Participative Communication On Center For Family Empowerment Program (Case Study In Rw 05 Situgede Village, West Bogor, Bogor)

KOMUNIKASI PARTISIPATIF
PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
(Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

IMANI SATRIANI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Komunikasi Partisipatif pada
Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan
Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) adalah karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Bogor,

Agustus 2011

Imani Satriani
NRP. I352090091

ABSTRACT
IMANI SATRIANI. PARTICIPATIVE COMMUNICATION ON CENTER FOR
FAMILY EMPOWERMENT PROGRAM (Case Study in RW 05 Situgede Village,
West Bogor, Bogor). Under direction of PUDJI MULJONO and RICHARD W.E.
LUMINTANG
Empowerment occurred if individuals or communities were assigned to
discuss their daily need, especially in education and health matter. And also the
topics are focused in political and economic issues. Empowerment program in

alleviating poverty and improving the quality of human resources, promoted by
Center for Human Resources Development (P2SDM), LPPM IPB, cooperated
with Damandiri Post Family Empowerment (POSDAYA) program. This particular
cooperation leading to develop Posdaya poverty community at different level,
such are village, hamlet and RW. The objectives of study were: to analyze the
role of companion, community leader in Posdaya activities, the participatory
communication, its impact to community as well and respons communities. The
research was a constructivist paradigm, located in RW 05 Situgede village, West
Bogor, Bogor. The research was conducted in April 18 to May 25, 2011. The
study result was the P2SDM-IPB companion as well as consultant task always
coodinated by Posdaya Kenanga. The Situgede village, especially RW 05 had
several ultimate tasks, included: cadres supervising, training and motivating.
Internal involvement Posdaya Kenanga leaders were: providing insight, advice,
criticism and building ideas for sustainability activities. The participatory
communication occurred in Posdaya Kenanga were: access, heteroglasia,
poliponi, dialogue and carnival. Benefit of cadres were: information and
knowledge sharing, problem solving and familiarity relationship. Refers to
participatory communication among cadres, they could work optimally as well as
equaly right to submit opinions, suggestions, and criticism. As a result, their
responsibility increased.

Keywords: participatory communication, empowerment, cadres.

RINGKASAN
IMANI SATRIANI. KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS
PEMBERDAYAAN KELUARGA (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor). Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan
RICHARD W.E. LUMINTANG.
Program pemberdayaan dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia (P2SDM) LPPM IPB bekerjasama dengan Yayasan
Damandiri adalah membangun dan mengembangkan Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya) di wilayah-wilayah yang memiliki kantong kemiskinan baik
tingkat desa, dusun dan RW. Penelitian Komunikasi partisipatif yang dilakukan
mengenai peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat serta
dampak komunikasi partisipatif menjadi menarik dan penting untuk dikaji dengan
disiplin ilmu komunikasi pembangunan. Kajian dengan paradigma
konstruktivisme yang dilakukan dapat melengkapi dan mempertajam hasil-hasil
penelitian sebelumnya dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran pendamping, perangkat
kelurahan dan tokoh masyarakat dalam kegiatan Posdaya, menganalisis

komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya, menganalisis
dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya bagi masyarakat serta
menganalisis respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya.
Realitas di lokasi penelitian menunjukkan bahwa peran yang dominan
dalam kegiatan Posdaya Kenanga adalah peran dari pendamping yakni pihak
P2SDM LPPM IPB yang selalu melakukan koordinasi dengan pengurus Posdaya
Kenanga. Peran dari pihak P2SDM LPPM IPB adalah sebagai pendamping dan
konsultan. Ketika terjadi permasalahan, hambatan di dalam Posdaya Kenanga
koordinator maupun kader melakukan konsultasi untuk penyelesaiannya.
Pendampingan yang dilakukan bersifat tidak terikat dan tidak lepas, tetapi kontrol
selalu dilakukan terhadap Posdaya Kenanga. Perangkat Kelurahan Situgede
sebagai institusi pemerintahan, memiliki peran dalam kegiatan Posdaya Kenanga
RW 05 antara lain pembinaan kader, pelatihan para kader serta memotivasi
kader. Pembinaan yang dilakukan oleh pihak kelurahan terhadap kegiatan
Posdaya Kenanga adalah penyampaian informasi, monitoring kegiatan, dan
membantu penyelesaian masalah. Dan peran keterlibatan tokoh masyarakat
dalam Posdaya Kenanga adalah sebagai penasehat seperti memberikan
pandangan-pandangan, saran, kritikan, dan ide-ide yang membangun untuk
keberlangsungan kegiatan Posdaya Kenanga.
Komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya Kenanga

meliputi meliputi akses, heteroglasia, poliponi, dialog dan karnaval. Kader di
Posdaya Kenanga memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengambilan keputusan. Akses yang
terlihat di Posdaya Kenanga adalah semua kader diundang untuk menghadiri
rapat rencana kerja Posdaya Kenanga dan rapat evaluasi. Konsep heteroglasia
terlihat dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia yang berbeda serta
kesetaraan gender. Memiliki keberagaman kader, meningkatkan saling
menghargai sesama kader. Poliponi terjadi karena keterbukaan dalam
penyampaian suara memberikan hak yang sama kepada kader tanpa ada
penekanan atas pandangan kader yang satu dengan pandangan yang lain.
Interupsi dalam rapat merupakan bentuk tidak adanya intervensi atau penekanan
dan pemaksaan dalam menyampaikan pendapat maupun saran. Mengutarakan
jawaban, pendapat, masukan, kritik serta ide antara kader dan pendamping tidak

ada pembatas, antara kader dan pendamping sejajar sehingga tidak ada yang
merasa “digurui” ataupun “menggurui.” Dialog dalam menyelesaikan atau
mengatasi hambatan atau kendala dilakukan untuk mencari kesepakatan antara
sesama kader. Melalui dialog terjadi saling menghargai dan saling memiliki
kegiatan dalam Posdaya Kenanga sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab
sesama kader untuk menyelesaikan permasalahan. Konsep karnaval pada

Posdaya Kenanga dilakukan oleh bidang kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.
Dampak komunikasi partisipatif dalam setiap kegiatan dan rapat di
Posdaya Kenanga dirasakan kader sangat banyak memberikan manfaat.
Manfaat yang didapat yaitu saling berbagi informasi dan pengetahuan,
penyelesaian masalah diselesaikan secara bersama serta terjalinnya keakraban
sesama kader. Masyarakat mengetahui kehadiran Posdaya Kenanga melalui
tiga bentuk yaitu 1) papan nama yang berdiri di halaman Posyandu Kenanga, 2)
dibentuknya PAUD Kenanga oleh Posdaya Kenanga dan 3) Posdaya Kenanga
mendapat kunjungan dari Pemda Palu Sulawesi Tengah. Masyarakat merespons
kehadiran Posdaya Kenanga sangat baik terbukti dengan semakin banyaknya
jumlah anak-anak yang tergabung dalam PAUD Kenanga yang dalam proses
belajar mengajarnya tidak dipungut biaya.

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya.
Pengutipan hanya untuk kepentingan

pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan
kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan
kepentingan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KOMUNIKASI PARTISIPATIF
PADA PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
(Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

IMANI SATRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Judul Tesis

:


Nama
NIM

:
:

Komunikasi
Partisipatif
pada
Program
Pos
Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05
Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota
Bogor).
Imani Satriani
I352090091

Disetujui
Komisi Pembimbing


Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si
Ketua

Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA
Anggota

Diketahui

Koordinator Mayor
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian: 15 Agustus 2011


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2011 ini ialah komunikasi
partisipatif, dengan judul Komunikasi Partisipatif pada Program Pos
Pemberdayaan Keluarga (Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan
Bogor Barat Kota Bogor).
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si dan
Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA selaku Komisi Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta arahan
dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan proposal penelitian, selama di
lapangan dan penulisan hingga proses penyelesaian tesis ini. Dalam
kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada
Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, M.S. selaku penguji luar komisi yang telah
memberikan koreksi, saran dan masukan berharga bagi penyempurnaan tesis
ini.
Penghargaan dan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Salikan
S.Pd selaku Koordinator Posdaya Kenanga serta kader Posdaya Kenanga,

masyarakat dan perangkat Kelurahan Situgede, yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan penelitian di lapangan. Terima kasih penulis sampaikan
juga kepada Lia Mulyawati, A.Md dengan keramahan dan ketulusannya telah
memberikan pelayanan administratif. Untuk segala dukungan selama proses
belajar dan untuk kebersamaan yang selalu dan semoga tetap terjalin dengan
baik dari teman-teman di KMP 2009, 2008 dan 2007 (Ageng Rara Cindoswari,
Asmawati, Denta Mandra, Rahmah Awaliah, Rofi’ah, Sardi Duryatmo, Sigit
Pamungkas, Susy Hartati, Yogaprasta Adinugraha, Ibu Sitti Aminah dan
Ibu Retno Sri Hartati Mulyandari) penulis sampaikan terima kasih. Semangat,
kebaikan dan keakraban dari Dini Valdiani, S.Sos., Dwi Retno Hapsari, S.P., dan
Leonard Dharmawan, S.P., penulis sampaikan terima kasih.
Teriring doa, salam dan terima kasih untuk Ayah dan Ibu atas segala doa
yang terucap bagi keberhasilan penulis. Terima kasih penulis sampaikan kepada
Afrizal, S.E., Sukmawati, S.Pd., Khairanis, S.P., Dian Dovianto, S.P., Annisa
Safira Callysta dan seluruh keluarga atas doa, pengertian, motivasi dan kasih
sayangnya.
Saran dan kritik terhadap tesis ini penulis harapkan sehingga sarat makna
dan manfaat. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2011
Imani Satriani

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 20 Juli 1987 dari ayah
Makmur Al Gamar dan Ibu Zulbaidah. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga
bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus SMA Negeri 15 Palembang dan pada tahun
yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sriwijaya melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Fakultas Pertanian
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dengan Program Studi Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan satusatunya mahasiswa Fakultas Pertanian yang mendapatkan beasiswa dari
PT Bank Central Asia Tbk selama 3 semester pada tahun 2007. Pada tahun
2008 penulis memenangi Lomba Fotografi tingkat Fakultas Pertanian sebagai
juara II dengan tema Hari Kartini.
Pada bulan Maret 2009 penulis menamatkan jenjang Strata 1 dengan
predikat sebagai lulusan terbaik Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi
Pertanian. Kesempatan untuk melanjutkan ke program Magister Sains Sekolah
Pascasarjana IPB diperoleh pada bulan Agustus tahun 2009 pada Mayor
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP).

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xvi

PENDAHULUAN...........................................................................................

1

Latar Belakang.......................................................................................
Perumusan Masalah ..............................................................................
Tujuan Penelitian ...................................................................................
Kegunaan Penelitian ..............................................................................

1
6
7
7

TINJAUAN TEORITIS ...................................................................................

9

Komunikasi ............................................................................................
Komunikasi Pembangunan ....................................................................
Komunikasi Partisipatif ............................................................................
Komunikasi Partisipatif dan Pemberdayaan ...........................................
Habermas dan Ruang Publik ................................................................
Peran-Peran Fasilitator dalam Pemberdayaan.......................................
Pemerintah Kelurahan ...........................................................................
Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) .................................
Hasil Penelitian yang Relevan ...............................................................

9
12
15
20
24
26
29
31
34

KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................................

36

METODE PENELITIAN.................................................................................

39

Paradigma Penelitian .............................................................................
Desain Penelitian ....................................................................................
Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................
Penentuan Subyek Penelitian ................................................................
Data dan Metode Pengumpulan Data ....................................................
Teknik Analisis Data ..............................................................................
Kredibilitas dan Dependabilitas (Reliabilitas) Penelitian .........................

39
39
41
42
45
48
49

HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................
Gambaran Umum Wilayah .....................................................................
Keadaan Penduduk .....................................................................
Mata Pencaharian ........................................................................
Keagamaan .................................................................................
Pendidikan ....................................................................................
Kesehatan ....................................................................................
Perhubungan dan Komunikasi ......................................................
Gambaran Umum RW 05 Kelurahan Situgede.......................................

51
51
53
53
55
55
57
57
58

xii

Pelaksanaan Kegiatan Posdaya Kenanga RW 05
di Kelurahan Situgede...................................................................
Sekilas Mengenai Posdaya Secara Umum ..........................
Sekilas Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede .....
Jenis Kegiatan dalam Posdaya Kenanga RW 05
Kelurahan Situgede ..............................................................

65
65
67
70

Peran Pendamping, Perangkat Kelurahan dan Tokoh Masyarakat
dalam Kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede ...........................
85
Peran Pendamping ..............................................................
85
Peran Perangkat Kelurahan .................................................
95
Peran Tokoh Masyarakat .....................................................
99
Ikhtisar ................................................................................ 100
Komunikasi Partisipatif pada Program Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) ....... …………………………
Memiliki Akses yang Sama ..................................................
Munculnya Heteroglasia ......................................................
Terjadinya Poliponi ..............................................................
Komunikasi Melalui Dialog ...................................................
Adanya Karnaval .................................................................
Ikhtisar ..................................................................................

103
118
120
123
125
127
129

Dampak Komunikasi Partisipatif pada Program
Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) ......................................
Berbagi Informasi dan Pengetahuan ......................................
Permasalahan Diselesaikan Secara Bersama........................
Terjadinya Keakraban Sesama Kader ....................................
Ikhtisar ...................................................................................

133
134
136
137
142

Respons Masyarakat terhadap Kehadiran Posdaya di RW 05
Kelurahan Situgede ......................................................................
Papan Nama Posdaya Kenanga ...........................................
Dibukanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) ......................
Kunjungan Pemda Palu Sulawesi Tengah ............................
Ikhtisar ...................................................................................

143
144
145
146
150

SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 155
Simpulan ....................................................................................... 155
Saran ............................................................................................... 156
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

157

LAMPIRAN ...................................................................................................

161

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) serta waktu tempuh..................

52

2

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan
kepala keluarga Tahun 2010 ....................................................................

53

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
di Kelurahan Situgede Tahun 2010 ..........................................................

54

Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
di Kelurahan Situgede Tahun 2010 ..........................................................

56

5

Jumlah sarana pendidikan di Kelurahan Situgede Tahun 2010 ................

56

6

Jumlah sarana kesehatan di Kelurahan Situgede Tahun 2010 .................

57

7

Akses secara teoritis dan hasil temuan lapang .......................................

120

8

Heteroglasia secara teoritis dan hasil temuan lapang.............................

123

9

Poliponi secara teoritis dan hasil temuan lapang ....................................

125

10 Komunikasi dialog secara teoritis dan hasil temuan lapang ....................

127

11 Karnaval secara teoritis dan hasil temuan lapang ..................................

129

12 Matriks komunikasi partisipatif pada Posdaya Kenanga ...........................

131

13 Matriks kader dan non kader dalam
kegiatan Posdaya Kenanga......................................................................

151

3
4

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1

Alur kegiatan penelitian ..........................................................................

38

2

Proses analisis data ...............................................................................

49

3

Struktur pengurus RW 05 Siaga.............................................................

62

4

Susunan pengurus Posdaya Kenanga RW 05 Situgede ........................

68

5

Struktur organisasi kelompok wanita tani Sawargi .................................

80

6

Posisi tempat duduk peserta rapat .........................................................

111

7

Keberagaman kader di Posdaya Kenanga .............................................

120

8

Proses dan hasil temuan penelitian .......................................................

153

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

Peta administrasi Kota Bogor dan Situgede ............................................ 163

2

Peta adminstrasi Kelurahan Situgede ..................................................... 164

3

Peta administrasi wilayah RW 05 Situgede ............................................. 165

4

Jadwal penelitian .................................................................................... 167

5

Metoda pengumpulan data dan informasi penelitian ................................ 168

6

Catatan harian penelitian ........................................................................ 169

7

Inisial Informan ....................................................................................... 179

8

Aktivitas PAUD Kenanga ........................................................................ 180

9

Aktivitas Posyandu Kenanga ................................................................... 181

10 Aktivitas Posbindu Lansia ....................................................................... 184
11 Proses pembuatan dodol talas ................................................................ 186
12 Usaha budidaya jamur tiram ................................................................... 189
13 Hasil kerajinan anyaman ......................................................................... 191
14 Surat keterangan Kelurahan Situgede .................................................... 192
15 Surat keterangan koordinator Posdaya Kenanga 05 Situgede ................ 193
16 Surat keterangan pembentukan Posdaya .............................................. 194

xvi

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setelah beberapa dekade pembangunan pertanian di Indonesia, ternyata
pembangunan belum mampu meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini menjadi penyebabnya adalah: (1) Pembangunan itu hanya
mengutamakan pertumbuhan, mengejar target dan jarang memperhatikan faktor
manusia sebagai subyek dan (2) Tidak efisiennya sistem birokrasi yang
dikembangkan oleh pemerintah. Golongan yang diuntungkan adalah mereka
yang dekat dengan elit kekuasaan atau mereka yang secara sosial ekonomi
mampu meraih kesempatan yang ada.
Pendekatan komunikasi yang dijalankan pemerintah dalam programprogram pembangunan selama ini dirasakan bersifat top down, komunikasi yang
dilakukan bersifat searah linier dimana tidak ada mekanisme untuk memberikan
umpan balik (feedback) dari masyarakat. Masyarakat seringkali hanya dijadikan
sebagai obyek bukan subyek dalam pembangunan. Masyarakat diwajibkan
terhimpun dalam kelompok yang dibentuk dan dikontrol oleh pemerintah,
sehingga kelompok sulit sekali mandiri karena pengelolaannya harus mengikuti
petunjuk pemerintah. Akibatnya kelompok biasa bekerja dengan instruksi dari
atas dan hampir tidak memiliki peluang terlibat pada proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kehidupan mereka.
Dalam era kemunculan paradigma baru komunikasi pembangunan yang
partisipatif ini, semua pihak diundang untuk berpartisipasi dalam proses
komunikasi sampai dengan pengambilan keputusan. Komunikasi pendukung
pembangunan dilaksanakan dalam model komunikasi horizontal, interaksi
komunikasi dilakukan secara lebih demokratis. Kegiatan komunikasi bukan
kegiatan memberi dan menerima melainkan “berbagi” dan “berdialog.”
Peningkatan

komunikasi

pembangunan

sangat

penting

untuk

meningkatkan program-program pembangunan. Pengembangan komunikasi
pembangunan ini perlu dilakukan dengan mengubah paradigma komunikasi
pembangunan dari yang berciri linier (searah) dari atas ke bawah ke komunikasi
yang berciri konvergen. Agar program yang dilaksanakan sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan masyarakat. Salah satu prinsip dari program pembangunan
adalah partisipasi. Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program
pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan
kepentingan yang sama.

2

Selama ini, keterlibatan masyarakat hanya dilihat dalam konteks yang
sempit, artinya manusia cukup dipandang sebagai tenaga kasar untuk
mengurangi biaya pembangunan sosial. Dengan kondisi ini, peran-peran serta
masyarakat “terbatas” pada implementasi atau penerapan program, masyarakat
tidak dikembangkan dayanya menjadi kreatif dari dalam dirinya dan harus
menerima keputusan yang sudah diambil “pihak luar.” Partisipasi menjadi bentuk
yang pasif (Midgley, 1986 dalam Prijono dan Pranaka,1996).
Pemerintah pada tahun 2006 menyatakan bahwa pembangunan,
utamanya pembangunan manusia dan keluarga, tidak saja menjadi tanggung
jawab dan monopoli pemerintah, tetapi memerlukan kerja sama dan partisipasi
masyarakat luas. Hal ini berkaitan dengan keterlibatan masyarakat dalam upaya
pembangunan manusia yang secara tidak langsung berkontribusi dalam
meningkatkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index).
Menurut

United

Nations

Development

Programme

(UNDP),

pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan bagi
penduduk, kebebasan untuk hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat
menikmati standar hidup yang layak. Laporan Pembangunan Manusia 2010 yang
dikeluarkan UNDP menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM)
Indonesia berada di peringkat 108 dari 169 negara yang tercatat. IPM merupakan
indeks komposit yang mencakup kualitas kesehatan, tingkat pendidikan, dan
kondisi ekonomi (pendapatan)1.
Upaya dalam pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, salah satunya yaitu program
pemberdayaan yang saat ini tengah dikembangkan oleh Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia (P2SDM) LPPM IPB bekerjasama dengan Yayasan
Damandiri adalah membangun dan mengembangkan Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya) di wilayah-wilayah yang memiliki kantong kemiskinan baik
tingkat desa, dusun atau RW. Menurut Suyono dan Haryanto (2009), Posdaya
sebagai forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan
sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan
fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut
diharapkan setiap keluarga mampu membangun dirinya menjadi keluarga
1

Media Indonesia. 2011. Indeks Pembangunan Manusia. http://www.media indonesia.com
/read/2011/01/27/198895/68/11/Kinerja Pembangunan-Manusia-Indonesia [diakses 27 Januari
2011].

3

sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang mampu menghadapi
tantangan masa depan dengan lebih baik.
Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah
untuk membangun sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara
aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada peningkatan kemampuan
keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan dan
kemiskinan dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah
terselenggaranya upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan
melaksanakan delapan fungsi keluarga. Dalam rangka pelaksanaan Millenium
Development Goals (MDGs), pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan
kepada lima prioritas sasaran utama, yaitu komitmen pada pimpinan dan
sesepuh

tingkat

desa

dan

pendukuhan,

kecamatan

dan

kabupaten,

pengembangan fungsi keagamaan, fungsi KB dan kesehatan, fungsi pendidikan,
fungsi kewirausahaan dan fungsi lingkungan hidup yang memberi makna
terhadap kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Muljono et al. 2010a).
Sasaran akhir Posdaya adalah membentuk manusia-manusia yang
bermutu dan sejahtera. Posdaya menggunakan keluarga sebagai ujung tombak
untuk memperbaiki pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi masyarakat
dengan pilar keswadayaan dan kemandirian sebagai semangat kerjanya. Hal ini
dikarenakan keluarga adalah lembaga utama, yang terdekat dan paling akrab
dengan setiap anggotanya. Keluarga merupakan anggota terkecil dalam
masyarakat. Kondisi keluarga merupakan cerminan kekuatan

masyarakat,

bangsa dan negara. Posdaya mewadahi kegiatan dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan inti kegiatan di bidang pendidikan,
kesehatan, lingkungan dan ekonomi.
Pembentukan forum pemberdayaan keluarga yang dikenal dengan
Posdaya didirikan pada tahun 2006. Jumlah Posdaya yang sudah dibentuk di
Indonesia pada saat ini sekitar 5.155 Posdaya, dimana sebanyak 53 Posdaya di
antaranya telah terbentuk di sekitar Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Sukabumi2. Posdaya sebagai sebuah gagasan
pemberdayaan dari, oleh dan untuk masyarakat adalah sebuah kegiatan
pemberdayaan

masyarakat

yang

mengimplementasikan

nilai-nilai

kegotongroyongan di masyarakat. Posdaya adalah sebuah gerakan dengan ciri

2

Posdaya IPB. 2010. Pemberdayaan. http://posdayaipb.blogspot.com/2010/01/posdayasebagai-model-pemberdayaan.html [diakses 18 Januari 2011].

4

khas “buttom-up programme,” kemandirian dan pemanfaatan sumberdaya serta
potensi lokal sebagai sumber segala solusi. Pihak “luar” hanya berperan sebagai
fasilitator, mediator dan pembangkit gagasan.
Kota Bogor masih dihadapkan pada masalah besarnya jumlah warga
miskin yang berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010 jumlah
warga miskin Kota Bogor mencapai 42.328 Rumah Tangga. Berbagai kegiatan
yang dilakukan pada tahun 2010 telah menurunkan KK miskin sebanyak 1.452
keluarga miskin, atau 3,43% dari 42.328 KK, dengan jumlah terbanyak ada di
Kecamatan Bogor Barat yang mencapai 358 KK3. Salah satu wilayah di Kota
Bogor yang mendapatkan kesempatan melaksanakan program percontohan
Institut Pertanian Bogor dalam rangka peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia adalah RW 05 Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat.
Berdasarkan

Surat

Keputusan

Lurah

Situgede

No.147/96/V/2010

tertanggal 21 Mei 2010 RW 05 Kelurahan Situgede telah siap melaksanakan
kegiatan Posdaya di lingkungan mereka. Kelurahan Situgede RW 05 menjadi
salah satu wilayah pelaksana program Posdaya yang berada di lingkar kampus
IPB dan siap mempraktekkan kegiatan Posdaya di lingkungan mereka, Posdaya
Kelurahan Situgede RW 05 dinamakan Posdaya Kenanga. Program Posdaya di
Kelurahan Situgede RW 05 ini mencakup empat bidang yaitu bidang kesehatan,
bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan hidup.
Bidang kesehatan yakni peran aktif dalam Posyandu (menangani 37
balita dan 2 ibu hamil), pembentukan Posbindu Lansia (menangani 75 lansia),
penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan narkoba, pengukuran tensi darah
dan timbangan untuk lansia, serta penyuluhan dan penanganan gizi buruk;
bidang pendidikan melalui program kejar paket bagi pelajar drop out,
perpustakaan “Kenanga” warga, PAUD Nurul Yaqin (terdapat 50 murid dan 4
tenaga pengajar), pengembangan MI, dan TPA/TK; bidang ekonomi yaitu
lembaga keuangan mikro dengan modal awal sebesar 1 juta, pelatihan budidaya
pertanian, perikanan, tanaman hias, pengolahan makanan ringan, kelompok
usaha pengolahan limbah rumah tangga, home industy (dodol talas, keripik talas,
rumah jamur), kelompok wanita terampil (KWT Sawargi dan KWT Jamur Tiram)
serta kelompok usahatani (jamur tiram dan tanaman hias); dan untuk bidang
3

Badan
Pusat
Statistik.
2010.
Angka
id/download/ILPPD-2010.pdf [diakses 18 Januari 2011].

Kemiskinan.

http://www.kotabogor.go.

5

lingkungan

melakukan

upaya

pengelolaan

sampah

menjadi

kompos,

penanggulangan sampah atau limbah plastik menjadi tas atau kerajinan tangan,
menggerakkan kerja bakti kebersihan, PSN (pemberantasan sarang nyamuk),
biopori, briket sampah, dan memulai pemilahan sampah organik dan non organik
di RT masing-masing.
Program Posdaya diperlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.
Partisipasi dalam hal mengemukakan pendapat, harapan, yang ingin dicapai
dalam program Posdaya yang ada di lingkungannya. Partisipasi masyarakat
merupakan prasyarat penting keberhasilan suatu pembangunan. Partisipasi ini
dapat diartikan sebagai proses keterlibatan masyarakat lokal yaitu masyarakat
yang tinggal di sekitar RW 05 Kelurahan Situgede yang terlibat dalam kegiatan
Posdaya dengan tujuan agar dapat meningkatkan potensi diri dan mampu
meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu cara agar masyarakat berpartisipasi
dalam program tersebut yaitu program harus selaras dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Keikutsertaan

masyarakat

dalam

program

Posdaya

harus

dapat

menumbuhkan rasa memiliki, sehingga program tersebut menjadi berkelanjutan.
Partisipasi ini bukan hanya pengerahan tenaga masyarakat untuk melaksanakan
kegiatan

pembangunan

tetapi

mengajak

masyarakat

untuk

mau

menyumbangkan pikiran, ide dan kreativitasnya. Masyarakat bukan menjadi
obyek pembangunan yang menjadi ketergantungan dan tidak mandiri, melainkan
sebagai subyek pembangunan yang perlu proses belajar untuk memperbaiki
kehidupannya, memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memanfaatkan
kesempatan tersebut sehingga dapat mengatasi kesulitan hidup dan menjadi
masyarakat yang mandiri. Partisipasi di sini baik dari perencanaan, pelaksanaan,
menikmati hasil dan evaluasi pembangunan.
Posdaya merupakan pemberdayaan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Mengacu pada pernyataan tersebut maka pendekatan komunikasi dalam
Posdaya adalah melibatkan berbagai unsur, seperti pendamping yakni pihak
P2SDM LPPM IPB, perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat RW 05
Kelurahan Situgede. Melalui komunikasi yang partisipatif sesuai dengan gagasan
Posdaya, maka masyarakat diajak untuk turut bersama-sama P2SDM LPPM IPB
merencanakan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, melaksanakan
dan memberikan penilaian terhadap apa yang akan dan telah dilaksanakannya.

6

Tanpa adanya partisipasi yang baik dari masyarakat maka kegiatan yang
sudah dirancang sedemikian rupa tidak dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dari pelaksanaan program. Untuk mengoptimalkan partisipasi
masyarakat dalam program Posdaya, diperlukan suatu komunikasi partisipatif
yang baik dimana terjadi komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terlibat
dalam kegiatan Posdaya dengan masyarakat.
Komunikasi dalam kegiatan Posdaya sangat diperlukan agar apa yang
diinginkan baik oleh P2SDM LPPM IPB maupun masyarakat dalam pelaksanaan
Posdaya dapat tercapai. Dengan komunikasi partisipatif yang dilakukan peran
pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat diharapkan dapat
menghilangkan berbagai hambatan, terutama dalam hal tukar-menukar informasi
maupun berbagai ketimpangan dalam pelaksanaan Posdaya. Oleh karena itu,
sejauh mana komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya perlu dikaji. Hal
lain yang menarik adalah karena Posdaya merupakan program pemberdayaan
yang melibatkan institusi pendidikan dalam hal ini P2SDM LPPM IPB dan hingga
saat ini penelitian atau kajian yang secara spesifik membahas tentang
komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya belum pernah dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
dirasakan perlu untuk melakukan penelitian lebih mendalam agar program
Posdaya dapat lebih dikembangkan lagi.
Perumusan Masalah
Posdaya

merupakan

forum

komunikasi,

silaturahmi,

advokasi,

penerangan dan pendidikan sekaligus wadah kegiatan penguatan fungsi
keluarga secara terpadu. Proses komunikasi dan partisipasi memegang peranan
penting dalam pembangunan masyarakat, karena komunikasi dan partisipasi
diperlukan

mulai

dari

tahap

perencanaan,

pelaksanaan,

evaluasi

dan

pemanfaatan. Proses pelaksanaan program Posdaya merupakan suatu proses
komunikasi

partisipatif.

Melalui

tahapan

yang

dilaksanakan,

diharapkan

masyarakat sebagai sasaran akhir terlibat secara langsung untuk memberikan
saran, pendapat dan masukan kepada pendamping yaitu pihak P2SDM LPPM
IPB mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat di RW 05
Kelurahan

Situgede

tersebut,

sehingga

pada

akhirnya

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam program Posdaya
merupakan bentuk keterlibatan masyarakat secara langsung dalam program
tersebut. Jadi dalam pembangunan, masyarakat diletakkan sebagai subyek

7

pembangunan sehingga masyarakat menjadi tidak ketergantungan pada pihak
lain.
Secara ringkas tujuan program Posdaya adalah menyegarkan modal
sosial seperti hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk membantu
pemberdayaan keluarga; ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang
terkecil dan memberi kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau
menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam proses pembangunan
keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Keberhasilan program Posdaya sangat ditentukan oleh pendamping,
perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat sebagai pelaksana program serta
komunikasi partisipatif yang digunakan dalam program Posdaya. Berkaitan hal
itu, maka dirasa perlu mengkaji mengenai peran pendamping, perangkat
kelurahan dan tokoh masyarakat serta komunikasi partisipatif yang terjadi dalam
program Posdaya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan di antaranya:
1. Bagaimana peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat
dalam kegiatan Posdaya?
2. Bagaimana komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya?
3. Bagaimana dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya?
4. Bagaimana respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat
dalam kegiatan Posdaya.
2. Menganalisis komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan Posdaya.
3. Menganalisis dampak komunikasi partisipatif dalam kegiatan Posdaya.
4. Menganalisis respons masyarakat terhadap kehadiran Posdaya.
Kegunaan Penelitian
Penelitian

komunikasi

partisipatif

antara

pendamping,

perangkat

kelurahan dan tokoh masyarakat dalam program Posdaya dapat memberikan
manfaat kepada pihak-pihak terkait yang berkenaan dengan pembangunan
masyarakat demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

8

1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi

pemikiran

dan

pemahaman

pengembangan

ilmu

tentang

komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya dan kajian komunikasi
pembangunan lainnya.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penentu
kebijakan dalam program pembangunan harus senantiasa memperhatikan
kebutuhan baik real needs dan felt needs dari masyarakat setempat.

TINJAUAN TEORITIS
Komunikasi
Akar kata komunikasi adalah communication, dari kata dasar communis,
yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Dahulu, orang menyatakan komunikasi
sebagai proses mengirim dan menerima informasi. Saat ini, kata berbagi
informasi lebih dekat dengan arti sebenarnya dari komunikasi. Komunikasi lebih
berarti dua orang berbagi informasi bersama dari pada seseorang memberi
informasi dan orang lain menerima (Lubis et al., 2009). Pengertian komunikasi
secara etimologis berasal dari perkataan latin “communication”. Istilah ini
bersumber dari perkataan ”communis” yang berarti sama; sama disini
maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi terjadi apabila
terdapat kesamaaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 1993).
Menurut Devito (2011), komunikasi mengacu kepada tindakan, oleh satu
orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh
gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. West dan Turner
(2009) menawarkan definisi komunikasi sebagai proses sosial dimana individuindividu

menggunakan

simbol-simbol

untuk

menciptakan

dan

menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.
Menurut Leeuwis (2009), komunikasi merupakan sebuah proses penting
yang digunakan oleh manusia dalam pertukaran pengalaman dan ide, dan hal itu
menjadi pemicu penting bagi penyampaian pengetahuan dan persepsi dari
berbagai jenis (misalkan pembelajaran). Karena itu, komunikasi merupakan
unsur inti dalam perubahan strategi untuk mendorong perubahan. Soekartawi
(1988) menyatakan bahwa komunikasi, yaitu suatu pernyataan manusia, baik
secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan
menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka tampak bahwa dengan
perkembangan objek tertentu akan memerlukan komunikasi yang lebih spesifik.
Misalnya, komunikasi pembangunan, komunikasi politik, komunikasi antar
budaya, dan sebagainya.
Pengertian komunikasi secara paradigmatik didefinisikan sebagai proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi
tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara
lisan maupun tak langsung melalui media. Berdasarkan definisi tersebut, maka

10

dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi yakni, memberi tahu atau mengubah
sikap (attitude), pendapat (opinion) atau perilaku (behavior) (Effendy, 2000).
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah cara penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi dikategorikan dalam
dua perspektif yaitu proses komunikasi dalam perspektif psikologis dan
mekanistis. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis merupakan suatu
proses yang terjadi dalam diri komunikator ketika berniat akan menyampaikan
suatu pesan kepada komunikan. Adapun pesan komunikasi yang disampaikan
terdiri dari dua aspek yaitu isi pesan berupa pikiran dan lambang berupa bahasa.
Dengan kata lain, proses pengemasan pikiran dengan bahasa yang dilakukan
komunikator

dalam

bahasa

komunikasi,

kemudian

disampaikan kepada

komunikan sebagai penerima (Effendy, 1993).
Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis merupakan cara yang
berlangsung ketika komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan.
Proses komunikasi ini bersifat kompleks, sebab bersifat situasional saat
komunikasi berlangsung. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis
diklasifikasikan dalam proses komunikasi secara primer dan sekunder. Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan lambang sebagai media. Proses
komunikasi

secara

sekunder

adalah

proses

penyampaian

pesan

oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat sebagai media
(Effendy, 1993).
Memahami model penyampaian komunikasi berarti memahami kondisi
penerima pesan atau komunikan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian informasi atau pesan. Banyak model komunikasi yang telah
diungkapkan oleh para ahli komunikasi salah satunya dikemukakan dalam model
Berlo (1960), yaitu :
a) Sumber
Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, bila diklasifikasikan maka
sumber dapat berbentuk lembaga atau organisasi dan personal orang. Agar
komunikasi menjadi efektif, seorang komunikator dalam proses komunikasi
harus menentukan strategi bagaimana cara mempengaruhi komunikan. Berlo
(1960) juga menyebutkan beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas
sumber untuk menghasilkan komunikasi yang tepat yaitu keterampilan
berkomunikasi, sikap, tingkat pengetahuan dan kemampuan beradaptasi.

11

b) Pesan
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh sumber kepada penerima
dengan kata lain sebagian produk fisik aktual dari komunikator-komunikan.
Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa informasi pesan, hiburan, informasi, inovasi,
nasehat atau propaganda. Agar komunikasi berjalan efektif maka pesan yang
disampaikan harus memenuhi persyaratan kode atau bahasa pesan,
kesesuaian isi pesan dengan tujuan komunikasi, pemilihan serta pengaturan
bahasa dan isi pesan.
c) Saluran
Saluran adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau
media, misalnya dalam komunikasi antarpribadi panca indera dianggap
sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran
komunikasi seperti telepon, surat dan telegram yang digolongkan sebagai
media komunikasi antarpribadi.
d) Komunikan
Komunikan sering disebut juga sebagai penerima pesan. Penerima adalah
pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa
terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, organisasi dan
lain sebagainya. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena unsur atau komponen inilah yang menjadi sasaran komunikasi. Jika
suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai
macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, baik dari sumber,
pesan ataupun media.
Adapun tujuan komunikasi menurut Effendy (1993), adalah a) mengubah
sikap (to change the attitude), b) mengubah opini/pendapat/pandangan (to
change the opinion), c) mengubah perilaku (to change the behavior) dan d)
mengubah masyarakat (to change the society). Sedangkan fungsi komunikasi itu
sendiri adalah a) menginformasikan (to inform), b) mendidik (to educate), c)
menghibur (to entertain) dan d) mempengaruhi (to influence).
Tujuan komunikasi menurut Levis (1996) antara lain adalah: (1) informasi,
untuk memberikan informasi yang menggunakan pendekatan dengan pemikiran,
(2) persuasif, untuk menggugah perasaan penerima, (3) mengubah perilaku
(sikap, pengetahuan dan keterampilan) perubahan sikap terhadap pelaku

12

pembangunan, (4) meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usaha
secara efisien di bidang usaha yang dapat memberi manfaat dalam batas waktu
yang tidak tertentu, (5) mewujudkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan.
Dalam suatu organisasi kerja, komunikasi menjalankan beberapa fungsi
yaitu: (1) komunikasi menyampaikan informasi dan pengetahuan dari orang yang
satu ke orang yang lain sehingga dapat terjadi tindakan kerjasama. (2)
Komunikasi membantu mendorong dan mengarahkan orang-orang untuk
melakukan sesuatu. (3) komunikasi membantu dalam membentuk sikap dan
menanamkan kepercayaan untuk mengajak, meyakinkan dan mempengaruhi
perilaku. (4) komunikasi membantu memperkenalkan pegawai-pegawai dengan
lingkungan fisik dan sosial mereka (Moekijat, 1993).
Komunikasi Pembangunan
Komunikasi pembangunan telah menjadi multi-fase, multi-dimensi dan
partisipatif, dan harus dilihat dalam konteks sosial-politik, ekonomi dan budaya
agar relevan untuk masyarakat yang dituju. Pada intinya, komunikasi
pembangunan

adalah

tentang

pengembangan

masyarakat.

Millennium

Development Goals (MDGs) harus diatasi dan dinilai dari perspektif rakyat. Oleh
karena itu penting untuk memulai dari perspektif masyarakat lokal dan bekerja
sama dengan organisasi (PBB, pemerintah, LSM, masyarakat dan sektor swasta,
dan masyarakat sipil) yang telah mengembangkan kepercayaan di dalam
masyarakat.
Dalam praktek dan dalam pandangan secara global dan pemisahan
komunikasi untuk pembangunan menjadi lebih penting dalam konteks abad ke
21, mengingat politik, ekonomi dan komunikasi lanskap baru berlangsung.
Namun, komunikasi untuk pengembangan teknologi tidak boleh didorong. Hal ini
harus didasarkan pada isu-isu sosial dan keprihatinan masyarakat. Fasilitator
merupakan sebagai teknologi dan alat dalam komunikasi pembangunan.
Sebaliknya, budaya merupakan pusat pengembangan dan perlu penekanan
yang lebih besar dalam komunikasi untuk program pembangunan.
Peningkatan

komunikasi

pembangunan

sangat

penting

untuk

meningkatkan program-program pembangunan. Pengembangan komunikasi
pembangunan ini perlu dilakukan dengan mengubah paradigma komunikasi
pembangunan dari yang berciri linier (searah dari atas ke bawah) ke pola

13

komunikasi yang berciri konvergen. Agar program yang akan dilaksanakan
sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Menurut Effendy (2001), komunikasi pembangunan merupakan proses
penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khlayak guna
mengubah sikap, pendapat dan perilakunya dalam rangka meningkatkan
kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan
secara merata oleh seluruh rakyat. Komunikasi pembangunan ini merupakan
suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan
kepada seluruh para pelaku pembangunan daerah dan masyarakat secara
umum melalui berbagai media strategis.
Berdasarkan

pernyataan

Rosario-Braid

dalam

Nasution

(2002)

menyebutkan bahwa komunikasi pembangunan adalah elemen dari proses
manajemen dalam keseluruhan perencanaan dan pelaksanaan program-program
pembangunan. Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasi pembangunan
diartikan

sebagai

identifikasi

dan

pemanfaatan

keahlian

dalam

proses

pembangunan dalam meningkatkan partisipasi untuk mencapai keuntungan yang
diinginkan pada level yang paling rendah.
Hal ini seiring dengan pendapat Nasution (2002), yang membedakan
komunikasi dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas, komunikasi
pembangunan adalah suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik (peran
dan fungsi komunikasi) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha
pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari
proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan.
Sedangkan dalam arti sempit, komunika