semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.
“Sikap ini ditunjukan dengan berani berpendapat baik dalam memberikan koreksi
atau kritikan atau ide-ide dari panitia satu ke panitia yang lainnya sehingga dapat menutupi kekurangan yang ada dalam kegiatan yang akan dilaksanakan”
i. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. “Sikap ini terlihat dengan pembagian tugas untuk masing-masing anggota kepanitiaan
sesuai dengan seksi-seksi yang dibentuk dan sikap ketua panitia yang tidak membeda- bedakan angggota panitia lainnya”.
C. Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan
a. Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi de facto maupun konstitusi de jure, baik pada level budaya individu
dengan individu maupun pada level lembaga. Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku
administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban answerability kepada sejumlah otoritas eksternal Dubnik : 2005. Dalam
pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan.
“Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan seminar nasional yang mana ketua panitia melaporkan kepada para undangan tentang jumlah
peserta dan jalannya acara sebagai pertanggung jawabannya dalam acara”.
b. Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi
dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik
1. Proses Penganggaran Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat
transparasi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta sisa dana dari kegiatan tersebut.
2. Proses Penyusunan Kegiatan
Penyusunan kegiatan sistematisteratur secara rinci mengenai waktu, tempat dan diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa di poltekkes
kemenkes Yogyakarta. 3. Proses Pembahasan
Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen dan selurung anggota HMJ Keperawatan sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi
dan diharapkan mendapatkan dukungan dari semua pihak. 4. Proses Pengawasan
Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan dari Dosen pembimbing organisasi, BEM Badan Eksekutif Mahasiswa serta HMJ
Himpunan Mahasiswa Jurusan semua jurusan. 5. Proses Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah selesai kegiatan oleh panitia terkait dan Dosen pembimbing organisasi untuk memperbaiki berbagai kekurangan sehingga akan
memperbaikinya untuk kegiatan yang akan mendatang.
c. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya manipulasi ketidakwajaran dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi,
kejujuran dan informatif. Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :
1. Komprehensif dan disiplin Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana yang
dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana yang diperlukan untuk tercapainya kegiatan tersebut.
2. Fleksibilitas Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi.
3. Terprediksi
Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak dana yang diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga mendapatkan
target dana yang dibutuhkan. 4. Kejujuran
Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana contoh pemesanan makanansnack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan
memberikan bukti nota dari tempat pemesanan makanansnack tersebut. 5. Informatif
Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan tentang rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.
d. Kebijakan