungan antara persen pelepasan ibuprofen
dan waktu disolusi, serta dikaji pola
pelepasannya.

Gambar 1 Reaksi sintesis PLA (Kaitian et al.
1996).
Mikroenkapsulasi Ibuprofen
Campuran PLA dan lilin lebah adalah
campuran
yang
kompatibel.Campuran
dikatakan homogen jika tidak terlihat lagi
perbedaan
antara
komponen-komponen
penyusunnya, baik dalam bentuk, maupun
warna karena semua komponennya telah
tercampur secara merata (Rosida 2007).
Kemala et al. (2012) mengatakan bahwa
pencampuran dua atau lebih cairan
menghasilkan campuran homogen, maka
dapat dikatakan campuran yang kompartibel.
Mikrokapsul ibuprofen tersalut paduan
PLA dan lilin lebah yang dihasilkan memiliki
bentuk visual seperti serbuk, halus, kering,
seperti lilin dan berwarna putih (Gambar 2).
Mikrokapsul yang terbentuk antara PLA
dengan lilin lebah merupakan paduan yang
homogen karena mikrokapsul yang terbentuk
tidak dapat dibedakan secara visual antara
komponen-komponen penyusunnya.

Morfologi Mikrokapsul
Pengamatan
morfologi
mikrokapsul
dilakukan terhadap 2 formula dengan
menggunakan mikroskop cahaya dan SEM.
Pengamatan menggunakan SEM dilakukan
dengan cara melapisi mikrokapsul dengan
logam emas dan dilihat pada pembesaran
1000× dan 500×

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2
Sintesis Poli(asamlaktat) (PLA)
Sintesis PLA dilakukan pada suhu
140−150 °C dan kondisi vakum. Bobot
molekul
relatif
(Mv)
PLA
hasil
sintesisditentukan dengan mengukur waktu
alir menghasilkan Mv 7672.63 g mol-1dan
rendemen 79.78%(Lampiran 2).
Pelarut etil asetat digunakan pada
pengukuran bobot molekul PLA karena
bersifat non polar dan tidak higroskopis
sehingga dapat mudah melarutkan PLA dan
konsentrasi larutan akan tetap. PLA dengan
bobot molekul rendah (kurang dari 10.000 g
mol-1)
dapat
dibuat
melalui
reaksi
polikondensasi langsung (Kaitian et al. 1996).
Gambar 1 menunjukkan reaksi polimerisasi
asam laktat.

Mikrokapsul ibuprofen tersalut
paduan PLA-lilin lebah (4:6)
(Pembesaran 30×).

Mikroenkapsulasi
dilakukan
dengan
metode emulsifikasi. Bahan penyalut (PLA
dan lilin lebah) dan bahan aktif (ibuprofen)
dilarutkan dalam diklorometana kemudian
diemulsikan dengan PVA dan didispersikan
dalam air sehingga terbentuk partikel mikro
yang disebut dengan mikrokapsul (Gambar 3).
Pengemulsi yang biasa digunakan untuk
pembuatan mikrokapsul pada metode ini
adalah PVA. PVA dapat digunakan sebagai
pengemulsi karena PVA adalah polimer
ampifilik yang memiliki kemampuan untuk
mengadsorpsi pada antarmuka (Buttini et al.
2008).

4

Gugus hidroksil PVA dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan kelompok gugus
hidroksi lain ataudengan molekul air.
Sehingga gugus hidroksil dari PVA yang
bersifat polar akan berikatan dengan molekul
air sedangkan rantai karbonnya akan berikatan
dengan
molekul
diklorometana
dan
membentuk emulsi selama mikoenkapsulasi.
Pelarut diklorometana dipilih karena
diklorometana menguap pada suhu 39 °C
sehingga mengurangi waktu pembuatan
mikrokapsul, selain itu menurut Bodmeier et
al (1988) dalam Yeo dan Park (2004)
menemukan
bahwa
diklorometana
menghasilkan efisiensi enkapsulasi lebih
tinggi dan pelarut terbaik untuk PLA
dibandingkan dengan kloroform atau benzena.
Menurut Obeidat (2009) metode emulsi
penguapan pelarut yang digunakan untuk
membuat mikrokapsul pada penelitian
memiliki keuntungan yaitu dilakukan pada
suhu ruang dan menghasilkan mikrokapsul
yang memiliki mekanisme pelepasan material
yang dikungkung secara optimal karena
material yang dikungkung terdispersi secara
homogen pada matriks polimer sehingga
dianggap ideal untuk sistem pengantaran
bahan aktif.

karena memiliki perubahan serapan untuk
setiap satuan konsentrasi paling besar. Dengan
demikian akan didapatkan kepekaan dan
sensitivitas pengukuran yang maksimum
(Sutrisna
2005).
Panjang
gelombang
maksimum (λmaks) untuk larutan ibuprofen
yang
yaitu 221.6 nm (Lampiran 3). Nilai λ
maks

diperoleh untuk ibuprofenmendekati 222 nm
(Depkes 1995).
Persamaan kurva standar yang diperoleh
adalah Y = 0.0437 X + 0.0475 dengan nilai r
sebesar 0.9998 (Lampiran 4). Persamaan
kurva standar tersebut digunakan dalam
perhitungan
efisiensi
enkapsulasi
dan
persentase pelepasan ibuprofen. Menurut
AOAC (2002) kurva standar yang digunakan
telah memenuhi syarat kurva standar yang
ditetapkan yaitu 0.9900. Nilai koefisien
korelasi yang tinggi menunjukkan hubungan
linear antara sinyal detektor terukur dengan
jumlah ibuprofen dalam sampel, sehingga
galat sistematik selama pengukuran dapat
diabaikan. Linearitas suatu metode analisis
adalah ukuran yang menunjukkan tingkat
kesesuaian atau korelasi antara kadar analit
dan respons detektor, dinyatakan sebagai
koefisien korelasi (r) (Depkes 2001).
Efisiensi Enkapsulasi

Gambar 3 Tahap pembentukan mirokapsul (i)
emulsifikasi fase organik ke dalam
fase cair dan (ii) penguapan pelarut
(Li et al. 2007)
Panjang Gelombang Maksimum dan
Kurva Standar
Panjang gelombang maksimum yang
diperoleh adalah pada panjang gelombang
221.6 nm (Lampiran 3).Penentuan λmaks
dilakukan pada daerah ultraviolet karena
larutan ibuprofen memiliki serapan sinar
ultraviolet karena memiliki struktur ikatan
terkonjugasi. Pengukuran sampel pada λmaks

Efisiensi enkapsulasi merupakan salah satu
parameter untuk menentukan keberhasilan
proses enkapsulasi. Efisiensi menunjukkan
persen senyawa aktif (ibuprofen) yang dapat
disalut dalam mikrokapsul. Penentuan
efisiensi enkapsulasi mikrokapsul ibuprofen
tersalut paduan PLA-lilin lebah ditunjukkan
pada Lampiran 5. Nilai efisiensi tertinggi pada
mikrokapsul sebesar 71.23%. Hasil uji
efisiensi menunjukkan peningkatan efisiensi
enkapsulasi
dengan
bertambahnya
perbandingan PLA terhadap lilin lebah.
Pengaruh dari konsentrasi pengemulsi
PVA pada efisiensi enkapsulasi ibuprofen
pada penggunaan PVA dibawah 1.0% hanya
sedikit. Hal ini berbeda dari nilai efisiensi
enkapsulasi yang diperoleh untuk penggunaan
PVA diatas 1.0% dengan perbandingan
paduan PLA-lilin lebah (4:6) (Gambar 4),
yaitu 71.23% dengan PVA 0.5%, 58.82%
dengan PVA 1.0%, dan 66.91 dengan PVA
1.5%.
Pengaruh penggunaan PLA untuk penyalut
mikrokapsul dengan konsentrasi PVA tetap,
menunjukkan bahwa efisiensi mikrokapsul
meningkat sejalan dengan peningkatan
penggunaan
PLA
pada
paduan

5

sehingga didapat bahwa efisiensi tertinggi
dapat dihasilkan dengan formula 4C dengan
penggunaan PLA dominan dibanding lilin
lebah .
Efisiensi enkapsulasi mikrokapsul yang
dihasilkan berkisar pada 42.47−71.23%
(Gambar 5). Perbandingan PLA-lilin lebah
yang memberikan nilai efisiensi enkapsulasi
ibuprofen lebih dari 70% yaitu 4:6. Menurut
Garnier et al. (2002) lilin lebah sangat
kompleks, terbuat dari n-alkana jenuh dan tak
jenuh, ester rantai panjang, asam lemak,
diester, hidroksiester, dan konstituen minor
lainnya, seperti flavonoid. Lilin lebah
memiliki bobot molekul sekitar 868 g mol-1.
Lilin lebah yang lebih banyak pada paduan
menyebabkan komponen paduan dengan
bobot molekul rendah bertambah sehingga
akan lebih sulit untuk mengungkung
ibuprofen. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Kim et al.(2003) yaitu efisiensi mikrokapsul
berbeda pada penggunaan berat molekul
polimer berbeda, semakin tinggi berat
molekul polimer maka semakin tinggi
efisiensi yang dihasilkan.

70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
1A 2A 3A 4A 1B 2B 3B 4B 1C 2C 3C 4C

Formula mikrokapsul

Gambar 4 Efisiensi enkapsulasi mikrokapsul
ibuprofen dengan konsentrasi
PVA (A)= 1.5%; (B)= 1.0%; dan
(C)= 0.5%.
Pelepasan Bahan Aktif
Hasil uji disolusi mikrokapsul ibuprofen
tersalut paduan PLA-lilin lebah secara in vitro
dalam medium buffer fosfat pH 7.2
ditunjukkan pada Gambar 6. Mikrokapsul
yang diuji disolusi adalah mikrokapsul
formula 4A dan 4C yang efisiensi
enkapsulasinya lebih tinggi di antara formula
lain. Pelepasan ibuprofen dari mikrokapsul

Formula
4A
4C

Persentase pelepasan ibuprofen
(%b/b)

Efisiensi Enkapsulasi (%)

80.00

formula 4A dan 4C mengalami kenaikan
secara cepat hingga menit ke-60. Selanjutnya
konsentrasi relatif konstan pada menit ke-90
dan menurun hingga menit ke-360. Hasil uji
disolusi mikrokapsul ibuprofen ditunjukkan
pada Lampiran 6 dan 7.
Disolusi adalah proses masuknya zat padat
ke dalam larutan. Secara sederhana, disolusi
merupakan proses zat padat melarut yang
dikendalikan oleh afinitas antara zat padat
dengan pelarut (Kemala 2010). Proses disolusi
pada penelitian ini dilakukan secara in vitro
pada medium simulasi cairan usus, yaitu pada
medium basa (pH 7.2).
Profil disolusi untuk mikrokapsul formula
4A dan 4C (Gambar 5) menunjukkan adanya
initial burst release pada menit ke-15 hingga
menit ke-60. Ibuprofen diduga tidak tersalut
sebagai inti tetapi tersebar di seluruh
mikrokapsul, termasuk pada permukaannya.
Ibuprofen pada permukaan mikrokapsul lebih
mudah
terlepas
yang
memungkinkan
terjadinya initialburst release. Hal ini sesuai
pernyataan Yeo dan Park (2004) bahwa initial
burst release dapat disebabkan karena adanya
bahan aktif yang tersalut pada permukaan
mikrokapsul.
20.00
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0

30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Waktu (menit)

Gambar 5

Pelepasan
ibuprofen
dari
mikrokapsul formula 4A dan
4C terhadap waktu (menit).

Pola Pelepasan Bahan Aktif
Hasil pendekatan kinetika terhadap pola
pelepasan mikrokapsul formula 4A dan 4C
selama 360 menit pada medium buffer fosfat
pH 7.2 menunjukkan bahwa orde ke-0
memiliki nilai (R2) yang lebih tinggi
dibandingkan
orde
ke-1.

Tabel 2 Parameter pelepasan ibuprofen dari mikrokapsul
Orde ke-0
Orde ke-1
Korsmeyer Peppas
R2
K
R2
k
R2
n
0.9236
1.80
0.5289
13.12
0.9998
0.9609
0.8052
4.01
0.4463
11.02
0.9988
0.9578

6

patkan untuk model
Nilai n yang didapat
Korsmeyer Peppas form
ormula 4A dan 4C
berturut-turut 0.9609 dan 0.9578 (Tabel 2).
Pendekatan kinetika terhadap
t
pelepasan
ibuprofen (Lampiran8) menggunakan
m
data uji
disolusi mikrokapsul form
rmula 4A dan 4C.
Menurut Shoaib et al. (2006) pola
pelepasan terkendali ibuprofen tersalut
polimer mengikuti ordee ke-0
k
atau ke-1. Pola
pelepasan ibuprofen untuk
tuk formula 4A dan 4C
mengikuti model kinetika
tika orde ke-0, karena
memiliki nilai (R2)ya
yang lebih tinggi
dibandingkan model kine
netika orde ke-1, yaitu
0.9236 dan 0.8052.
menunjukkan bahwa
Kinetika orde ke-0 m
laju pelepasan ibuprofen
en tetap dengan nilai
tetapan laju untuk for
formula 4A dan 4C
berturut-turut sebesar 1..80%b/b menit-1 dan
4.01%b/b menit-1. Hall ini
i menggambarkan
bahwa pelepasan ibuprof
rofen tidak bergantung
konsentrasi (Shoaib et al. 2006). Laju
pelepasan ibuprofen dihitu
itung hingga menit ke60, pada saat itu konsentr
ntrasi ibuprofen dalam
mikrokapsul telah habis.
is. Hal ini dibuktikan
dengan menurunnya kons
onsentrasi ibuprofen di
dalam medium setela
telah menit ke-90.
Berkurangnya
konsen
sentrasi
ibuprofen
menunjukkan bahwa tidak
dak ada lagi ibuprofen
yang dilepas ke medium..
Mekanisme pelepasa
san ibuprofen untuk
formula 4A dan 4C
C mengikuti model
Korsmeyer Peppas, karen
rena memiliki nilai R2
mendekati 0.9990 untukk formula 4A dan 4C

berturut-turut yaitu 0.99988 dan 0.9988. Nilai n
berdasarkan persamaan Korsmeyer
K
Peppas
menentukan karakter mek
ekanisme pelepasan
ibuprofen.
Nilai n dari persamaan
an Korsmeyer Peppas
yang diperoleh dari mikro
rokapsul 4A dan 4C
lebih besar dari 0.89. Menurut
M
Singhvi &
Singhvi (2011) hal ini men
enunjukkan karakter
mekanisme pelepasan baha
han aktif berdasarkan
super case-II transport
ort. Super case-II
transport
disebabkan
penguraian
dan
pengikisan polimer. Ada beberapaproses
be
yang
terjadi bersama mekanism
isme super case-II
transport yaitu difusi air ke dalam
mikrokapsul, membesarn
arnya mikrokapsul
akibat masuknya air, pemb
mbentukan gel, difusi
bahan aktif dari tablet dan rusaknya matriks
polimer. Nilai n yang mendekati
m
1 juga
menunjukkan bahwa pola
ola pelepasan bahan
aktif mengikuti orde ke-0 (Kalam
(
et al.2007).
Morfologi Mikr
ikrokapsul
Hasil analisis mikro
krokapsul ibuprofen
tersalut paduan PLA-lilinn le
lebah menggunakan
mikroskop menunjukan bahwa
b
mikrokapsul
dengan PLA:lilin lebah (4:6
(4:6) memiliki ukuran
yang lebih kecil dibandin
dingkan mikrokapsul
dengan PLA:lilin lebah (1:9)
(
(Gambar 8).
Mikrokapsul dengan PVA
A 1.5% (Gambar 7a)
tidak terlihat lebih halus
ha
dibandingkan
mikrokapsul dengan PVA 0.5%
0
(Gambar 7b)

(a)
(b)
Gambar 6 Foto mikrosk
skop mikrokapsul PLA:lilin lebah (4:6) (a), dan PLA:l
A:lilin lebah (1:9) (b)
pada perbesar
saran 40× dengan konsentrasi PVA 1.5%.

Gambar 7

(a)
(b)
Foto SEM mikrokapsul
m
dengan PVA 1.5% (a) dan dengan PV
PVA 0.5% (b) pada
perbesaran 500×.
50

dan memiliki permukaan kasar berlapis-lapis.
Ukuran mikrokapsul yang dihasilkan berkisar
antara 50−100 µm.
Mikrokapsul ibuprofen tersalut paduan
PLA-lilin lebah pada Gambar 6 menunjukkan
bahwa dengan meningkatnya penggunaan lilin
lebah sebagai bahan penyalut akan
meningkatkan ukuran mikrokapsul yang
dihasilkan. Sedangkan morfologi mikrokapsul
yang diamati dengan menggunakan SEM
untuk PVA 1.5% dengan PVA 0.5% (Gambar
7) tidak memiliki perbedaan dari kehalusan
permukaan
dari
mikrokapsul
dengan
peningkatan penggunaan PVA.
Permukaan mikrokapsul yang dihasilkan
terdiri dari lapisan-lapisan dan tidak halus.
Hal ini menjelaskan sifat rapuh mikrokapsul
yang dihasilkan sehingga initial burst release
dapat terjadi. Permukaan kasar ini dapat
meningkatkan
interaksi
permukaan
mikrokapsul dengan
medium disolusi
sehingga ibuprofen dapat lebih mudah terlepas
dari matriks penyalut. Morfologi mikrokapsul
penyebab initial burst release yaitu partikel
ibuprofen dapat lolos dari matriks polimer
melalui pori-pori dan celah-celah yang
terbentuk
selama
proses
degradasi
mikropartikel (Yeo dan Park 2004).
Ukuran mikrokapsul yang dihasilkan pada
penelitian ini berkisar antara 50−100 µm. Jain
(2000) dalam Kemala et al. (2012)
menyatakan bahwa ukuran mikrokapsul yang
baik tidak lebih besar dari 250 µm. Obeidat
(2009) juga menyatakan bahwa umumnya
ukuran produk mikroenkapsulasi berkisar
antara 1−1000 µm, sedangkan mikropartikel
komersial berkisar antara 3–800 µm.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Mikroenkapsulasi
ibuprofen
dengan
penyalut
paduan
PLA-lilin
lebah
menghasilkan
mikrokapsul
dengan
karakteristik berupa serbuk, halus, kering,
homogen, dan berwarna putih. Penggunaan
lilin lebah yang lebih banyak sebagai paduan
akan peningkatkanukuran mikrokapsul dan
menurunkan
efisiensi
pengungkungan
ibuprofen. Efisiensi enkapsulasi dengan
perbandingan PLA-lilin lebah 4:6 PVA 0.5%
menunjukkan nilai efisiensi tertinggi yaitu
71.23%.
Hasil uji efisiensi mikrokapsul dalam
medium buffer basa menunjukkan bahwa
mikrokapsul penggunaan lilin lebah lebih
sedikit
akan
meningkatkan
effisiensi

enkapsulasi. Pola pelepasan ibuprofen saat
menit ke-0 hingga ke-60 mengikuti model
kinetika orde ke-0 dengan mekanisme
pelepasan berdasarkan super case-II transport.
Hasil
morfologi
mikrokapsul
dengan
penambahan ibuprofen menunjukkan bahwa
ibuprofen tersebar pada matriks dan
permukaan paduan.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai disolusi secara in vivo untuk
mengetahui pelepasan ibuprofen dalam tubuh
dan melihat kompabilitas paduan PLA-lilin
lebah menggunakan DSC. Selain itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
memvariasikan kecepatan emulsi maupun
dispersi yang lebih tinggi agar didapatkan
mikrokapsul dengan permukaan yang lebih
baik.

DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] Association of Official Analytical
Chemists. 2002. AOAC International
methods
committee
guidelines
for
validation of qualitative and quantitative
food microbiological official methods of
analysis. [terhubung berkala]. J AOAC Int.
85:1–5. [29Nov 2011].
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Ed
ke-4. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2001. Petunjuk Operasional
Penerapan CPOB. Ed ke-2. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Buttini F, Soltani A, Colombo A, Marriott C,
Jones SA. 2008. Multilayer PVA
adsorption onto
hydrophobic drug
substrates
to
engineer
drug-rich
microparticles. European journal of
Pharmaceutical sciences. 33:20–28.
Garnier N, Olive´ CC, Rolando N, Regert M.
2002. Characterization of archaeological
beeswax by electron ionization and
electrospray ionization mass spectrometry.
Anal Chem. 74:4868-4877.
Gonzales MF, Ruseckaite RA, Cuadrado TR.
1999. Structural changes of polylactic-acid
(PLA) microspheres under hydrolytic
degradation. JournalofApplied Polymer
Science. 71:1223–1230.

8

Gowda DV, Ravi V, Shivakumar HG, Hatna S.
2009.
Preparation,
evaluation
and
bioavailability studies of indomethacin-bees
wax microspheres. J. Mater Sci.:Mater
Med. 20:1447–1456.
Hu Y, Rogunova M, Topolkaraev V, Hiltner A,
Baer E. 2003. Aging of poly(lactide)/
poly(ethylene glycol) blends: part 1.
poly(lactide) with low stereoregularity.
Elsevier 44:5701–5710.
Kaitian X, Kozluca A, Denkbas EB, Piskin E.
1996. Poly(D,L-lacticacid) homopolimers
Synthesis and characterisation. Turkey
Journal of Chemistry 20:43−53.
Kalam MA, Humayun M, Parvez N, Yadav S,
Garg A, Amin S, Sultana Y, Ali A. 2007.
Release
kinetics
of
modified
pharmaceutical dosage forms. Continental
J. Pharmaceutical Sciences. 1:30–35.
Kemala T. 2010. Mikrosfer polipaduan
poli(asam
laktat)
dengan
poli(ɛkaprolakton) sebagai pelepasan terkendali
ibuprofen secara in vitro [disertasi]. Jakarta:
Program
Pascasarjana,
Universitas
Indonesia.
Kemala T, Budianto E, Soegiyono B. 2012.
Preparation and characterization of
microspheres based on blend of poly(lactic
acid) and poly(ɛ-caprolactone) with
poly(vinyl alcohol) as emulsifier. Arabian
Journal of Chemustry 5:103−108.
Kim BK, Hwang SJ, Park JB, Park HJ. 2003.
Characteristics of felodipinelocated poli(ecaprolactone) microspheres. Journal of
Microencapsulation. 22:193–203.
Obeidat WM. 2009. Recent patents review in
microencapsulation of pharmaceuticals
using the emulsion solvent removal
methods. Recent Patents on Drug Delivery
& Formulation. 3:178−192.
Porjazoska A, Yilmaz OK, Apohan NK,
Cvetkovska M, Baysal BM. 2004.
Biocompatible
polymer
blends
of
poly(D,L-lactic acid-co-glycolic acid) and
triblock PCL-PDMS-PCL copolymers:
their characterizations and degradations.
Croatica Chemica Acta. 77(4):545−551.
Preeti, Rohindra DR, Khurma JR. 2003.
Biodegradation
study
of
poly(εcaprolakton)/poly(vnyl butyral) blends. S
Pac J Na Sci. 21:47−49.

Ranjha NM, Khan H, Naseem S. 2010.
Encapsulation and characterization of
controlled release flurbiprofen loaded
microspheres using beeswax as an
encapsulating agent. J. Mater Sci.:Mater
Med. 21:1621–1630.
Robani MN. 2004. Biodegradasi struktur dan
morfologi mikrosfer polilaktat. [skripsi].
Bogor:Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Rosida A. 2007. Pencirian polipaduan
poli(asam laktat) dengan polikaprolakton
[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Rusmana N. 2009. Optimalisasi pembuatan
poli(asamlaktat) tanpa katalis [skripsi].
Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Shoaib MH, Tazeen J, Merchant HA, Yousuf
RI. 2006. Evaluation of drug release
kinetics from ibuprofen matrix tablets using
HPMC. J Pharm. Sci. 19:119−124.
Singhvi G, Singh M. 2011. Review: in-vitro
drug release characterization models.
International Journal of Pharmaceutical
Studies and Research. 2(1):77−84.
Sutrisna EM. 2005. Uji efek penurunan kadar
glukosa darah ekstrak air buah jambu biji
(Psidium guajava L.) pada kelinci.
Pharmacon 6. (1):23−26.
Tayade PT, Kale RD. 2004. Encapsulation of
water-insoluble drug by a cross-linking
technique: effect of process and formulation
variables on encapsulation efficiency,
particle size, and in vitro dissolution rate.
AAPS Pharm Sci. 6:1−8.
Thompson CJ, Hansford, Higgins S, Rostron
C, Hutcheon GA, Munday DL. 2006.
Evaluation
of
ibuprofen-loaded
microspheres prepared from novel
copolyesters. International Journal of
Pharmaceutic. 329:53–61.
Yeo Y, Park K. 2004. Control of encapsulation
efficiency and initial burst in polymeric
microparticle
system.
Archives
of
Pharmacal Research. 27(1):1−12.
Yu L, Dean K, Li L. 2006. Polymer blends and
composites from renewable resources.
Elvisier. 31:576−602.

LAMPIRAN

10

Lampiran 1 Diagram alir penelitian
Sintesis PLA

PLA

Lilin lebah

Komposisi PLA:Lilin lebah
9, 2:8, 3:7, dan 4:6

+ diklorometana

POLIPADUAN

Ibuprofen

PVA 0,50%

PVA 1,0%

PVA 1,5%

MIKROKAPSUL

Karakteristik Mikrokapsul

Penentuan panjang gelombang
maksimum dan kurva standar

Mikroskop dan SEM

Uji efisiensi

Uji disolusi

11

Lampiran 2 Data bobot molekul PLA
[PLA] (%b/v)

Laju alir (t) (detik)

ηrelatif

ηspesifik

ηreduktif

0.0000

37.79

1.0000

-

-

0.0206

38.21

1.0111

0.0111

0.5406

0.0308

38.65

1.0228

0.0228

0.7389

0.0409

39.24

1.0384

0.0384

0.9395

0.0501

39.83

1.0540

0.0540

1.0779

Contoh perhitungan ([PLA]=2.06%):

ηrelatif =

=

tsampel

ηspesifik

tpelarut

= η relatif – 1

ηreduktif

=

= 1.0111 – 1

37.79

=

= 0.0111

38.21

ηspesifik
[PLA]
0.0111
0.0206

= 0.5406

= 1.0111

1.2000

η reduktif

1.0000
Y = 18,4092 X + 0,1694
R² = 0,9965

0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0.0000

0.0100

0.0200
0.0300
[PLA] (b/v)

0.0400

Hubungan [PLA] terhadap viskositas reduktif

Penentuan bobot molekul
Persamaan garis: Y

18.4092X

0.1694

Viskositas intrinsik ([η]) = 0.1694
[η]

= k Mv

; k = 1.58×10-4

; a = 0.78
0.1694 = 1.58×10-4 (Mv)0.78
Mv

= 7672.63 g mol-1

0.0500

0.0600

12

Lampiran 3 Absorbansi larutan ibuprofena pada berbagai panjang gelombang (λ)

Absorbansi
λmaks (nm)
221.6
0.478
Keterangan : a = Larutan ibuprofen dengan konsentrasi 10 ppm

13

Lampiran 4 Konsentrasi dan absorbansi larutan ibuprofen pada pembuatan kurva
standar ibuprofen (λmaks = 221.6 nm)
1.00

Absorbansi

Y = 0,0437 X + 0,0475
R² = 0,9998

0.90

0.142
0.219
0.307
0.482
0.573
0.658
0.833
0.926

0.80

Absorbansi

[Ibuprofen]
(ppm)
2.00
4.00
6.00
10.00
12.00
14.00
18.00
20.00

0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0

2

4

6

8

10

12

14

[Ibuprofen] (ppm)

16

18

20

22

14

Lampiran 5

Efisiensi
enkapsulasi
ibuprofen
tersalutpolipaduan PLA-lilin lebah
Massa

Formula

dalam

mikrokapsul

[Ibuprofen]

Efisiensi

ibuprofen (g)

A(g)

B(g)

Absorbansi

(ppm)

enkapsulasi (%)

pen1A

0.1509

0.4586

0.0261

0.366

7.294

42.47

pen2A

0.1503

0.3333

0.0260

0.403

8.135

34.69

pen3A

0.1503

0.3607

0.0259

0.530

11.039

51.14

pen4A

0.1569

0.4542

0.0270

0.594

12.492

66.97

pen1B

0.1523

0.5012

0.0269

0.431

8.772

53.66

pen2B

0.1552

0.4363

0.0256

0.478

9.839

54.02

pen3B

0.1537

0.3893

0.0266

0.537

11.204

53.34

pen4B

0.1519

0.4502

0.0255

0.490

10.121

58.82

pen1C

0.1505

0.5025

0.0252

0.450

9.216

61.05

pen2C

0.1506

0.5006

0.0268

0.491

10.154

62.97

pen3C

0.1550

0.4971

0.0265

0.483

9.959

60.26

pen4C

0.1535

0.4813

0.0256

0.556

11.631

71.23

Keterangan :
A: massa total kapsul yang diperoleh
B: massa kapsul yang digunakan untuk penentuan efisiensi mikroenkapsulsi

Contoh perhitungan (formula pen1A) :
Y

= 0.0437 x + 0.0475

0.366 = 0.0437 x + 0.0475
X

= 7.2883

[ibuprofen]× fp×
Efisiensi enkapsulasi =

1g
A( g )
1L
×
× Vol.ekstraksi×
1000mg 1000mL
B( g )
×100%
massa.ibuprofen( g )

[7,2883ppm]× 10 ×
=
= 42.47%

1g
1L
0,4586g
×
× 50mL ×
1000mg 1000mL
0,0261g
× 100%
0,1509g

15

Lampiran 6 Persentase rerata pelepasan ibuprofen dalam uji disolusi medium
basa dari mikrokapsul tersalut polipaduan PLA-lilin lebah
Mikrokapsul Formula 4A
Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165
180
195
210
225
240
255
270
285
300
315
330
345
360

Persentase pelepasan ibuprofen (%b/b)
Ulangan1
Ulangan2
0.00
6.67
12.31
14.95
17.39
17.25
15.49
16.34
13.80
14.21
13.49
13.08
14.53
15.05
16.54
13.96
15.33
14.00
12.85
13.94
14.31
13.74
12.77
16.00
13.40

0.00
6.55
11.76
16.53
15.08
15.67
15.83
18.59
17.67
14.08
13.70
15.90
14.86
14.43
14.75
16.61
14.14
15.22
13.32
15.20
14.00
14.65
13.15
13.73
14.11

Rerata persentase pelepasan
ibuprofen (%b/b)
0.00
6.61
12.04
15.74
16.24
16.46
15.66
17.46
15.73
14.14
13.59
14.49
14.70
14.74
15.65
15.29
14.73
14.61
13.09
14.57
14.15
14.20
12.96
14.87
13.75

Mikrokapsul Formula 4C
Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165
180
195
210
225
240
255
270
285
300
315
330
345
360

Persentase pelepasan ibuprofen (%b/b)
Ulangan1
Ulangan2
0.00
10.92
10.32
14.47
15.50
16.62
15.63
17.32
20.66
16.47
13.56
17.42
14.78
16.51
14.88
15.49
14.11
14.12
12.47
14.74
14.21
13.16
13.92
13.20
14.57

0.00
7.93
13.98
14.12
14.91
16.03
16.71
15.35
17.33
15.54
14.52
16.34
13.62
14.13
17.11
14.75
15.01
15.77
14.51
14.61
15.55
12.98
15.27
12.55
14.75

Rerata persentase pelepasan
ibuprofen (%b/b)
0.00
9.42
12.15
14.30
15.21
16.32
16.17
16.33
18.99
16.01
14.04
16.88
14.20
15.32
15.99
15.12
14.56
14.95
13.49
14.68
14.88
13.07
14.60
12.87
14.66

16

Lampiran 7 Pelepasan ibuprofen dalam mikrokapsul pada waktu t
Mikrokapsul Formula 4A (Ulangan I)
Bobot mikrokapsul
(g)

0.2007

Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165
180
195
210
225
240
255
270
285
300
315
330
345
360

Absorbans

[Ibuprofen] (ppm)

0.0000
0.1083
0.1716
0.1998
0.2252
0.2216
0.2004
0.2078
0.1788
0.1816
0.1726
0.1670
0.1805
0.1843
0.1979
0.1705
0.1827
0.1683
0.1559
0.1652
0.1675
0.1609
0.1506
0.1794
0.1543

0.0000
1.4880
2.7154
3.2616
3.7535
3.6826
3.2735
3.4154
2.8549
2.9093
2.7343
2.6255
2.8880
2.9613
3.2238
2.6941
2.9306
2.6515
2.4103
2.5900
2.6349
2.5072
2.3086
2.8667
2.3795

Persentase pelepasan ibuprofen
(%b/b)
0.00
6.67
12.31
14.95
17.39
17.25
15.49
16.34
13.80
14.21
13.49
13.08
14.53
15.05
16.54
13.96
15.33
14.00
12.85
13.94
14.31
13.74
12.77
16.00
13.40

Mikrokapsul Formula 4A (Ulangan II)
Bobot mikrokapsul
(g)

0.2008

Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165
180
195
210
225
240
255
270
285
300
315
330
345
360

Absorbans

[Ibuprofen] (ppm)

0.0000
0.1069
0.1654
0.2177
0.1996
0.2042
0.2042
0.2322
0.2200
0.1804
0.1749
0.1963
0.1840
0.1781
0.1799
0.1970
0.1710
0.1803
0.1605
0.1774
0.1646
0.1696
0.1543
0.1586
0.1609

0.0000
1.4620
2.5947
3.6069
3.2569
3.3468
3.3468
3.8883
3.6581
2.8856
2.7792
3.1931
2.9542
2.8407
2.8762
3.2072
2.7035
2.8833
2.5001
2.8265
2.5782
2.6751
2.3795
2.4623
2.5072

Persentase pelepasan ibuprofen
(%b/b)
0.00
6.55
11.76
16.53
15.08
15.67
15.83
18.59
17.67
14.08
13.70
15.90
14.86
14.43
14.75
16.61
14.14
15.22
13.32
15.20
14.00
14.65
13.15
13.73
14.11

17

Lanjutan
Mikrokapsul Formula 4C (Ulangan I)
Bobot mikrokapsul
(g)

0.2001

Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165
180
195
210
225
240
255
270
285
300
315
330
345
360

Absorbans
0.0000
0.1567
0.1719
0.1940
0.2036
0.2141
0.2014
0.2178
0.2515
0.2051
0.1730
0.2114
0.1826
0.1986
0.1807
0.1853
0.1703
0.1691
0.1519
0.1725
0.1661
0.1550
0.1610
0.1532
0.1647

[Ibuprofen]
(ppm)
0.0000
2.4268
2.2701
3.1481
3.3350
3.5383
3.2924
3.6093
4.2620
3.3633
2.7414
3.4863
2.9282
3.2380
2.8904
2.9802
2.6893
2.6657
2.3322
2.7319
2.6089
2.3937
2.5096
2.3583
2.5806

Persentase pelepasan ibuprofen
(%b/b)
0.00
10.92
10.32
14.47
15.50
16.62
15.63
17.32
20.66
16.47
13.56
17.42
14.78
16.51
14.88
15.49
14.11
14.12
12.47
14.74
14.21
13.16
13.92
13.20
14.57

[Ibuprofen] (ppm)
0.0000
1.7670
3.0819
3.0795
3.2167
3.4201
3.5289
3.2072
3.5833
3.1812
2.9424
3.2782
2.7059
2.7792
3.3326
2.8454
2.8667
2.9849
2.7201
2.7130
2.8620
2.3677
2.7603
2.2471
2.6184

Persentase pelepasan ibuprofen
(%b/b)
0.00
7.93
13.98
14.12
14.91
16.03
16.71
15.35
17.33
15.54
14.52
16.34
13.62
14.13
17.11
14.75
15.01
15.77
14.51
14.61
15.55
12.98
15.27
12.55
14.75

Mikrokapsul Formula 4C (Ulangan II)
Bobot mikrokapsul
(g)

0.2006

Waktu
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
150
165
180
195
210
225
240
255
270
285
300
315
330
345
360

Absorbans
0.0000
0.1227
0.1906
0.1904
0.1975
0.2080
0.2136
0.1970
0.2164
0.1957
0.1833
0.2007
0.1711
0.1749
0.2035
0.1783
0.1794
0.1855
0.1719
0.1715
0.1792
0.1537
0.1740
0.1475
0.1666

18

Lanjutan
Contoh perhitungan (mikrokapsul formula 4A, ulangan 1, menit ke-15):
% pelepasan ibuprofen =
=

[ibuprofen] × fp ×

1g
1L
×
× Vol.bufer
1000mg 1000mL
× 100%
massa.mikrokapsul ( g )
mg
1g
1L
1,4880
× 10 ×
×
× 900mL
L
1000mg 1000mL
× 100%
0,2007g

= 6.67%(b/b)

19

Lampiran 8 Pola pelepasan ibuprofen pada berbagai pendekatan kinetika
Formula
4A

4C

Model kinetika
Orde ke-0
Orde ke-1
Korsmeyer Peppas
Orde ke-0
Orde ke-1
Korsmeyer Peppas

Persamaan regresi
Q = 1.8040 t + 0.2774
Ln [A]t = -13.1199 t + 0.349962
Ln(y) = 0.9609 ln(x)-0.8884
Q = 4.0105 t + 0.19261
Ln [A]t = -11.0202 t + 0.2489
Ln(y) = 0.9578 ln(x)-0.9352

R2
0.9236
0.5290
0.9998
0.8052
0.4463
0.9988